PENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IVA SDN DEMAKIJO 1

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE MIND MAP SISWA KELAS V

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI QUANTUM TEACHING PADA KELAS VB

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI STRATEGI ACTIVE LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

MATCH THE IMPROVEMENT OF SOCIAL STUDIES LEARNING RESULT USING INDEX CARD MATCH TECHNIQUE

PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

PENERAPAN TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 2 SANGGRAHAN

Mebtan Dwi Permana, Imam Muchtar, Chumi Zahroul Fitriah 1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PERMAINAN PAPAN MEMORI DALAM PEMBELAJARAN IPS

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No.1, Tahun 2014 Elisa Rahma Saputri 25-35

Anna Hartati MTs Negeri Barabai Abstract

LINDA ROSETA RISTIYANI K

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN.

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWAMELALUI METODE BERMAIN JAWABAN DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SDN 10 KOTO JUA KECAMATAN BAYANG

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN STRATEGI THE LEARNING CELL DI SDN 12 MONGAN POULA SIBERUT UTARA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KECEMEN, MANISRENGGO, KLATEN ARTIKEL JURNAL

Penulis 1 : Fathimah Nur Zahroh ( ) Penulis 2 : Dr. Endang Mulyatiningsih Abstrak

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SISWA KELAS IV SD NEGERI DIWAK

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI GROUP RESUME JURNAL. Oleh DESI AYUNA SISWANTORO SUYANTO

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI STRATEGI QUESTION STUDENTS HAVE DI KELAS IV SDN 03 DURIAN TINGGI KABUPATEN 50 KOTA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI KELAS IV SDN PARAKSARI ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN SIKAP SOSIAL MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING SISWA KELAS V SD N NGENTAKREJO

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: ADE AYUSYA NPM

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN SOAL CERITA DALAM MATEMATIKA

ARTIKEL PENELITIAN. PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PEMBELAJARAN PKn DENGAN STRATEGI INDEX CARD MATCH DI SDN 06 KECAMATAN IV JURAI

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS IV SDN MINOMARTANI 1

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI TEKNIK PICK UP CARDS GAME DI SDN KEBONSARI 04 KABUPATEN JEMBER

LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR KELAS IV SD N BALANGAN II

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN METODE STUDI KASUS PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI POKOK BAHASAN KETENAGAKERJAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 18 BUNGO PASANG PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Jln. Kalimantan 37, Jember

Pendahuluan. Fadilah et al.,penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SDN 08 SURAU GADANG SITEBA PADANG

Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Rahman et al., Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Sugestif...

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Irmasuryani Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

Arif Darmawan* Tarto Sentono** ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

Pendahuluan. Putri et al., Penerapan Model Cooperative Learning tipe... 1

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM MEWUJUDKAN ACTIVE JOYFULL EFFECTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE TEBAK KATA PADA SISWA KELAS V

PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS V SDN TLOGOADI

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

Transkripsi:

1.980 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 20 Tahun ke-5 2016 PENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IVA SDN DEMAKIJO 1 THE IMPROVEMENT OF SOCIAL STUDIES LEARNING QUALITY THROUGH MAKE A MATCH MODEL Oleh: Sophia Rachma Qurrota, PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta sophiaqurrota@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada siswa kelas IVA SD Negeri Demakijo 1 Sleman Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah PTK, model spiral Kemmis dan Taggart. Subjek penelitian adalah siswa kelas IVA. Teknik pengumpulan data berupa tes hasil belajar dan lembar observasi. Tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar kognitif siswa, sedangkan lembar observasi digunakan untuk memperoleh gambaran aktivitas siswa serta implementasi guru dalam proses pembelajaran IPS menggunakan Make a Match. Peningkatan proses pembelajaran ditunjukkan oleh siswa yang lebih aktif, komunikatif serta suasana pembelajaran yang menyenangkan. Hasil belajar ditunjukkan dengan persentase ketuntasan pada pratindakan 27,23%, siklus I pertemuan pertama 57,58%, siklus I pertemuan kedua 72,27%, siklus II pertemuan pertama 87,88% dan siklus II pertemuan kedua 90,90%. Kata kunci : Kualitas pembelajaran, IPS, model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Abstract The aim of this research was to improve the social studies learing quality through cooperative learning model with Make a Match type in fourth grade students of class IVA SDN Demakijo 1 Sleman Yogyakarta. This research use classroom action research, Kemmis and Taggart spiral model and the subject was fourth grade student of class IVA. The data collection techniques used achievement test and observation sheets. The achievement test used to collect data cognitive learning outcomes of students, while the observation sheets were used to describe the student activities and the teacher s implementation in teaching learning process of social studies using Make a Match. The improvement of the learning process was shown by the students that more, active, comunicative, and fun learning. The learning outcomes showed as a percentage of completeness at the preaction of completeness at the preaction is 27,23%, 57,58% at the first meeting of the first cycle, 72,27% at the second meeting of the first cycle, 87,88% at the first meeting of the second cycle, and 90,90% at second meeting of the second cycle. Keywords: Social studies learning quality, cooperative learning model type make a match. PENDAHULUAN Pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain. Usaha tersebut dapat dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang memiliki kemampuan atau kompetensi dalam merancang dan atau mengembangkan sumber belajar yang diperlukan (Yusufhadi dalam Yamin, 2013: 15). Dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar

Upaya Meningkatkan Kualitas... (Sophia Rachma Qurrota) 1.981 mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan kedewasaan dan keberhasilan dalam dikerjakan oleh seseorang. Proses perubahan tingkah laku dapat dikatakan berhasil apabila kehidupan di masyarakat (BSNP, 2006: 575). Menurut Somantri (Sapriya, 2009: 11) disertai dengan peningkatan kualitas Pendidikan IPS adalah penyerdehanaan atau pembelajaran yang ditunjukkan melalui adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara Pembelajaran dilaksanakan dari ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan sekolah tingkat dasar hingga perguruan pendidikan. Pendidikan IPS untuk tingkat tinggi. Pada tingkat sekolah dasar sekolah sangat erat kaitannya dengan disiplin pembelajaran dilaksanakan untuk ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi dengan memberikan pengetahuan dasar yang humaniora dan ilmu pengetahuan alam yang diberikan kepada peserta didik untuk menjadi dikemas secara ilmiah dan pedagogis untuk bekal di kehidupan selanjutnya. Dalam kepentingan pembelajaran di sekolah. Oleh Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Nasional Pendidikan Dasar dan karena itu, IPS di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan Menengah khususnya tingkat SD/MI para siswa sebagai warga negara yang menyatakan bahwa kurikulum pendidikan menguasai pengetahuan (knowledge), dasar dan menengah memuat pendidikan keterampilan (skills), sikap dan nilai agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, IPA, IPS, seni dan budaya, (attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan pendidikan jasmani, dan olahraga, masalah pribadi atau masalah sosial serta keterampilan/kejuruab dan muatan lokal. kemampuan mengambil keputusan dan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi berpartipasi dalam berbagai kegiatan Dasar (KD) IPS di SD/MI merupakan standar minimun yang secara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. Dari uraian di atas, pembelajaran IPS di SD berperan aktif dalam membangun pendidikan. Standar kompetensi dan pengetahuan dan pengalaman siswa dalam kompetensi dasar mata pelajaran IPS di bermasyarakat. Namun, untuk dapat SD/MI dirancang untuk mengembangkan mencapai tujuan yang diharapkan dari pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat pembelajaran IPS di SD, pembelajaran yang diberikan haruslah mudah untuk ditangkap dan dipahami oleh siswa. Pembelajaran IPS yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun yang kondusif dapat membuat siswa secara sistematis, komprehensif, dan terpadu memahami pengetahuan yang diberikan. dalam proses pembelajaran menuju Dalam hal ini, peran guru sangatlah penting

1.982 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 20 Tahun ke-5 2016 untuk menciptakan pembelajaran yang kondusif. Dalam mengajar IPS di SD guru harus mengemas pembelajaran dengan menarik dan melibatkan seluruh aspek kecerdasan siswa, baik dari sisi koginitif, afektif, serta psikomotor. Pembelajaran juga harus menyenangkan, supaya siswa tidak merasa jenuh dan mengabaikan materi yang diberikan. Melibatkan siswa secara aktif baik segi intelektual, fisik, emosional, dan mentalnya dapat membuat pembelajaran lebih bermakna dan memberikan hasil yang optimal. Keberhasilan pembelajaran di kelas sangat tergantung pada pendekatan, startegi, metode, serta model pembelajaran yang dipilih dan digunakan oleh guru. Berpatok pada tujuan pembelajaran IPS, guru harus menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai moral, serta motivasi kepada siswa yang nantinya akan berguna bagi kehidupan sehari-hari dan menjadi bekal di masa mendatang. Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di SDN Demakijo 1 pada tanggal 3 dan 20 Oktober 2015 dapat diketahui bahwa dalam proses pembelajaran guru lebih mendominasi pembelajaran yang menjadikan siswa pasif karena peran siswa hanya mendengar materi yang diberikan oleh guru. Selain itu, penggunaan metode ceramah yang kurang menarik, membuat siswa cepat merasa bosan dan mengabaikan gurunya, bahkan beberapa siswa asyik bermain dengan temannya. Sementara itu, guru kelas IVA SDN Demakijo 1 mengungkapkan masih merasa kesulitan untuk memilih model dan media pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS agar hasil belajar siswa dapat optimal. Pembelajaran yang monoton membuat siswa kurang aktif dan enggan memperhatikan guru. Namun, saat guru menanyakan kepada siswa apakah materi yang disampaikan masih ada yang belum jelas, siswa hanya diam dan ketika guru memberikan soal, banyak siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa masih rendah. Dari kelima mata pelajaran pokok, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, PKn, IPA, dan IPS diperoleh data bahwa hasil belajar IPS siswa kelas IV di SDN Demakijo 1 tergolong paling rendah. Hasil belajar yang masih rendah ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan tengah semester siswa kelas IVA SDN Demakijo 1. Berikut tabel perolehan nilai rata-rata ulangan tengah semster kelas IVA. Tabel 1. Nilai Rata-rata Ulangan Tengah Semester Kelas IVA Mata Pelajaran Nilai Rata-rata UTS Matematika 82,44 Bahasa Indonesia 82,94 PKn 79,24 IPA 76,13 IPS 68,33 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata ualangan tengah semester mata pelajaran IPS tergolong rendah jika dibandingkan dengan nilai rata-

Upaya Meningkatkan Kualitas... (Sophia Rachma Qurrota) 1.983 rata pada mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, PKn, dan IPA. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pada tanggal 10 November 2015, dari materi-materi IPS kelas IV yang sulit dipahami siswa dan hasil belajarnya masih keuntungan pada siswa yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa akan belajar dalam kelompok dimana mereka akan bertukar pikiran dan saling membantu untuk memahami materi dan memecahkan masalah. Bagi siswa yang sudah memahami rendah adalah materi Koperasi. Berkaitan dapat membantu temannya yang masih dengan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan tindakan untuk merubah proses pembelajaran IPS di kelas IV A SDN 1 kesulitan dalam mendalami materi tertentu, dan bagi siswa yang masih kesulitan tentu akan merasa terbantu untuk lebih mudah Demakijo. Guru perlu menerapkan model memahami materi tersebut. Selain itu, dalam pembelajaran yang dapat membuat siswa pembelajaran kooperatif siswa akan lebih aktif dan antusias dalam mengikuti leluasa bertanya kepada temannya. pembelajaran IPS sehingga kualitas Salah satu model pembelajaran pembelajaran dan hasil belajar yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dapat kooperatif yaitu tipe Make a Match, dimana model pembelajaran ini bertujuan untuk meningkat. Merujuk dari hal yang telah mendalami materi, menggali materi, dan dikemukakan di atas, dalam penelitian ini pembelajaran yang menyenangkan. Dalam peneliti menerapkan model pembelajaran pembelajaran ini siswa dibagi ke dalam kooperatif tipe Make a Match untuk beberapa kelompok secara heterogen. meningkatkan kualitas pembelajaran IPS Sebelum pembelajaran guru harus agar diperoleh hasil belajar yang optimal. Cooper dan Henich (Nur Asma, 2006: memnyiapkan kartu pertanyaan dan jawaban sesuai dengan materi yang telah diberikan 11) mengemukakan bahwa pembelajaran sebelumnya. Setiap siswa akan mendapatkan kooperatif sebagai metode pembelajaran yang melibatkan kelompok-kelompok kecil sebuah kartu pertanyaan ataupun kartu jawaban, setelah itu siswa yang mendapat yang heterogen dan siswa bekerjasama untuk kartu pertanyaan harus mencari kartu mencapai tujuan-tujuan dan tugas-tugas jawaban dari pertanyaan pada kartu tersebut akademik bersama, sambil bekerja sama yang dipegang oleh temannya. Sedangkan belajar keterampilan-keterampilan siswa yang mendapat kartu jawaban harus kolaboratif dan sosial. Anggota-anggota mencari pertanyaan yang sesuai dengan kelompok memiliki tanggung jawab dan jawaban pada kertas tersebut. Bagi siswa saling bergantung satu sama lain untuk yang dapat mencocokkan kartunya sebelum mencapai tujuan bersama. batas waktu maka akan diberi poin. Lalu Pembelajaran kooperatif mempunyai guru akan memanggil beberapa siswa yang tujuan pencapaian hasil belajar. sudah menemukan pasangan kartunya untuk Pembelajaran kooperatif dapat memberi mempresentasikan pertanyaan dan jawaban,

1.984 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 20 Tahun ke-5 2016 siswa lain memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah kartu mereka cocok atau tidak (Miftahul Huda, 2013: 251). Menurut Arends sebagaimana dikutip C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IVA SD Negeri Demakijo 1 Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, oleh Nur Asma (2006: 26) dalam Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016. Jumlah penelitiannya menyatakan bahwa tidak siswa ada 33 terdiri dari 18 siswa perempuan satupun studi menunjukkan bahwa dan 15 siswa laki-laki. Objek yang akan pembelajaran kooperatif memberikan digunakan dalam penelitian ini adalah pengaruh negatif. Pembelajaran kooperatif peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV memiliki dampak positif terhadap siswa yang A SD Negeri Demakijo 1, Nogotirto, mempunyai hasil belajar rendah dan dapat Guyangan, Sleman pada materi Koperasi. meningkatkan hasil belajar serta penyimpanan materi pelajaran yang akan lebih lama.. D. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan Model METODE PENELITIAN Kemmis dan Mc Taggart yang dikenal dengan model spiral. A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian E. Teknik Pengumpulan Data tindakan kelas (classroom action research). Teknik pengumpulan data dalam Tujuan penelitian ini adalah untuk penelitian ini dengan menggunakan metode meningkatkan prroses dan hasil belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match kelas IVA Demakijo 1 tes dan non test. Tes dalam penelitian ini menggunakan tes hasil belajar yang berupa soal pilihan ganda. Sedangkan metode non Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, test dilakukan melalui observasi untuk Yogyakarta. B. Setting Penelitian mengamati implementasi guru dan aktivitas siswa pada saat pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di dalam kelas dengan F. Instrumen Penelitian menggunakan sistem kelompok. Siswa dibagi ke dalam 6 kelompok dengan tingkatan yang 1. Soal Tes 2. Lembar Observasi heterogen dan dilaksanakan pada saat proses pembelajaran IPS berlangsung di kelas IV A SD Negeri Demakijo 1 Nogotirto, Guyangan, Sleman. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2016. G. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada instrumen penelitian yang digunakan, instrumen yang dimaksud yaitu soal hasil belajar dan lembar observasi.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis kuantitatif untuk menganalisis hasil tes tindakan dengan menggunakan teknik analisis data secara statistik deskriptif. Sedangkan teknik analisis kualitatif untuk menganalisis hasil observasi/ pengamatan. Analisis data kuantitatif ini berupa nilai hasil tes, nilai rerata, serta persentase kelulusan pada pembelajaran materi koperasi dan perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi. Nilai hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: Sedangkan rumus untuk menghitung persentase keberhasilan pembelajaran adalah sebagai berikut: Keterangan: P : Angka persentase f :Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N : Number of Cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam pembahasan ini diuraikan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan. Keberhasilan terhadap hasil belajar dan proses pembelajaran yang dicapai dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Upaya Meningkatkan Kualitas... (Sophia Rachma Qurrota) 1.985 Dari hasil penelitian, diperoleh data bahwa hasil nilai tes siswa dari pra tindakan ke siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Hasil nilai tes siswa yang meningkat dapat dilihat dari presentase ketuntasan belajar siswa dari pra tindakan, siklus I pertemuan pertama, siklus I pertemuan kedua, siklus II pertemuan pertama hingga siklus II pertemuan kedua. Pada tes pra tindakan, siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa atau sebesar 27,23% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 24 siswa atau sebesar 72,27% dengan nilai rata-rata 66,06. Hasil tes pada siklus I pertemuan pertama siswa yang belum tuntas sebanyak 19 siswa atau sebesar 57,58% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 14 siswa atau sebesar 42,42% dengan nilai rata-rata 73,63. Hasil tes siklus I pertemuan kedua siswa yang tuntas sebanyak 24 siswa atau sebesar 72.27% dan yang belum tuntas sebanyak 9 siswa atau sebesar 27,23% dengan nilai rata-rata 78,79. Hasil tes siklus II pertemuan pertama siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa atau sebesar 87,88% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau sebesar 12,12% dengan nilai rata-rata 85,15. Hasil tes siklus II pertemuan kedua siswa yang tuntas sebanyak 30 siswa atau sebesar 90,90% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 3 siswa atau sebesar 9,10% dengan nilai rata-rata 86,36. Untuk memperjelas peningkatan presentase ketuntasan nilai belajar siswa, dapat dilihat dalam diagram berikut ini:

1.986 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 20 Tahun ke-5 2016 Gambar 1. Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar Pra Tindakan, Siklus I Pertemuan Pertama, Siklus I Pertemuan Kedua, Siklu II Pertemuan Pertama, dan Siklus II Pertemuan Kedua Adapun faktor yang menyebabkan peningkatan hasil belajar antaralain adanya interaksi antar siswa ketika berdiskusi maupun ketika mencari pasangan kartu. Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match yang menarik dan menyenangkan dapat membuat siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari. Selain itu, dari pengamatan yang telah dilaksanakan oleh peneliti dan observer, diperoleh hasil bahwa partisipasi siswa meningkat setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Sebelum dilakukan tindakan, berdasarkan hasil pengamatan awal diperoleh bahwa selama proses pembelajaran siswa cenderung pasif atau belum terlalu aktif karena dalam proses pembelajaran guru lebih mendominasi jadi interaksi antara guru dan siswa masih kurang. Pada siklus I hasil pengamatan aktivitas siswa masih belum menunjukkan adanya aktivitas secara maksimal. Dari 12 butir pernyataan pada siklus I pertemuan pertama terdapat 8 butir pernyataan yang belum mencapai skor minimum, dan pada siklus I pertemuan kedua terdapat 2 butir pernyataan yang belum mencapai skor minimum. Hal tersebut terjadi karena siswa masih kurang aktif berpendapat dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa juga masih asik bermain sendiri, sehingga kurang memperhatikan guru selama proses pembelajaran. Saat menyelesaikan tugas kelompok, siswa kurang memanfaatkan waktu dengan baik, waktu mereka habis untuk memilih ketua kelompok. Pada saat mencocokkan kartu, siswa laki-laki yang berpasangan dengan siswa perempuan masih malu-malu dan berdiri berjauhan. Pada siklus II seluruh butir pernyataan pada ranah afektif dan psikomotor sudah melebihi dari skor minimum yang telah ditetapkan. Siswa semakin aktif dalam menyampaikan pendapat maupun memberi tanggapan saat proses pembelajaran. Setelah mendapat motivasi dari guru, siswa laki-laki yang berpasangan dengan perempuan tidak malu lagi saat membacakan kartu yang mereka miliki. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan proses dan hasil belajar IPS siswa kelas IV A SD Negeri Demakijo 1 Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman dapat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Peningkatan proses pembelajaran IPS tersebut terjadi karena penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan langkah-langkah (1) menyiapkan kartu pertanyaan dan jawaban; (2) menjelaskan aturan permainan dengan model

Upaya Meningkatkan Kualitas... (Sophia Rachma Qurrota) 1.987 pembelajaran kooperatif tipe Make a Match; (3) membagikan kartu secara acak kepada siswa; (4) memberikan kepada siswa untuk memahami dan memikirkan kartu pertanyaan atau jawaban yang didapat; (5) memberikan kesempatan siswa untuk mencari pasangan kartu; (6) memanggil siswa yang menemukan pasangan kartu untuk presentasi; (7) memberikan poin kepada siswa yang dapat mencocokkan kartu dengan benar; (8) menyimpulkan pembelajaran bersama siswa. Dengan langkah-langkah tersebut keterampilan mengajar guru lebih baik dan siswa terlihat lebih aktif, komunikatif, serta suasana pembelajaran lebih menyenangkan. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match sesuai langkah tersebut dilakukan dengan optimal sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Semula pada saat pra tindakan yang tuntas 9 siswa atau sebesar 27,23%, pada siklus I pertemuan pertama menjadi 19 atau sebesar 57,58%, pada siklus I pertemuan kedua menjadi 26 siswa atau sebesar 78,79%, pada siklus II pertemuan pertama menjadi 29 siswa atau sebesar 87,88%, dan meningkat lagi pada siklus II pertemuan kedua menjadi 30 siswa atau sebesar 90,90%. Pada saat proses pembelajaran siswa terlihat lebih aktif, komunikatif, serta suasana pembelajaran lebih menyenangkan. Hal ini sesuai dengan meningkatnya aktivitas siswa pada ranah afektif dan psikomotor, serta implementasi guru selama pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Saran Pada saat pembelajaran IPS, guru kelas IV untuk mengoptimalkan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa pada materi koperasi dan perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. DAFTAR PUSTAKA Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Miftahul Huda. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR. Nana Sudjana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nur Asma. (2006). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sardjiyo, dkk. (2009). Pendidikan IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Yamin, Martinis. (2013). Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: GP Press Group.