HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

23,3 50,0 26,7 100,0

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

JURNAL. DiterbitkanOleh. LPPM STKIES AnNurPurwodadi

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yang menyebabkan. kepadatan penduduk (Hatta, 2012). Permasalahan lain yang dihadapi

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

Mitha Destyowati ABSTRAK

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Word Health Organisation (WHO) Expert Commite

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT

HUBUNGAN FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KEBERHASILAN METODE MAL DI KELURAHAN RINGIN PUTIH KARANGDOWO KLATEN

Hubungan Pengetahuann dan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

Kesesuaian Sikap Pasangan Usia 1

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB

BAB I PENDAHULUAN. pula bersifat permanen (Prawirohardjo, 2007).

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

Motivasi Ibu dalam Penggunaan KB IUD di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI BPS INSULAMI DESA NGUWOK KEC

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2)

Tingkat Ekonomi Keluarga Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi di Dukuh Manukan Sendangsari Pajangan Bantul

BAB I PENDAHULUAN. Program KB dirintis sejak tahun 1951 dan terus berkembang, hingga

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Jl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati ABSTRAK

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MULTIPARA TENTANG KONTRASEPSI IUD DI DESA SIDAHARJA WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATIBOGOR

HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL ORAL KOMBINASI DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI KB PIL DI DESA KARANG KECAMATAN DELANGGU KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN POLA AKTIVITAS SEKSUAL DENGAN KETERATURAN KONSUMSI PIL KB PADA AKSEPTOR KB PIL. Andri Tri Kusumaningrum ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mulai menerapkan Program Keluarga Berencana Nasional pada tahun 1970

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DENGAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI POSYANDU MEKARSARI KROYO KARANGMALANG SRAGEN

Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health)

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah menjadi

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KEPUTUSAN IBU DALAM MEMILIH ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR. Arisna Kadir

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN ULANG DI POS KESEHATAN DESA KARANGKEPOH KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN 2012.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP SUAMI DALAM BER-KB DI DESA WONOREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG I SRAGEN SKRIPSI

32 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN. Latar Belakang

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

Rika herawati : Hubungan Berat Badan Ibu Dengan Pemakaian KB Hormonal Di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan Hulu

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANON SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).

Universitas Muhammadiyah Semarang.

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007). mempunyai visi Keluarga Berkualitas tahun Keluarga berkualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU (usia, Pendidikan, Pekerjaan, Dan Paritas ) DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS SUKUDONO SIDOARJO

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN Hajar Nur Fathur Rohmah, Ida Fitriana Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. IUD merupakan KB yang efektif yang masih jarang digunakan. Tujuan: Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu nifas tentang IUD dengan minat KB IUD di Ds. Mojodoyong, Kec. Kedawung, Kab. Sragen. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sempel pada penelitian ini adalah total populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di Desa Mojodoyong, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen yang berjumlah 32 orang yang semuanya di jadikan sampel. Untuk mengukur validitas di gunakan rumus korelation product moment pearson. dan menggunakan uji statistic chi-square dengan derajat kebebasan 2 dan nilai chisquare tabel 5,991. Hasil Penelitian: Didapatkan chi square hitung 6,137 sedangkan chi square tabel 5,991. Hasil uji chi square diperoleh chi square hitung lebih besar dari chi square tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Simpulan: Ada hubungan pengetahuan ibu nifas tentang IUD dengan minat KB IUD Kata Kunci: KB IUD, Minat KB IUD LATAR BELAKANG Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committee 1970: keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga (Suratun dkk, 2008). 44 Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007,bahwa dari jumlah 30.931 wanita, pemakaian suatu alat/cara KB oleh wanita berstatus kawin mengalami peningkatan dari 50% pada tahun 1991 menjadi 61% pada tahun 2007 dimana kontrasepsi yang banyak digunakan adalah metode suntik (31,8%), pil (13,2), AKDR (4,9%), AKBK (2,8%), MOW (3%), kondom (1,3%), dan MOP (0,2%) (SDKI, 2007) Menurut BKKBN Provinsi Jawa Tengah pada bulan Februari 2011, jumlah

akseptor KB aktif sebanyak 4.117.037 peserta. Dengan rincian pengguna akseptor suntik 2.241.592 peserta (54,44%), pil 684.914 peserta (16,63%), IUD 429.985 peserta (10,43%), implant 374.444 peserta (9,09%), MOW 246.985 peserta (5,99%), kondom 75.920 peserta (1,84%). Pengguna IUD berada di urutan ke-3 dari pengguna KB suntik dan pil ( BKKBN Jateng, 2011). Menurut dinas kesehatan kabupaten sragen pada tahun 2010 PUS sebanyak 186006. Dengan akseptor suntik 74345 (47,65%), MOW 21076 (13,5%), pil 17156 ( 10,99), IUD 11158 (7,15%), kondom 1708 (1,9%), implant 2041 (1.3%), MOP 608 (0,38%) (DKK sragen, 2010). Berdasarkan data Desa Mojodoyong sampai bulan februari 2013 jumlah PUS 1.877 dengan akseptor Suntik 530 (28,09%), Implant 329 (17,44%), MOW 1709 (9,01%), IUD 115 (6.13%), Pil 60 (3,18%) dan MOP 1 (0.05%) (Data KB Mojodoyong, 2012). Sedangkan data Desa Mojokerto sampai bulan februari 2013 jumlah PUS 1793 dengan akseptor Suntik 396 (22,08%), Implant 331 (18,46%), MOW 117 (6,53%), IUD 136 (7,59%), Pil 61 (3,40%), MOP 6 (0,33%) (Data KB Mojokerto). Berdasarkan data dari Ds. Mojodoyong jumlah ibu nifas pada bulan januari dan februari 2013 adalah 35 ibu nifas, sedangkan di Ds. Mojokerto pada bulan januari dan februari 2013 adalah 29 ibu nifas dengan tingkat pendidikan yang sama. Berdasarkan data yang diperoleh dari Ds. Mojodoyong akseptor suntik lebih banyak dari akseptor IUD. Berdasarkan dari uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Hubungan Pengetahuan ibu nifas Tentang IUD Dengan Minat KB IUD di Ds. Mojodoyong, Kec. Kedawung, Kab. Sragen. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan secara Cross Sectional. Dalam penelitian ini populasinya adalah ibu nifas di Ds Mojodoyong sebanyak 32 orang. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 32 responden dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah menggunakan total sampling. Uji validitas yang dipakai adalah teknik korelasi product moment. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan cronbach s alpha. Sedangkan uji statistik yang digunakan adalah uji chi square yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdapat dua variabel. 45

HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur. Diagram 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur. Berdasarkan diagram 4.1 sebagian besar berada pada kelompok umur 20-35 tahun yaitu 27 orang (84,37%), 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Diagram 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan diagram 4.3 paling banyak bekerja sebagai IRT yaitu 14 responden (43,75%). 4. Pengetahuan Responden Tentang IUD Diagram 4.4Pengetahuan Responden Tentang IUD Berdasarkan diagram 4.2 sebagian besar responden berpendidikan SLTP yaitu 16 orang (50 %). 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Diagram 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan 46 Berdasarkan diagram 4.4 paling banyak berpengetahuan baik yaitu 14 orang (43,75%). 5. Minat KB IUD Diagram 4.5 Minat KB IUD Berdasarkan diagram 4.5 dari 32 responden menunjukkan bahwa sebagian besar ibu nifas berminat

terhadap KB IUD sebanyak 17 orang (52,13%). 6. Diagram Silang pengetahuan Ibu Nifas Tentang IUD dengan Minat KB IUD Di Desa Mojodoyong, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen. Diagram 4.6 Diagram Silang pengetahuan Ibu Nifas Tentang IUD dengan Minat KB IUD Di Desa Mojodoyong. Berdasarkan diagram 4.6 dari 32 responden yang memiliki pengetahuan baik dan tidak berminat menjadi akseptor KB IUD 10 orang (31,25%), responden dengan pengetahuan cukup dan berminat menjadi akseptor KB IUD 9 orang (28,13%). Data yang diperoleh dari hasil tabulasi, dilakukan uji hipotesis menggunakan uji chi square dengan bantuan program SPSS versi 16 dengan derajat kebebasan 2, didapatkan chi square hitung 6,137 sedangkan chi square tabel 5,991. Hasil uji chi square diperoleh chi square hitung lebih besar dari chi square tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden berada pada kelompok umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 27 responden (84,37%) sedangkan responden yang paling sedikit berada pada kelompok umur kurang dari 20 tahun yaitu sebanyak 2 responden (6,25%). Menurut Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa semakin cukup umur tingkat pengetahuan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Semakin cukup umur tingkat pengetahuan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dalam penelitian ini umur dibagi menjadi 3 kelompok yaitu <20 tahun, 20-35 tahun, >35 tahun. Pengelompokan ini berdasarkan umur 20-35 adalah usia reproduksi ( Hanifa, 2002) dalam (Helmy, 2011). Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SLTP yaitu sebanyak 16 responden (50%), sedangkan yang paling sedikit pada tingkat pendidikan tidak tamat SD yaitu sebanyak 2 responden (6,25%). Dalam Notoatmodjo (2003) mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah 47

menerima informasi, makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Berdasakan hasil penelitian paling banyak responden memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 14 responden (43,75%), sedangkan yang paling sedikit pada pekerjaan Buruh dan Tani yaitu sebanyak 3 responden (9,37%). Menurut Mubarak (2007) menerangkan bahwa lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan hasil penelitian paling banyak responden berpengetahuan baik yaitu sebanyak 14 responden (43,75%), sedangkan yang paling rendah berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 6 responden (18,75%). Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, lingkungan, pengalaman, sosial budaya dan informasi. Responden dapat memperoleh pengetahuan tentang KB dari bidan desa, puskesmas, TV dan masyarakat sekitarnya yang telah mengikuti program KB. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden yaitu sebanyak 17 responden (53,13%) berminat terhadap KB IUD, sedangkan 15 responden (46,87%) tidak berminat terhadap KB IUD. Minat terhadap KB IUD dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satu diantaranya adalah pengetahuan (Syah M, 2008). Sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan hasil penelitian, dimana pada usia reproduktif merupakan waktu yang baik bagi pasangan untuk menjarangkan kehamilan sesuai dengan jumlah anak yang direncanakan dalam suatu keluarga. Berdasarkan hasil penelitian hubungan pengetahuan ibu nifas tentang IUD dengan minat KB IUD, dari 32 responden yang memiliki pengetahuan baik dan tidak berminat menjadi akseptor KB IUD 10 orang (31,25%), responden dengan pengetahuan cukup dan berminat menjadi akseptor KB IUD 9 orang (28,13%), Data yang diperoleh dari hasil tabulasi, dilakukan uji hipotesis menggunakan uji chi square dengan bantuan program SPSS versi 16 dengan derajat kebebasan 2, didapatkan chi square hitung 6,137 sedangkan chi square tabel 5,991. Hasil uji chi square diperoleh chi square hitung lebih besar dari chi square tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti ada hubungan pengetahuan ibu nifas tentang IUD dengan minat KB IUD. Minat seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satu diantaranya adalah pengetahuan (Syah M, 2008). 48

Sehingga tidak terdapat kesenjangan teori dengan hasil penelitian dimana seseorang yang berpengetahuan baik atau cukup tentang suatu hal akan menimbulkan minat terhadap hal tersebut. SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pengetahuan ibu nifas tentang IUD dengan minat KB IUD. Berdasarkan kesimpulan maka disarankan: Diharapkan agar tenaga kesehatan dapat memberikan informasi, penyuluhan dan pelayanan yang baik kepada seluruh akseptor KB secara lengkap, Diharapkan responden lebih aktif untuk mencari informasi tentang KB kepada tenaga kesehatan setempat, sehingga responden dapat memilih kontrasepsi yang tepat dan efektif, Agar dapat melakukan penelitian tentang KB IUD dengan minat ibu nifas terhadap KB IUD yang akan datang dengan lebih baik lagi. Misalnya dengan teknik dan pendekatan penelitian yang berbeda, sampel yang lebih banyak dan heterogen. Sehingga dapat memberi masukan di bidang keilmuan, dan dapat bermanfaat bagi akseptor KB IUD. DAFTAR PUSTAKA Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar S. 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offest. BKKBN. 2011. Laporan Umpan Balik Hasil Pelaksanaan Program KB Kabupaten Sragen Tahun 2010. Sragen Elly. 2010. Buku Saku Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Diploma Kesehatan. Trans Info Media. Jakarta. Everett S. 2007. Buku Saku Kontrasepsi & Ksehatan Seksual Reproduksi. Jakarta: ECG. Hidayati R. 2009. Metode dan Teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta: Rinika Cipta..2010.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Riyanto A. 2009. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Saifuddin A. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saryono. 2009. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press. Syah M. 2007. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 49