BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 32 TAHUN2016 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL INSPEKTORAT KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KATINGAN, PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT KABUPATEN KATINGAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I P E N D A H U L U A N

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

REPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA.

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINS! KALIMANTAN BARAT TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASANN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 109 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengga

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 86 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

PIAGAM AUDIT INTERN. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : Januari 2016 Inspektur Jenderal RILDO ANANDA ANWAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN,

WALIKOTA TASIKMALAYA

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me

NOMOR : 15 TAHUN 2010

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

PERATURAN BUPATI OGAN HOMERING ULU TIMUR NOMOR S TAHUN 2016 TENTANG

P E M E R I N T A H K O T A M A D I U N

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR :32 TAHUN 2011

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 21 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 13 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1075/SEKJEN/2015 TENTANG

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR : PER/04/M.PAN/03/2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS. NOMOR 49 T/tfWN 9011, TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman.

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2014

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang P

BUPATI OGAN KOMERING ULU TFMUR PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR TENTANG

I N S P E K T O R A T

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. No.89,2015 Inspektorat Kabupaten Bantul. Pedoman Pelaksanaan, Pengawasan, Internal. BUPATI BANTUL

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG ATURAN PERILAKU AUDITOR INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 32 TAHUN2016 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN Menimbang Mengingat a. bahwa untuk menindaklanjuti Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), yang menyatakan bahwa visi, misi, tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab APIP harus dinyatakan secara tertulis, disetujui dan ditandatangani oleh pimpinan tertinggi oi^anisasi; b. bahwa agar Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) memiliki lemdasan yuridis yang kuat terkait kewenangan, tanggung jawab dan lingkup pengawasan yang menjadi ketugasannya; diperlukan Piagam Pengawasan Internal; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Piagam Pengawasan Internal di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Pacitan 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015; 2 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan; 3 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas PenyelenggaTEian Pemerintah Daerah; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahim 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah 6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah; 7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 09 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Fungsional; 9 * Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pedoman Kendall Mutu Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah; BfBBUmiSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Pacitan. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pacitan. 3. Bupati adalah Bupati Pacitan. 4. Inspektorat adalah Inspektorat Kabupaten Pacitan. 5. Pengawasan internal adalah proses kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh inspektorat kepada Satuan Keija Perangkat Daerah yang bertujuan untuk menjamin agar kinerja pemerintah daerah beijalan secara efisien, dan efektif sesuai dengan rencaa dan ketentuan Peraturan Perundang-xmdangan 6. Piagam Pengawasan internal adalah pemyataan formal yang menjelaskan fungsi, tujuan, sasaran, kedudukan, lingkup, kewenagan, tanggungjawab inspektorat selaku pelaksana fungsi pengawasan internal di daerah dan hubungan kcrja scrta koordinasi pengawasan dengan Icmbaga-lcmbaga lain yang terkait yang merupakan salah satu alat ukur atau parameter untuk menilai efektifitas pelaksanaan fungsi pengawasan internal 7. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah selanjutnya disingkat APIP adalah Instansi Pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pengawasan 8. Satuan Keija Perangkat Daerah adalah Satuan Keija Perangkat Daerah di lingkup Pemerintah Kabupaten Pacitan BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Piagam Pengawasan Internal di Lingkungan Pemerintah Daerah ini adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini

BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 3 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pacitan. Ditetapkan di Pacitan Pada tanggal - - 2016 BUPATI PACITAN INDARTATO

LABIPIRAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR : 32 TAHUN 2016 TANGGAL ; 8-9 - 2016 PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI UNGiOmGAN P^tfERINTAH KABUPATEN PACITAN Pendahnlnan Piagam Pengawasan Intern Ini secara yuridis disusxm untuk memenuhi atau menindaklanjuti ketentuan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit APIP, yang antara lain menyatakan bahwa visi, misi, tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab APIP harus dinyatakan secara tertulis, disetujui dan ditandatangani oleh pimpinan tertinggi organisasi. Selanjutnya, secara substantif Piagam Pengawasan Intern ini disusim dalam rangka memberikan batasan kewenangan, tanggungjawab dan lingkup pengawasan yang menjadi ketugasan APIP, sehingga pengawasan internal dapat dilaksanakan secara optimal. Oleh karena itu, Piagam Pengawasan Internal merupakan landasan pelaksanaan fungsi pengawasan intern bagi Inspektorat Daerah dan sebagai manifestasi penegasan komitmen dari para pemangku kepentingan terhadap arti pentingnya fungsi pengawasan intern atas penyelenggaraan kepemerintahan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pacitan. Piagam Pengawasan Intern berisi pemyataan formal yang menjelaskan, visi, misi, nilai, tugas, fungsi, tujuan, sasaran, kedudukan, lingkup, kewenangan, tanggung jawab Inspektorat Kabupaten Pacitan selaku pelaksana fungsi pengawasan intern di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pacitan dan hubungan kerja serta koordinasi pengawasan dengan Lembaga pengawasan fungsional, lembaga pengawasan ekstem dan lembagalembaga Iain yang terkait Selain itu, Piagam Pengawasan Intern ini juga merupakan salah satu alat ukur atau parameter xmtuk menilai sejauhmana efektivitas pelaksanaan fungsi pengawasan intern. Blaksud dan Tujuan Maksud disusunnya Piagam Pengawasan Internal ini adalah memberikan landasan, pedoman dan batasan kewenangan, tanggungjawab dan lingkup pengawasan bagi Aparat Pengawasan Internal Pemerintah dalam melakukan pengawasan internal di lingkungan Pemerintah Daerah. Sedangkan tujuan disusunnya Piagam Pengawasan Internal adalah ; 1. Memberikan penegasan dan komitmen dari Bupati tentang pentingnya peran pengawasan dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Pemerintah Daerah; 2. Memberikan deskripsi dan ilustrasi kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah dan pihak-pihak terkait tentang kedudukan, kewenangan dan tanggungjawab Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP), sehingga dapat menumbuhkan dan melahirkan pemahaman yang posiitip terkait urgensi pengawasan serta dapat mendorong kerja sama sinergis dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik; 3. Sebagai upaya menumbuhkan dan mengemban^san intemalisasi nilai-nilai budaya organisasi seperti integritas, kejujuran, akuntabilitas, obyektifitas, kepatuhan hukum & perundang-undangan dalam peiiyelenggaraart pemeiiiitahan di lingkungari Pemerintah Kabupaten Pacitan; 4. Sebagai wujud imtuk menciptakan lingkungan pengendalian yang kondusif dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahsm yang bersih, transparan, akuntabel, dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

C D Kedudukan Inspektorat Kabupaten Pacitan Inspektorat Kabupaten Pacitan merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati; Visi dan Misi Inspektorat Visi Inspektorat Kabupaten Pacitan adalah ' Terwujudnya Pengawasan yang handal dalam mendukung Pemerintah Daerah" Misi Inspektorat Kabupaten Pacitan adalah: 1. Melaksanakan pengawasan yang berkesinambungan; dan 2. Mewujudkan Aparatur Pengawasan yang kompeten dan profesional Nilai-Nilai Inspektorat adalah : 1. Integritas: Suatu sikap jujur, adil, berani, bertanggung jawab dan bijaksana yang harus dimiliki oleh seluruh anggota Aparat Penagwas xmtuk dijadikan sebagai landasan bersikap, bekerja dan dalam mengambil keputusan serta xmtuk membangun kepercayaan (trust) atau redibilitas pribadi dan institusi. 2. Profesional: Kesanggupan seluruh anggota APIP untuk dapat melaksanakan tugas sesuai atau melebihi dari standar kinerja/ketugasan yang ditetapkan, dengan dilandasi oleh a). sikap (attitude) semangat/motivasi kerja ting^, berkomitmen, pantang menyerah; b). pengetahuan (knowledge) yang luas ; dan c). ketrampilan (skill) yang tinggi. 3. Obyektif: Suatu sikap xmtuk mengungkapkan atau menyampaikan data/informasi sesuai dengan fakta material yang ada, dan menghindari benturan kepentingan yang dapat mengganggu dalam bersikap dan pengambilan keputusan. 4. Independent: Suatu sikap menjunjxmg tin^ ketidakberpihakan, mengedepankan profesionalitas dan mengutamakan kesesuaian dengan ketentuan perundang-xmdangan yang berlaku serta mempertimbangkan keterpaduan dan sinei^sitas. 5. Perbaikan terus - menerus (continous impromment) Suatu sikap xmtuk selalu mengembangkan diri (self development), mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia, selalu memperbaiki proses, metode, mekanisme kerja dan produk organisasi dalam rangka meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia dan organisasi xmtuk mencapai kualitas pelayanmi terboik. F G Fungsi dan Tugas Inspektorat Inspektorat mempxmyai fungsi perencanaan program pengawasan, perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan, pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan, pemeriksaan serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang pengawasan. Untuk menyelen^arakan fungsi, Inspektorat Daerah mempxmyai tugas: 1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan xirusan Pemerintahan Daerah, pel^sariaari pembiiiaan atas periyelehggaraaii Pemerixitahaii Desa dan pelaksanaan urusan Pemerintahan Desa; 2. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya. Tujuan dan Sasaran Inspektorat Tujuan: 1. Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas pengawasan fungsional;

2. Terwujudnya peningkatan tindak lanjut penyelesaian temuan permasalahan; 3. Terwujudnya peningkatan pelayanan konsultasi dan atau pendampingan; 4. Terwujudnya peningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan Daerah; 5. Terwujudnya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia APIP; 6. Terwjudnya peningkatan kualitas sistem pengawasan di Kabupaten Pacitan; dan 7. Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana kerja serta keuangan Sasaran: 1. Tercapainya pelaksanaan pemeriksaan reguler dan pemeriksaan khusus / tematik serta terlaksananya tindak lanjut hasil pemeriksaan; 2. Meningkatnya sistem manajemen p>emerintahan (perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan) dan akuntabilitas serta kualitas pengelolaan manajemen pemerintahan; 3. Terciptanya aparatur pengawasan yang profesional, mandiri dan berkualitas baik skill, knowledge maupxm attitude; 4. Meningkatnya koordinasi dan sinergitas serta kualitas pelaksanaan dan hasil pengawasan;dan 5. Terciptanya kondisi kerja yang kondusif melalui penyelenggaraan administrasi perkantoran dan sarana prasarana yang memadai. Ruang Lingkup Pengawasan Internal Inspektorat Untuk dapat mencapai sasaran pengawasan internal, maka ruang lingkup pengawasan Inspektorat mencakup: 1. Audit/pemeriksaan reguler atau berkala terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah; 2. Audit/pemeriksaan tematik terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah; 3. Audit/pemeriksaan penyelenggaraan Pemerintah Desa di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Pacitan; 4. Audit/pemeriksaan kasus terhadap permasalahan tertentu di Lingkungan Pemerintah Daerah; 5. Audit/Pemeriksaan terhadap Lembaga Keuangan Mikro dan/atau Badan Usaha Milik Desa di Lingkungem Pemerintah Daerah; 6. Audit Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah; 7. Audit kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah; 8. Audit tujuan tertentu Satuan Kerja Perangkat Daerah; 9. Review terhadap laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah; 10 Evaluasi terhadap Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah, Renstra Pemerintah Daerah dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 11 Review dokumen rencana pembangunan dan anggaran tahunan Pemerintah Daerah; 12 Mengoordinasikan penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan atas Pemeriksaan Inspektorat, Inspektorat Provinsi, Badan Pengawasan Keuangan dan PembangunEin, Insp>ektorat Jenderal Kementerian dan Badan Pemeriksan Keuangan; 13 Monitoring dan Evaluasi atas hasil pemeriksaan terhadap penyelenggaraan Pemerintah Daerah; dan 14 Pendampingan, asistensi dan sosialisasi terhadap Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dalam rangka terwujudnya good governance.

Kewenangan Inspektorat Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fimgsi secara optimal sesuai dengan lingkup pengawasan yang dimiliki, maka Inspektorat memiliki kewenangan : 1 Menentukan obyek pemeriksaan yang akan dituangkan dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT); 2 Melakukan pemeriksaan, review, pendampingan, asistensi/konsultasi, monitoring dan evaluasi terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah dan imit kerja sesuai PKPT maupun non PKPT; 3 Memperoleh akses informasi secara penuh terhadap seluruh tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah atau unit kerja yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan internal terhadap seluruh Satuan Keija Perangkat Daerah, Badan Usaha Milik Daerah, Pemerintah Desa, Lembaga Keuangan Mikro, Badan Usaha Milik Desa di Lingkungan Pemerintah Daerah; 4 Memiliki akses informasi terhadap pengelolaan keuangan daerah yang dilakukan oleh lembaga lain di luar Satuan Kerja Perangkat Daerah dan unit kerja sesuai ketentuan Peraturan Perundang-imdangan; 5 Menentukan mekanisme, metodologi, teknik dan lingkup waktu pemeriksaan sesuai dengan standar audit/pemeriksaan untuk mencapai tujuan dan hasil pemeriksaan yang akan dicapai secara optimal; 6 Menyampaikan hasil pengawasan kepada pihak-pihak yang terkait sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; 7 Melakukan koordinasi, sinkronisasi dan integrasi pengawasan dengan berbagai institusi pengawasan dan lembaga terkait agar mencapai proses dan hasil pengawasan yang berkualitas dan terpadu dan tidak tumpang tindih; 8 Bekerjasama dengan lembaga pengawasan lain dalam rangka pemeriksaan dan peningkatan kompetensi dan profesionalisme APIP sesuai ketentuan Peraturan perundang-undangan yang berlaku;dan 9 Menerima/menoleik permintaan pemeriksaan dari pihak lain atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional yang dapat dipertanggungawabkan, Tanggung Jawab Inspektorat Dalam penyelenggaraan fungsi pengawasan internal, Inspektorat mempunyai tanggungjawab: 1 Meningkatkan dan mengembangkan potensi, kompetensi dan profesionalisme APIP; 2 Menyusun dan melaksanakan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) yang berbasis risiko; 3 Menerapkan kode etik dan standar audit APIP sesuai ketentuan Peraturan perundang-undangan; 4 Memperkuat pelaksanaan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik {good governance) melaltd penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP). 5 Mengupayakan kecukupan dan ketersediaan sumber daya pengawasan sehingga dapat menyelenggarakan fungsi pengawasan internal secara optimal; 6 Menjamin bahwa proses dan hasil pengawasan dilakukan secara obyektif sesuai dengan standar audit pemeriksaan dan dilaksanakan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme; 7 Menyampaikan hasil pengawasan kepada pihak terkait dengan memperhatikan asas kerahasiaan; 8 Menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada Menteri yang membidangi secara berkala sesuai ketentuan perundang-undangan.

K Hubungan Keija dan Koordinasi Dengan auditi (Obyek Pemeriksaan ), Lembaga Pengawasan lain Dan Lembaga Penegak Hukum Untuk dapat mewujudkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan fungsi pengawasan internal, Inspektorat dituntut mampu menjalin keijasama sinergis dan koordinasi lintas organisasi dengan pihak-pihak terkait, yaitu : 1 Inspektorat dengan auditi (Obyek Pemeriksaan) yang mencakup : Satuan Kerja Perangkat Daerah, Badan Usaha Milik Daerah, Pemerintah Desa, Lembaga Keuangan Mikro (LKM), Badan Usaha Milik Desa dan Lembaga Lain Yang memperoleh APBD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pacitan a Menyampaikem rencana pengawasan atau audit kepada auditi (Obyek Pemeriksaan) setiap awal pemeriksaan; b Melakukan pengawasan terhadap auditi (Obyek Pemeriksaan) dengan komunikasi yang efektif sehingga tercipta kerja sama yang konstruktif antara APIP dengan auditi (Obyek Pemeriksaan); c Meminta tanggapan/pendapat terhadap kesimpulan, temuan, dan rekomendasi termasuk tindakan perbaikan yang direncansikan secara tertulis oleh pejabat auditi (Obyek Pemeriksaan) yang bertanggung jawab; d Menyampaikan hasil pemeriksaan atau Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP); e Melakukan pendampingan / asistensi, konsultasi terkait dengan peningkatan akuntabilitas penyelen^araan pemerintah daerah; f Melakukan pendampingan kepada auditi (Obyek Pemeriksaan ) pada saat pengawasan oleh Aparat Pengawas Ekstemal; g Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap rencana tindak lanjut hasil pengawasan, pelaksanaan ketugasan auditi (Obyek Pemeriksaan) dan melaksanakan inspeksi disiplin pegawai; h Menetapkan status proses penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan Inspektorat daerah kepada auditi (Obyek Pemeriksaan); i Mengkoordinasikan penyelesaian rencana tindak lanjut hasil pemeriksaan terhadap pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan, Inspektorat Propinsi, Inspektorat Jenderal Kementerian, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan. Inspektorat dengan Inspektorat Propinsi JawaTimur ; a Melakukan koordinasi penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT); b Berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan Rapat Koordinasi Penyelesaian Tindak lanjut Hasil Pemeriksaan; c Melakukan kerjasama, pendampingan, pengembangan Sumber Daya Manusia pengawasan dan peningkatan akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintahan daerah; d Melakukan audiensi dan konsultasi pelaksanaan tugas pengawasan; e Berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi, seminar, loka karya, workshop, sosialisasi terkait kegiatan pengawasan; f Melakukan koordinasi, komunikasi dan kerjasama dalam Forum Bersama APIP se Provinsi Jawa Timur 3 Inspektorat dengan Inpektorat Daerah Kabupaten/Kota Lain; a Melakukan audiensi dan studi banding pelaksanaan tugas pengawasan; b Berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi, seminar, loka kaiya, workshop, sosialisasi terkait kegiatan pengawasan; dan c Melakukan koordinasi, komunikasi dan kerjasama dalam Forum Bersama APIP se Provinsi Jawa Timur.

4 Inspektorat dengan Kementerian Dalam Negeri a Berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan Rapat Koordinasi Pengawasan Daerah-Nasional (RAKORWASDANAS) sebagai upaya koordinasi, sinkronisasi dan integrasi pengawasan antara Institusi Pengawasan Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah; b Menjabarkan kebijakan pengawasan Tahunan Kementerian Dalam Negeri ke dalam arah kebijakan dan mekanisme kerja operasional pengawasan daerah; 0 Melakukan pemutakhiran data tindak lanjut Hasil pengawasan; d Melakukan audiensi dan konsultasi pelaksanaan tugas pengawasan; dan e Berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi, seminar, loka karya, workshop, sosialisasi terkait kegiatan pengawasan. 5 Inspektorat dengan Kementrian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi a Berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan Forum Komunikasi Pendayagunaan Aparatur Negara (Forkompanda) sebagai upaya koordinasi, sinkronisasi dan integrasi pendayagunaan aparatur Negara; b Menjabarkan kebijakan pengawasan kedalam arah, kebijakan dan mekanisme kerja operasional pengawasan daerah; c Melakukan audiensi dan konsultasi pelaksanaan tugas pengawasan; d Menyampaikan Ikhtisar Laporan Pengawasan Semesteran dan Tahunan; dan e Berpartisipasi aktif daleim kegiatan diskusi, seminar, loka karya, workshop, sosialisasi terkait kegiatan pengawasan. 6 Inspektorat dengan Inspektorat Jenderal di Lingkungan Kementerian a Berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan Rapat Koordinasi Penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan; b Melakukan audiensi dan konsultasi pelaksanaan tugas pengawasan; c Berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi, seminar, loka kaiya, workshop, sosialisasi terkait kegiatan pengawasan; dan d Melakukan joint audit. 7 Inspektorat dengan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan a Berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan Rapat Koordinasi Penyelesaian Tindak lanjut Hasil Pemeriksaan; b Melakukan kerjasama pendampingan, peningkatan akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintahan daerah dan peningkatan tata kelola APIP; c Melakukan audiensi dan konsultasi pelaksanaan tugas pengawasan; d Berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi, seminar, loka karya, workshop, sosialisasi terkait kegiatan pengawasan; e Melakukan koordinasi, komunikasi dan keijasama dalam Forum Bersama APIP se Jawa Timur; dan f Melakukan joint audit 8 Inspektorat dengan Badan Pemeriksa Keuangan a berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan pemutakhiran data tindak lanjut hasil pemeriksaan; b Melakukan koordinasi pelaksanaan pemeriksaan oleh BPK; c Mengkoordinasikan penyampaian managemen letter oleh BPK atas d pemeriksaan terhadap LKPD atau auditi; Mengkoordinasikan penyampaian LHP BPK terhadap pemeriksaan atas LKPD atau Instansi/unit kerja; dan e Berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi, seminar, loka karya, workshop, sosialisasi terkait kegiatan pengawasan. 9 Inspektorat dengan Penegak Hukum a Menerima/menolak permintaan pemeriksaan dari penegak hukum berdasarkan rekomendasi Bupati; dan b Memberi keterangan ahu terkait dengan angka 1

Fenutup Demikian Piagam Pengawasan Internal ini disusun dengan harapan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya BUPATI PACITAN INDARTATO