BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lingkungan hidup di Indonesia sekarang ini mulai sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. beberapa permasalahan lingkungan yang muncul akibat eksploitasi sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara agraris karena memiliki area pertanian

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama tahun 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011

BAB I PENDAHULUAN. Didalam al-quran telah dijelaskan pada surat ar-rum: 41. Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan

BAB I PENDAHULUAN. (2.392 meter) dan Gunung Lamongan (1.600 meter), serta di bagian Selatan

BAB I LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang Pemilihan Objek

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pariwisata di Kota dan Kabupaten Madiun tidak lepas dari semakin

BAB III METODE PERANCANGAN. untuk mencapai tujuan penelitian dilaksanakan untuk menemukan,

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Pelaksanaan Pemberdayaan Sumber Daya Petani Kopi di Desa. Sekincau Kabupaten Lampung Barat

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I LATAR BELAKANG. maupun wisata rekreasi. Wisata alam adalah obyek wisata yang daya tariknya

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek.

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

BAB I PENDAHULUAN. digulirkan dan kebutuhan akan moda tranportasi massal dan murah.

Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK

BAB I PENDAHULUAN. memiliki beberapa objek wisata lain seperti Wisata Taman Air Sumber Udel,

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Gresik yang luas wilayahnya mencapai 1.195,13 Km2 dan

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak geologis, Indonesia dapat terlihat dari beberapa sudut,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pulau terhampar sepanjang garis katulistiwa. Rentang garis pantai terbujur

Taman Rekreasi Edukatif Saving Mother Earth di Sleman BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekreasi merupakan bagian dari kebutuhan pokok dari banyak orang pada

I. PENDAHULUAN. Dalam film yang berjudul Inconvience Truth digambarkan dengan jelas

BAB III METODE PERANCANGAN

Menghitung PDRB Hijau di Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. semakin sulit dikendalikan, sehingga hiruk pikuk kehidupan menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta yang mempunyai wilayah seluas 740 km 2. menjadikan Jakarta sebagai kota yang sangat padat penduduknya.

Tabel 1.1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

BAB 1 PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kelestarian alam (lingkungan hidup). Islam merupakan agama yang

BAB 7 PENUTUP. Terakota yang merupakan kesenian asli dari kerajaan Majapahit yang hampir punah

Pusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode survei, yaitu

BAB III METODE PERANCANGAN. data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun,

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM & KEGIATAN TAHUN 2018 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang kaya dengan hasil pertanian serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tingkat Kebutuhan Hunian dan Kepadatan Penduduk Yogyakarta

1 Survey melalui kuesioner pola kegiatan belajar di Perpustakaan dan Kota Depok, 2013 via Google Drive

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa karena keanekaragaman hayati dan agroekosistem Indonesia

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. dari awal proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

Konservasi Tanah dan Air di Bantaran Sungai Kampus II UIN SGD Bandung. Iwan Setiawan( dan Agung R

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya adalah kawasan perbatasan Sidoarjo - Surabaya (dalam hal ini Desa Wonocolo, Kecamatan Taman).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Pertambahan dan kepadatan penduduk dari tahun ke tahun terus meningkat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan disektor pertanian, pariwisata, pendidikan, dan lain- lain, dari

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI RANDUSANGA INDAH BREBES

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 %

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

BAB I. PENDAHULUAN [JOHOR PARKVIEW MALL] 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kepedulian masyarakat di seluruh dunia terhadap isu-isu

BAB I PENDAHULUAN. belajar. Peran strategis Kabupaten Banyuwangi dikarenakan letak Banyuwangi

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Selain itu bambu memberikan kesan alami yang eksotis dan indah sehingga akan mempengaruhi karakter orang yang tinggal di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan, manusia menjadi salah satu komponen dari lingkungan hidup itu sendiri.

Praktik Cerdas TPA WISATA EDUKASI. Talangagung

Kawasan industri pengolahan sampah. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mojosongo. dengan pendekatan sustainable arsitektur. OLEH: Nina NIM: I BAB I

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

Desa Mandiri Berbasis Ecovillage

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Angka pertambahan penduduk yang tinggi dan perkembangan pesat di

Penekanan Desain Arsitektur Ekologis

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan budaya dengan sendirinya juga mempunyai warna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Objek Kualitas lingkungan hidup di Indonesia sekarang ini mulai sangat memprihatinkan, akibat dari hasil karya tangan manusia yang kurang terkontrol dan perkembangan zaman yang begitu cepat bisa memberikan dampak negatif berupa penurunan kualitas lingkungan hidup di lingkungan alam sekitar. Di Indonesia selama kurun waktu 2003-2009, tercatat penurunan kualitas lingkungan yang telah disumbangkan oleh keberadaan usaha pertambangan tidak kurang dari Rp10 triliun. Ironisnya, hal ini bukan tidak disadari para pengambil kebijakan, akan tetapi dalam buku Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Indonesia terbitan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) indikator serupa telah terbaca, akan tetapi diabaikan (http://fasilitatormasyarakat.org, 2009). Lebih jauh lagi penyebab yang lainnya ialah akibat dari pembangunan kawasan perumahan yang kurang memperhatikan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), yang nantinya juga bisa berpengaruh terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup di wilayah sekitar. Misalnya; akibat mulai menipisnya RTH di beberapa wilayah yang ada di Indonesia bisa berdampak pada peningkatan suhu panas di wilayah tersebut atau lebih dikenal dengan istilah global warming. Selain itu, keberadaan konstruksi bangunan itu sendiri juga dapat memberikan efek yang 1

cukup signifikan pada kualitas lingkungan hidup. Baik Bahan material, proses konstruksi, operasional maupun penghancurannya juga bertanggung jawab sepenuhnya terhadap dampak-dampak negatif yang ditimbulkan menyangkut kualitas lingkungan hidup. Misalnya; emisi gas efek rumah kaca, turunnya kualitas udara, kurangnya aliran air tanah dan berkurangnya sumber daya alam. Berangkat dari beberapa permasalahan di atas, diperlukan suatu solusi yang kiranya dapat mengatasi atau setidaknya meminimalisir beberapa permasalahan yang ada di wilayah Kabupaten Malang. Pengenalan akan inovasi teknologi baru hidroponik merupakan suatu langkah di bidang pengolahan lahan yang dirasa paling sesuai untuk mengatasi beberapa permasalahan di atas dan untuk mewadahinya perlu dibuatkan suatu rancangan Pusat Penelitian dan Budidaya Tanaman secara hidroponik. Islam mengajarkan bahwa keberadaan umat manusia memegang peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan alam di dunia, yaitu sebagai kholifah di bumi yang berarti pemimpin sekaligus pemelihara dan penjaga. Oleh karena itu manusia memiliki kewajiban untuk menjaga, memelihara dan melestarikan alam ini dengan sebaik-baiknya agar bisa diambil manfaatnya sekarang maupun bagi kepentingan generasi mendatang. Mengacu pada isu strategis dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka menengah Daerah) Kabupaten Malang, objek rancangan nantinya akan bertujuan sebagai suatu objek yang bertujuan melestarikan lingkungan dengan menciptakan suatu wadah kegiatan edukatif dan rekreatif yang berkaitan dengan bercocok tanam secara hidroponik. Hidroponik dikenal sebagai inovasi 2

baru yang sudah teruji dalam bercocok tanam dan juga sudah diterapkan di negara maju Jepang. Akibat tuntutan kebutuhan akan produksi pangan yang cukup tinggi dengan keberadaan lahan yang mulai terbatas, mendorong Pemerintah Jepang untuk menggalakkan program bercocok tanam hidroponik tersebut kepada para petani agar hasil produksi pangan yang didapat lebih besar, kualitas terjamin dan juga tidak banyak memakan lahan. 1.1.2 Latar Belakang Tema Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa saat ini kondisi lingkungan alam di Indonesia mulai memprihatinkan. Kebutuhan manusia akan terus berkembang, sementara daya dukung alam tidak semakin baik akibat dari semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan fisik (seperti gedung, pabrik, perumahan) yang terus merambah ke wilayah Kabupaten Malang khususnya, termasuk ke wilayah Kecamatan Pakisaji. Bermula dari alih fungsi lahan pertanian ke fungsi pembangunan yang kurang terkontrol, bisa berdampak pada penurunan kualitas lingkungan hidup, seperti; kerusakan tanah, pencemaran lingkungan, perusakan tumbuh-tumbuhan, dan lain sebagainya. Larangan untuk tidak merusak alam, sudah jelas diterangkan Allah SWT dalam firman-nya, Surat Ar-Ruum (30) ayat 41 yang berbunyi: 3

Artinya: ''Telah tampak kerusakan di darat dan di laut, disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).'' Pembangunan perumahan tentu juga membutuhkan bahan bangunan untuk memenuhi kebutuhan dari konstruksi bangunan tersebut. Bahan bangunan itu sendiri disediakan oleh alam, yang mana penyediaan sumberdaya oleh alam tersebut juga mempunyai angka keterbatasan dan suatu saat akan habis, serta tidak dapat menyediakan lagi. Maka dari itu, pandangan keberlanjutan akan sumberdaya alam yang ada juga harus diperhatikan agar kebutuhan dan kebahagiaan generasi sekarang maupun mendatang tetap bisa terpenuhi. Seperti pandangan keberlanjutan dan larangan untuk tidak merusak alam, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur an, Surat Al-Qhashash (28) ayat 77 yang berbunyi: Artinya: ''Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari 4

(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.'' Dalam ayat ini dijelaskan dengan tegas bahwa manusia harus berbuat baik sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadanya. Allah menciptakan alam dan seisinya, agar manusia dapat mengambil manfaat darinya (Nur Wahid, 2009). Berdasarkan penjelasan ayat-ayat di atas, permasalahan-permasalahan itu berusaha dijawab melalui pendekatan tema perancangan Arsitektur Ekologis yaitu pendekatan yang dirasa cukup dalam mewadahi hal-hal penting yang berkaitan dengan pelestarian alam. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang berkaitan dengan perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik (PSBTH), diantaranya ialah: - Bagaimana rancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik (PSBTH) di wilayah Ds. Kendalpayak, Kec. Pakisaji, Kab. Malang yang menitikberatkan pada upaya pelestarian lingkungan hidup? - Bagaimana merancang tata site, ruang, dan bangunan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik (PSBTH) yang menerapkan tema arsitektur ekologis? 5

1.3 Tujuan Tujuan yang berkaitan dengan perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman (PSBTH), diantaranya ialah: - Perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik (PSBTH) di wilayah Kec. Kendalpayak, Kab. Malang yang menitikberatkan pada upaya pelestarian lingkungan hidup. - Merancang tata site, ruang, dan bangunan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik (PSBTH) dengan mengupayakan pelestarian lingkungan alam melalui penerapan tema arsitektur ekologis. 1.4 Manfaat Manfaat yang diperoleh meliputi beberapa bagian, yang diantaranya; a. Bagi Perancang Manfaat perancangan bagi perancang adalah: Memperoleh pengetahuan tentang rancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman secara Hidroponik. Memperoleh pengetahuan tentang pemeliharaan kelestarian dan pemanfaatan potensi alam dalam perancangan yang mengusung tema Arsitektur Ekologis. b. Bagi Masyarakat (pengunjung dan masyarakat umumnya) Manfaat perancangan bagi masyarakat (pengunjung dan masyarakat umumnya) adalah: 6

Memperkenalkan inovasi baru dalam bidang pertanian, yaitu budidaya tanaman secara hidroponik. Menyediakan fasilitas edukasi dan rekreatif (dalam bentuk penelitian) di bidang pertanian, yang dikhususkan pada budidaya tanaman secara hidroponik di wilayah Kabupaten Malang. Mengajarkan dan menyadarkan kembali masyarakat untuk menjaga kelestarian alam dan memanfaatkan potensi alam dengan sebaik-baiknya untuk pembangunan berkelanjutan melalui penggunaan bahan atau konstruksi ekologis. c. Bagi Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Malang Manfaat perancangan bagi Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Malang adalah: Meningkatkan mutu pendidikan dalam bidang pertanian, khususnya melalui pengenalan dan penerapan budidaya tanaman secara hidroponik di wilayah Kabupaten Malang. Meningkatkan pembangunan pada bidang pertanian dan ekonomi dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas hasil produksi pangan. Sebagai salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan mulai menipisnya lahan pertanian yaitu dengan jalan bercocok tanam secara hidroponik. Mengajak kembali pemerintah untuk berperan aktif menjaga kelestarian alam dan memanfaatkan potensi alam dengan sebaik-baiknya, baik dalam bentuk mengatur aparat pemerintah sendiri ataupun membantu 7

mengarahkan masyarakat untuk sadar lingkungan menuju arah pembangunan berkelanjutan. 1.5 Batasan Masalah Beberapa hal penting yang menjadi batasan masalah dalam perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik di Malang, diantaranya: 1.5.1 Batasan Obyek dan Tema Batasan obyek dalam perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik, diantaranya: Rancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman hidroponik yang mewadahi fungsi edukasi, budidaya, dan rekreatif. Merancang tata site, ruang, dan bangunan PSBTH yang menerapkan tema arsitektur ekologis, yang fokus kajiannya diarahkan mengenai penerapan bahan material dan konstruksi yang berkelanjutan. Dengan mengacu isu strategis di atas, bentuk kegiatan yang akan diwadahi dalam PSBTH, diantaranya ialah; - Pendidikan lingkungan alam. - Penerapan pertanian ekologis (organik), dalam bentuk pengenalan inovasi baru yaitu penerapan teknologi budidaya tanamanan secara hidroponik. - Pemeliharaan, pelestarian dan pemanfaatan SDA yang ada dengan sebaikbaiknya. 8

- Pendampingan terhadap masyarakat dalam pemberdayaan dan pengembangan lingkungan alam sekitar. sedangkan, beberapa fungsi yang akan diwadahi diantaranya: 1. Fungsi Primer (edukasi). Sebagai media untuk meningkatkan kualitas SDM agar lebih optimal dalam pengelolaan dan pemanfaatan SDA melalui penelitian, serta untuk mengajarkan akan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan. 2. Fungsi Sekunder (budidaya tanaman secara hidroponik). Wujud revitalisasi pertanian untuk menanggapi permasalahan semakin menyempitnya lahan pertanian, menurunnya kualitas maupun kuantitas produktifitas hasil pertanian, dan lambatnya pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Malang. 3. Fungsi Tersier (rekreatif). Sebagai sarana edukasi rekreatif, promosi untuk khalayak umum tentang budidaya tanaman secara hidroponik dan sebagai wujud peningkatan kualitas pariwisata di wilayah Kabupaten Malang. 1.5.2 Batasan Lokasi dan Ruang Lingkup Batasan lokasi atau wilayah dalam perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik, diantaranya: Lokasi perancangan di wilayah kabupaten Malang, tepatnya di sekitar Jl. Segaran, Ds. Segaran, Kel. Kendalpayak, Kec. Pakisaji. 9

Adapun ruang lingkup perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik meliputi: Perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman yang mewadahi fungsi edukasi dalam bentuk penelitian dan rekreasi agrowisata tanaman hidroponik di wilayah Kel. Kendal Payak, Kec. Pakisaji, Kab. Malang. Perancangan diperuntukkan untuk budidaya tanaman secara hidroponik. Perancangan yang memanfaatkan potensi alam dengan sebaik-baiknya di wilayah tapak melalui pendekatan ekologis yang menitikberatkan pada upaya pelestarian lingkungan hidup. 10