HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE DI KELURAHAN GOGAGOMAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT TAHUN 2015

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERSEDIANYA JAMBAN KELUARGA SEHAT DI DESA TOMPASO DUA KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRACT. Keywords: Supervisory Swallowing Drugs, Role of Family, Compliance Drinking Drugs, Tuberculosis Patients ABSTRAK

Anwar Hadi *, Umi Hanik Fetriyah 1, Yunina Elasari 1. *Korespondensi penulis: No. Hp : ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR

BAB I PENDAHULUAN UKDW. trakea bahkan paru-paru. ISPA sering di derita oleh anak anak, baik di negara

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN TINDAKAN PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS TIKALA BARU KOTA MANADO

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Badan kesehatan dunia, World Health Organitation

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUCANGSAWIT SURAKARTA

Oleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

Kata Kunci : Diare, Anak Balita, Penyediaan Air Bersih, Jamban Keluarga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan anak. Di negara berkembang, anak-anak menderita diare % dari semua penyebab kematian (Zubir, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KECAMATAN BELAWA KABUPATEN WAJO TAHUN 2012

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE,

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pada usia balita merupakan masa perkembangan tercepat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menekankan pada praktik-praktik kesehatan (Wong, 2009). Di dalam

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA FACTORS INFLUENCES WITH DIARHEA IN THE CHILDREN UNDER FIVE

Yulisetyaningrum ABSTRAK

ABSTRACT. Keywords: Diarrhea, PHBS indicators

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Eka Muriani Limbanadi*, Joy A.M.Rattu*, Mariska Pitoi *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) PADA SISWA SDN BATUAH I DAN BATUAH III PAGATAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Peranan Petugas Kesehatan dan Ketersediaan Sarana Air Bersih dengan Kejadian Diare

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyakit yang sangat umum dijumpai di negara

BAB I PENDAHULUAN. 1

EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE FAMILY BEHAVIOR IN THE USAGE OF CLEAN WATER WITH THE DIARRHEA IN CHILDREN BELOW FIVE IN THE BARENG VILLAGE JOMBANG

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

ABSTRAK PENGARUH FAKTOR KEBIASAAN PADA SISWA SD TERHADAP PREVALENSI ASCARIASIS DI DESA CANGKUANG WETAN KABUPATEN BANDUNG

SUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN DENGAN INFESTASI CACING PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI 47 KOTA MANADO

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

HUBUNGAN KEBIASAAN CUCI TANGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTAR PERILAKU CUCI TANGAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA LEYANGAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL PENELITIAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015 Klemens Waromi 1), Rahayu H. Akili 1), Paul A.T. Kawatu 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado, 95115 ABSTRACT The mortality rate from UNICEF in 2012 showed that about 2,000 children under five die every day from diarrheal diseases. The prevalence rate of diarrhea incidence in Indonesia based Riskesdas in 2013 was 3.5%, while the prevalence of diarrhea in the North Sulawesi province stands at 6.6%. Based on data from the disease in Tanawangko Health Center Health Center in 2014, the incidence of diarrhea was included in the list of top 10 diseases, there are 391 people suffering from diarrhea, with the highest incidence rate in the village Ranowangko with 67 patients.this research is analytic survey with cross sectional design. Sampling was done by simple random sampling method, the sample size is determined using a formula of Taro Yamane as many as 90 families. Retrieving data using a questionnaire with interview. Analysis of relationship chi square test with a confidence level of 95% and α = 0.05. The results showed that the use of clean water relationship with the incidence of diarrhea indicates p value = 0.17, latrine usage relationship with the incidence of diarrhea indicates p value = 0.25, and the relationship of washing hands with diarrhea showed p value = 0.71. There was no relationship between the use of clean water, use of latrines and hand washing with diarrhea in rural districts Ranowangko Tombariri Minahasa. Keywords: PHBS, the incidence of diarrhea ABSTRAK Angka kematian dari UNICEF tahun 2012 menunjukkan bahwa sekitar 2.000 anak balita meninggal setiap hari akibat penyakit diare. Angka prevalensi kejadian diare di Indonesia berdasarkan Riskesdas tahun 2013 adalah 3,5%, sementara prevalensi diare pada Provinsi Sulawesi Utara berada pada angka 6,6%. Berdasarkan data penyakit di Puskesmas Tanawangko Puskesmas tahun 2014, kejadian diare termasuk dalam daftar 10 penyakit tertinggi, terdapat 391 penduduk menderita diare, dengan angka kejadian tertinggi pada desa Ranowangko dengan 67 penderita.. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling, besar sampel ditentukan menggunakan rumus Taro Yamane sebanyak 90 KK. Pengambilan data menggunakan kuesioner dengan metode wawancara. Analisis hubungan menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95% dan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan penggunaan air bersih dengan kejadian diare menunjukkan nilai p value = 0,17, hubungan penggunaan jamban dengan kejadian diare menunjukan p value = 0,25, dan hubungan mencuci tangan dengan kejadian diare menunjukan p value = 0,71. Tidak terdapat hubungan antara penggunaan air bersih, penggunaan jamban, dan mencuci tangan dengan kejadian diare di desa Ranowangko kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa. Kata Kunci: PHBS, kejadian Diare 284

PENDAHULUAN Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan cerminan polah hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga. Semua perilaku kesehatan yang di lakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga dapat mendorong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat merupakan pengertian lain dari perilaku hidup bersih dan sehat mencegah lebih baik dari pada mengobati, prinsip kesehatan inilah yang menjadi dasar dari pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat (Proverawati dan Rahmawati, 2012). Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang keluarga berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hamza dkk (2012) terdapat hubungan antara penggunaan air bersih, kebiasaan ibu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, penggunaan jamban, pengelolahan sampah dan pengelolahan air limbah dengan kejadian diare pada balita.penelitian sebelumnya juga berkaitan dengan PHBS yang dilakukan oleh Pebriani dkk (2012) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antara kondisi jamban dengan kejadian diare. Hal ini penting bagi Keluarga dalam melakukan perilaku hidup bersih dan sehat guna menghindari diare. Penyakit diare adalah penyebab utama kedua kematian pada anak-anak berusia di bawah lima tahun, dan bertanggung jawab untuk membunuh sekitar 760 000 anak setiap tahun. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorangbuang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (WHO, 2013). Angka tingkat kematian yang dirilis UNICEF bulan agustus 2012 lalu menunjukkan bahwa secara global sekitar 2.000 anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap hari akibat penyakit diare. Dari jumlah tersebut sebagian besar atau sekitar 1.800 anak per hari meninggal karena penyakit diare karena kurangnya air bersih, sanitasi dan kebersihan dasar (UNICEF, 2012). Angka prevalensi kejadian diare di indonesia berdasarkan Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi diare adalah 3,5 %, dengan prevalensi tertinggi pada provinsi papua 14,7 % dan prevalensi terendah pada provinsi Bangka belitung3,4 % sementara prevalensi diare pada provinsi sulawesi utara berada pada angka 6,6 % kemudian berdasarkan profil kesehatan Minahasa jumlah kasus diare yang ditemukan sebanyak 6.847 kasus atau sebesar 2,14 % dari 319.945 penduduk. Kabupaten Minahasa memiliki 22 puskesmas dengan wilayah kerjanya masing-masing (Dinkes Minahasa, 2014). Salah satunya ialah puskesmas Tanawangko yang berada di kecamatan Tombariri. Wilayah kerja puskesmas Tombariri sendiri terdiri dari 10 Desa. Berdasarkan data penyakit di puskesmas Tanawangko pada profil Puskesmas tahun 2014, kejadian diare termasuk dalam daftar 10 penyakit tertinggi di wilayah kerja puskesmas Tanawangko. Dari 18.283 penduduk, terdapat 391 penduduk atau sekitar 2,1 % penduduk menderita diare untuk semua 285

umur dan jenis kelamin, dengan angka kejadian tertinggi berada pada desa Ranowangko dengan jumlah 67 penderita. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini di laksanakan di desa Ranowangko Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa pada bulan Oktober Desember 2015. Populasi pada penelitian ini ialah seluruh Keluarga yang ada di desa Ranowangko Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa dengan jumlah 843 keluarga. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan metode simple Random sampling, yaitu setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. (Notoatmodjo, 2012). Besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane sebanyak 90 keluarga. Sampel diambil setelah memenuhi kriteria inklusi yakni responden yang bersedia mengikuti penelitian dan responden dalam keadaan sehat. Kemudian kriteria eksklusi yakni responden yang tidak berada di tempat pada saat penelitan. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini ialah kuesioner. Data diperoleh dengan cara pengukuran penggunaan air bersih, penggunaan jamban, mencuci tangan dan kejadian diare dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari profil Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa dan profil Puskesmas Tanawangko. Penelitian ini menggunakan metode analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Dimana pada umumnya, menghasilkan distribusi dan prosentase dari dari tiap variabel (Notoamodjo, 2012). Analisis bivariat yaitu analisis terhadap variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2012). Analisis bivariat digunakan untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan uji statistik Chisquare dengan nilai (α = 0,05) dan nilai CI= 95%, menggunakan bantuan aplikasi komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Desa Ranowangko terdiri dari 10 (sepuluh) Jaga. Tiap Jaga dipimpin oleh seorang Kepala Jaga serta dibantu oleh seorang pembantu Kepala Jaga yang disebut Meweteng. Desa Ranowangko adalah salah satu dari 124 desa yang ada di Kabupaten Minahasa dan salah satu desa dari 10 desa yang ada di Kecamatan Tombariri. Desa Ranowangko memiliki jumlah penduduk sebesar 3027 jiwa dengan Jumlah Kepala Keluarga 846 KK. Karakteristik Responden Hasil penelitian didesa Ranowangko menunjukkan bahwa jumlah responden berdasarkan umur paling banyak ialah kelompok umur 15-49 tahun atau remaja hingga orang dewasa yaitu sebanyak 52 orang (57,8%), sedangkan responden paling sedikit ialah kelompok umur 50 tahun atau orang tua yaitu sebanyak 38 orang (42,2%). Berdasarkan tingkat pendidikan responden rata-rata paling banyak ialah SMP dengan jumlah 28 orang (31,1%), Sedangkan responden dengan tingkat pendidikan paling sedikit ialah 286

yang Tidak Sekolah yaitu 1 orang (1,1%). Berdasarkan jenis kelamin, responden yang digolongkan paling banyak ialah perempuan dengan jumlah 58 orang (64,4%), Sedangkan untuk golongan lakilaki dapat dikatakan paling sedikit dengan jumlah 32 orang (35,6%). Penggunaan Air Bersih Berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan dan tindakan responden diukur menggunakan kuesioner dengan 7 pertanyaan berskala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk desa Ranowangko terhitung dari jaga 1 sampai dengan jaga 10, responden yang memiliki pengetahuan sekaligus tindakan baik terhadap penggunaan air bersih yang memenuhi syarat ada 51 KK (56,7%), sedangkan bagi responden yang memiliki pengetahuan dan tindakan kurang baik terhadap penggunaan air bersih yang tidak memenuhi syarat ada 39 KK (43,3%). Penggunaan Jamban Pengetahuan dan tindakan responden yang diukur menggunakan kuesioner dengan 6 pertanyaan berskala likert yang berkaitan dengan penggunaan jamban pada jaga 1 sampai denganjaga 10. Hasil menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan sekaligus tindakan baik terhadap penggunaan jamban yang memenuhi syarat ada 40 KK (44,4%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan sekaligus tindakan kurang baik tentang penggunaan jamban yang tidak memenuhi syarat ada 50 KK (55,6%). Mencuci Tangan Pengetahuan dan tindakan responden yang diukur menggunakan kuesioner 8 pertanyaan berskala likert yang berkaitan dengan Mencuci tangan pada jaga 1 sampai dengan jaga 10. Hasil menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan sekaligus tindakan baik untukmencuci tanganada 49 KK (54,4%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan sekaligus tindakan kurang baik tentang Mencuci tangan ada 41 KK (55,6%). Kejadian Diare Diare adalah suatu kondisi dimana seseorangbuang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari. (Depkes RI, 2011) Berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan responden dapat diukur menggunakan kuesioner dengan 2 pertanyaan berskala Guttman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk desa Ranowangko terhitung dari jaga 1 sampai dengan jaga 10, responden yang mengalami Kejadian Diare ada 42 KK (46,7%), sedangkan bagi responden yang tidak mengalami Kejadian Diare 48 KK (53,3%). Hubungan antara penggunaan Air bersih dengan Kejadian Diare Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan uji chi square dengan bantuan SPSS menghasilkan nilai probabilitas (p value) sebesar 0,17 atau nilai ini lebih dari nilai tingkat kemaknaan yaitu (α=0,05). Sehingga dapat dikatakan 287

penggunaan Air bersih dengan Kejadian Diare di desa Ranowangko. Menurut Proverawati dan Rahmawati, 2012. Mengatakan bahwa syarat Air bersih adalah tidak berwarna harus bening atau jernih, Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan kotoran lainnya. Pada hasil penelitian, menunjukkan penggunaan air bersih dengan kejadian diare di desa Ranowangko Hal ini disebabkan karena kurangnya penyuluhan dan informasi dari pihak kesehatan dalam mencegah kejadian diare di desa Ranowangko. Penelitian yang sama juga yang dilakukan oleh Kurniawan dkk (2013) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara pemanfaatan air terhadap kejadian diare di desa Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas. Hubungan antara penggunaan jamban dengan Kejadian Diare Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan uji chi square dengan bantuan SPSS menghasilkan nilai probabilitas (p value) sebesar 0,25 atau nilai ini lebih dari nilai tingkat kemaknaan yaitu (α=0,05). Sehingga dapat dikatakan penggunaan jamban dengan Kejadian Diare di desa Ranowangko. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Kurniawan dkk (2013) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara pemanfaatan jamban terhadap kejadian diare di desa Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas. Hal ini disebabkan karena pada hasil penelitian terdapat 24 KK atau sebesar 26,7% yang memiliki jamban tidak memenuhi syarat dan mengalami diare. Angka ini lebih kecil dibandingkan dengan keluarga yang memiliki jamban tidak memenuhi syarat namun tidak mengalami diare yaitu sebanyak 26 KK atau sebesar 28,9%. Begitu juga dengan jumlah keluarga yang memiliki jamban memenuhi syarat dan tidak mengalami diare yaitu sebanyak 16 KK atau sebesar 17,8%, lebih kecil dibandingkan jumlah keluarga yang memiliki jamban memenuhi syarat namun mengalami diare yaitu sebanyak 24 KK atau sebesar 26,7%. Hubungan antara Mencuci tangan dengan Kejadian Diare Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan uji chi square dengan bantuan SPSS menghasilkan nilai probabilitas (p value) sebesar 0,71 atau nilai ini lebih dari nilai tingkat kemaknaan yaitu (α=0,05). Sehingga dapat dikatakan mencuci tangan dengan Kejadian Diare didesa Ranowangko. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh adriliadesiani dkk (2012) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara perilaku mencuci tangan dengan diare pada balita di desa Penyarang Kabupaten Ketapang. Hal ini disebabkan karena pada hasil penelitian jumlah keluarga yang mencuci tangan dengan baik namun mengalami diare yaitu sebanyak 27 KK atau sebesar 30,0%, lebih besar dibandingkan dengan keluarga yang mencuci tangan dengan baik namun tidak mengalami diare yaitu 22 KK atau sebesar 24,4%. Cuci tangan sangat berhubungan untuk membunuh kuman penyakit yang 288

ada ditangan. Tangan yang bersih akan mencegah untuk penularan penyakit seperti Diare, kolera disentry dan lain-lain. Dengan mencuci tangan, maka tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman. Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan memakai air dan sabun mempunyai peranan penting dalam kaitannya dengan pencegahan infeksi kecacingan karena dapat lebih efektif menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit pada kedua tangan. Oleh karenanya, mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun dapat lebih efektif membersihkan kotoran dan telur cacing yang menempel pada permukaan kulit, kuku dan jari-jari pada kedua tangan (proverawati dan Rahmawati, 2012). KESIMPULAN 1. Tidak terdapat hubungan antara Penggunaan air bersih dengan kejadian diare di desa Ranowangko kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa 2. Tidak terdapat hubungan antara Penggunaan jamban dengan kejadian diare di desa Ranowangko Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa 3. Tidak terdapat hubungan antara mencuci tangan dengan kejadian diare di desa Ranowangko Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa SARAN 1. Kepada petugas Kesehatan di Puskesmas Tanawangko Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa agar lebih meningkatkan perannya dalam memberikan penyuluhan mengenai pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga agar terhindar dari berbagai penyakit khususnya diare. 2. Perlu adanya kesadaran dari masyarakat di desa Ranowangko Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa mengenai pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga. 3. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi kejadian diare di desa Ranowangko kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa. SARAN Adriliadesiani dkk. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Penyarang Kabupaten Ketapang. STIK sint CAROLUS Jakarta. Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa. 2014. Profil Kesehatan 2014. Tondano Hamzah dkk. 2012. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo.(online). Diakses pada tanggal. 28 Agustus 2015. Tersedia pada: repository.unhas.ac.id/bitstream/hand le/123456789/4340/hamzah_k11 109015.pdf Kementrian Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta. Kurniawan dkk. 2013. Hubungan Antara Pemanfaatan Jamban dan Pemanfaatan Air Dengan Angka Kejadian Diare di Desa Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten 289

Banyumas.STIKES Harapan Bangsa Purwokerto. Notoatmodjo Soekidjo. 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Pebriani dkk. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Jamban Keluarga dan Kejadian Diare di Desa Tualang Sembilar Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara. (Online). Diakes pada tanggal. 19 Oktober 2015. Tersedia pada:http://jurnal.usu.ac.id/index.php /lkk/article/viewfile/3269/1595. Proverawati dan Rahmawati. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yogyakarta: Nuha Medika UNICEF. 2012. Pada Hari Cuci Tangan Sedunia, UNICEF mengatakan: ini tidak rumit, tapi penting [internet]. Diakses pada tanggal 1 desember 2015. Tersedia pada: http://www.unicef.org/indonesia/id/m edia_19772.html World Health Organization. 2013. Diarrhoeal Disease[ internet]. Di akses pada tanggal 20 juni 2015. Tersedia pada: www.who.int/mediacentre/factsheets/ fs330/en/ 290