ANALISIS MIKROTREMOR UNTUK MIKROZONASI INDEKS KERENTANAN SEISMIK DI KAWASAN JALUR SESAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMETAAN PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM DAN INTENSITAS GEMPABUMI DI KAWASAN JALUR SESAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA

!"#$%&!'()'*+$()$(&,(#%-".#,/($0&#$,(#&1!2,#3&

ANALISIS GSS (GROUND SHEAR STRAIN) DENGAN METODE HVSR MENGGUNAKAN DATA MIKROSEISMIK PADA JALUR SESAROPAK

Karakteristik mikrotremor dan analisis seismisitas pada jalur sesar Opak, kabupaten Bantul, Yogyakarta

MIKROZONASI INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS MIKROTREMOR DI KECAMATAN JETIS, KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMETAAN TINGKAT RESIKO GEMPABUMI BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DI KOTAMADYA DENPASAR, BALI

KARAKTERISTIK SEISMIK KAWASAN KULONPROGO BAGIAN UTARA (THE SEISMIC CHARACTERISTICS OF NORTHERN PART OF KULONPROGO)

Analisis Indeks Kerentanan Tanah di Wilayah Kota Padang (Studi Kasus Kecamatan Padang Barat dan Kuranji)

RASIO MODEL Vs30 BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DAN USGS DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Tektonik Indonesia (Bock, dkk., 2003)

Unnes Physics Journal

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia termasuk dalam daerah rawan bencana gempabumi

KARAKTERISTIK MIKROTREMOR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRUM, ANALISIS TFA (TIME FREQUENCY ANALYSIS) DAN ANALISIS SEISMISITAS PADA KAWASAN JALUR SESAR OPAK

PEMETAAN PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM DAN INTENSITAS GEMPABUMI KECAMATAN ARJOSARI PACITAN JAWA TIMUR

), DAN TIME FREQUENCY ANALYSIS

MIKROZONASI PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM MENGGUNAKAN METODE KANAI (1966) DAN INTENSITAS GEMPABUMI DI KAWASAN JALUR SESAR OPAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS MIKROTREMOR UNTUK MIKROZONASI INDEKS KERENTANAN SEISMIK DI KAWASAN JALUR SESAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA SKRIPSI

IV. METODE PENELITIAN. Metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) merupakan metode yang

Penentuan Pergeseran Tanah Kota Palu Menggunakan Data Mikrotremor. Determination Of Ground Shear Strain In Palu City Using Mikrotremor Data

Analisis Peak Ground Acceleration (PGA) dan Intensitas Gempabumi berdasarkan Data Gempabumi Terasa Tahun di Kabupaten Bantul Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Spatial Analysis of Surface Aquifer Thickness Based Frequency predominant in Bantul District

Aplikasi Metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio Pada Perhitungan Frekuensi Natural dan Amplitudo HVSR

ANALISIS NILAI PEAK GROUND ACCELERATION DAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN DATA MIKROSEISMIK PADA DAERAH RAWAN GEMPABUMI DI KOTA BENGKULU

BAB III METODE PENELITIAN. Konsep dasar fenomena amplifikasi gelombang seismik oleh adanya

RESEARCH ARTICLE. Randi Adzin Murdiantoro 1*, Sismanto 1 dan Marjiyono 2

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

PEMETAAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK KOTA PADANG SUMATERA BARAT DAN KORELASINYA DENGAN TITIK KERUSAKAN GEMPABUMI 30 SEPTEMBER 2009

TUGAS AKHIR (SG ) ANALISA STABILITAS LERENG BERDASARKAN MIKROZONASI DI KECAMATAN BUMI AJI,BATU- MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Hindia-Australia yang lazim

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. Seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempa bumi dan struktur dalam bumi

Unnes Physics Journal

ANALISIS LITOLOGI LAPISAN SEDIMEN BERDASARKAN METODE HVSR DAN DATA BOR DI KAWASAN JALUR SESAR OPAK

STUDI KERENTANAN SEISMIK TANAH TERHADAP FREKUENSI ALAMI BANGUNAN DI KOTA PALU BERDASARKAN ANALISIS DATA MIKROTREMOR

Identifikasi Patahan Lokal Menggunakan Metode Mikrotremor

ANALISIS LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN GROUND PROFILES

BAB I PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik, serta lempeng mikro yakni lempeng

OUTLINE PENELITIAN PENDAHULUAN. Tinjauan Pustaka METODOLOGI PEMBAHASAN KESIMPULAN PENUTUP

PENGOLAHAN MIKROTREMOR MENGGUNAKAN METODE HORIZONTAL TO VERTICAL SPECTRAL RATIO (HVSR)

Zonasi Rawan Bencana Gempa Bumi Kota Malang Berdasarkan Analisis Horizontal Vertical to Spectral Ratio (HVSR)

Gambar 1. Peta Seismisitas Indonesia (Irsyam et al., 2010 dalam Daryono, 2011))

III. TEORI DASAR. A. Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. akumulasi stress (tekanan) dan pelepasan strain (regangan). Ketika gempa terjadi,

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN : ( Print) C-383

Jurnal Gradien Vol. 11 No. 2 Juli 2015:

Analisis Percepatan Getaran Tanah Maksimum dan Tingkat Kerentanan Seismik Daerah Ratu Agung Kota Bengkulu

IDENTIFIKASI PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM (PGA) DAN ERENTANAN TANAH MENGGUNAKAN METODE MIKROTREMOR I JALUR SESAR KENDENG

PEMETAAN KETEBALAN LAPISAN SEDIMEN WILAYAH KLATEN DENGAN ANALISIS DATA MIKROTREMOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN KERAWANAN GEMPABUMI BERBASIS SIG DALAM UPAYA MITIGASI BENCANA STUDI KASUS KABUPATEN DAN KOTA SUKABUMI

Aplikasi Metode HVSR pada Perhitungan Faktor Amplifikasi Tanah di Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), ( X Print)

PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM AKIBAT GEMPABUMI. KIRBANI SRI BROTOPUSPITO LABORATORIUM GEOFISIKA FMIPA UGM dan

STUDI AWAL RESPON DINAMIS BERDASARKAN PENGUKURAN MIKROTREMOR DI BENDUNGAN KARANGKATES MALANG

ANALISIS SEISMISITAS DAN ENERGI GEMPABUMI DI KAWASAN JALUR SESAR OPAK-OYO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Identifikasi Patahan Lokal Menggunakan Metode Mikrotremor

Analisis Mikrotremor Kawasan Palu Barat Berdasarkan Metode Horizontal To Vertical Spectral Ratio (HVSR) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode mikrozonasi dengan melakukan polarisasi rasio H/V pertama kali

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SESMISITAS. Bayu Baskara

Timur dan kedalaman 48 kilometer. Berdasarkan peta isoseismal yang

KAJIAN POTENSI BAHAYA GEMPABUMI DAERAH SUMBAWA... BERDASARKAN EFEK TAPAK LOKAL EARTHQUAKE HAZARD POTENTIAL STUDY IN SUMBAWA BASED LOCAL SITE EFFECT

MIKROZONASI PERCEPATAN GETARAN TANAH M MAKSIMUM MENGGUNAKAN METODE KANAI (1966) DAN INTE ENSITAS GEMPABUMI DI KAWASAN JALUR SESAR OPAK

EVALUASI KERENTANAN GEDUNG REKTORAT STTNAS TERHADAP GEMPA BUMI BERDASARKAN ANALISIS MIKROTREMOR

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK (DAERAH SEKITAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMETAAN PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM DAN INTENSITAS GEMPABUMI DI KAWASAN JALUR SESAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan hal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Judul Penelitian. I.2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008

DAFTAR PUSTAKA. Andreastuti, S.D., Laporan Tanggap Darurat Letusan G. Api, G. Soputan, Sulawesi Utara. Yayasan Media Bhakti Tambang. Bandung.

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Sistematika Penulisan...

INDEK KERENTANAN DAN AMPLIFIKASI TANAH AKIBAT GEMPA DI WILAYAH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

ANALISIS INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN PENGUKURAN SINYAL MIKROTREMOR DI KECAMATAN PRAMBANAN DAN KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE GEOMAGNET DI JALUR SESAR OYO

MIKROZONASI INDEKS KERENTANAN SEISMIK DI KAWASAN JALUR SESAR OPAK BERDASARKAN PENGUKURAN MIKROTREMOR

Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Geologi Daerah Yogyakarta dan Sekitarnya II.1.1. Batuan

153 Jurnal Neutrino Vol. 3, No. 2, April 2011

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dimulai pada Bulan April 2015 hingga Mei 2015 dan bertempat di

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Intepretasi Lapisan Sedimen berdasarkan Ground Profile Vs dengan Pengukuran Mikrotremor di Kecamatan Pacitan

Jurnal Geocelebes Vol. 1 No. 1, April 2017, Hal 5-12

PENENTUAN ZONA RAWAN GUNCANGAN BENCANA GEMPA BUMI BERDASARKAN PENGUKURAN MIKROTREMOR DI KABUPATEN PONOROGO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. meruntuhkan bangunan-bangunan dan fasilitas umum lainnya.

Profiling Kecepatan Gelombang Geser (V s ) Surabaya Berdasarkan Pengolahan Data Mikrotremor

Inversi Mikrotremor Spektrum H/V untuk Profilling Kecepatan Gelombang Geser (V s ) Lapisan Bawah Permukaan dan Mikrozonasi Wilayah Surabaya

VARIASI SPASIAL GETARAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI (STUDI KASUS: RANGKAIAN GEMPABUMI SUMATERA UTARA 9-13 FEBRUARI 2017)

BAB IV METODE PENELITIAN IV.1. Area Penelitian IV.2. Tahap Pengolahan IV.3. Ketersediaan Data IV.4.

Penaksiran Resonansi Tanah dan Bangunan Menggunakan Analisis Mikrotremor Wilayah Surabaya Jawa Timur

Deputi Bidang Koordinasi Insfratruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

Analisis Percepatan Tanah Maksimum Wilayah Sumatera Barat (Studi Kasus Gempa Bumi 8 Maret 1977 dan 11 September 2014)

PENENTUAN PROFIL KETEBALAN SEDIMEN LINTASAN KOTA MAKASSAR DENGAN MIKROTREMOR

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM (PGA) DAN KERENTANAN SEISMIK MENGGUNAKAN METODE MIKROTREMOR DI JALUR SESAR KENDENG

OLEH : REZA AGUS P. HARAHAP ( ) LAILY ENDAH FATMAWATI ( )

Transkripsi:

Analisis Mikrotremor untuk... (Ika Kurniawati) 88 ANALISIS MIKROTREMOR UNTUK MIKROZONASI INDEKS KERENTANAN SEISMIK DI KAWASAN JALUR SESAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA MICROTREMOR ANALYSIS FOR SEISMIC VULNERABILITY INDEX MICROZONATION AROUND OYO RIVER FAULT YOGYAKARTA Oleh: Ika kurniawati, Nugroho Budi Wibowo, Denny Darmawan ikakurniawati319@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai dan mikrozonasi indeks kerentanan seismik (K g ) di kawasan jalur Sesar Sungai Oyo. Data penelitian diperoleh melalui pengukuran sinyal mikrotremor di 25 titik lokasi dengan spasi 2 km. Data mikrotremor dianalisis menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) untuk mendapatkan frekuensi predominan dan faktor amplifikasi di setiap titik penelitian. Hasil dari analisis mikrotremor digunakan untuk menentukan nilai indeks kerentanan seismik (K g ), sehingga diketahui bahwa nilai indeks kerentanan seismik (K g ) berkisar 0,1x10-6 sampai 18,1x10-6 s 2 /cm. Mikrozonasi indeks kerentanan seismik dengan nilai tinggi berada pada formasi Wonosari yang menyebar di Kecamatan Panggang bagian Barat Laut, Kecamatan Playen bagian Barat Daya, dan Kecamatan Dlingo bagian Selatan. Sedangkan mikrozonasi indeks kerentanan seismik dengan nilai rendah berada pada formasi Nglanggran dan formasi Sambipitu yang menyebar di Kecamatan Playen bagian Barat, Kecamatan Imogiri bagian Timur dan Kecamatan Dlingo bagian Barat. Kata kunci: Indeks kerentanan seismik, mikrotremor, Horizontal to Vertical Spectral Ratio Abstract The aims of this research was to determine the value and microzonation of seismic vulnerability index (K g ) around Oyo River fault. Data were obtained by microtremor measurement at 25 location with 2 km spacing. The microtremor data were analyzed using Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) method to obtain the predominant frequency and amplification factor at each measurement point to determine the value of seismic vulnerability index (K g ). The results showed that the seismic vulnerability index (K g ) was around 0,1x10-6 to 18,1x10-6 s 2 /cm. Based on microzonation results, the highest seismic vulnerability index was on Wonosari formation that spread across the Northwestern part of Panggang sub district, the Southwestern part of Playen sub district, and the Southern part of Dlingo sub district. Meanwhile, the low seismic vulnerability index was on Nglanggran formation and Sambipitu formation that spread across the Western part of Playen sub district, the Eastern part of Imogiri sub district, and some locations in the Western part of Dlingo sub district. Keywords: seismic vulnerability index, microtremor, Horizontal to Vertical Spectral Ratio

89 Jurnal Fisika Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017 PENDAHULUAN Pergerakan relatif antar lempeng Indo- Australia yang terus mendesak ke Utara lempeng Eurasia menyebabkan Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi salah satu daerah di Selatan Pulau Jawa yang termasuk dalam kategori daerah seismik aktif. Tercatat dalam data sejarah kegempaan, Yogyakarta pernah digoncang gempabumi berkekuatan besarpada tahun 1867, 1943, 1981, dan 2006 dengan intensitas maksimum antara VII hingga IX MMI (Sulaeman,dkk, 2008). Pada 27 Mei 2006, gempabumi tektonik berkekuatan 6,3 skala richter dengan kedalaman 17 km di bawah permukaan tanahtelah menggoncang wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Diketahui gempabumi tersebut banyak menelan korban dan menyebabkan kerugian yang sangat besar. Diduga pemicu terjadinya gempabumi adalah sebuah sesar yang terbentang dari kecamatan Imogiri-Panggang. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan beberapa sumber yang menduga bahwa pusat gempabumi 27 Mei 2006 berada pada kedalaman 10 km dan sekitar 10 km di sebelah Timur Sesar Opak atau di sekitar Kali Oyo (UNOSAT, 2006), selama 3 bulan lebih di daerah tersebut juga terekam kira-kira 2000 kejadian gempa susulan (Luehr,et.al., 2008) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Distribusi aftershock gempa Yogyakarta 27 Mei 2006 (Walter, 2008) Untuk kesiapsiagaan dalam menghadapi gempabumi di kawasan jalur Sesar Sungai Oyo, diperlukan informasi indeks kerentanan seismik dengan melakukan penelitian kondisi tanah di kawasan tersebut. Indeks kerentanan seismik merupakan indeks yang menggambarkan tingkat kerentanan lapisan permukaan tanah terhadap deformasi tanah saat terjadi gempabumi. Nilai indeks kerentanan seismik dapat diketahui berdasarkan hasil analisis data mikrotremor. Data mikrotremor yang terukur berupa sinyal gelombang seismik dalam domain waktu yang kemudian dianalisis menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) yaitu metode perbandingan antara rasio spektrum sinyal mikrotremor komponen horizontal dengan komponen vertikalnya (Nakamura, 1989), sehingga diperoleh nilai frekuensi predominan dan faktor amplifikasi. Dimana kedua parameter tersebut dimanfaatkan untuk menentukan nilai indeks kerentanan seismik.

Analisis Mikrotremor untuk... (Ika Kurniawati)90 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai indeks kerentanan seismik dan mikrozonasi indeks kerentanan seismik di kawasan jalur Sesar Sugai Oyo. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 sampai 16 Maret 2016 di kawasan jalur Sesar Sungai Oyo, yaitu mulai dari Kecamatan Imogiri dan Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, serta Kecamatan Playen dan kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul. Langkah Penelitian Pengukuran sinyal mikrotremor dilakukan secara langsung pada 25 titik lokasi penelitian dengan spasi antar titik sebesar 2 km. Tahap awal sebelum melakukan pengukuran adalah membuat desain survei untuk menentukan titik penelitian berdasarkan lokasi episenter gempabumi susulan setelah gempabumi 2006. Setelah itu dilakukan survei lokasi penelitian dengan bantuan GPS. Tahap selanjutnya yaitu pengambilan data yang dilakukan dengan pengukuran sinyal mikrotremor di 25 titik sampel selama ± 30 menit dengan frekuensi sampling 100 Hz.Data mikrotremor hasil pengukuran berupa data mentah getaran tanah dalam fungsi waktu. Teknik Analisis Data Data mentah yang diperoleh dari hasil pengukuran diolah mengunakan software Sessary Geopsydengan tujuan untuk mendapatkan data mikrotremor berupa sinyal yang tidak mengandung noise (windowing). Namun saat dilakukan proses pengolahan data, terdapat satu titik sampel penelitian (titik 21) yang dihilangkan karena hanya memiliki 5 window. Merujuk pada standar yang ditetapkan oleh SESAME European Research Project(2004) jumlah minimal window adalah 10 window pada tiap titik penelitian, sehingga titik sampel penelitian yang digunakan berjumlah 24 titik. Selanjutnya dilakukan cut gelombang berdasarkan jumlah window tiap titik. Hasil cut gelombang digunakan untuk analisis data dengan program MATLAB 2008a. Terdapat tiga komponen sinyal mikrotremor yaitu komponen vertikal (Up and Down), horizontal (North - South), dan horizontal (East - West) yang terekam saat pengukuran data. Kemudian ketiga komponen sinyal mikrotremor dianalisis menggunakan algoritma Fast Fourier Transform (FFT), setelah itu dilakukan smoothing dengan menggunakan filter smoothing Konno dan Ohmachi. Selanjutnya data mikrotremor tersebut dianalisis dengan metode HVSR yang didapat dari akar kuadrat spektrum Fourier mikrotremor komponen horizontal (North South dan East West) dibagi denganspektrum Fourier mikrotremor komponen vertikal menghasilkan nilai H/V untuk masing-masing window. Dari analisis HVSR diperoleh kurva H/V yang menunjukkan nilai frekuensi predominan dan faktor amplifikasi. Kedua paramater tersebut digunakan untuk

91 Jurnal Fisika Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017 menentukan nilai indeks kerentenan seismik dengan menggunakan persamaan berikut: (1) dengan A g adalah faktor amplifikasi, f g adalah frekuensi predominan (Hz), dan V b adalah kecepatan gelombang geser di bawah permukaan tanah (m/s). Mikrozonasi indek kerentanan seismik dibuat dengan menggunakan nilai indek kerentanan seismik dari semua titik penelitian yang diproses menggunakan software Surfer12. HASILDAN PEMBAHASAN Hasil analisis mikrotremor menggunakan metode HVSR menunjukkan nilai indeks kerentanan seismik (K g ) di daerah penelitian bervariasi antara 0,1x10-6 hingga 18,1 x10-6 s 2 /cm s 2 /cm. Mikrozonasi nilai indeks kerentanan seismik ditunjukkan pada Gambar 2 dan Gambar 3. Gambar 2. Mikrozonasi indeks kerentanan seismik dioverlay dengan peta geologi di kawasan jalur Sesar Sungai Oyo Gambar 3. Mikrozonasi indeks kerentanan seismik dioverlay dengan peta administrasi di kawasan jalur Sesar Sungai Oyo Daerah yang memiliki nilai indeks kerentanan sesimik rendah yaitu kurang dari 1,0 x10-6 s 2 /cm berada pada perbukitan formasi Nglanggran dan formasi Sambipitu, sehingga daerah yang termasuk dalam Kecamatan Imogiri bagian Timur dan sebagian lokasi di wilayah Kecamatan Dlingo bagian Barat hingga Kecamatan Playen bagian Barat memiliki potensi kerusakan yang rendah. Rendahnya nilai indeks kerentanan seismik disebabkan karena kondisi geologi di kawasan ini pada lapisan permukannya tersusun dari material batuan breksi andesit maupun batu pasir kasar atau kerikil yang memiliki sifat batuan lebih kompak. Jenis batuan keras tersebut secara fisis memiliki nilai regangan yang sangat rendah jika terjadi goncangan gempabumi, sehingga secara tapak lokal lokasi ini relatif aman terhadap goncangan gempabumi (Sunardi,dkk., 2012). Sedangkan pada formasi Wonosari, nilai indeks kerentanan seismik berkisar 1,0x10-6 s 2 /cm hingga 18x10-6 s 2 /cm dengan material penyusunnya berupa lapisan sedimen tebal seperti topsoil, lumpur, dan lain lain. Dibandingkan dengan dua formasi lainnya,

Analisis Mikrotremor untuk... (Ika Kurniawati)90 formasi Wonosari lebih berbahaya saat terjadi gempabumi karena gelombang yang melewati daerah tersebut mengalami penguatan amplifikasi sehingga berpotensi mengalami goncangan kuat disertai kerusakan tinggi. Daerah daerah tersebut meliputi Kecamatan Playen bagian Barat Daya dan Kecamatan Panggang bagian Utara hingga sebagian lokasi di wilayah Kecamatan Dlingo bagian Selatan. Bahkan pada formasi Wonosari terdapat satu lokasi di Kecamatan Panggang bagian Barat Laut yang memiliki nilai indeks kerentanan seismik mencapai angka 18x10-6 s 2 /cm, angka tersebut menunjukkan bahwa pada formasi Wonosari juga terdapat lokasi yang sangat berbahaya saat terjadi gempabumi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Nilai indeks kerentanan seismik di kawasan Sesar Sungai Oyo berkisar 0,1x10-6 s 2 /cm hingga 18,1x10-6 s 2 /cm. Mikrozonasi indeks kerentanan seismik dengan nilai tinggi yaitu 18,1x10-6 s 2 /cm berada pada formasi Wonosari tepatnya di Kecamatan Panggang bagian Barat Laut, Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan mikrozonasi indeks kerentanan seismik dengan nilai rendah berada pada formasi Nglanggran dan formasi Sambipitu dan menyebar di Kabupaten Bantul (Kecamatan Imogiri bagian Timur dan sebagian wilayah Kecamatan Dlingo bagian Barat) hinggakabupaten Gunungkidul (Kecamatan Playen bagian Barat). Saran Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar penentuan spasi antar titik lokasi lebih dekat supaya hasil indeks kerentanan seismik yang dihasilkan lebih akurat. Pengaruh faktor geologi daerah penelitian terhadap nilai indeks kerentanan seismik perlu dikaji lebih lanjut.. DAFTAR PUSTAKA Luehr, B.G., Walter, Th., Wassermann, J., Wang, R., Wagner, D., Anggraini, A., Parolai, S., Zschau, J., Prih Harjadi, P.J., Brotopuspito, Kirbani Sri. 2008. The Surprising Mw 6,5 Bantul Earthquake 2006: Geophysical Research Abstrack Vol. 10. Germany: GFZ Nakamura, Y. (1989). A method for dynamic characteristics estimation of subsurface using microtremor on the ground surface, Quarterly Report of the Railway Technology Research Institude, Japan. SESAME European Research Project. 2004. Guidelines for The implementation of The H/V Spectral ratio Technique on Ambient Vibration: Measurments, Processing and Interpretation. Sulaeman, C., Dewi, L.C., dan Triyoso, W. 2008. Karakterisasi Sumber Gempa Yogyakarta 2006 Berdasarkan Data GPS. Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3, No. 1. Bandung Sunardi, B., Daryono, Arifin, J., Susilanto, P., Ngadmanto, D., Nurdiyanto, B., Sulastri. 2012. Kajian Potensi Bahaya Gempabumi Daerah Sumbawa Berdasarkan Efek Tapak Lokal. Jurnal

93 Jurnal Fisika Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017 Meteorologi dan Geofisika, Vol. 13, No. 2. UNOSAT.2006. Satellite Mapping Response to Java Earthquake.Universite de Lausanne Walter, et al. 2008. The 26 May 2006 Magnitude 6.4 Yogyakarta earthquake South of Mt. Merapi Vulcano: Research Letter, Vol. 9, No. 5. Germany: GeoForschungsZentrum Postdam