KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 123/Permentan/SR.130/11/2013 /OT.1 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 69/PERMENTAN/SR.130/11/2012 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 69/Permentan/SR.130/11/2012 telah ditetapkan Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2013; b. bahwa dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 4755/Kpts/OT.160/ 10/2013 telah ditetapkan Perubahan Harga Pokok Penjualan (HPP) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2013; c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu menetapkan Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 69/Permentan/SR.130/11/2012; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4297); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4411);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 8. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5015); 9. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5170); 10. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 45Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 11. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013 (Lembaran Negara Tahun 2013 Nomor 108 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5426) 12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2001 tentang Pupuk Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4079); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Berita Negara Nomor 4737); 14. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II; 15. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 16. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I; 17. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2005 tentang Penetapan Pupuk Bersubsidi Sebagai Barang Dalam Pengawasan; 18. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 634/MPP/Kep/9/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengawasan Barang dan atau Jasa yang Beredar di Pasar; 19. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/OT.140/ 4/2007 tentang Rekomendasi Pemupukan N, P dan K Pada Padi Sawah Spesifik Lokasi; 2
20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.05/2010 tentang Tatacara Pencairan Anggaran pendapatan dan Belanja Negara Atas Beban Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (Berita Negara Tahun 2010 Nomor 662); 21. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/ 10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian; 22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94/PMK.02/2011 tentang Tata Cara Penyediaan Anggaran, Penghitungan, Pembayaraan, dan Pertanggungjawaban Subsidi Pupuk (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 366); 23. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/ Permentan/ SR.140/ 8/2011 tentang Syarat dan Tatacara Pendaftaran Pupuk An Organik (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 491); 24. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/ Permentan/ SR.140/ 10/2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 664); 25. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 15/M-DAG/PER/4/2013 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian (Berita Negara Tahun 2013 Nomor 511); 26. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/ Permentan/ OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pembinaan Kelompoktani dan Gabungan Kelompoktani; 27. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 669/Kpts/OT.160/ 2/2012 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Perumusan Kebijakan Pupuk; 28. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1871/Kpts/OT.160/ 5/2012 tentang Pembentukan Tim Pengawas Pupuk Bersubsidi Tingkat Pusat; 29. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 4755/Kpts/OT.160/ 10/2013 tentang Perubahan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 4253/Kpts/SR.130/5/2013 Tentang Penetapan Harga Pokok Penjualan (HPP) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Angaran 2013. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 69/PERMENTAN/SR.130/11/2012 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2013 3
Pasal I 1. Lampiran I, II dan III Peraturan Menteri Pertanian Nomor 69/Permentan/ SR.130/11/2012 tentang Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2013 diubah sehingga menjadi sebagaimana tercantum pada Lampiran I, II dan III sebagai bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan ini. 2. Ketentuan lain dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 69/Permentan/ SR.130/11/2012 dinyatakan masih tetap berlaku. Pasal II Peraturan Menteri ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. mb Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 Nopember 2013 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Ttd SUSWONO SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada Yth.: 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Menteri Keuangan; 3. Menteri Perindustrian; 4. Menteri Perdagangan; 5. Menteri Kelautan dan Perikanan; 6. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas; 7. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara; 8. Gubernur Provinsi di seluruh Indonesia; 9. Direktur Utama PT. Pupuk Indonesia (Persero). 4
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 123/Permentan/SR.130/11/2013 TANGGAL : 29 Nopember 2013 KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI TAHUN ANGGARAN 2013 MENURUT SUB SEKTOR SUB SEKTOR SEMULA (Ton) MENJADI (Ton) UREA SP-36 ZA NPK ORGANIK UREA SP-36 ZA NPK ORGANIK Tanaman Pangan 2,976,700 582,277 641,486 1,628,294 687,513 2,802,528 551,722 689,597 1,445,940 564,776 Hortikultura 234,891 46,850 49,050 240,859 60,959 221,147 44,391 52,729 213,885 50,076 Perkebunan 625,092 152,743 280,010 460,712 109,934 588,517 144,727 301,011 409,118 90,308 Peternakan 123,147 23,420 24,883 44,402 19,500 115,941 22,191 26,749 39,430 16,019 Perikanan Budidaya 140,170 44,711 4,571 25,732 22,094 131,968 42,365 4,914 22,851 18,150 JUMLAH 4,100,000 850,000 1,000,000 2,400,000 900,000 3,860,101 805,396 1,075,000 2,131,224 739,329 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Ttd SUSWONO
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 123/Permentan/SR.130/11/2013 79,053 20,539-27,737 (38,329) TANGGAL : 29 Nopember 2013 3939154 825,935 1075000 2158961 701,000 KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI TAHUN ANGGARAN 2013 NO. PROPINSI MENURUT JENIS PUPUK DAN SEBARAN PROVINSI 9.4 SEMULA (Ton) MENJADI (Ton) UREA SP-36 ZA NPK ORGANIK UREA SP-36 ZA NPK ORGANIK 1 ACEH 72,000 23,000 10,500 45,000 20,500 70,170 21,000 11,000 42,400 9,000 2 SUMATERA UTARA 167,000 48,000 50,000 125,500 27,400 162,450 42,000 53,000 111,000 18,800 3 SUMATERA BARAT 76,000 27,000 15,000 52,000 10,500 72,020 25,000 16,000 49,000 7,500 4 J A M B I 29,000 19,000 7,200 47,000 6,500 25,610 19,000 8,000 48,000 5,300 5 R I A U 33,000 12,500 9,000 52,000 7,500 34,000 13,800 11,620 49,657 7,500 6 BENGKULU 24,000 8,000 4,600 32,000 5,600 24,000 8,300 5,300 32,000 3,750 7 SUMATERA SELATAN 150,000 40,000 8,000 110,000 22,800 150,000 41,500 9,000 98,000 17,350 8 BANGKA BELITUNG 17,000 4,000 2,400 20,000 5,000 19,700 4,000 2,600 17,000 4,100 9 LAMPUNG 255,100 47,000 23,000 152,500 36,000 248,090 45,836 24,000 141,000 23,700 10 KEP. RIAU 300 30 25 200 200 280 30 50 177 50 11 DKI. JAKARTA 600 100 25 300 900 600 80 30 110 100 12 BANTEN 66,600 21,800 2,000 26,000 9,900 63,990 20,500 2,000 21,340 7,080 13 JAWA BARAT 612,800 149,500 71,000 360,000 68,700 504,760 141,000 72,000 287,880 33,300 14 D.I. YOGYAKARTA 41,100 3,700 10,000 28,750 16,000 40,490 4,200 11,500 21,260 14,065 15 JAWA TENGAH 821,000 162,300 201,300 400,000 220,000 777,790 152,000 231,000 339,270 223,585 16 JAWA TIMUR 1,000,000 160,700 465,900 560,000 303,800 963,040 150,000 486,000 499,250 266,829 17 B A L I 44,700 3,000 7,300 23,000 20,000 43,500 2,500 8,300 21,110 19,900 18 KALIMANTAN BARAT 30,900 14,000 3,000 66,000 30,000 35,500 14,800 4,000 66,000 19,500 19 KALIMANTAN TENGAH 19,800 4,500 1,200 26,500 5,800 17,100 4,000 2,000 26,500 3,050 20 KALIMANTAN SELATAN 50,000 9,000 2,200 32,400 9,500 39,040 7,000 2,800 29,500 3,050 21 KALIMANTAN TIMUR 16,500 5,000 2,500 21,000 3,000 16,850 5,200 3,000 20,250 2,000 22 SULAWESI UTARA 20,000 4,700 700 12,000 1,900 20,221 4,500 800 11,320 1,600 23 GORONTALO 17,700 1,600 900 14,000 1,500 19,000 1,600 1,200 12,720 1,100 24 SULAWESI TENGAH 31,000 3,900 10,000 26,000 10,200 29,780 4,500 11,500 24,650 6,850 25 SULAWESI TENGGARA 19,000 6,500 4,000 11,500 7,000 19,250 7,900 4,500 11,110 4,250 26 SULAWESI SELATAN 287,000 40,000 62,000 80,000 27,000 269,740 36,000 63,000 75,900 18,000 27 SULAWESI BARAT 25,000 2,000 4,450 13,350 1,300 25,020 2,100 6,000 12,880 1,070 28 NUSA TENGGARA BARAT 135,300 20,500 16,000 40,000 12,000 130,990 17,000 17,000 38,580 10,000 29 NUSA TENGGARA TIMUR 25,000 5,500 4,500 12,000 5,000 24,020 6,000 5,000 12,000 3,500 30 MALUKU 3,800 250 250 2,000 1,000 3,650 350 800 2,190 800 31 PAPUA 6,500 2,500 600 6,000 2,000 7,240 3,000 700 5,760 1,500 32 MALUKU UTARA 800 120 300 1,300 1,300 770 350 800 1,600 900 33 PAPUA BARAT 1,500 300 150 1,700 200 1,440 350 500 1,810 250 JUMLAH PROPINSI 4,100,000 850,000 1,000,000 2,400,000 900,000 3,860,101 805,396 1,075,000 2,131,224 739,329 MENTERI PERTANIAN, REPUBLIK INDONESIA Ttd SUSWONO 2
3
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 123/Permentan/SR.130 TANGGAL : 29 Nopember 2013 Se KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI TAHUN ANGGARAN 2013 MENURUT SUBSEKTOR, JENIS PUPUK DAN SEBARAN BULAN 1296665.9 (Ton) Jenis Pupuk Setahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des UREA 3,860,101 386,892 285,389 298,416 359,542 373,969 293,723 260,917 219,033 257,689 283,589 378,423 462,519 SP-36 805,396 84,591 69,850 69,783 98,115 82,129 59,019 42,869 46,826 54,172.2 59,526.0 62,332 76,184 ZA 1,075,000 128,763 90,519 82,501 98,132 96,486 71,491 63,280 67,529 84,696 71,963 98,838 120,802 NPK 2,131,224 200,513 195,666 188,336 237,460 233,108 200,822 150,238 142,619 193,560 184,059 92,179 112,664 ORGANIK 739,329 59,064 60,776 71,548 87,255 72,936 64,304 57,351 56,630 46,214 62,552 45,314 55,385 JUMLAH PUPUK 8,611,050 859,823 702,200 710,584 880,504 858,628 689,358 574,655 532,637 636,331 661,689 677,086 827,554 KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI TAHUN ANGGARAN 2013 MENURUT SUBSEKTOR, JENIS PUPUK DAN SEBARAN BULAN Jenis Pupuk : UREA 9.57 7.56 8.94 9.36 9.53 6.42 6.26 5.10 6.68 7.64 10.70 (Ton) Sub Sektor Setahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Tanaman Pangan 2,802,529 280,893 207,199 216,657 261,036 271,511 213,250 189,432 159,024 187,089 205,893 274,744 335,800 Hortikultura 221,147 22,165 16,350 17,096 20,598 21,425 16,828 14,948 12,549 14,763 16,247 21,680 26,498 Perkebunan 588,516 58,986 43,511 45,497 54,816 57,016 44,781 39,780 33,394 39,288 43,236 57,695 70,516 Peternakan 115,941 11,621 8,572 8,963 10,799 11,232 8,822 7,837 6,579 7,740 8,518 11,366 13,892 Perikanan Budidaya 131,968 13,227 9,757 10,202 12,292 12,785 10,042 8,920 7,488 8,810 9,695 12,937 15,812 JUMLAH 3,860,101 386,892 285,389 298,416 359,542 373,969 293,723 260,917 219,033 257,689 283,589 378,423 462,519 3738359.9 KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI TAHUN ANGGARAN 2013 MENURUT SUBSEKTOR, JENIS PUPUK DAN SEBARAN BULAN Jenis Pupuk : SP-36 8.54 9.38 9.34 9.72 8.54 7.75 6.61 5.97 6.65 8.39 10.11 (Ton) Sub Sektor Setahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Tanaman Pangan 551,721 57,947 47,849 47,804 67,212 56,261 40,430 29,367 32,077 37,110 40,777 42,699 52,188 Hortikultura 44,391 4,662 3,850 3,846 5,408 4,527 3,253 2,363 2,581 2,986 3,281 3,436 4,199 Perkebunan 144,729 15,201 12,552 12,540 17,631 14,759 10,606 7,704 8,415 9,735 10,697 11,201 13,690 Peternakan 22,191 2,331 1,925 1,923 2,703 2,263 1,626 1,181 1,290 1,493 1,640 1,717 2,099 Perikanan Budidaya 42,364 4,450 3,674 3,671 5,161 4,320 3,104 2,255 2,463 2,849 3,131 3,279 4,007 JUMLAH 805,396 84,591 69,850 69,783 98,115 82,129 59,019 42,869 46,826 54,172 59,526 62,332 76,184 4
KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI TAHUN ANGGARAN 2013 MENURUT SUBSEKTOR, JENIS PUPUK DAN SEBARAN BULAN Jenis Pupuk : ZA 9.1 8.4 8.3 9.3 8.4 7.8 7.7 7.5 7.8 8 8.8 (Ton) Sub Sektor Setahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Tanaman Pangan 689,597 82,600 58,067 52,923 62,950 61,894 45,860 40,593 43,319 54,331 46,163 63,403 77,493 Hortikultura 52,729 6,316 4,440 4,047 4,813 4,733 3,507 3,104 3,312 4,154 3,530 4,848 5,925 Perkebunan 301,011 36,055 25,346 23,101 27,478 27,017 20,018 17,719 18,909 23,716 20,150 27,676 33,826 Peternakan 26,749 3,204 2,252 2,053 2,442 2,401 1,779 1,575 1,680 2,107 1,791 2,459 3,006 Perikanan Budidaya 4,914 589 414 377 449 441 327 289 309 387 329 452 552 JUMLAH 1,075,000 128,763 90,519 82,501 98,132 96,486 71,491 63,280 67,529 84,696 71,963 98,838 120,802 631550 KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI TAHUN ANGGARAN 2013 MENURUT SUBSEKTOR, JENIS PUPUK DAN SEBARAN BULAN Jenis Pupuk : NPK 9.1 8.4 8.3 9.3 8.4 7.8 7.7 7.5 7.8 8 8.8 (Ton) Sub Sektor Setahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Tanaman Pangan 1,445,942 136,039 132,751 127,778 161,106 158,154 136,249 101,930 96,761 131,322 124,876 62,539 76,438 Hortikultura 213,885 20,123 19,637 18,901 23,831 23,394 20,154 15,078 14,313 19,425 18,472 9,251 11,307 Perkebunan 409,117 38,491 37,561 36,154 45,584 44,748 38,550 28,840 27,378 37,156 35,333 17,695 21,627 Peternakan 39,429 3,710 3,620 3,484 4,393 4,313 3,715 2,779 2,639 3,581 3,405 1,705 2,084 Perikanan Budidaya 22,851 2,150 2,098 2,019 2,546 2,499 2,153 1,611 1,529 2,075 1,973 988 1,208 JUMLAH 2,131,224 200,513 195,666 188,336 237,460 233,108 200,822 150,238 142,619 193,560 184,059 92,179 112,664 1671750 KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI TAHUN ANGGARAN 2013 MENURUT SUBSEKTOR, JENIS PUPUK DAN SEBARAN BULAN Jenis Pupuk : ORGANIK 9.1 8.4 8.3 9.3 8.4 7.8 7.7 7.5 7.8 8 8.8 (Ton) Sub Sektor Setahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Tanaman Pangan 564,777 45,119 46,427 54,656 66,655 55,716 49,122 43,811 43,260 35,303 47,784 34,616 42,309 Hortikultura 50,076 4,001 4,116 4,846 5,910 4,940 4,355 3,884 3,836 3,130 4,237 3,069 3,751 Perkebunan 90,308 7,215 7,424 8,739 10,658 8,909 7,855 7,005 6,917 5,645 7,641 5,535 6,765 Peternakan 16,019 1,280 1,317 1,550 1,891 1,580 1,393 1,243 1,227 1,001 1,355 982 1,200 Perikanan Budidaya 18,149 1,450 1,492 1,756 2,142 1,790 1,579 1,408 1,390 1,134 1,536 1,112 1,360 JUMLAH 739,329 59,064 60,776 71,548 87,255 72,936 64,304 57,351 56,630 46,214 62,552 45,314 55,385 489391 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Ttd SUSWONO 5
6