BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan agama menjadi penting dalam suatu kehidupan bernegara karena agama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebuah imitasi. Karya sastra merupakan bentuk dari hasil sebuah kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manusia sebagai bagian dari sebuah komunitas yang. bernama masyarakat, senantiasa terlibat dengan berbagai aktifitas sosial

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

STUDI PEMIKIRAN DAKWAH K.H. MUSTOFA BISRI DALAM BUKU MEMBUKA PINTU LANGIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau Stile (style) adalah cara pengucapan

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

I. PENDAHULUAN. hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, ide-ide, nilai-nilai kejadian-kejadian yang membangun cerita,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan, istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti tulisan-tulisan utama.

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. puisi antara lain Oidipus, Hamlet, Mahabaratha, Ramayana, dan sebagainya

BAB 1 PENDAHULUAN. dikatakan Zakaria dalam tulisannya "Berapa Dosis Imajinasi dalam Cerpen?" yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi yang berupa pesan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. dalam wujud bunyi itu (Muhammad, 2011:48). Bahasa merupakan unsur

I. PENDAHULUAN. Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang

BAB I PENDAHULUAN. membuat karya sastra berangkat dari fenomena-fenomena sosial, politik, dan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. mulai pudar karena perkembangan bahasa yang pesat dan modernisasi.

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pengarang mengenai berbagai hal. Hal-hal tersebut dapat berupa hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gamblang. Sastra merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penjelas kalimat pada peristiwa itu terjadi. Tidak hanya keterangan waktu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra lisan sebagai sastra tradisional telah lama ada, yaitu sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. ialah novel kelimakarya Embart Nugroho yaitu novel Cinta Masih Ada.

BAB I PENDAHULUAN. pengarang (Noor, 2007:13). Selain itu, Noor juga mengatakan bahwa sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif

BAB I PENDAHULUAN. Kaligrafi ialah suatu corak atau bentuk seni menulis secara indah

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan bukan hanya sebagai makhluk individu, tetapi juga sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Dalam kehidupan, manusia sering kali menemukan masalah baik yang berkaitan dengan manusia maupun yang berkaitan dengan Tuhan seperti halnya masalah agama. Permasalahan agama menjadi penting dalam suatu kehidupan bernegara karena agama menjadi dasar manusia untuk menjalankan kehidupan yang di dalamnya terdapat norma-norma yang mengatur semua hal tentang kehidupan agamanya. Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini banyak permasalahan tentang kehidupan beragama yang menyimpang seperti halnya, munculnya paham-paham baru dalam beragama. Agama tidak lagi menjadi penyejuk dan pengayom mereka, tetapi menjadi bagian dalam bentuk-bentuk ratapan yang seakan-akan diintrodusir oleh normatif agama dan kekuasaan elit agama yang menopang kebijakan negara tak berkeadilan dan mensejahterakan rakyat (Qodir, 2011: 18). Elit agama menjadi lebih sibuk mengurusi kepentingan kelompok daripada kepentingan orang banyak (rakyat) yang menderita. Penyimpangan-penyimpangan lain terhadap kehidupan agama dilakukan masyarakat untuk mensejahterakan kehidupan dengan melakukan tindakan syirik, sedangkan syirik merupakan tindakan menyembah dan meminta bantuan kepada selain Allah. Mereka ingin mendapatkan kedamaian dalam hidupnya dengan datang kepada dukun untuk meminta bantuan pengobatan maupun kekayaan, sehingga

hidupnya lebih sejahtera dari sebelumnya. Ajaran-ajaran baru tentang beragama yang sesat seperti halnya, mengaku bahwa ada nabi setelah nabi Muhammad SAW. Padahal telah diketahui bahwasanya nabi Muhammad adalah nabi terakhir yang diutus Allah ke bumi. Adanya fatwa-fatwa baru yang muncul selaras dengan permasalahan yang terjadi karena tidak ada hukumnya dalam Al-Quran dan sunah Rasul. Persoalan keagamaan sangat disorot dalam kehidupan karena merupakan keyakinan dan kepercayaan yang dianut manusia yang apabila salah satu dilecehkan atas nama agama maka akan terjadi perpecahan. Oleh sebab itu, kritik sosial kegamaan pada saat ini banyak disampaikan melalui sebuah karya sastra. Di dalamnya terdapat sikap dan tingkah laku beragama manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang ditulis oleh pengarang. Seperti halnya, novel-novel yang ditulis oleh Habiburahman EL-Shirazy tentang kehidupan poligami dan cara bergaul antara perempuan dan laki-laki dalam hukum Islam. Oleh sebab itu, karya sastra merupakan media fiktif yang berlatar belakang kehidupan nyata sehingga isinya mengajarkan tentang cara menjalani kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Fenomena kritik sosial agama dalam sastra semakin banyak mengisi ruang lingkup karya sastra. Pengarang seakan berlomba-lomba berdakwah melalui karya sastra tanpa harus berbicara di depan orang banyak. Karya yang dihasilkan beragam macamnya seperti novel, cerpen, dan puisi. Isi yang terkandung dalam sebuah karya sastra biasanya mengenai kehidupan sosial keagamaan pengarang sendiri misalnya, kehidupan masyarakat desa yang masih percaya dengan dunia mistis, tradisi adat, ritual keagamaan, dan hukum agama Islam yang diangkat melalui sebuah karya sastra, seperti halnya cerpen-cerpen karya A. Mustofa Bisri dalam kumpulan cerpen Lukisan Kaligrafi. A. Mustafa Bisri akrab dipanggil dengan sebutan Gus Mus. Gus merupakan

sebutan bagi anak kiyai. Ia merupakan seorang ulama yang sudah tidak asing lagi di masyarakat. Selain dikenal sebagai ulama, ia dikenal sebagai penulis, novelis, pelukis, budayawan, dan cendikiawan muslim. Cerpen karyanya sudah populer di masyarakat yang di dalamnya terdapat pembelajaran tentang kehidupan beragama khususnya agama Islam. Tema cerpennya didominasi dengan kondisi sosial keagamaan yang ada pada masyarakat, yakni kehidupan beragama. Di dalamnya terdapat kritik sosial keagamaan misalnya apabila seseorang dalam rumahnya memelihara anjing itu najis dan malaikat tidak mau datang ke rumah orang yang ada anjingnya. Munculnya orang yang mengaku nabi dan ajaran baru yang di dalamnya mengajarkan tata cara beragama yang tidak sesuai dengan syariat Islam, cara menghapus dosa dengan membakar diri dengan spirtus. Padahal telah diketahui cara menghilangkan dosa dengan cara ibadah kepada Allah SWT. Apabila dihubungkan dengan dunia nyata kejadian tersebut sudah ada sejak zaman Nabi dan Khulafaur Rasyidin. Pada masa Nabi, muncul Nabi palsu di Yaman bernama Abhalah bin Ka ab bin Ghauts Al-Kadzdzab, atau yang lebih dikenal sebagai Al-Aswad Al-Ansi. Di Indonesia muncul seorang Lia Eden yang mengaku dirinya adalah seorang nabi yang dibimbing langsung oleh malaikat Jibril, sehingga ia di penjara sampai dua tahun lamanya. Penjelasan tersebut menggambarkan bahwa cerpen Lukisan Kaligrafi sarat dengan kritik sosial keagamaan yang disampaikan pengarang. Uraian tersebut telah menarik minat penulis untuk menganalisis lebih lanjut bagaimana kritik sosial keagamaan dalam kumpulan cerpen Lukisan Kaligrafi karya A. Mustofa Bisri dengan pendekatan sosiologi sastra. Analisis kumpulan cerpen Lukisan Kaligrafi karya A. Mustofa Bisri menggunakan pendekatan sosiologi sastra, karena cerpen karya A.

Mustofa Bisri tema yang diangkat menyangkut fenomena sosial dan spiritual yang sangat dekat dengan realitas masyarakat. Fenomena yang banyak muncul dalam tulisannya berupa dinamika kehidupan masyarakat yang terjadi di sekeliling kita. Dalam mengungkapkan ide kreatifnya A. Mustofa Bisri memiliki kekhasan tersendiri. Cerpennya mengungkapkan kehidupan yang mengandung unsur agama. Dalam menggambarkan cerita tidak hanya melalui hubungan manusia dengan manusia (hablum minnannas) sebagai makhluk sosial tetapi juga melalui hubungan antara manusia dengan Allah SWT (hablum minallah), sehingga pesannya dapat tersampaikan kepada pembaca. Cerpen-cerpennya memiliki ciri tersendiri yaitu bahasanya yang sederhana dan merupakan percakapan sehari-hari, sehingga tidak terkesan diindah-indahkan tetapi di balik itu semua memiliki nilai yang sarat akan pesan. Oleh karena itu, untuk mengetahui kritik sosial keagamaan secara detail maka penelitian ini akan mengkaji secara empirik. Peneliti melakukan penelitian mengenai kritik sosial keagamaan berkaitan dengan kehidupan masyarakat dalam cerpen yang diceritakan pengarang, kemudian merelasikan dengan fenomena kehidupan masyarakat yang sebenarnya. Penelitian mengenai kritik sosial keagamaan nantinya diharapkan agar pembaca dapat meningkatkan rohaniahnya untuk menghadapi segala segi kehidupan beragama yang berlaku dalam masyarakat, sehingga dapat dijadikan sebagai suatu pengalaman untuk memperluas pengetahuan tentang ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti kumpulan cerpen Lukisan Kaligrafi dengan judul Kritik Sosial Keagamaan dalam kumpulan cerpen Lukisan Kaligrafi karya A. Mustofa Bisri.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahn sebagai berikut. 1. Kritik sosial keagamaan apa sajakah yang terdapat dalam kumpulan cerpen Lukisan Kaligrafi karya A. Mustofa Bisri? 2. Bagaimana relasi kritik sosial keagamaan yang terdapat dalam kumpulan cerpen Lukisan Kaligrafi karya A. Mustofa Bisri dengan kehidupan masyarakat yang sebenarnya? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan kritik sosial keagamaan yang terdapat dalam kumpulan cerpen Lukisan Kaligrafi karya A. Mustofa Bisri. 2. Mendeskripsikan relasi kritik sosial keagamaan yang terdapat dalam kumpulan cerpen Lukisan Kaligrafi karya A. Mustofa Bisri dengan kehidupan masyarakat yang sebenarnya. D. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi dua macam, yaitu praktis dan teoritis. 1. Manfaat praktis a. Dapat dimanfaatkan sebagai sarana mengajar oleh guru.

b. Bagi kalangan akademik, penelitian ini dapat menjadi referensi dan acuan untuk menganalisis cerpen yang di dalamnya terkandung kritik sosial keagamaan. 2. Manfaat teoretis a. Memberikan sumbangan terhadap ilmu sastra, khususnya telaah karya sastra. b. Menjadi bahan pertimbangan penikmat serta pembaca sastra dalam mengungkapkan kritik sosial keagamaan Islam yang ada dalam cerpen. c. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas wawasan kesusastraan, sehingga dapat merangsang penelitian yang lebih mendalam dan menyeluruh dalam konteks kritik sosial keagamaan dalam cerpen, terutama dalam kaitannya denagn pencapaian tujuan. E. Sistematika Sistematika penelitian yang berjudul Kritik sosial keagamaan dalam kumpulan cerpen Lukisan Kaligrafi karya A. Mustofa Bisri, secara keseluruhan terbagi atas lima bab, yaitu: Bab pertama mengenai pendahuluan yang di dalamnya terdapat beberapa sub bab, antara lain terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang masalah mengungkapkan alasan-alasan peneliti perlu melakukan penelitian ini. Rumusan maslalah adalah rincian terhadap permasalahan yangakan dibahas supaya tidak terjadi pembahsan yang melebar. Tujuan penelitian merupakan tujuan yang akan dicapai oleh peneliti. Manfaat penelitian mengungkapkan mengenai manfaat yang akan pembaca setelah membaca penelitian ini. Adapun sistematika penulisan diperlukan untuk mempermudah bagian-bagaian yang akan diungkapkan dalam penelitian ini.

Bab dua berisi tinjauan pustaka dan landasan teori, dalam penelitian ini akan ditemukan hal baru. Landasan teori mendeskripsikan teori yang akan digunakan untuk penelitian ini. Bab tiga berisi tentang metode penelitian, metode yang penulis gunakan secara rinci mengenai bab tiga yakni, data dan sumber penelitian, pendekatan penelitian, teknis analisis data, metode penelitian, dan langkah penelitian. Bab empat, adalah analisis mengenai kritik sosial keagamaan dalam kumpulan cerpen Lukisan Kaligrafi karya A. Mustofa Bisri. Pembahasan mengenai kritik sosial agama menggunakan pendekaran sosiologi. Pengungkapan mengenai krirtik sosial keagamaan dalam cerpen, kemudian dihubungkan dengan kenyataan sebenarnya di kehidupan nyata. Bab lima, berisi mengenai simpulan dan saran. Pada bab ini diungkapkan mengenai inti terpenting dari kritik sosial keagaman dalam kumpulan cerpen Lukisan Kaligrafi karya A. Mustofa Bisri.