BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik wisata tersebut berada mendapat pemasukan dan pendapatan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan lima pulau besar yang dimiliki serta pulau-pulau kecil yang tersebar dari

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

PENGEMBANGAN EKOWISATA ALAM DAN BUDAYA DI KABUPATEN MERANGIN - PROPINSI JAMBI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pentingnya sektor pariwisata karena sektor pariwisata ini

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa sari negara yang di

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor. sektor Migas, sektor Batubara, dan Kelapa Sawit.

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepariwisataan diperkirakan mengalami perkembangan dan mempunyai

BAB IV KESIMPULAN. merupakan suatu bentuk penghormatan kepada nenek moyang masyarakat Suku

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia, dan ini merupakan

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

TUJUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanah yang subur, yang merupakan sumber daya alam yang sangat berharga bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jerman adalah negara maju. Sebagai negara maju, negara Jerman

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perjalanan baru. Pariwisata mempunyai spektrum fundamental pembangunan yang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. untuk datang berkunjung dan menikmati semuanya itu. ekonomi suatu negara. Ada beberapa hal yang menjadi potensi dan keunggulan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi wisata yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan untuk memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam, industri pariwisata di Indonesia juga diharapkan dapat mendatangkan dan meningkatkan devisa negara yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini terlihat jelas dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969, khususnya Bab II Pasal 3, yang menyebutkan: Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahtraan masyarakat dan Negara. Pemerintah Indonesia membuktikan instruksi tersebut dengan perkembangan industri pariwisata yang terbilang cepat, seperti meningkatnya jumlah wisatawan setiap tahunnya, penambahan jalur-jalur transportasi, meningkatnya pembangunan dan sarana akomodasi, perbaikan infrastruktur, hingga investasi besar-besaran di bidang pariwisata. 1

Masyarakat Indonesia beranggapan bahwa pariwisata adalah semata-mata urusan bisnis yang berkecimpung pada bidang pariwisata seperti hotel, travel, restoran, dan hiburan wisata. Sadar tidak sadar, industri pariwisata di Indonesia merupakan suatu dilema, terutama di era globalisasi sekarang ini, dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin membawa dunia saling berdekatan dan memudahkan komunikasi melalui berbagai media, dalam bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan komunikasi. Di satu sisi, industri pariwisata di Indonesia memperbanyak lapangan pekerjaan baru, dan mengenalkan kebudayaan Indonesia kepada dunia sehingga meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam bidang kebudayaan. Namun, di sisi lain, industri pariwisata juga menimbulkan masalah-masalah baru di bidang lingkungan, sosial dan budaya, seperti semakin meningkatnya penduduk Indonesia, terjadinya komodifikasi dan peniruan budaya, berubahnya pola hidup sederhana masyarakat lokal menjadi pola hidup konsumtif, dan tentu yang paling dikhawatirkan adalah tradisi dan nilai-nilai kebudayaan Indonesia yang kental, menjadi pudar karena pelestarian budaya yang dituntut komersialisasi atas dunia pariwisata. Menurut Hall (1999:79), peranan pariwisata dalam hal perubahan nilainilai pribadi maupun kelompok tidak dapat dipisahkan dari pokok pikiran tentang "komoditasi," yang menunjukkan bahwa apa yang dulunya merupakan "pertunjukkan atau atraksi kebudayaan" perorangan maupun kelompok dari suatu tradisi kebudayaan hidup yang asli telah berubah menjadi "produk/hasil 2

kebudayaan" untuk memenuhi kebutuhan komersil pariwisata. Dengan kata lain, kebudayaan telah menjadi suatu "komoditas." Keadaan ini tercermin pada peristiwa pertunjukkan kebudayaan suatu bangsa yang dikemas, kemudian dijual dengan menggunakan praktek bisnis melalui festival-festival budaya atau event-event semacamnya. Contoh lain, para seniman patung di Bali, kini sebagai pengrajin moderen yang lebih bersifat individual, tidak lagi sebagai pengrajin tradisional yang lebih bersifat komunal atau secara berkelompok. Selain itu, industri pariwisata juga dapat mengubah kepribadian masyarakat lokal seperti pemikiran bisnis dan keuntungan yang dialami oleh kalangan masyarakat dengan cara membuka kios-kios, atau menjadi pemandu wisata, dan perubahan identitas kebudayaan yang semakin ke arah globalisasi. Namun, tentu keadaan ini pada akhirnya meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal tempat wisata. Peristiwa-peristiwa tersebut menjadi bernilai karena pendapatan yang diperoleh, akan tetapi nilai-nilai budayanya menurun, karena yang ditonjolkan bentuk atraktifnya, sedangkan jiwa dan apresiasinya tidak ada lagi terutama yang dirasakan oleh pelaku. Demikian jika pariwisata dilihat dari dimensi kultural, dapat menumbuhkan suatu interaksi antara masyarakat tradisional agraris dengan masyarakat modern industrial. Melalui proses interaksi inilah maka kemungkinan terjadinya suatu praktik komunikasi yang pada akhirnya akan merubah struktur kehidupan atau pola budaya masyarakat aslinya. Bentuk-bentuk kebudayaan luar 3

ini pun nampak melalui tingkah laku, cara berpakaian, penggunaan bahasa, serta pola konsumsi yang diadopsi dari wisatawan. Kemajuan teknologi dan perkembangan globalisasi di dunia memudahkan komunikasi dan hubungan tiap negara di penjuru dunia yang ditandai dengan semakin bebasnya arus informasi dan komunikasi, menembus batas-batas teritorial negara membawa perubahan dalam berbagai bidang. Hal ini membuat sebuah kebudayaan suatu negara dapat lebih mudah dikenal, dan sebagai pengenalan identitas diri suatu negara dari industri pariwisata. Dari situlah, munculnya aneka ragam budaya yang terjadi karena adanya interaksi manusia sebagaimana makhluk sosial yang memiliki naluri untuk selalu berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Dalam konteks kebudayaan nasional, maka proses lintas budaya dan silang budaya yang terjadi harus dijaga agar tidak melarutkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Tidak lain dengan cara mempertahankan identitas budaya masing-masing, maka sebuah kebudayaan akan terus bertahan, dan tidak terkontaminasi atas identitas budaya lain. Identitas budaya mengantarkan kita pada karakteristik sebuah budaya yang merupakan petunjuk untuk mengenal kelompok lain, sehingga memudahkan interaksi antarbudaya yang terjadi, inilah yang disebut dengan komunikasi antarbudaya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat (2000:181), tujuh unsur kebudayaan adalah sistem religi dan upacara keagamaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem Ilmu pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem sarana kehidupan, sistem teknologi. Ragam budaya Indonesia tidak cukup untuk hanya 4

dijadikan kebanggaan semata, namun ada tugas besar yang harus dilaksanakan dalam upaya menjaganya, yakni melestarikan budaya tersebut untuk mewariskannya kepada generasi selanjutnya, dan itu tidaklah mudah. Kebudayaan terkait tradisi-tradisi lama, nilai-nilai yang dianut, normanorma kehidupan, juga makna-makan simbolik yang terkandung dalam sebuah kebudayaan merupakan aspek-aspek penting yang haruslah dijaga dan dipertahankan oleh bangsa Indonesia. Aspek-aspek tersebut merupakan identitas suatu budaya, yang harus diwariskan secara turun-temurun. Namun, di era globalisasi ini, kebudayaan kerap kali dijadikan sebagai sebuah objek wisata, dan harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan pariwisata, dalam artian kebudayaan untuk wisata, bukan wisata untuk kebudayaan. Indonesia memiliki keragaman budaya yang sangat menarik berlatar belakang agama, adat istiadat yang unik, dan kesenian yang dimiliki oleh setiap suku yang ada di Indonesia. Di samping itu, alamnya yang indah akan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik itu alam pegunungan (pedesaan), alam bawah laut, maupun pantai. Tidak dipungkiri, betapa banyaknya wisatawan dari berbagai negara yang tertarik untuk mengunjungi Indonesia, bahkan tidak sedikit yang akhirnya menetap di Indonesia. Salah satunya Bali, destinasi pariwisata yang paling sering dikunjungi di Indonesia. Bali merupakan kota ikon pariwisata Indonesia di mata dunia. Bali dikenal para wisatawan karena memiliki potensi alam yang amat indah antara lain, iklim yang tropis, hutan yang hijau, gunung, danau, sungai, sawah serta pantai indah dengan beragam pasir putih dan hitam. Selain itu, Bali lebih dikenal juga karena 5

perpaduan alam dengan manusia serta adat kebudayaannya yang unik, yang berlandaskan pada konsep keserasian dan keselarasan yang telah mewujudkan suatu kondisi estetika yang ideal dan bermutu tinggi. Berikut tabel statistik banyaknya wisatawan mancanegara yang datang langsung ke Bali per bulan tahun 2009-2013: B u l a n T a h u n 2009 2010 2011 2012 2013 (1) (3) (4) (5) (6) (6) 1 Januari 174 541 179 273 209 093 253 286 232 935 2. Pebruari 147 704 191 926 207 195 225 993 241 868 3. M a r e t 168 205 192 579 207 907 230 957 252 210 4. A p r i l 188 776 184 907 224 704 225 488 242 369 5. M e i 190 803 203 388 209 058 220 700 247 972 6. J u n i 200 566 228 045 245 652 244 080 275 667 7. J u l i 235 198 254 907 283 524 271 512 297 878 8. Agustus 232 255 243 154 258 377 254 079 309 219 9. September 218 443 240 947 258 440 257 363 305 629 10. Oktober 221 282 229 904 247 565 255 021 266 562 11. Nopember 184 803 199 861 221 603 242 781 307 276 12. Desember 222 546 227 251 253 591 268 072 299 013 J u m l ah : 2 085 084 2 385 122 2 576 142 2 826 709 3 278 598 Pertumbuhan (%) 14.39 8.01 9.73 4.34 11.16 Sumber: Bali Dalam Angka 2014 (http://bali.bps.go.id/) Tabel 1.1 Statistik wisatawan di Bali dari tahun 2009-2013 6

Bali mengembangkan pariwisata budaya, karena kebudayaan di Bali merupakan paling potensian bagi kehidupan masyarakat Bali. Masyarakat pulau dewata ini mengharapkan kebudayaan mereka dapat memberikan identitas budaya yang menjadi daya tarik utama bagi peningkatan pariwisata, dimana fungsi kebudayaan Bali tidak hanya untuk dinikmati, tetapi juga sebagai sarana untuk membawa nilai-nilai ketuhanan, seperti pelaksanaan upacara adat. Penulis melakukan penelitian di Desa Penglipuran Bali. Desa ini merupakan salah satu tujuan wisata di Bali yang terletak di Kelurahan Kubu, Kabupaten Bangli. Keberadaan Desa Penglipuran yang merupakan desa asli penduduk Bali, yakni suku Bali Aga, sekaligus sebagai tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara, menarik penulis untuk meneliti bagaimana bentuk dari identitas budaya masyarakt asli suku Bali Aga di desa Penglipuran, dan bagaimana cara mereka mempertahankannya dari generasi ke generasi di tengah kereberadaan desa mereka sebagai objek wisata. Sebuah tempat yang dijadikan sebagai objek wisata, terdapat keanekaragaman unsur masyarakat menurut suku bangsa, agama, dan golongan lainnya. Ciri nyata dari keanekaragaman adalah adanya kecenderungan yang kuat untuk mempertahankan identitas asli kebudayaan tersebut. Penulis tertarik untuk meneliti bagaimana masyarakat asli Desa Penglipuran yakni suku Bali Aga, menampilkan identitas budaya desa mereka dalam kehidupan sehari-sehari, di mana terdapat hal-hal yang harus dipertahankan dalam identitas mereka, sehingga lokal identitas mereka tetap terjaga dan tidak 7

terkontaminasi, di samping sebagai objek wisata. Maka dari itu, penulis akan melakukan penelitian ini dengan memproses permasalahan identitas budaya dan cara mempertahankannya. 1.2 Fokus dan Pertanyaan Penelitian 1.2.1 Fokus Penelitian Dari adanya permasalahan ini, maka akan dapat diarahkan pembahasanpembahasan yang akan dilakukan dengan tujuan dasarnya yaitu memecahkan masalah yang diajukan tersebut. Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka akan menjadi permasalahan dalam hal ini adalah: "Bagaimana bentuk-bentuk dari identitas budaya masyarakat desa adat Penglipuran, dan cara mempertahankannya secara turun-temurun?" 1.2.2 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana bentuk-bentuk dari identitas budaya masyarakat desa adat Penglipuran dalam kehidupan sehari-hari mereka, juga dalam maknamakna simbolik yang terkandung pada lingkungan sekitar mereka? 2. Bagaimana cara masyarakat desa adat Penglipuran dalam menjaga dan mempertahankan tradisi-tradisi dan nilai-nilai dari para leluhur mereka melalui pemaknaan subjektif dari makna-makna simbolik yang kemudian diinteraksikan? 8

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk identitas budaya masyarakat desa adat Penglipuran dalam kehidupan sehari-hari mereka, juga dalam makna-makna simbolik yang terkandung pada lingkungan sekitar mereka. 2. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara masyarakat desa adat Penglipuran dalam menjaga dan mempertahankan tradisi-tradisi dan nilai-nilai dari para leluhur mereka. 1.3.2 Kegunaan Penelitian 1. Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan salah satu bentuk dalam memperkaya kajian komunikasi khususnya pada pemahaman identitas kebudayaan dan perilaku komunikasi. Hasil penelitian ini diharapakan dapat mendorong penelitianpenelitian selanjutnya yang berkaitan dengan identitas budaya. 2. Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan salah satu bentuk sumbangan pemikiran mengenai objek penelitiannya, yakni memahami konteks identitas budaya khususnya kebudayaan masyarakat Penglipuran. 9

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan salah satu bentuk sumbangan pemikiran kepada subjek penelitiannya, yakni suku asli Bali Aga di desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, Kelurahan Kubu. 10