BAB I PENDAHULUAN. diprediksi akan meningkat di tahun ini karena akan diberlakukannya AFTA (Asean

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tahun 2015 karena akan diberlakukannya AFTA (Asean Free Trade Area). AFTA

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas pasar modal. Pasar modal menurut Bursa Efek Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang kekurangan modal atau memiliki modal yang terbatas,

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal adalah dengan harapan memperoleh capital gain dan dividen.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, dengan dukungan teknologi informasi, telah membuka peluang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya perjanjian kerjasama perdagangan antar dua negara atau yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang telah dilakukannya. Hal ini dikarenakan dividen merupakan

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk investasi kembali (reinvestasi) pada aset yang. dalam bentuk dividen tunai maupun dividen saham.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia usaha semakin lama semakin tajam dalam era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pasar yang semakin luas menjadikan persaingan usaha semakin ketat. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang masuk dalam industri barang konsumsi yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan investasi di negara ASEAN lainnya. Bagi produsen, permintaan. keuntungan dari penjualan produk antar negara ASEAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend. gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli.

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang dilakukan untuk menentukan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (Levy dan Sarnat, 1990). Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan perusahaan dapat didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini sudah memasuki era

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2014). Stice et al (2005) dalam Suharli (2007) mengartikan dividen sebagai

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik industri maupun jasa, termasuk industri consumer goods.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh aktivitas pasar modal yang menjadi peluang yang baik untuk masa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Hal ini mendukung berkembangnya pasar modal di Indonesia, pasar modal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu bersaing dalam persaingan industri. Perusahaan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

Keputusan pembagian dividen merupakan suatu masalah yang sering. dihadapi oleh perusahaan. Manajemen sering mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang salah satu kegiatan operasionalnya

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah sebuah integrasi ekonomi. ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antarnegara-negara ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembalian investasi baik dalam bentuk pendapatan dividen (dividend yield)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar besarnya. Return tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. Sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar negara untuk memenangkan pasar perdagangan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB I PENDAHULUAN. return sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return. (tingkat pengembalian) tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. berbagai investasi, seperti investasi pada proyek, investasi pada perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh pihak manajemen dengan penentuan membagikan laba yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dana yang produktif dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya investor melakukan investasi adalah untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peranan yang sangat besar bagi. dalam pasar modal untuk menyediakan fasilitas atau wahana yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekspor adalah kegiatan dimana sebuah negara menjual produknya ke negara lain. Ekspor Indonesia pada Desember 2014 mengalami kenaikan sebesar 9.05% dibandingkan dengan Desember 2013 (www.bps.go.id). Ekspor Indonesia juga diprediksi akan meningkat di tahun ini karena akan diberlakukannya AFTA (Asean Free Trade Area). AFTA merupakan kesepakatan yang mengatur penurunan tarif bea masuk impor hingga 0-5% (www.depkeu.go.id). Penurunan bea impor berarti bahwa Indonesia dapat mencapai pasar yang berada di luar negeri namun hal yang sama juga berlaku bagi perusahaan asing. Perusahaan asing dapat memasuki pasar Indonesia dengan lebih mudah karena penurunan bea impor. Penduduk Indonesia yang jumlahnya sangat banyak juga akan membuat Indonesia menjadi incaran perusahaan asing. Banyaknya perusahaan asing yang akan masuk ke dalam pasar Indonesia akan mendorong kompetisi bagi perusahaan di Indonesia. Selain AFTA bertambahnya jumlah emiten di sektor industri barang konsumsi juga akan memicu kompetisi. Saat ini diketahui bahwa terdapat 37 emiten di sektor industri barang konsumsi dan 4 diantaranya merupakan emiten yang melakukan IPO setelah tahun 2011. Adanya emiten baru berarti bahwa ada kompetitor baru yang ikut masuk ke dalam sektor industri barang konsumsi. Masuknya perusahaan asing ke Indonesia akan membuat persaingan menjadi lebih sengit terutama karena lawan 1

perusahaan bukan lagi hanya perusahaan lokal namun juga perusahaan asing. Persaingan yang semakin ketat ini akan mendorong perusahaan untuk berinovasi agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan serta berkembang, untuk dapat bertahan hidup dan berkembang maka perusahaan memerlukan modal yang dapat digunakan untuk berinovasi agar kembali mendapatkan competitive advantage. Modal yang diperlukan oleh perusahaan dapat diperoleh baik dari intern maupun extern. Modal intern bisa berupa modal sendiri dari pemilik perusahaan, sedangkan modal extern bisa berupa hasil penerbitan saham maupun utang dari pihak luar. Seiring waktu, kebutuhan perusahaan akan dana akan terus bertambah sehingga perusahaan akan terdorong untuk mencari dana external. Penerbitan saham merupakan salah satu cara untuk mencari modal external. Saham adalah bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan (www.idx.co.id). Investor tentu saja mengharapkan adanya return atas kegiatan investasi yang telah dilakukan. Pembelian saham dilakukan karena investor mengharapkan return yang berupa capital gain maupun dividend. Deitiana (2013) menjelaskan capital gain sebagai selisih antara harga pada saat jual dan beli saham, sementara dividen adalah keuntungan yang dibagikan oleh manajemen kepada pemegang saham. Bagi investor, tentu saja dividen menjadi motivator yang lebih menjanjikan investor untuk menanamkan dananya dalam bentuk saham dibandingkan capital gain (Sumiadji, 2011). Hal ini dikarenakan pembagian dividen bersifat pasti, sementara untuk mengharapkan capital gain, investor harus berspekulasi mengenai perkiraan harga 2

saham dimasa yang akan datang (Sumiadji, 2011). A dividend is a corporation s distribution of cash or shares to its shareholders on a pro rata basis (Weygandt, Kimmel dan Kieso, 2013) dengan kata lain dividen merupakan uang ataupun saham yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya yang berbasis proporsional sesuai dengan kepemilikan mereka. Ross (2011) menjelaskan bahwa terdapat pro dan kontra dalam langkah perusahaan untuk membayarkan dividen. Pro dari melakukan pembagian dividen adalah sebagai berikut: 1. Cash dividends dapat menunjukkan bahwa kinerja perusahaan telah baik dan dapat memberikan efek positif terhadap harga saham perusahaan. 2. Dividen dapat menarik institutional investors yang mengharapkan return dalam bentuk dividen. Institutional investors adalah sebuah organisasi yang menyimpan uang dengan tujuan untuk melakukan kegiatan investasi. Dengan adanya investor baik institusional maupun individu maka cost of capital perusahaan akan menurun. 3. Dividen dapat menyerap kelebihan cash flow perusahaan. Selain itu dapat mengurangi agency cost yang timbul akibat konflik antara manajemen dengan pemegang saham. 4. Harga saham biasanya meningkat ketika pengumuman tentang dividen dilakukan. Sementara kontra dari membagikan dividen adalah: 1. Pembagian dividen dapat mengurangi sumber internal untuk kegiatan pendanaan. Dividen dapat memaksa perusahaan untuk tidak mengambil 3

proyek yang memiliki NPV positif atau mungkin harus melakukan kegiatan pendanaan lain yang tentu saja menyebabkan timbulnya cost bagi perusahaan. 2. Ketika kebijakan dividen sudah ditetapkan, maka akan sulit untuk mengurangi jumlah dividen yang akan dibagikan di masa depan tanpa mempengaruhi harga saham perusahaan secara negatif. 3. Dividen akan dikenai pajak bagi penerimanya. Investor tentu saja menginginkan pembagian dividen yang besar namun hal ini akan memiliki dampak yang buruk bagi manajemen. Apabila dividen akan dibayarkan semua, kepentingan cadangan akan terabaikan. Sebaliknya bila laba akan ditahan semua, maka kepentingan pemegang saham akan uang kas juga terabaikan (Deitiana, 2009). Semakin tinggi pembagian dividen berarti makin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan yang berarti akan menghambat pertumbuhan perusahaan (Riyanto, 2001 dalam Deitiana, 2013). Sebaliknya, jika perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatannya sebagai laba ditahan, maka bagian pendapatan yang tersedia untuk dividen semakin kecil, sehingga hal ini akan mempengaruhi minat investor terhadap saham perusahaan yang bersangkutan, akibatnya akan menurunkan harga pasar saham dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Taofiqkurochman dan Konadi, 2012). Bagi perusahaan, pilihan untuk membagikan laba dalam bentuk dividen akan mengurangi sumber dana internalnya, sebaliknya jika perusahaan menahan labanya dalam bentuk laba ditahan maka kemampuan pembentukan dana internalnya akan semakin besar yang dapat digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehingga 4

mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap dana eksternal dan sekaligus akan memperkecil risiko perusahaan (Marlina dan Danica, 2009). Pembagian dividen akan menghambat pertumbuhan perusahaan namun jika perusahaan tidak membagikan dividen maka kepentingan investor akan tidak terpenuhi, oleh karena itu terjadi trade off antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan investor. Besarnya alokasi laba yang digunakan untuk dividen, akan menjadi perhatian bagi para investor karena tidak dapat dipungkiri, investor lebih menyukai nominal dividen yang besar, sedangkan hal tersebut tidak dikehendaki oleh manajemen yang lebih memilih untuk menahan laba perusahaan (Pribadi dan Sampurno, 2012). Perbedaan kepentingan ini menyebabkan diperlukannya kebijakan dividen yang optimal yang dapat mengakomodasi kebutuhan investor dan manajemen. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham (Taofiqkurochman dan Konadi, 2012). Teori kebijakan dividen yang optimal diartikan sebagai rasio pembayaran dividen yang ditetapkan dengan memperhatikan kesempatan menginvestasikan dana serta berbagai preferensi yang dimiliki para investor mengenai dividen dari pada capital gain (Husnan, 1988 dalam Marietta dan Sampurno, 2013). Di BEI terdapat banyak emiten baru dimana seorang investor dapat berinvestasi, hal yang sama juga terjadi di sektor industri barang konsumsi. Banyaknya pesaing yang terus bertambah menyebabkan tiap emiten harus berusaha untuk memberikan insentif agar investor mau melakukan investasi di perusahaan 5

tersebut, investor tentu saja lebih menginginkan perusahaan yang memberikan dividen yang besar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan dividen adalah dengan menggunakan rasio Dividend Payout Ratio (DPR). DPR merupakan penentu jumlah laba yang akan dapat ditahan dalam sebuah perusahaan sebagai sumber pendanaannya dan juga sebagai penentu berapa laba dividen yang akan dibagi kepada investor (Rahayuningtyas, Suhadak dan Handayani, 2014). DPR mengukur kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen dengan membandingkan antara dividen tunai yang dibagikan untuk tiap lembar saham dengan pendapatan yang dijanjikan untuk tiap lembar saham. Besar kecilnya DPR akan mempengaruhi keputusan investasi para pemegang saham dan disisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan (Marlina dan Danica, 2009). Penelitian ini menggunakan variable Profitabilitas, Total Asset Turnover, Growth of sales, dan Firm size sebagai variabel yang berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen. Profitabilitas akan digunakan indikator pada return on asset sementara total asset turnover akan digunakan sebagai indikator aktivitas. Growth of sales akan digunakan sebagai indikator peningkatan penjualan dan untuk firm size indikator yang akan digunakan adalah natural logaritma dari total asset. Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio keuangan yang mengukur profitabilitas perusahaan. Marlina dan Danica (2009) mengatakan bahwa ROA 6

menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Dengan melihat rasio ROA dapat diketahui bagaimana perusahaan menggunakan aset untuk menghasilkan laba. ROA yang tinggi berarti bahwa perusahaan dapat menggunakan aset secara maksimal untuk mendapatkan keuntungan, sehingga semakin tinggi ROA berarti laba yang dimiliki oleh perusahaan juga semakin tinggi. Laba perusahaan yang tinggi akan membuat perusahaan memiliki lebih banyak dana yang dapat digunakan baik untuk membagikan dividen ataupun untuk ditahan. Peningkatan dana ini akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memberikan dividen. Marietta dan Sampurno (2013) mengatakan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Pribadi dan Sampurno (2013) serta oleh Marlina dan Danica (2009). Total Asset Turnover (TATO) menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan menggunakan asset yang ada. Sari dan Budiasih (2014) menyatakan bahwa TATO adalah rasio yang menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset yang dimiliki agar menghasilkan volume penjualan tertentu. Semakin tinggi rasio TATO, maka semakin efisien pula penggunaan keseluruhan aset perusahaan dalam menghasilkan penjualan sehingga penjualan perusahaan akan menjadi lebih besar. Jika penjualan yang dimiliki oleh perusahaan besar dan tidak terdapat kenaikan beban, maka laba yang dimiliki oleh perusahaan juga akan menjadi lebih besar. Laba yang lebih besar akan menyebabkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham juga semakin besar sehingga kemampuan perusahaan untuk 7

membagikan dividen juga mengalami peningkatan. Sumiadji (2011) mengatakan bahwa TATO berpengaruh negatif terhadap DPR. Selain itu Deitiana (2013) mengatakan hal yang serupa yaitu bahwa TATO memiliki pengaruh terhadap DPR, akan tetapi pengaruhnya memiliki arah positif. Growth of Sales mencerminkan keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri. Laju pertumbuhan perusahaan akan mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dalam menandai kesempatan-kesempatan pada masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan tinggi, maka akan mencerminkan pendapatan meningkat sehingga pembayaran dividen cenderung meningkat. Hasil penelitian Khoirul dan Ririn (2013) menyatakan bahwa Growth of sales mempunyai pengaruh negative dengan kebijakan dividen tunai. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Marietta dan Sampurno (2013) bahwa Growth of sales berpengaruh negative terhadap kebijakan dividen tunai. Firm size merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan profitabilitas (Ammar, 2003 dalam Sari, 2014). Ukuran perusahaan dapat diukur menggunakan natural logaritma dari total assets. Perusahaan yang memiliki ukuran yang besar akan memiliki jumlah aset yang besar pula. Weygandt, Kimmel dan Kieso (2013) mengatakan bahwa aset digunakan untuk aktivitas perusahaan dan memiliki kapasitas untuk menghasilkan pendapatan di masa depan. Aset digunakan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan operasional yang akan mendatangkan pendapatan bagi 8

perusahaan. Bila aset perusahaan besar maka potensi pendapatan yang dapat dihasilkan oleh kegiatan operasional perusahaan tentu saja juga besar. Pendapatan perusahaan yang besar dapat meningkatkan laba perusahaan. Laba perusahaan yang besar akan membuat laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham menjadi lebih besar sehingga akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen. Hasil penelitian Marietta dan Sampurno (2013) mengatakan bahwa firm size berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Komrattanapanya (2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pribadi dan Sampurno (2012) juga mengatakan bahwa firm size memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DPR akan tetapi berdasarkan penelitian yang dilakukan pengaruh tersebut arahnya negatif. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitan yang dilakukan oleh Hikmah dan Astuti (2013). Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Hikmah dan Astuti (2013) meliputi: 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Objek penelitian Hikmah dan Astuti (2013) adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010. 9

2. Variabel Independen Penelitian ini tidak menggunakan variabel liquidity dan investment yang digunakan Hikmah dan Astuti (2013) dan penelitian ini menambahkan satu variabel independen yaitu TATO yang mengacu pada penelitian Sumiadji (2011). Dengan demikian judul penelitian ini adalah Pengaruh Profitabilitas, Total Asset Turnover, Growth of Sales, dan Firm Size terhadap Kebijakan Dividen Tunai (Studi pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013). 1.2 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini terdapat pada objek penelitiannya yaitu hanya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang bergerak di sektor industri barang konsumsi pada tahun 2011-2013. Pada penelitian ini hal yang ingin diteliti adalah pengaruh Profitabilitas, Total Asset Turnover (TATO), Growth of Sales, dan Firm size terhadap Kebijakan dividen tunai. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Apakah Profitabilitas yang diproksikan Return on Asset berpengaruh terhadap Kebijakan dividen tunai? 2. Apakah Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh terhadap Kebijakan dividen tunai? 10

3. Apakah Growth of sales berpengaruh terhadap Kebijakan dividen tunai? 4. Apakah firm size yang diproksikan dengan natural logaritma Total Asset (TA) berpengaruh terhadap Kebijakan dividen tunai? 5. Apakah Profitabilitas, Total Asset Turnover (TATO), Growth of sales, dan firm size yang diproksikan dengan natural logaritma Total Asset (TA) berpengaruh secara simultan terhadap Kebijakan dividen tunai? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh bukti empiris mengenai: 1. Pengaruh Profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Asset terhadap Kebijakan dividen tunai. 2. Pengaruh Total Asset Turnover (TATO) terhadap Kebijakan dividen tunai. 3. Pengaruh Growth of Sales terhadap Kebijakan dividen tunai. 4. Pengaruh firm size yang diproksikan dengan natural logaritma Total Asset (TA) terhadap Kebijakan dividen tunai. 5. Pengaruh Profitabilitas, Total Asset Turnover (TATO), Growth of Sales, dan firm size yang diproksikan dengan natural logaritma Total Asset (TA) secara simultan terhadap Kebijakan dividen tunai. 11

1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini: 1. Bagi investor Hasil penelitian ini dapat membantu proses pengambilan keputusan terkait kegiatan investasi dengan melakukan analisa rasio keuangan emiten. 2. Bagi akademisi Hasil penelitian ini dapat membantu untuk lebih memahami pengaruh Profitabilitas, TATO, Growth of sales, dan firm size terhadap Kebijakan dividen tunai, serta dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi emiten Hasil penelitian ini dapat membantu emiten untuk menentukan dasar penentuan kebijakan dividen. 4. Bagi peneliti Proses dari penelitian ini menambah wawasan mengenai pengaruh Profitabilitas, TATO, Growth of sales, dan firm size terhadap Kebijakan dividen tunai. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab yang terdiri dari: 12