BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Hospital Association dalam Rustiyanto (2010),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang tidak periodik. Ada yang harus diperbaharui (updated) yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing. Kewajiban lainnya adalah melakukan administrasi. medis yang tertib yaitu dengan sistem dan prosedur yang efisien dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Boyolali merupakan. salah satu instansi pelayanan kesehatan di Kabupaten Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa

ABSTRACT. Keywords: hospital's internal report. xvi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah organisasi pelayanan kesehatan yang. bertujuan memberikan pelayana kesehatan yang bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. 1. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djojosoegito dalam Hatta (2008) rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes Nomor. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan rekaman atau. rekam medis. Menurut Huffman (1994), rekam medis adalah rekaman atau

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat pembangunan kesejahteraan, pusat pembinaan peran serta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang menaungi tenaga medis. profesional dan terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen,

BAB I PENDAHULUAN. Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan Pelaksanan Jaminan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional dan aman seperti dalam UU Praktik Kedokteran Pasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah. yang bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi atau instansi memiliki tujuan apa yang akan mereka capai

BAB III LANDASAN TEORI. berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarki.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi profesional baik di bidang teknik medis maupun. dilaksanakan surat persetujuan tindakan kedokteran.

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban untuk melayani pasien dengan fasilitas yang lengkap serta. pelayanan yang cepat dan tepat. Untuk mencapai hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 24 jam, dimana dibutuhkan sistem kerja yang bergantian(shift) dalam

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor pendukung terpenting. Di dalam Permenkes RI Nomor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan zaman yang begitu pesat, diera globalisaasi

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang. Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

BAB I PENDAHULUAN. dengan sistem pengelolahan Rekam Medis yang baik dan benar. 1

BAB I PENDAHULUAN. spesialis, subspesialis yang mempunyai fungsi utama yang menyediakan dan. efektif, sehingga masyarakat tidak merasa di kecewakan.

BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN Komponen Masukan (Input) 1. Tenaga rekam medis jumlahnya sudah mencukupi untuk Rumah Sakit

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL i. LEMBAR PERSETUJUAN ii. HALAMAN PERSEMBAHAN iii. MOTTO v. KATA PENGANTAR vi. DAFTAR ISI viii.

PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Pengembangan sistem..., Fatimah Haniyah, FKM UI, 2009

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN DAN KOMITMEN PIMPINAN TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDISDI RUMAH SAKIT UMUM M

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien termasuk kualitas pendokumentasian rekam medis. memelihara rekam medis pasiennya. Menurut Hatta (2012), rekam medis

MANAJEMEN DATA MORBIDITAS PASIEN RAWAT INAP (RL 4A) DI RSUD KOTA SURAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut American Hospital Association dalam Rustiyanto (2010), rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis professional yang terorganisir serta sarana prasarana kedokteran yang permanen yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008, rekam medis adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis memberikan informasi yang akurat.informasi yang akurat dan tepat sangat diperlukan guna menunjang mutu pelayanan kesehatan untuk pemenuhan pembuatan laporan. Rekam medis merupakan salah satu sumber data dalam pembuatan pelaporan di rumah sakit.pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat, dan akurat.terdapat empat tahapan dalam pengolahan data dan penyajian data yaitu pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan penyajian data.statistik kesehatan merupakan bagian dari kegiatan di bidang rekam medis, yang dikerjakan di bagian pelaporan. Kegiatan pelaporan terdiri dari pengumpulan data statistik rumah sakit untuk pemenuhan pembuatan pelaporan bersumber dari register, sensus harian dari indeks. Pengumpulan data dalam pembuatan pelaporan memerlukan suatu kerjasama yang baik, 1

maka data yang diperlukan akan lebih mudah terkumpul dan pengolahan data dapat segera dilakukan (Depkes, 1997). Menurut Permenkes 1171/Menkes/PER/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), disebutkan bahwa Permenkes 1410/MENKES/SK/X/2003 revisi V dinyatakan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi kemudian diubah menjadi SIRS revisi VI. Gambaran umum SIRS revisi VI adalah pelaporan terdapat dua jenis, yaitu pelaporan intern (dalam rumah sakit) dan pelaporan ekstern (keluar rumah sakit). Pelaporan ekstern diantaranya Rekapitulasi Laporan (RL) 1 berisikan Data Dasar Rumah Sakit yang dilaporkan setiap waktu apabila terdapat perubahan data dasar dari rumah sakit sehingga data ini dapat dikatakan data yang bersifat terbarukan setiap saat (update); RL 2 berisikan Data Ketenagaan yang dilaporkan periodik setiap tahun; RL 3 berisikan Data Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit yang dilaporkan periodik setiap tahun; RL 4 berisikan Data Morbiditas/Mortalitas Pasien yang dilaporkan periodik setiap tahun; RL 5 yang merupakan Data Bulanan yang dilaporkan periodik setiap bulan, berisikan data kunjungan dan data 10 besar penyakit. Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan Maret 2014 dengan wawancara kepada Kepala Instalasi Rekam Medis diketahui bahwa laporan yang dibuat di RSUD Sleman meliputi laporan internal dan laporan eksternal. Laporan internal ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak dalam rumah sakit.sedangkan laporan eksternal ditujukan untuk memenuhi kebutuhan instansi di luar rumah sakit.laporan eksternal dibuat sesuai dengan permintaan pihak eksternal. Adapun dalam pelaksanaannya, laporan di RSUD Sleman masih sering mengalami keterlambatan pengiriman setiap 2

tahunnya dan mendapat surat peringatan tiap akhir tahun terkait keterlambatan pengiriman laporan dari Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta, khususnya pada pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui pelaksanaan serta hambatan dalam pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan di Bagian Rekam Medis RSUD Sleman. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah Hambatan apa saja yang ada dalam pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan di RSUD Sleman? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hambatan dalam pelaksanaan pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan di RSUD Sleman. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pelaksanaan pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan di RSUD Sleman. b. Mengetahui faktor yang menghambat dalam pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan di RSUD Sleman. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Sarana Pelayanan Kesehatan 3

Mampu memberikan masukan berupa informasi mengenai hambatan apa saja yang terjadi dalam pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan. b. Bagi Peneliti Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman secara langsung dari rumah sakit mengenai hambatan dalam pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan dengan menerapkan teori yang diperoleh peneliti dari institusi pendidikan. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Dapat memberikan masukan ilmu yang berguna sebagai bahan pembelajaran dan memperkaya ilmu pengetahuan dari hasil penelitian. b. Bagi Peneliti lain Dapat dijadikan referensi bagi penelitian lain yang memiliki bahasan penelitian yang serupa dengan penelitian ini. E. Keaslian Penelitian 1. Diani (2013) dengan judul Pelaksanaan Pengolahan Pelaporan Morbiditas dan Mortalitas Pasien Rawat Inap (RL 4a) di RSUD Sleman Penelitian Diani (2013) merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data secara crosssectional.tujuan penelitian Diani adalah untuk mengetahui pelaksanaan pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap (RL 4a) serta 4

kendala dalam pembuatan pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap (RL 4a) di RSUD Sleman. Hasil dari penelitian Diani (2013) adalah pembuatan pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap terdiri dari pengumpulan data, pengolahan dara dan penyajian data.pengumpulan data dalam pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap adalah berkas rekam medis pasien rawat inap. Pengolahan data yang sudah komputerisasi adalah coding, indeks, register rawat inap, sedangkan untuk membuat laporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap masih manual. Penyajian data laporan data keadaan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap (RL 4a) berupa tabel.kendala dalam pembuatan pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap, didapat masih banyak berkas rekam medis yang belum terisi dengan lengkap. Dari berkas rekam medis yang belum terisi lengkap, menghambat dalam proses pengolahan data dan penyajian data pelaporan RL 4a, sehingga laporan RL 4a menjadi tidak lengkap, akurat, dan tidak tepat waktu. Persamaan penelitian ini dengan penetian Diani (2013) adalah sama-sama tentang pelaksanaan pelaporan. Metode penelitian sama yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Diani (2013) terdapat pada tujuan.tujuan penelitian Diani (2013) adalah mengetahui pelaksanaan pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap (RL 4a) serta kendala dalam pembuatan pelaporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap (RL 4a).Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk 5

mengetahui pelaksanaan pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan dan hambatan dalam pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan. 2. Yunus (2009) dengan judul Hambatan Pengolahan Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1) Di Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta Dilihat Dari Diagram Fishbone Penelitian Yunus (2009) menggunakan metode deskriptif kualitatif, pengambilan data melalui wawancara, studi dokumentasi serta observasi. Tujuan penelitian Yunus (2009) adalah mengetahui faktor penghambat pengolahan laporan bulanan data kesakitan (LB1) berdasarkan diagram fishbone di Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta. Hasil penelitian Yunus (2009) adalah rusaknya komputer di bagian pengolahan data dapat menghambat pengolahan laporan bulanan data kesakitan (LB1) di Puskesmas Gondokusuman II. Komputer yang rusak tidak langsung diperbaiki karena alasan dana dari pemerintah yang tidak langsung turun setelah perencanaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Yunus (2009) terletak pada metode penelitian yaitu deskriptif kualitatif.sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian Yunus (2009) terdapat pada tujuan. Tujuan penelitian Yunus (2009) adalah mengetahui faktor penghambat pengolahan laporan bulanan data kesakitan (LB1) berdasarkan diagram fishbone. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan dan hambatan dalam pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan. 6

3. Winarsih (2004) dengan judul Tinjauan Pengolahan Data Morbiditas Pasien Rawat Jalan Surveilans Terpadu Rumah Sakit di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Penelitian Winarsih (2004) merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Tujuan dari penelitian Winarsih (2004) adalah untuk mengetahui mekanisme laporan data keadaan morbiditas mulai dari sendus harian, pengumpulan datanya sampai dengan penyajian data dalam bentuk RL 2b1. Hasil dari penelitian Winarsih (2004) adalah pengolahan data morbiditas pasien rawat jalan surveilans terpadu ruamh sakit (RL 2b1) di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta belum dilaksanakan secara maksimal, karena pengolahannya hanya melalui tiga tahap : pengumpulan data,pengolahan data, dan penyajian data. Sedangkan dua tahap selanjutnya belum dilakukan, yaitu tahap analisis dan intepretasi data dan penarikan kesimpulan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Winarsih (2004) adalah kedua penelitian sama-sama meneliti tentang pengelolaan data morbiditas.adapun perbedaannya adalah penelitian ini meneliti tentang pelaksanaan dan hambatan dalam pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan.sedangkan penelitian Winarsih (2004) meneliti tentang pengelolaan data keadaan morbiditas rawat jalan survailans terpadu dengan memfokuskan kepada mekanisme/tahapan pelaporan. 7