I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri

47. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2015 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan

BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

Analisis Kelayakan Ekonomi Alat Pengolah Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Biogas

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

cair (Djarwati et al., 1993) dan 0,114 ton onggok (Chardialani, 2008). Ciptadi dan

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Luas lahan, produksi dan produktivitas TBS kelapa sawit tahun Tahun Luas lahan (Juta Ha)

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun

TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh: LIBER SIBARANI NIM:

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bagian utama dari kelapa sawit yang diolah adalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

I. PENDAHULUAN. tanaman yang mengandung mono/disakarida (tetes tebu dan gula tebu), bahan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. batubara dan lainnya menjadikan harga energi terus maningkat. Negara Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa mengenai

PEMANFAATAN LIMBAH SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DI PROVINSI JAMBI DR. EVI FRIMAWATY

OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama perusahaan berdiri pada umumnya adalah

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik

Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR TEPUNG IKAN SKRIPSI

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS. energi (PLTBm) dengan pengolahan proses pemisahan. Selanjutnya subsistem

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

Gambar 1.1. Perkembangan Konsumsi Minyak Nabati Dunia

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan minyak kelapa sawit adalah Indonesia. Pabrik kelapa sawit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2015

I. PENDAHULUAN. Pencemaran masalah lingkungan terutama perairan sekarang lebih diperhatikan,

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan. Limbah : Feses Urine Sisa pakan Ternak Mati

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Zero Waste. [Prinsip Menciptakan Agro-Industri Ramah Lingkungan] Dede Sulaeman [1]

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

Upaya Peningkatan Produktivitas Kinerja Lingkungan dengan Pendekatan Green Productivity pada Pabrik Kelapa Sawit PT. Mopoli Raya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota sekarang ini semakin pesat, hal ini berbanding

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit adalah rata rata sebesar 750 kg/ha/tahun. Berarti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan

III METODOLOGI A Kerangka Pemikiran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

I. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

INOVASI TEKNOLOGI KOMPOS PRODUK SAMPING KELAPA SAWIT

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMANFAATAN LIMBAH DARI KOTORAN SAPI UNTUK MENGHASILKAN BIOGAS

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit di Indonesia sehingga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK

III. METODE PENELITIAN. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon kelapa sawit terdiri dari dua spesies besar yaitu Elaeis guineensis

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri Jurusan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kelapa sawit merupakan salah satu agroindustri yang sangat potensial dan berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia telah menyumbang sekitar 30% dari produksi minyak nabati dunia dan ekspor minyak sawit Indonesia mencapai 60% dari permintaan pasar global (Sudrajad dkk., 2014). Pertumbuhan produksi kelapa sawit semakin meningkat sejalan dengan jumlah limbah yang dihasilkan. Pengolahan satu ton tandan buah segar akan menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) 0,21 ton (21%), minyak inti sawit 0,05 ton (0,5%), dan sisanya merupakan limbah dalam bentuk tandan kosong kelapa sawit (TKKS) 0,23 ton (23%), serat 0,135 ton (13,5%), dan cangkang biji 0,055 ton (5,5%) (Darnoko dkk., 1993). Pengolahan tandan buah segar (TBS) pabrik kelapa sawit menjadi CPO juga akan menghasilkan 0,6-0,9 m 3 air limbah per ton TBS yang diolah (Zulher, 2012). Perkembangan agroindustri harus diikuti dengan sistem penanganan limbah yang baik agar pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat dikurangi. Salah satu strategi kunci yang diyakini mampu menanggulangi limbah adalah menerapkan sistem industri terintegrasi atau terpadu dengan pendekatan konsep nir-limbah. Pola pengolahan limbah terintegrasi adalah proses pengolahan limbah dengan cara memadukan antara satu jenis limbah dengan jenis limbah yang lain, misalnya air

2 limbah dengan TKKS yang jumlahnya paling dominan. Interaksi antara kedua limbah tersebut haruslah saling melengkapi, mendukung, dan saling menguntungkan, sehingga dapat mencegah pencemaran serta melestarikan lingkungan (Saputra, 2000). Air limbah pabrik kelapa sawit dapat dimanfaatkan menjadi biogas melalui proses anaerobik. Biogas merupakan gas mudah terbakar yang berasal dari bahan-bahan organik yang diperoleh dari proses perombakan bahan organik oleh mikroba dalam kondisi tanpa oksigen (anaerobik) (Apria, 2014). Menurut Haryati (2006), gas metana (CH 4 ) sebagai komponen utama dalam biogas merupakan gas yang tidak berbau dan tidak berwarna dan apabila dibakar akan menghasilkan energi panas. Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) selama ini dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk kompos. Pengomposan dapat dilakukan baik secara aerobik maupun anaerobik. Pengomposan aerobik atau pengomposan konvensional paling banyak dilakukan karena mudah dan murah, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik (Alex, 2015). Teknologi produksi kompos dari TKKS merupakan satu teknologi pengolahan limbah yang sekaligus dapat mengatasi masalah limbah padat dan limbah cair di pabrik kelapa sawit (PKS). Penerapan teknologi ini memungkinkan PKS untuk menerapkan konsep zero waste yang berarti tidak ada lagi limbah padat dan cair yang dibuang (Hidayanto, 2010). Selain itu, tandan kosong kelapa sawit ini dapat dimanfaatkan menjadi bahan penghasil biogas melalui proses fermentasi kering atau pencernaan

3 anaerobik (anaerobic digestion) yang memerlukan ruang tanpa oksigen dan bakteri pengurai untuk menghasilkan biogas (Apria, 2014). Pemanfaatan limbah PKS juga dapat meningkatkan nilai tambah limbah PKS. Pembuatan instalasi pengolahan limbah PKS terintegrasi akan menghasilkan produk yang bernilai jual dan dapat menghasilkan keuntungan bagi PKS. Pupuk organik dari TKKS dapat diaplikasikan untuk berbagai tanaman, baik secara tunggal maupun dikombinasikan dengan pupuk kimia, sehingga dapat mengurangi biaya. Biogas yang dihasilkan dari proses pengolahan air limbah secara anaerobik dan pengomposan TKKS memiliki nilai kalor sekitar 4.450-5.340 kkal/m 3 sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pengganti solar, penerangan dan listrik (Gerardi, 2003). Pengembangan pengolahan limbah tersebut perlu dikaji potensi ekonominya secara rinci agar dapat diketahui tingkat kelayakan penerapannya. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain : 1. Menganalisis potensi ekonomi pengolahan air limbah PKS dan TKKS terintegrasi untuk produksi biogas dan pupuk organik (kompos dan pupuk cair). 2. Menganalisis tingkat kelayakan penerapan pengolahan air limbah PKS dan TKKS terintegrasi.

4 1.3 Kerangka Pemikiran Pabrik kelapa sawit (PKS) merupakan salah satu agroindustri yang memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perkembangan kemampuan ekonomi masyarakat. Pabrik kelapa sawit dalam proses pengolahannya selain menghasilkan CPO sebagai produk utama, juga menghasilkan limbah yang cukup banyak berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah PKS yang paling dominan adalah air limbah dan TKKS. Setiap satu ton TBS yang diolah, akan menghasilkan TKKS sebanyak 0,23 ton (23%) (Darnoko dkk., 1993) dan 0,6-0,9 m 3 air limbah (Zulher, 2012). Limbah TKKS sebanyak ini dapat diolah menjadi kompos dan air limbah dapat diolah menjadi biogas sehingga tidak menimbulkan masalah pencemaran, sekaligus mengurangi biaya pengolahan limbah yang cukup besar. Proses produksi biogas terintegrasi dengan bahan baku air limbah PKS dan TKKS dideskripsikan dengan model dekomposisi bahan organik pada kondisi anaerobik. Air limbah pabrik kelapa sawit yang diproses dalam digester anaerobik akan menghasilkan biogas dan efluen. Proses pengomposan TKKS akan memanfaatkan efluen untuk mendegradasi bahan organik dalam kondisi anaerobik. Jumlah pupuk organik dan jumlah biogas atau metana diestimasi berdasarkan pada data empirik (data eksperimen) dan analisis teoritis (stoikiometri). Pengolahan air limbah PKS dan TKKS terintegrasi untuk produksi biogas dan pupuk organik (kompos dan pupuk cair) menunjukkan potensi ekonomi yang cukup tinggi. Berdasarkan data harga pupuk dan energi saat ini, hasil pengolahan

5 limbah PKS tersebut dikonversi ke dalam bentuk nilai uang yang potensial, sehingga dapat digunakan untuk menggambarkan manfaat ekonomi. Hasil konversi biogas dikaitkan dengan subtitusi bahan bakar fosil seperti solar dan listrik terhadap metana yang dihasilkan. Selanjutnya, nilai ekonomi yang diperoleh dianalisis dan dibandingkan dengan nilai investasi pembuatan instalasi pengolahan limbah PKS terintegrasi untuk mengetahui jumlah pendapatan disamping besarnya biaya yang dikeluarkan, sehingga dapat diketahui bahwa pengolahan air limbah dan TKKS terintegrasi layak untuk dikembangkan. Analisis ini menggunakan kriteria pengukuran antara lain Net Present Value (NPV) untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh selama umur ekonomi proyek, Internal Rate of Return (IRR) untuk menentukan tingkat suku bunga yang memberikan keuntungan, Payback Period (PP) untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal, dan Net Benefit/ Cost Ratio untuk mengetahui berapa besarnya keuntungan dibandingkan dengan pengeluaran selama umur ekonomis proyek. Manfaat ekonomi dan analisis kelayakan dinyatakan dalam bentuk nilai rupiah. Diagram alir kerangka pikiran secara singkat dapat dilihat pada Gambar 1.

6 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Poses Produksi Poduk Limbah Biogas Kompos Pupuk Cair Air Limbah TKKS + Air Limbah Pengolahan Terintegrasi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Manfaat Ekonomi Biaya Investasi Analisis Kelayakan Gambar 1. Diagram alir kerangka pemikiran 1.4. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah 1. Pengolahan air limbah PKS dan TKKS terintegrasi untuk produksi biogas dan pupuk organik ( kompos dan pupuk cair) menunjukkan potensi ekonomi yang cukup tinggi. 2. Pengolahan air limbah dan TKKS terintegrasi layak untuk dikembangkan.