BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal sebagai sektor penting karena berperan antara lain sebagai sumber

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, yaitu dengan cara menggalakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan sumber daya alam strategis bagi segala pembangunan. Hampir

Lampiran 1. Citra Landsat DAS Cipunagara Tahun 1972 (Kombinasi Band 421)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Kecamatan Jalancagak memiliki luas lahan 5.396,52 Ha yang sebagian

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xiii

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

BAB II TINJAUAN UMUM

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB I PENDAHULUAN. pembangkit tenaga listrik. Secara kuantitas, jumlah air yang ada di bumi relatif

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk industri atau pemukiman dan masalah pasar bagi produk pertanian. Oleh

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak, Batas, dan Luas Daerah Penelitian. Sungai Oyo. Dalam satuan koordinat Universal Transverse Mercator

TINJAUAN PUSTAKA. A. Material Vulkanik Merapi. gunung api yang berupa padatan dapat disebut sebagai bahan piroklastik (pyro = api,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B A B I PE N D A H U L U A N. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pasir Pantai. hubungannya dengan tanah dan pembentukkannya.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB I PENDAHULUAN. utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng. Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan hasil alam.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

EVALUASI ALIH FUNGSI TANAMAN BUDIDAYA TERHADAP POTENSI DAERAH RESAPAN AIRTANAH DI DAERAH CISALAK KABUPATEN SUBANG

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ibukota Jawa Barat berada disekitar gunung Tangkuban Perahu (Gambar 1).

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak semua kerusakan alam akibat dari ulah manusia. yang berbentuk menyerupai cekungan karena dikelilingi oleh lima gunung

2015 ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utama, yaitu sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dan sebagai matriks

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

Perancangan Perkuatan Longsoran Badan Jalan Pada Ruas Jalan Sumedang-Cijelag KM Menggunakan Tiang Bor Anna Apriliana

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

BAB IV GAMBARAN UMUM

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Kebutuhan tersebut terkait untuk pemenuhan kebutuhan hidup

PENDAHULLUAN. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka

KEADAAN UMUM 3.1 Lokasi, Administrasi, dan Transportasi 3.2 Geologi dan Bahan Induk

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Secara astronomis Dusun Ngampon terletak pada 7 o 50 LS - a) Sebelah utara : Dusun Padangan

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR LAMPIRAN...

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan

8/19/2015 SENAWI SNHB-FKT-UGM

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan tanah-tanah miring. berlereng adalah erosi. Untuk itu dalam usaha pemanfaatan lahan-lahan

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian Indonesia, sektor pertanian secara tradisional dikenal sebagai sektor penting karena berperan antara lain sebagai sumber utama pangan dan pertumbuhan ekonomi. Peranan sektor ini di Indonesia masih dapat ditingkatkan lagi apabila dikelola dengan baik, mengingat semakin langkanya atau menurunnya mutu sumber daya alam, seperti minyak bumi/petrokimia dan air serta lingkungan secara global, sementara di Indonesia sumber-sumber ini belum tergarap secara optimal. Dalam masa yang akan datang sektor ini akan terus menjadi sektor penting dalam upaya pengentasan kemiskinan, memperbesar kesempatan kerja, peningkatan pendapatan nasional dan penerimaan ekspor serta berperan sebagai produsen bahan baku untuk meningkatkan nilai tambah di sektor industri dan jasa. Pada sektor pertanian, subsektor perkebunan diharapkan tetap memainkan peran penting melalui kontribusinya dalam PDB, penerimaan ekspor, penyediaan lapangan kerja, pengurangan kemiskinan, dan pembangunan wilayah di luar Jawa. Sub-sektor perkebunan sebagai bagian integral dari sektor pertanian, memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (i) ditinjau dari cakupan komoditasnya, meliputi sekitar 145 jenis tanaman berupa tanaman tahunan dan tanaman semusim, sehingga pengembangannya akan dapat menjangkau berbagai tipe sumber daya; (ii) ditinjau dari hasil 1

2 produksinya, merupakan bahan baku industri atau ekspor, sehingga pada dasarnya telah melekat adanya kebutuhan keterkaitan kegiatan usaha dengan berbagai sektor dan sub-sektor lainnya; dan (iii) ditinjau dari pengusahaanya, sekitar 85% merupakan usaha perkebunan rakyat yang tersebar di berbagai daerah. Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai peran penting bagi subsektor perkebunan. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian 2007,Pengembangan kelapa sawit antara lain memberi manfaat dalam peningkatan pendapatan petani dan masyarakat (pendapatan petani kelapa sawit pada 2010 diproyeksikan sekitar USD 2.000-2.500,-/KK/tahun dari sekitar USD 1.246-1.650,-/KK/tahun di tahun 2005); produksi yang menjadi bahan baku industri pengolahan yang menciptakan nilai tambah di dalam negeri dan untuk ekspor sebagai penghasil devisa (produksi tahun 2000 sebesar 7 juta ton meningkat menjadi sekitar 12,45 juta ton pada tahun 2005); ekspor CPO yang menghasilkan devisa (volume ekspor tahun 2000 sebesar 4,1 juta ton senilai USD 1,09 juta meningkat menjadi 10,37 juta ton senilai USD 3,76 juta pada tahun 2005); di tahun 2005 telah menyediakan kesempatan kerja bagi lebih dari 2,8 juta tenaga kerja di berbagai sub sistem dan menjadi sekitar 4 juta tenaga kerja pada tahun 2010. Dari sisi upaya pelestarian lingkungan hidup, tanaman kelapa sawit yang merupakan tanaman tahunan berbentuk pohon (tree crops) dapat berperan dalam penyerapan efek gas rumah kaca seperti CO2 dan mampu 2

3 menghasilkan O2 atau jasa lingkungan lainnya seperti konservasi biodiversity atau eko-wisata. Selain itu tanaman kelapa sawit juga menjadi sumber pangan dan gizi utama menu penduduk dalam negeri, sehingga kelangkaannya di pasar domestik berpengaruh sangat nyata dalam perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Namun, pengembangan tanaman dan agribisnis kelapa sawit akan dapat memberikan sebesar-besarnya manfaat di atas apabila para pelaku agribisnis kelapa sawit, perbankan, lembaga penelitian dan pengembangan serta sarana dan prasarana ekonomi lainnya oleh berbagai instansi terkait memberikan dukungan dan peran aktifnya. Kecamatan Jalancagak merupakan salah satu wilayah yang akan menjadi tempat pengembangan tanaman kelapa sawit. Terlepas dari keuntungan ekonomi yang akan dinikmati dari hasil pengembangan, pada prinsipnya usaha peningkatan produksi komoditas perkebunan dalam hal ini kelapa sawit harus berdasar pada kesesuaian lahan yang memperhatikan karakteristik lahan wilayah yang akan dijadikan tempat pengembangan. Kesesuaian antara karakteristik lahan yang ada di suatu wilayah dengan persyaratan tumbuh tanaman dapat memberikan gambaran tentang potensi yang ada pada lahan tersebut. Evaluasi kesesuaiaan lahan pada dasarnya adalah untuk menentukan jenis tanaman yang sesuai dengan katakteristik lahan yang ada dan sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman tersebut sehingga diharapkan dapat memberikan produksi yang maksimal. Berdasarkan penggunaan lahan wilayah penelitian, sebagian besar lahannya digunakan untuk perkebunan, yaitu berupa perkebunan teh. Luas 3

4 No 1 Nama Desa Curug rendeng lahan Kecamatan Jalancagak yaitu 5.396,52 Ha yang terbagi atas perkebunan seluas 2.875,30 Ha atau sekitar 53,28 %, pemukiman seluas 419,35 Ha atau sekitar 7,77 %, tegalan atau ladang seluas 1.165,03 Ha atau sekitar 21,59 %, hutan seluas 149,10 Ha atau sekitar 2,76 %, sawah irigasi seluas 271,28 Ha atau sekitar 5,03 %, sawah tadah hujan seluas 405,58 Ha atau sekitar 7,52 %, semak belukar seluas 62,38 Ha atau sekitar 1,16 %, sedangkan ranca seluas 9,94 Ha atau sekitar 0,18 % dan tanah kosong seluas 38,57 Ha atau sekitar 0,71 % digunakan untuk lahan cadangan sebagai lahan pengembangan perkebunan kelapa sawit dan ada juga sebagian digunakan oleh penduduk sebagai kebun nanas. Lebih jelasnya penggunaan lahan Kecamatan Jalancagak dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tegalan Semak Belukar Tabel 1.1 Penggunaan Lahan Kecamatan Jalancagak Sawah Irigasi Sawah Tadah Hujan Pemukiman Perkebunan Hutan Tanah Kosong Ranca Luas (Ha) - - - 229,50 92,00 388,70 - - - 710,20 13,16 2 Sarireja 1,54-11,09 4,25 29,95 713,60-18,43-778,86 14,43 3 Kumpay 278,80 6,20-47,52 34,06 415,70-6,20 6,77 795,26 14,74 4 Tambakan - - 48,82-52,46 229,20-5,14 1,85 337,47 6,25 5 Jalancagak - 23,06 66,76 81,29 103,70 578,10-7,57-860,48 15,95 6 Bunihayu 794,00 21,63 47,88 36,19 64,27 391,50 7 Tambak mekar 149, 10 (%) 1,22-1.505 27,90 90,69 11,49 96,73 6,83 42,91 158,50 - - 1,32 408,46 7,57 Jumlah 1.165,03 62,38 271,28 405,58 419,35 2.875,30 149, 10 38,57 9,94 5.396,52 100 % 21,59 1,16 5,03 7,52 7,77 53,28 2,76 0,71 0,18 100 Sumber : Monografi Kecamatan dan Hasil Penelitian (2010) Dari data di atas, dapat terlihat bahwa lahan yang ada di Kecamatan Jalancagak sebagian besar ditutupi oleh lahan perkebunan yaitu sebesar 2.875,30 Ha atau sekitar 53,28 %. Jelas sekali bahwa pengembangan 4

5 perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Jalancagak ini besar kemungkinan akan mengkonversi perkebunan teh yang ada daerah ini. Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Air (2007), Kecamatan Jalancagak memiliki rata-rata curah hujan tahunan 3.867,5 mm/thn, dengan bulan basah pada bulan Oktober sampai dengan Mei sedangkan bulan kering terjadi pada bulan Juli sampai dengan September sehingga berdasarkan klasifikasi Schmidt Ferguson daerah ini termasuk kedalam iklim B dengan sifat Basah. Sedangkan menurut klasifikasi Oldeman dengan menggunakan subdivisi bulan basah, bulan kering yang berurutan serta masa tanam, Kecamatan Jalancagak berada pada zona B2 yang mana bulan basah 9-10 bulan berturut-turut. Bulan kering yang berjumlah 2-3 dengan masa tanam 9-10 bulan, Penanaman tanaman dapat diusahakan sepanjang tahun melalui perencanaan yang teliti. Maka dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit maka harus dilakukan evaluasi lahan terlebih dahulu supaya hasil yang diperoleh dari pengembangan tersebut dapat menghasilkan produk yang lebih baik. Kondisi morfologi Kecamatan Jalancagak merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan berkisar dari 0 o sampai 45 o, panjang lereng dari 50 m sampai > 200 m. Kemudian apabila dilihat dari ketinggian wilayah, Kecamatan Jalancagak memiliki ketinggian 450 750 m dpl. Semakin panjang lereng dan kemiringan lereng maka kerusakan dan penghancuran atau berlangsungnya erosi akan lebih besar. Dimana semakin panjang lereng pada 5

6 tanah akan semakin besar pula kecepatan aliran air di permukaannya sehingga pengikisan terhadap bagian-bagian tanah makin besar. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bandung 9/XIII-F, skala 1:100.000 daerah penelitian ini memiliki batuan formasi (Qyl) hasil gunung api muda lava yaitu menunjukan kekar lempeng dan kekar tiang. Susunannya basal dan sebagian telah terpropilitisasikan. Formasi (Qyu) hasil gunung api muda tak teruraikan, terdiri dari pasir tufaan, lapili, breksi, lava, aglomerat, batuan ini membentuk daratan-daratan kecil atau bagian-bagian rata dan bukit-bukit rendah yang tertutup oleh tanah yang berwarna abu-abu kuning kemerehmerahan. Formasi (Qyt) tufa berbatu apung, terdiri dari pasir tufaan, lapili, bom-bom, lava berongga dan kepingan-kepingan andesit basal padat yang bersudut dengan banyak bongkah-bongkah dan pecahan-pecahan batu apung. Formasi (Qob) hasil gunung api lebih tua terdiri dari breksi, lahar dan pasir tufa berlapis-lapis dengan kemiringan yang kecil. Formasi (Qa) alluvium terdiri dari lempung, lanau, pasir, kerikil, terutama endapan sungai sekarang. Sebagian besar jenis tanah yang terdapat di Kecamatan Jalancagak adalah berjenis Andisol atau asosiasi andisol dan jenis tanah asosiasi Entisol oleh USDA Soil Taxonomy dalam Hardjowigeno (2007) dan BPN Kabupaten Subang (2003). Berdasarkan data monografi 2009 jumlah keseluruhan penduduk Kecamatan Jalancagak yaitu 38.269 jiwa yang terdiri dari laki-laki berjumlah 19.606 jiwa atau sekitar 51,23 % dan perempuan 18.663 jiwa atau sekitar 48,77 %. 6

7 Nama Desa Curug Rendeng Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian terbagi pada sektor pertanian 11.853 orang atau sekitar 30,97 %, pertambangan 87 orang atau sekitar 0,23 %, industri 396 orang atau sekitar 1,03 %, konstruksi 202 orang atau sekitar 0,53 %, perdagangan, hotel dan restoran 785 orang atau sekitar 2,05 %, angkutan umum 659 orang atau sekitar 1,72 %, lembaga keuangan 9 orang atau sekitar 0,02 %, jasa 2.975 orang atau sekitar 7,77 %, dan lainnya 21.303 orang atau sekitar 55,67 % bisa dikatakan sebagai pelajar dan pensiunan atau belum memiliki pekerjaan. Untuk lebih jelasnya komposisi penduduk Kecamatan Jalancagak berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 1.2 dibawah ini: Tabel 1.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Jenis Mata Pencaharian Pertanian Pertambangan Industri Konstruksi Perdagangan Angkutan Lembaga keuangan Jasa- Jasa Lainnya Jumlah (%) 2.041 12 55 1 128 96 1 487 3.484 6.305 16,4 Sarireja 933 6 27 0 63 115 1 239 1.709 3.093 8,08 Kumpay 1.227 6 30 40 71 53 3 266 1.906 3.602 9,41 Tambakan 1.712 11 51 125 120 90 1 454 3.252 5.816 15,2 Jalancagak 2.167 28 113 33 152 113 1 575 4.117 7.299 19,0 Bunihayu 2.024 12 68 2 129 97 1 490 3.513 6.336 16,5 Tambak mekar 1.749 12 52 1 122 95 1 464 3.322 5.818 15,2 Jumlah 11.853 87 396 202 785 659 9 2.975 21.303 38.269 100 % 0,23 1,03 0,53 2,05 1,72 0,02 7,77 55,67 100 Sumber : Monografi Kecamatan dan Hasil Penelitian (2010) Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hampir setengah dari penduduk Kecamatan Jalancagak bermata pencaharian sebagai petani, dan pada umumnya mereka bekerja sebagai petani teh sehingga apabila terjadi konversi perkebunan teh menjadi perkebunan kelapa sawit, maka mereka 7

8 harus memiliki keahlian dan keterampilan dalam mengelola perkebunan kelapa sawit. Akan tetapi, tidak semua petani itu akan dijadikan pekerja dalam perkebunan kelapa sawit, dan hanya beberapa saja yang telah memiliki keterampilan dalam mengolah perkebunan kelapa sawit. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penilaian Tingkat Perkembangan Tanaman Kelapa Sawit Pada Lahan Hasil Konversi di Perkebunan Tambaksari Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dan guna membatasi kajian penelitian, maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah tingkat kesesuaian lahan bagi tanaman kelapa sawit di Perkebunan Tambaksari Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang? 2. Bagaimanakah upaya perbaikan faktor pembatas pertumbuhan kelapa sawit di Perkebunan Tambaksari Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang? 3. Bagaimanakah tingkat perkembangan tanaman kelapa sawit usia 1 dan 2,5 tahun di Perkebunan Tambaksari Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang? 8

9 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah tingkat kesesuaian lahan bagi tanaman kelapa sawit di Perkebunan Tambaksari Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang? 2. Bagaimanakah upaya perbaikan faktor pembatas pertumbuhan kelapa sawit di Perkebunan Tambaksari Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang? 3. Bagaimanakah tingkat perkembangan tanaman kelapa sawit usia 1 dan 2,5 tahun di Perkebunan Tambaksari Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang? D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan masukan kepada semua pihak yang berhubungan dengan pengembangan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang untuk memecahkan permasalahan tersebut demi perbaikan dan kelestariannya. Selain itu penelitian ini diharapkan bermanfaat: 1. Secara Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu Geografi. 9

10 2. Secara Praktis Sedangkan secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna antara lain sebagai berikut: a. Memberikan informasi dan memperkaya pengetahuan mengenai evaluasi kesesuaian lahan tanaman kelapa sawit bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya; b. Memberikan sumbangan kepada pemerintah atau instansi sebagai dasar pertimbangan bagi pengambilan keputusan dan kebijakan dalam pengelolaan lahan secara bijak; c. Sebagai bahan pengayaan dalam pembelajaran Geografi pada pokok bahasan sumberdaya alam dan pemanfaatan sumberdaya alam di Indonesia sehingga dapat meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran Geografi. E. Definisi Operasional Penelitian ini mengambil judul yaitu Penilaian Tingkat Perkembangan Tanaman Kelapa Sawit Pada Lahan Hasil Konversi di Perkebunan Tambaksari Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang, penulis ingin menjelaskan beberapa istilah mengenai judul dan permasalahan dalam penelitian ini untuk menjaga agar tidak keluar dari batasan-batasan permasalahan. Untuk itu maka akan diuraikan definisi operasional sebagai berikut : 10

11 1. Karakteristik Lahan Karakteristik lahan adalah suatu sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi. Karakteristik lahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Iklim ( temperatur rata-rata tahunan, jumlah bulan kering dan curah hujan,), Tanah ( Drainase tanah, tekstur tanah, kedalaman solum, tingkat keasaman tanah (ph), KTK liat, C-Organik dan salinitas), Serta topografi (kemiringan lereng, tingkat bahaya erosi, batuan permukaan, dan singkapan batuan). 2. Klasifikasi Kesesuaian Lahan Proses klasifikasi kesesuaian lahan adalah penaksiran dan pengelompokkan suatu wilayah menjadi bagian-bagian lahan menurut tingkat kecocokannya apabila akan dipergunakan untuk maksud tertentu. Dalam penelitian ini, sistem klasifikasi yang digunakan adalah sistem kelas kesesuaian lahan (class) yang terdiri atas Kelas S1 : Sangat Sesuai (Highly Suitable), Kelas S 2 : Cukup Sesuai (Moderately Suitable), Kelas S 3 : Sesuai Marginal (Marginally Suitable), Kelas N : Tidak Sesuai ( not Suitable). 3. Evaluasi Kesesuaian Lahan Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji. Sedangkan Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah 11

12 diadakan perbaikan (kesesuaian lahan potensial). Dari data karaktiristik lahan yang telah diperoleh kemudian ditentukan tingkat kesesuaian lahannya dengan menggunakan teknik matching yaitu dengan cara membandingkan antara karakteristik lahan di Perkebunan Tambaksari dengan persyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit. 4. Faktor Pembatas Lahan Faktor pembatas yaitu faktor yang dapat mengurangi tingkat pertumbuhan yang berpengaruh terhadap hasil produksi pada panggunaan lahan tertentu. Faktor pembatas tersebut dapat berupa Suhu (t) Ketersediaan air (w), Keadaan perakaran (r), Ketersediaan hara (n), Toksisitas (x), Terrain (s). faktor pembatas diketahui setelah dilakukan analisa tingkat kesesuaian lahan. 5. Tingkat Perkembangan Tanaman Tingkat perkembangan tanaman merupakan suatu ciri yang dapat dilihat dari tanaman apakah tanaman itu tumbuh optimal atau tidak, penilaian tingkat perkembangan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pertumbuhan tanaman dalam hal ini kelapa sawit, pada kondisi lahan yang terdapat di Perkebunan Tambaksari. Parameter pertumbuhan yang digunakan yaitu tinggi tanaman, kondisi daun (jumlah pelepah, panjang pelepah, jumlah anak daun, panjang anak daun), jumlah bunga serta jumlah tandan buah. 12