BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk, begitu pula pertumbuhan penduduk di Indonesia. DR. dr. Sugiri Syarif, MPA menyatakan dalam acara konferensi pers peringatan hari kontrasepsi sedunia, 26 September 2011 bahwa jumlah penduduk di Indonesia adalah sebanyak dua ratus tiga puluh juta jiwa (http://gaya.tempo.co). Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat mendorong kebutuhan kontruksi sebagai tempat tinggal ikut meningkat, salah satunya adalah kebutuhan hunian vertikal yaitu apartemen ikut meningkat. Grafik pertumbuhan penduduk di Indonesia dan kebutuhan apartemen di Indonesia dapat dilihat pada gambar 1.1 dan gambar 1.2 Sumber : http://technoupdate27.blogspot.co.id/ Gambar 1.1: grafik pertumbuhan penduduk di Indonesia hingga tahun 2010 I - 1
Sumber : http://propertybusinessacademy.com Gambar 1.2: grafik permintaan apartemen Apartemen merupakan pilihan masyarakat perkotaan pada saat ini, ketersedian lahan menjadi alasan kebanyakan masyarakat memilih apartemen sebagai tempat tinggal. Luas unit apartemen yang ditawarkan oleh pengembang menjadi salah satu yang dipertimbangan dalam memilih apartemen sebagai tempat tinggal. Luas unit yang tidak begitu luas pada setiap apartemen yang ditawarkan menajadi tugas rumah bagi para perencana untuk menegmbangkan suatu konsep yang mampu diterapkan pada setiap unit apartemen. Menghilangkan sekat antar ruang dan mengilangkan tonjolan pada pertemuan antar dinding yang disebabkan oleh kolom sebagai elemen struktur bangunan dapat menjadikan ruangan lebih optimal untuk dimanfaatkan walaupun tidak menambah luas ruangan secara seignifikan. Kolom dengan penampang c-plus dapat digunakan sebagai alternatif elemen struktur sebagai pengganti kolom penampang persegi yang biasa digunakan dalam pembangunan gedung bertingkat untuk mendesain unit I - 2
apartemen yang mampu mengilangkan tonjolan antara pertemuan dinding sehingga ruangan dapat dimanfaatkan secara optimal. Kolom penampang c-plus tidak terdapat dalam SNI 2847-2013. Jenis penampang kolom berdasarkan SNI 2847-2013 dapat dilihat pada gambar 1.3. Kolom penampang c-plus merupakan jenis kolom yang telah diuji oleh Puslitbang PU pada tahun 2002, dengan mengacu pada SNI 1726-2002 dan SNI 2847-2002 dan telah dinyatakan memiliki kinreja struktur yang baik serta memenuhi kriteria kedua SNI tersebut. Gambar kolom penampang c-plus dapat dilihat pada gambar 1.4 Sumber : SNI-287-2013 Gambar 1.3: Penampang Kolom Dalam SNI-2847-2013 Sumber : asree84.wordpress.com Gambar 1.4: penampang kolom c-plus I - 3
Perbandingan biaya antara kolom penampang persegi dengan kolom penampang c-plus perlu dilakukan untuk mengetahui desain mana yang memiliki biaya yang lebih kecil, selain mengetahui kinerja struktur kedua desain tersebut biaya merupakan salah satu unsur yang diperhitungkan dalam suatu perencanaan bangunan. 1.2. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Bagaimana hasil desain strukur atas bangunan gedung dan kebutuhan baja tulangan dengan menggunakan kolom penampang c-plus dibandingkan dengan kolom penampang persegi? 2. Desain mana yang memiliki biaya yang lebih kecil antara struktur atas bangunan gedung beton bertulang dengan menggunakan kolom penampang c-plus atau menggunkan kolom penampang persegi? 1.3. Tujuan Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Merencanakan desain struktur atas bangunan gedung dan menghitung kebutuhan baja tulangan dengan menggunakan kolom penampang c- plus serta dibandingkan dengan stuktur atas bangunan gedung yang menggunakan kolom penampang persegi. I - 4
2. Menghitung dan membandingkan biaya struktur atas bangunan gedung beton bertulang dengan menggunakan kolom penampang c- plus dan kolom penampang persegi. 1.4. Sistimatika Penulisan bab, diatranya; Penulisan dan penyususnan tugas akhir ini dikelompokan menjadi enam BAB I Pendahuluan, membahas mengenai latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, sitematika penulisan dan ruang lingkup masalalah. BAB II Tinjauan Pustaka, membahas menegenai uraian dasar teori secara khusus untuk menyelesaikan permasalahan dalam penulissan tugas akhir BAB III Metodelogi, membahas mengenai langkah-langkah dalam penyelesain penelitian BAB IV Hasil dan Analisis berisi mengenai perhitungan analisa struktur kolom dengan penampang c-plus, perhitungan kebutuhan tulangan pada kolom penampang c-plus dan Perhitungan Perencanaan anggaran biaya struktur atas bangunan dengan menggunakan kolom penampang c-plus dan kolom penampang persegi. BAB V Penutup berisi mengenai kesimpulan dan saran I - 5
1.5. Ruang Lingkup Masalah Batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Subjek penelitian ini adalah bangunan gedung lima lantai dan berfungsi sebagai apartemen di Karawang, Jawa Barat. 2. Desain struktur atas menggunakan penampang kolom peresgi merupakan data sekunder meliputi elemen kolom, balok, plat lantai dan struktur tangga. 3. Tipe struktur bangunan adalah struktur beton bertulang. 4. Perhitungan struktur atas dengan menggunakan kolom penampang c- plus dilakukan oleh penulis, namun hanya meliputi elemen kolom dan balok. Desain plat lantai dan struktur tangga dalam hal ini sama seperti pada data sekunder karena dengan adanya perubahan penampang kolom, desain kedua elemen tersebut tidak terpengaruh. 5. Perhitungan desain struktur penampang kolom persegi dan elemen yang menjadi satu dengan kolom penampang persegi (balok dan plat lantai) dengan mengacu pada SNI-03-1726-2012 dan SNI-2487-2013 tidak dilakukan oleh penulis. Output hasil perhitungan tersebut merupakan data sekunder. 6. Kolom dengan penampang c-plus dalam pelaksanaannya dilakukan secara konvensional (bukan pracetak) karena pelaksanaan struktur atas dengan menggunkaan kolom persegi dilakukan secara konvensional. I - 6
7. Prencanaan desain hanya meliputi perencanaan dimensi penampang dan kebutuhan tulangan elemen struktur atas bangunan gedung, berupa penampang kolom c-plus dan penampang balok. 8. Perhitungan biaya hanya pada struktur atas bangunan gedung desain kolom penampang c-plus dan struktur atas bangunan gedung dengan menggunakan kolom penampang persegi. 9. Perhitungan volume pembesian, pengecoran dan bekisting pada struktur atas dengan menggunakan kolom penampang c-plus dan kolom penampang persegi meliputi elemen kolom, balok, plat dan tangga. Desain plat lantai dan tangga pada struktur atas yang menggunakan kolom c-plus sama seperti pada desain plat lantai dan tangga pada struktur atas yang menggunkana kolom penampang persegi. 10. Daftar harga bahan tenaga dan alat disesuaikan dengan harga pada tahun 2015 mengaccu pada jurnal harga satuan bahan bangunan konstruksi dan interior tahun 2015. 11. Tidak membandingkan hasil desain dengan SNI-031726-2002 dan SNI-2847-2002. I - 7