BAB I PENDAHULUAN. MPA menyatakan dalam acara konferensi pers peringatan hari kontrasepsi

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan

BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi Pengumpulan Data

Ma ruf Hadi Sutanto NIM : D NIRM :

ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN

PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG UNTUK PERKANTORAN 8 LANTAI (+2 BASEMENT) DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PENUH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dampak pada perubahan pola kehidupan sosial masyarakat dengan trend

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sebagai salah satu kota yang berkembang dengan pesat di dunia

1.1. JUDUL TUGAS AKHIR

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dibidang pembangunan gedung bertingkat semakin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metode konvensional di wilayah Jakarta dan Papua. metode pracetak di wilayah Jakarta dan Papua.

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

BAB VI PERBANDINGAN DESAIN. perhitungan volume struktur utama bangunan..

PERBANDINGAN ANTARA METODE PELAKSANAAN PELAT CAST IN SITU DAN PELAT PRECAST DITINJAU DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SMPN 43 SURBAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan maupun tempat hunian seperti hotel, apartemen, dan home stay.

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

BAB 1 PENDAHULUAN. mahal, dan hal ini tidak dibarengi dengan ketersediaan rumah landet house

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI 6.1 WAKTU PENGERJAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERENCANAAN RUSUNAWA EMPAT LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara vertikal yaitu Pembangunan gedung bertingkat. bangunan gedung yang tepat sangat diperlukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan jaman, kemajuan disegala bidang dapat terlihat dan

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. struktur ini memiliki keunggulan dibanding dengan struktur dengan sistem

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

BAB VII PENAMBAHAN BALOK STRUKTUR LANTAI ATAP AKIBAT BEBAN GONDOLA DAN ROOF TANK

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat menuntut adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Salah satu

PELAT SATU ARAH DAN BALOK MENERUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN APARTEMEN 7 LANTAI (+1 BASEMENT) DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir

PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP, KOLOM, BALOK & PLAT LANTAI PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG RSUD BUDHI ASIH. Yusti prabowo

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN 5 ( LIMA ) LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTILITAS TINGKAT DUA

PENERAPAN DAN PELAKSANAAN APARTEMEN UNTUK MBR DENGAN SISTEM PRACETAK PENUH BERBASIS MANUFACTUR OTOMATIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INOVASI PERUBAHAN PLAT LANTAI PEKERJAAN FISIK PEMBANGUNAN GEDUNG TERMINAL BANDARA SULTAN THAHA JAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. syarat bangunan nyaman, maka deformasi bangunan tidak boleh besar. Untuk. memperoleh deformasi yang kecil, gedung harus kaku.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendekatan. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kekangan yang diberikan sengkang

PERENCANAAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT KANKER EMPAT LANTAI (+ 1 BASEMENT) DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Pengolahan Data. Penyajian Data. Perbandingan Data.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. bagi wisatawan yang ingin berlibur atau wisatawan yang ingin melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiansi waktu. Metode manejemen pada abad ke 21 ditandai dengan maraknya

ANALISA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA AKTUAL PADA PEKERJAAN BETON MENURUT SNI 7394:2008 DENGAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN (AHSP) 2012

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN THE BELLEZZEA OFFICE JAKARTA SELATAN MENGGUNAKAN FLAT SLAB

STUDY PERBANDINGAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG METODE PELAKSANAAN PRECAST

KISI-KISI SOAL PROFESIONAL UKG 2015

Dinding Penahan Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

Naskah Seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN...

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan. Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan

BAB I PENDAHULUAN. tanah, dan batu digunakan langsung sebagai bahan utama pembuatan bangunan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bangunan gedung biasanya dibangun dengan metode konvensional dimana

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari

STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. gambar- gambar yang akan menjadi acuan dalam perancangan,. Berikut adalah gambar dan

Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penulangan beton dan formwork atau bekisting. Diantara ketiga komponen tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN. struktur agar dapat mendesain suatu struktur gedung yang baik. Pemahaman akan

Tugas Akhir. Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S 1 Teknik Sipil. Diajukan oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Oleh sebab itu propinsi-propinsi yang berkembang dan padat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk, begitu pula pertumbuhan penduduk di Indonesia. DR. dr. Sugiri Syarif, MPA menyatakan dalam acara konferensi pers peringatan hari kontrasepsi sedunia, 26 September 2011 bahwa jumlah penduduk di Indonesia adalah sebanyak dua ratus tiga puluh juta jiwa (http://gaya.tempo.co). Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat mendorong kebutuhan kontruksi sebagai tempat tinggal ikut meningkat, salah satunya adalah kebutuhan hunian vertikal yaitu apartemen ikut meningkat. Grafik pertumbuhan penduduk di Indonesia dan kebutuhan apartemen di Indonesia dapat dilihat pada gambar 1.1 dan gambar 1.2 Sumber : http://technoupdate27.blogspot.co.id/ Gambar 1.1: grafik pertumbuhan penduduk di Indonesia hingga tahun 2010 I - 1

Sumber : http://propertybusinessacademy.com Gambar 1.2: grafik permintaan apartemen Apartemen merupakan pilihan masyarakat perkotaan pada saat ini, ketersedian lahan menjadi alasan kebanyakan masyarakat memilih apartemen sebagai tempat tinggal. Luas unit apartemen yang ditawarkan oleh pengembang menjadi salah satu yang dipertimbangan dalam memilih apartemen sebagai tempat tinggal. Luas unit yang tidak begitu luas pada setiap apartemen yang ditawarkan menajadi tugas rumah bagi para perencana untuk menegmbangkan suatu konsep yang mampu diterapkan pada setiap unit apartemen. Menghilangkan sekat antar ruang dan mengilangkan tonjolan pada pertemuan antar dinding yang disebabkan oleh kolom sebagai elemen struktur bangunan dapat menjadikan ruangan lebih optimal untuk dimanfaatkan walaupun tidak menambah luas ruangan secara seignifikan. Kolom dengan penampang c-plus dapat digunakan sebagai alternatif elemen struktur sebagai pengganti kolom penampang persegi yang biasa digunakan dalam pembangunan gedung bertingkat untuk mendesain unit I - 2

apartemen yang mampu mengilangkan tonjolan antara pertemuan dinding sehingga ruangan dapat dimanfaatkan secara optimal. Kolom penampang c-plus tidak terdapat dalam SNI 2847-2013. Jenis penampang kolom berdasarkan SNI 2847-2013 dapat dilihat pada gambar 1.3. Kolom penampang c-plus merupakan jenis kolom yang telah diuji oleh Puslitbang PU pada tahun 2002, dengan mengacu pada SNI 1726-2002 dan SNI 2847-2002 dan telah dinyatakan memiliki kinreja struktur yang baik serta memenuhi kriteria kedua SNI tersebut. Gambar kolom penampang c-plus dapat dilihat pada gambar 1.4 Sumber : SNI-287-2013 Gambar 1.3: Penampang Kolom Dalam SNI-2847-2013 Sumber : asree84.wordpress.com Gambar 1.4: penampang kolom c-plus I - 3

Perbandingan biaya antara kolom penampang persegi dengan kolom penampang c-plus perlu dilakukan untuk mengetahui desain mana yang memiliki biaya yang lebih kecil, selain mengetahui kinerja struktur kedua desain tersebut biaya merupakan salah satu unsur yang diperhitungkan dalam suatu perencanaan bangunan. 1.2. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Bagaimana hasil desain strukur atas bangunan gedung dan kebutuhan baja tulangan dengan menggunakan kolom penampang c-plus dibandingkan dengan kolom penampang persegi? 2. Desain mana yang memiliki biaya yang lebih kecil antara struktur atas bangunan gedung beton bertulang dengan menggunakan kolom penampang c-plus atau menggunkan kolom penampang persegi? 1.3. Tujuan Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Merencanakan desain struktur atas bangunan gedung dan menghitung kebutuhan baja tulangan dengan menggunakan kolom penampang c- plus serta dibandingkan dengan stuktur atas bangunan gedung yang menggunakan kolom penampang persegi. I - 4

2. Menghitung dan membandingkan biaya struktur atas bangunan gedung beton bertulang dengan menggunakan kolom penampang c- plus dan kolom penampang persegi. 1.4. Sistimatika Penulisan bab, diatranya; Penulisan dan penyususnan tugas akhir ini dikelompokan menjadi enam BAB I Pendahuluan, membahas mengenai latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, sitematika penulisan dan ruang lingkup masalalah. BAB II Tinjauan Pustaka, membahas menegenai uraian dasar teori secara khusus untuk menyelesaikan permasalahan dalam penulissan tugas akhir BAB III Metodelogi, membahas mengenai langkah-langkah dalam penyelesain penelitian BAB IV Hasil dan Analisis berisi mengenai perhitungan analisa struktur kolom dengan penampang c-plus, perhitungan kebutuhan tulangan pada kolom penampang c-plus dan Perhitungan Perencanaan anggaran biaya struktur atas bangunan dengan menggunakan kolom penampang c-plus dan kolom penampang persegi. BAB V Penutup berisi mengenai kesimpulan dan saran I - 5

1.5. Ruang Lingkup Masalah Batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Subjek penelitian ini adalah bangunan gedung lima lantai dan berfungsi sebagai apartemen di Karawang, Jawa Barat. 2. Desain struktur atas menggunakan penampang kolom peresgi merupakan data sekunder meliputi elemen kolom, balok, plat lantai dan struktur tangga. 3. Tipe struktur bangunan adalah struktur beton bertulang. 4. Perhitungan struktur atas dengan menggunakan kolom penampang c- plus dilakukan oleh penulis, namun hanya meliputi elemen kolom dan balok. Desain plat lantai dan struktur tangga dalam hal ini sama seperti pada data sekunder karena dengan adanya perubahan penampang kolom, desain kedua elemen tersebut tidak terpengaruh. 5. Perhitungan desain struktur penampang kolom persegi dan elemen yang menjadi satu dengan kolom penampang persegi (balok dan plat lantai) dengan mengacu pada SNI-03-1726-2012 dan SNI-2487-2013 tidak dilakukan oleh penulis. Output hasil perhitungan tersebut merupakan data sekunder. 6. Kolom dengan penampang c-plus dalam pelaksanaannya dilakukan secara konvensional (bukan pracetak) karena pelaksanaan struktur atas dengan menggunkaan kolom persegi dilakukan secara konvensional. I - 6

7. Prencanaan desain hanya meliputi perencanaan dimensi penampang dan kebutuhan tulangan elemen struktur atas bangunan gedung, berupa penampang kolom c-plus dan penampang balok. 8. Perhitungan biaya hanya pada struktur atas bangunan gedung desain kolom penampang c-plus dan struktur atas bangunan gedung dengan menggunakan kolom penampang persegi. 9. Perhitungan volume pembesian, pengecoran dan bekisting pada struktur atas dengan menggunakan kolom penampang c-plus dan kolom penampang persegi meliputi elemen kolom, balok, plat dan tangga. Desain plat lantai dan tangga pada struktur atas yang menggunakan kolom c-plus sama seperti pada desain plat lantai dan tangga pada struktur atas yang menggunkana kolom penampang persegi. 10. Daftar harga bahan tenaga dan alat disesuaikan dengan harga pada tahun 2015 mengaccu pada jurnal harga satuan bahan bangunan konstruksi dan interior tahun 2015. 11. Tidak membandingkan hasil desain dengan SNI-031726-2002 dan SNI-2847-2002. I - 7