KOMPONEN PADA ELEMEN FASADE MASJID AGUNG JAMI MALANG PERIODE 1910, 1940, DAN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

Geometri Ornamen pada Fasade Masjid Jami Malang

Karakteristik Fasade Bangunan Kawasan Pasar Besar Kota Malang

KOMPOSISI FASAD MASJID AL MUBAROK DI NGANJUK

Bab IV Simulasi IV.1 Kerangka Simulasi

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA SDN DITOTRUNAN 1 LUMAJANG

Komposisi Fasad Bangunan Kompleks Pusat Penelitian Perkebunan Pabrik Gula Indonesia (P3GI) di Pasuruan

Kriteria Desain Fasade Pembentuk Karakter Visual Bangunan Universitas Tanjungpura

KARAKTER VISUAL BANGUNAN STASIUN KERETA API JEMBER

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID JAMIK SUMENEP

Karakter Visual Bangunan Rumah Dinas Kolonial Belanda Pabrik Gula Jatiroto Lumajang

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

Karakter Visual Bangunan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok

KARAKTERISTIK FASAD RUMAH MINIMALIS DI SURAKARTA

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang

TATANAN ELEMEN VISUAL GEDUNG BALAI KIRTI YANG KONTEKSTUAL DI KOMPLEK CAGAR BUDAYA ISTANA BOGOR JURNAL ILMIAH

Elemen Arsitektural pada Fasad Rumah Dinas Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

BAB V PENUTUP. 1. Kotinuitas Elemen Pembentuk Ruang

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

KARAKTER SPASIAL DAN VISUAL PADA BANGUNAN GEDUNG JUANG 45 BEKASI JAWA BARAT

Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

KARAKTERISTIK FASADE BANGUNAN FACTORY OUTLET DI JALAN IR. H. DJUANDA BANDUNG

ELEMEN PEMBENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK KARO DI KAMPUNG DOKAN

TEORI ARSITEKTUR 1 CIRI VISUAL BENTUK. dosen penanggung jawab: Hamdil Khaliesh, ST.

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT

Metode Penelitian Survey

TIPOLOGI WAJAH BANGUNAN RUMAH KUNO DI DESA SEMPALWADAK KABUPATEN MALANG

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT PERBELANJAAN KELUARGA MUSLIM Dl JOGJAKARTA BAB ANALISIS BENTUK TAMANSARI III.1. TAMANSARI. GAMBAR III.1. Umbul Winangun

BENTUKAN VISUAL ARSITEKTUR RUMAH SINOM DI KELURAHAN KERTOSARI PONOROGO

Putih Abu Hitam Coklat

Kesimpulan dan Saran

INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (82-98)

Identitas Visual Bangunan Pendopo Sabha Swagata Blambangan Banyuwangi

Architecture. Home Diary #008 / 2015

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN EKSPRESI BANGUNAN EIGER ADVENTURE STORE Jl. SUMATERA BANDUNG DITINJAU DARI EKSTERIOR DAN INTERIOR BANGUNAN

DOKUMENTASI MASJID SALMAN DAN PUSDAI

PELESTARIAN BANGUNAN GEDUNG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU JATIM (EKS SOERABAIASCH HANDELSBLAD)

DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Keselarasan antara Baru dan Lama Eks-Bioskop Indra Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL PROTESTANCHE KERK (GEREJA MERAH)-PROBOLINGGO

Karakteristik Spasial dan Visual Balai Kota Madiun (Eks Raadhuis te Madioen)

Studi Antropometri TEMPAT DUDUK HAIR TREATMENT

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

MANUAL APLIKASI DINDING LUAR. Versa Board 10 & 12 mm

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

PENERAPAN UKIRAN MADURA PADA INTERIOR GALERI BATIK DI BANGKALAN PLAZA MADURA

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam

Perancangan Arsitektur V Bangunan Bentang Lebar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pelestarian Bangunan Masjid Al Aqsa Manarat Qudus (Masjid Menara Kudus) Jawa Tengah


HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA

PERANCANGAN RUANG DALAM

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ABSTRACT. Key words : acculturation, architecture, Bandung Lautze 2 and Ronghe Mosque ABSTRAK

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan juga tarian Swan Lake, maka tahap berikutnya adalah menerapkan

PT / CV. Alamat :. LOGO PT / CV. Kegiatan Pekerjaan Lokasi Sumber Dana

BAB VI KONSEP. Gambar 6.2 Penempatan Akses Masuk Sumber : Gregorius,

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Debri Haryndia Putri

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar

STUDI GOLDEN SECTION PADA FASADE BANGUNAN DI KAWASAN KAYUTANGAN, MALANG

DAFTAR ISI. BAB III OBJEK STUDI 3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi Tinjauan Umum Tinjauan Lokasi Analisa Tapak...

KAJIAN BENTUK DAN FASADE HOTEL HILTON BANDUNG

Ranggih Semeru. Analisis Bentuk Fasade dan Tata Ruang Masjid Agung Tuban

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN DAN PERSIAPAN UMROH DAN HAJI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PELESTARIAN BANGUNAN KOLONIAL BELANDA DI JALAN PEMUDA DEPOK

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary

PENERAPAN MATERIAL FINISHING INTERIOR KAFÉ DI TEMBALANG, SEMARANG

Jawa Timur secara umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

BAB V KONSEP RANCANGAN

OLAHAN DINDING. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn

BAB III ELABORASI TEMA

Elemen Pintu dan Jendela pada Stasiun Kereta Api Sidoarjo

KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin

Jenis Etalase Toko Menurut Sistem Penataan

TEKNIK JILID 2 SMK. Suparno

ABSTRAK. Kata kunci: Pertemuan budaya, Mesjid Raya Cipaganti, Kolonial, Schoemaker. Universitas Kristen Maranatha

Lingkungan Sebagai Ide Dasar Pemikiran & Perancangan pada Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga di Surabaya

PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH

Transkripsi:

KOMPONEN PADA ELEMEN FASADE MASJID AGUNG JAMI MALANG PERIODE 1910, 1940, DAN 2016 Rizka Pramita Kusumawardhani, Noviani Suryasari, Antariksa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Hartono 167 Malang 65145 - Telp (0341)567886 Alamat Email penulis: pramitarizka@gmail.com ABSTRAK Masjid Agung Jami Malang merupakan masjid bersejarah dalam penyebaran agama Islam di Kota Malang. Dalam perkembangannya, masjid ini telah mengalami banyak perubahan. Pada periode 1910, 1940, dan 2016, fasade Masjid Agung Jami Malang mengalami penambahan dalam elemen-elemennya. Di setiap elemen-elemen fasade ini terdapat komponen-komponen yang menyusunnya. Sebagai bangunan bersejerah, maka komponen fasade yang menyusun elemen fasade, ada yang tetap dan ada yang mengalami perubahan, baik berkurang maupun bertambah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan dan perubahan komponen pada elemen fasade Masjid Agung Jami Malang periode 1910, 1940, dan 2016. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada elemen-elemen fasade Masjid Agung Jami Malang hanya mengalami penambahan, namun pada komponenkomponennya ada yang mengalami penambahan dan pengurangan. Salah satu faktor perubahan ini ialah pertambahan waktu. Semakin bertambahnya waktu, perubahan yang terjadi pada komponen dan elemen fasade juga semakin bertambah. Kata kunci: arsitektur, elemen fasade, komponen fasade, Masjid Agung Jami Malang ABSTRACT The Great Mosque Jami' Malang is a historic mosque in the spread of Islam in Malang. In its development, this mosque has undergone many changes. In the period 1910, 1940, and 2016, the facade of the Great Mosque Jami 'Malang has the addition of the elements. In each of the elements of the facade there are the components that constitute it. As bersejerah building, the facade components that make up the elements of the facade, there are fixed and there is a change, either decrease or increase. Therefore, this study aimed to determine the ratio and changes in the component elements of the facade of the Great Mosque Jami 'Malang period, 1910, 1940, and 2016. The results of this study indicate that the elements of the facade of the Great Mosque Jami' Malang only subject to addition, but on existing components that undergo addition and subtraction. One of the factors of this change is the growing time. The increasing time, the changes in the components and elements of the facade is also increasing. Keywords: architecture, facade elements, facade components, The Great Mosque Jami Malang 1. Pendahuluan Masjid Agung Jami Malang merupakan salah satu masjid yang bersejarah dalam penyebaran agama Islam di Kota Malang. Masjid ini didirikan tahun 1832, dan telah

mengalami banyak perubahan hingga kini. Sebagai bangunan bersejarah, fasade atau wajah bangunan merupakan hal penting, karena dapat mencerminkan karakter dan ciri khas dari bangunan tersebut. Pengambilan periode 1910, 1940, dan 2016 pada penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurun waktu perubahan pada Masjid Agung Jami Malang yang signifikan. Tahun 1910 mewakili kondisi periode awal masjid ini. Tahun 1940 mewakili kondisi periode pertengahan masjid ini. Sedangkan pada tahun 2016 mewakili kondisi masjid yang sekarang. Fasade (facade) diambil dari kata latin facies yang merupakan persamaan kata dari face atau wajah dan appearance atau penampilan. Fasade atau wajah bangunan merupakan hal yang penting dalam suatu bangunan karena dapat mencerminkan karakter dan ciri khas bangunan tersebut. Selain itu, fasade juga merupakan bagian bangunan yang pertama dilihat sebelum melihat bagian dalam bangunan. Menurut Krier (1988: 122), fasade merupakan elemen arsitektur terpenting yang mampu menyuarakan fungsi dan makna sebuah bangunan. Fasade tidak hanya mengenai memenuhi persyaratan alami bangunan, namun fasade juga dapat menyampaikan keadaan budaya saat bangunan tersebut dibangun. Fasade juga mengungkapkan kriteria tatanan dan penataan, dan kreativitas dalam ornamennya. Elemen fasade merupakan bagian-bagian penyusun fasade. Menurut Krier (1988), elemen pembentuk bagian fasade bangunan secara umum meliputi gerbang dan pintu masuk (site entrance), zona lantai dasar, gang beratap (arkade), jendela dan pintu masuk ke bangunan, pagar pembatas (railling), atap dan akhiran bangunan, serta tandatanda (signs) dan ornamen. Kemudian menurut Rochym (1983: 24-29), elemen-elemen masjid secara universal yaitu menara atau minaret, kubah, pintu dan jendela, lantai, serta tata hias ornamentik. Komponen berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah bagian dari keseluruhan atau bagian dari suatu unsur. Komponen fasade merupakan bagian-bagian yang menyusun suatu fasade. Komponen-komponen yang tersusun dalam fasade ini ialah sebaga berikut. a. Menurut David George Kendall, bentuk merupakan seluruh informasi geometris yang tidak berubah ketika lokasi, skala, dan rotasinya diubah. (Purba, 2013) merupakan pengembangan dari unsur garis. dasar ada tiga macam yaitu bentuk lurus (berupa segiempat), bersudut (berupa segitiga, segienam), dan lengkung (berupa lingkaran, oval). (Laksmiwati, 2012) b. Ukuran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ukuran merupakan bilangan yang menunjukkan besar suatu benda, bisa dalam bentuk panjang, lebar, luas, dan lain sebagainya. c. Material Material menurut Eko Sujatmiko merupakan suatu bakal yang dipakai sebagai bahan untuk membuat barang lain. (Huda, 2015) Material fasade sebagai material finishing merupakan bahan yang melapisi bagian luar elemen fasade. Material finishing ini terdiri dari kayu, tembok/batu, gelas, keramik, metal, plastik, dan imitasi/produk pabrik. (Laksmiwati, 2012) d. Warna Warna merupakan bagian yang paling mencolok dan membedakan dengan yang lain yang memiliki corak, intensitas, dan nada (Ching, 1996). Warna yang terdapat pada suatu permukaan benda dapat mempengaruhi kesan seseorang terhadap benda tersebut. (Hindarto, 2009)

e. Tekstur Tekstur adalah bagian yang dapat diraba dan dapat dilihat sehingga menunjukkan permukaan benda tersebut memantulkan atau menyerap cahaya datang. (Ching, 1996) Tesktur merupakan pola tiga dimensi yang terdapat pada permukaan benda. Tekstur pada material yang alami biasanya menunjukkan karakter alaminya. (Hindarto, 2009) 2. Metode Penelitian ini bersifat deskriptif untuk memperoleh data kualitatif dengan cara mengobservasi fasade Masjid Agung Jami Malang pada periode 1910, 1940, dan 2016. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah deskripsi tentang apa dan bagaimana kondisi komponen pada elemen fasade diperiode 1910, 1940, dan 2016 yang kemudian dikaitkan dengan kajian teori. Variabel yang diambil pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1. Periode Elemen fasade yang diamati Komponen fasade Periode 1910 Keseluruhan fasade masjid, Menara, Atap, Dinding, Lantai, dan Arkade. Periode 1940 Keseluruhan fasade masjid, Menara, Atap, Dinding, Pagar pembatas (railling), Lantai, Arkade, dan Ornamen. Periode 2016 3. Hasil dan Pembahasan Tabel 1. Variabel penelitian Keseluruhan fasade masjid, Menara, Atap, Dinding, Pintu, Jendela, Kolom, Pagar pembatas (railling), Lantai, Arkade, dan Ornamen, Ukuran, Material, Warna, dan Tekstur Pada periode 1910 Masjid Agung Jami Malang, elemen-elemen fasade yang dimiliki antara lain menara, atap, dinding, lantai, dan arkade. Komponen fasade yang dianalisis hanya dari bentuknya saja. Sehingga komponenkomponen dari elemen fasade pada periode dapat dilihat pada tabel 2. Gambar 1. Fasade Masjid Agung Jami Malang periode 1910 Tabel 2. Komponen fasade Masjid Agung Jami Malang periode 1910 Elemen fasade Keseluruhan fasade Menara Atap Dinding Lantai Arkade Komponen Fasade Segitiga, Trapesium, panjang, dan Setengah Segitiga, Trapesium, panjang, dan Setengah Segitiga, dan Trapesium. Setengah lingkaran, dan

Pada periode 1940 Masjid Agung Jami Malang, elemen-elemen fasade yang dimiliki antara lain menara, atap, dinding, pagar pembatas (railling), lantai, arkade. dan ornamen. Komponen fasade yang dianalisis hanya dari bentuknya saja. Sehingga komponenkomponen dari elemen fasade pada periode dapat dilihat pada tabel 3. Gambar 2. Fasade Masjid Agung Jami Malang periode 1940 Tabel 3. Komponen fasade Masjid Agung Jami Malang periode 1940 Elemen fasade Keseluruhan fasade Menara Atap Dinding Railling Lantai Arkade Ornamen Komponen Fasade panjang Segitiga, Oval/elips, dan Setengah panjang, dan Oval/elips. panjang, Oval/elips, dan Segitiga. Setengah lingkaran, dan Setengah lingkaran, Lingkaran, dan Pada periode 2016 Masjid Agung Jami Malang, elemen-elemen fasade yang dimiliki antara lain menara, atap, dinding, pintu, jendela, kolom, pagar pembatas (railling), lantai, arkade. dan ornamen. Komponen fasade yang dianalisis yaitu bentuk, ukuran, material, warna, dan tekstur. Sehingga komponen-komponen dari elemen fasade pada periode dapat dilihat pada tabel 4. Gambar 3. Fasade Masjid Agung Jami Malang periode 2016

Tabel 4. Komponen fasade Masjid Agung Jami Malang periode 2016 Elemen fasade Keseluruhan fasade Menara Komponen Fasade Ukuran Material Warna Tekstur Panjang Halus dan keseluruhan 51 kasar. keseluruhan 36 Coklat, Putih, dan Hitam. Trapesium, panjang, Oval/elips, Belah ketupat, dan Setengah Trapesium, panjang, Belah ketupat, dan Oval/elips. Lebar dasar menara 3 meter dan tinggi menara 27 Atap ESP (Enamel Steel Panel), Alumunium, Cat dinding polos, Kaca, Kayu, Ubin dinding eksterior, dan Batu koral kecil. Cat dinding polos, dan Ubin dinding eksterior. dan tua. Atap Oval/elips dan Atap kubah: panjang 3-5,5 4,5-6,5 Atap datar yaitu panjang 3-9,5 0,15-0,5 Atap ESP (Enamel Steel Panel), dan Cat dinding polos. dan Putih. Dinding panjang, dan Trapesium. Dinding persegi panjang: panjang 2-9,3 meter dan tinggi 8,5-15,5 Dinding trapesium: panjang 3 meter dengan tinggi 22,5 Cat dinding polos, dan Ubin dinding eksterior. dan Putih. Pintu panjang, Seperempat lingkaran, dan Setengah Panjang 1,5-3,3 3-4 Kayu. Coklat. Jendela panjang, dan Setengah Panjang 0,7-2,2 0,8-2,5 Kayu, dan Kaca. Coklat, dan Hitam. Kolom Tinggi 3-12 Cat dinding polos. dan Putih. Pagar pembatas (railling) Tinggi 1-1,2 Cat dinding polos, dan Kayu. Putih, dan Coklat.

Lantai Tinggi 0,15 cm. Marmer, dan Batu koral kecil. Kuning, dan Hitam. Marmer: halus. Batu koral: kasar. Arkade Ornamen Setengah lingkaran, dan Belah ketupat, dan Setengah Panjang 1,75-7 3-8 Panjang 0,15-1,75 meter dan tinggi 0,25-1,25 Cat dinding polos. Atap ESP (Enamel Steel Panel), Cat dinding polos, dan Kayu, dan Putih. Putih, dan Coklat. Keseluruhan hasil deskripsi komponen-komponen pada fasade Masjid Agung Jami Malang periode 1910, 1940, dan 2016 dapat dijadikan perbandingan satu dengan yang lain, yaitu pada tabel 5. Elemen fasade Tabel 5. Perbandingan Komponen fasade Masjid Agung Jami Malang periode 1910, 1940, dan 2016 Komponen fasade periode 1910 Menara, atap, dinding, lantai, dan arkade. Komponen fasade periode 1940 Menara, atap, dinding, pagar pembatas (railling), lantai, arkade, dan ornamen. Komponen fasade periode 2016 Menara, atap, dinding, pintu, jendela, kolom, pagar pembatas (railling), lantai, arkade, dan ornamen. Komponen fasade Terdapat bentuk segitiga, trapesium, persegi panjang, dan setengah Terdapat bentuk segitiga, persegi panjang, setengah lingkaran, dan oval/elips. Terdapat bentuk persegi panjang, setengah lingkaran, oval/elips, trapesium, dan belah ketupat. Ukuran Panjang keseluruhan 51 keseluruhan 36 Material atap ESP (Enamel Steel Panel), alumunium, cat dinding polos, kaca, kayu, ubin dinding eksterior, dan batu koral kecil. Warna Warna putih, hijau hijau tua, hitam, dan coklat. Tekstur Tekstur halus dan kasar.

4. Kesimpulan Fasade sebagai wajah bangunan merupakan bagian yang pertama tampak dan terlihat sebelum bagian yang lain pada bangunan tersebut. Terutama pada masjid agung sebagai masjid besar yang tentunya menjadi ikon kota, fasade juga menjadi ciri khas dan karakter kota tersebut. Masjid Agung Jami Malang sebagai masjid bersejarah di kota Malang, telah banyak mengalami perubahan, terutama pada fasadenya. Pada periode 1910, elemen fasade yang dapat diamati ialah menara, atap, dinding, lantai, dan arkade. Komponen fasade periode ini hanya dapat dianalisis dari bentuknya saja. Pada periode 1940, elemen fasade yang dapat diamati ialah menara, atap, dinding, pagar pembatas, lantai, arkade, dan ornamen. Komponen fasade periode ini juga hanya dapat dianalisis dari bentuknya saja. Pada periode 2016, elemen fasade yang diamati ialah menara, atap, dinding, pintu, jendela, kolom, pagar pembatas, lantai, arkade, dan ornamen. Komponen fasade periode ini yang dianalisis meliputi bentuk, ukuran, material, warna, dan tekstur. Perbedaan yang paling terlihat dari komponen (hanya dapat dibandingkan bentuknya saja) ketiga periode ini yaitu salah satunya atap. Perbedaan bentuk atap dari ketiga periode ini, yaitu pada periode 1910 fasade atapnya berbentuk atap tumpuk dengan bentuk segitiga dan trapesium, kemudian pada periode 1940 fasade atapnya berbentuk oval/elips pada atap kubah dan persegi panjang pada atap datar namun tetap ada bentuk segitiga pada atap lama di bagian belakang kubah, serta pada periode 2016 fasade atapnya sudah murni berbentuk oval/elips pada atap kubah dan persegi panjang pada atap datar. Daftar Pustaka Ching, Francis D.K.. 1996. Arsitektur:, Ruang, dan Tatanan, Edisi kedua. Terjemahan Nurama Tresani Harwadi. Jakarta: Erlangga. Hindarto, Probo. 2009. Warna dan tekstur pada material bangunan. Jakarta. http://www.astudioarchitect.com/2009/12/warna-dan-tekstur-padamaterial.html?m=1 (diakses 12 juni 2016) Huda, Ni amul. 2015. Pengertian material. Jakarta. http://www.pengertianpengertian.com/2015/03/pengertian-material.html?m=1 (diakses 12 Juni 2016) Krier, Rob. 1988. Komposisi Arsitektur. Jilid I, Cetakan I. Terjemahan Effendi Setiadarma. Jakarta: Erlangga. Laksmiwati, Triandi. 2012. Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip Dasar Desain Interior. Malang: Bargie Media. Purba, Eva A. 2013. Arti dan makna bentuk. Jakarta. http://karib.ayobai.org/2013/05/arti-dan-makna-bentuk.html?m=0 (diakses12 juni 2016) Rochym, Abdul. 1983. Mesjid Dalam Karya Arsitektur Nasional Indonesia. Bandung: Angkasa. Rochym, Abdul. 1983. Sejarah Arsitektur Islam, Sebuah Tinjauan. Bandung: Angkasa.