BAB IV ANALISIS METODE HISAB WAKTU SALAT DALAM PROGRAM SHOLLU VERSI 3.10

dokumen-dokumen yang mirip
JADWAL SHALAT WAKTU SHALAT DALAM PERSPEKTIF SYAR I DAN ASTRONOMI 21/05/2011 HISAB DAN DASAR PENENTUAN. Mempersembahkan : Oleh : Mutoha Arkanuddin

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL WAKTU SALAT PROGRAM MAWAAQIT VERSI A. Analisis Sistem Hisab Awal Waktu Salat Program Mawaaqit Versi 2001

BAB V PENUTUP. beberapa kesimpulan yang akan penulis uraikan. 1. Perhitungan Awal Waktu Salat dalam Aplikasi Digital Falak

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB ṠAMARĀT AL-FIKAR

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV ANALISIS ASTRONOMI HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB SYAWĀRIQ AL-ANWĀR

BAB IV ANALISIS HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM PROGRAM JAM WAKTU SALAT LED. A. Algoritma penentuan awal waktu Salat dalam Program Jam Waktu

BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam

PERHITUNGAN AWAL WAKTU SHALAT DATA EPHEMERIS HISAB RUKYAT Sriyatin Shadiq Al Falaky

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK METHODA AL-QOTRU KARYA QOTRUN NADA

BAB IV ANALISIS. A. Landasan Penyusunan Konversi Kalender Waktu Shalat Antar Wilayah. Dalam Kalender Nahdlatul Ulama Tahun 2016

JADWAL WAKTU SALAT PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DAN AKURASI BENCET DI PONDOK PESANTREN AL-MAHFUDZ SEBLAK DIWEK JOMBANG SEBAGAI PENUNJUK WAKTU SALAT

BAB IV ANALISIS TENTANG METODE PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT DENGAN JAM BENCET KARYA KIAI MISHBACHUL MUNIR MAGELANG

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Ahmad Ghozali dalam

BAB IV ANALISIS TERHADAP HISAB RUKYAT WAKTU SALAT ASAR. A. Analisis Kedudukan Bayang-Bayang Matahari Awal Waktu Salat

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN NOOR AHMAD DALAM KITAB SYAWÂRIQ AL-ANWÂR

METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN TEODOLIT

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013

BAB IV UJI AKURASI AWAL WAKTU SHALAT SHUBUH DENGAN SKY QUALITY METER. 4.1 Hisab Awal Waktu Shalat Shubuh dengan Sky Quality Meter : Analisis

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam

BAB IV UJI FUNGSIONALITAS, VALIDITAS, KOMPARASI, DAN EVALUASI PERHITUNGAN WAKTU SALAT PADA ISLAMIC ASTRONOMY SITE

BAB IV ALGORITMA PEMROGRAMAN WAKTU SALAT SHALATQ MENGGUNAKAN SOFTWARE MICROSOFT VISUAL BASIC 2010 DAN PENGUJIAN PROGRAM SHALATQ

MEMBUAT PROGRAM APLIKASI FALAK DENGAN CASIO POWER GRAPHIC fx-7400g PLUS Bagian II : Aplikasi Perhitungan untuk Penggunaan Teodolit

BAB IV ANALISIS UJI VERIFIKASI PERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT ZUBAIR UMAR AL-JAILANI DALAM KITAB AL-KHULASAH AL-WAFIYAH

PENENTUAN AWAL AKHIR WAKTU SHOLAT

BAB IV ANALISIS HISAB WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB KARYA K.R. MUHAMMAD WARDAN

BAB V PENUTUP. Waktu Salat Menggunakan Software Microsoft Visual Basic 2010, dapat

BAB IV ANALISIS METODE RASHDUL KIBLAT BULAN AHMAD GHOZALI DALAM KITAB JAMI U AL-ADILLAH

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG. A. Prinsip Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Lingkaran Jam

: Jarak titik pusat benda langit, sampai dengan Equator langit, di ukur sepanjang lingkaran waktu, dinamakan Deklinasi. Jika benda langit itu

PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH Bagian IV : APLIKASI PERHITUNGAN UNTUK PENGGUNAAN SUNDIAL MIZWALA dengan Casio Power Graphic Fx-7400g Plus

BAB III SISTEM HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM APLIKASI ANDROID DIGITAL FALAK KARYA AHMAD THOLHAH MA RUF

BAB IV ANALISIS FUNGSI DAN AKURASI JAM MATAHARI PERUMAHAN KOTABARU PARAHYANGAN PADALARANG JAWA BARAT

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN BINTANG SEBAGAI PENUNJUK ARAH KIBLAT KELOMPOK NELAYAN MINA KENCANA DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB ARAH KIBLAT DR. ING KHAFID DALAM PROGRAM MAWĀQIT 2001

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT. A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL BULAN KAMARIAH QOTRUN NADA DALAM KITAB METHODA AL-QOTRU

APLIKASI SEGITIGA BOLA DALAM RUMUS-RUMUS HISAB RUKYAT

BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode

BAB III DALAM PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA. Radjo adalah salah seeorang ahli falak kelahiran Bukittinggi (29 Rabi ul Awal

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH, IRSYÂD AL-MURÎD, DAN ṠAMARÂT AL-FIKAR KARYA AHMAD GHOZALI

perhitungan waktu sholat. Proses ini mengambil data dari array yang telah

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT

BAB IV ANALISIS METODE PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT DENGAN JAM ISTIWA MASJID AGUNG SURAKARTA

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HISAB IRTIFA HILAL MENURUT ALMANAK NAUTIKA DAN NEWCOMB

MAKALAH ISLAM Waktu Praktis Penentuan Arah Kiblat

BAHAN AJAR ILMU FALAK I. Dosen Pengampu : H. ACHMAD MULYADI, M.Ag. ajar Ilmu Falak 11

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam

BAB I PENDAHULUAN. Mengenai waktu pelaksanaannya Allah hanya memberikan Isyarat saja, seperti

)فتح الباري البن حجر - ج / 2 ص 311(

PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH DENGAN fx-7400g PLUS

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN HISAB ARAH KIBLAT KH. NOOR AHMAD SS DALAM KITAB SYAWAARIQUL ANWAAR

BAB IV ANALISIS TERHADAP URGENSI KETINGGIAN TEMPAT DALAM FORMULASI PENENTUAN AWAL WAKTU SHALAT

PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH DENGAN fx-7400g PLUS

A. Analisis Fungsi dan Kedudukan Deklinasi Bulan dan Lintang Tempat dalam menghitung Ketinggian Hilal menurut Kitab Sullam an-nayyirain

BAB IV ANALISIS KOMPARASI ALGORITMA EQUATION OF TIME JEAN MEEUS DAN SISTEM NEWCOMB

Hisab Awal Bulan Syawwal 1434 H

MENGENAL SISTEM WAKTU UNTUK KEPENTINGAN IBADAH

Kajian Astronomi Perubahan Zona Waktu Indonesia (Catatan Ringkas Bahan Pemaparan)

METODE PENENTUAN LIMA WAKTU SALAT DI PONDOK PESANTREN AL-BAYYINAH SIDAYU GRESIK JAWA TIMUR SKRIPSI

pengembangan perangkat lunak yang akan dibangun. Metode yang digunakan

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Pantai Kartini Jepara

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SLAMET HAMBALI TENTANG PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali dalam Penentuan Awal

Halaman Jud ul. Oleh. Drs. H. Nabhan Maspoetra, MM

IMPLEMENTASI TITIK KOORDINAT TENGAH KABUPATEN ATAU KOTA DALAM PERHITUNGAN JADWAL WAKTU SALAT

SISTEM INFORMASI ARAH KIBLAT DAN JADWAL WAKTU SHALAT DI KOTA - KOTA BESAR DI INDONESIA

BAB III PENGGUNAAN DATA KETINGGIAN TEMPAT DALAM FORMULASI PENENTUAN WAKTU SHALAT

(Fenomena Matahari di Atas Ka bah) Pandapotan Harahap NIM: Abstrak

JADWAL WAKTU SALAT ABADI

BAB III HASIL STUDI LAPANGAN

RANCANG BANGUN APLIKASI JADWAL SHALAT METODE EPHEMERIS BERBASIS ANDROID SKRIPSI. Oleh: FARID ABDILLAH HASAN NIM:

BAB IV UJI FUNGSIONALITAS, UJI KOMPARASI DAN EVALUASI. A. Uji Fungsionalitas Aplikasi Perhitungan Mizwala Qibla Finder

BAB II KONSEP IHTIYÂTH AWAL WAKTU SALAT STUDI ANALISIS FIQIH DAN ASTRONOMI. sudah mukallaf. Kewajiban melaksanakan Salat ini dimulai dari saat nabi

SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT. Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT. Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya:

BAB IV ANALISIS TENTANG METODE PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT DENGAN JAM ISTIWA DALAM KITAB SYAWARIQ AL-ANWAR

BAB 1 PENDAHULUAN. mempelajari lintasan benda-benda langit seperti Matahari, Bulan, Bintangbintang

BAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN. A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten

TATA KOORDINAT BENDA LANGIT. Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah ( ) 2. Winda Yulia Sari ( ) 3. Yoga Pratama ( )

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya kewajiban ibadah shalat fardhu lima waktu bagi umat muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai a little mosque on the tundra oleh media Kanada, menjadi

METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET. A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet

Kata Kunci: Salat, Tradisionalisme, Moderenisme

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOE DDIN DJAMBEK TENTANG PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH

BAB IV UJI COBA DAN EVALUASI APLIKASI ZEPHEMERIS. uji verifikasi hasil perhitungan aplikasi Zephemeris. kesalahan maupun kekurangan pada aplikasi.

ANALISIS KOMPARASI PERHITUNGAN WAKTU SALAT DALAM TEORI GEOSENTRIK DAN GEODETIK

Meridian Greenwich. Bujur

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

SISTEM KOORDINAT GEOGRAFIK

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEDOMAN PRAKTIS PENENTUAN ARAH KIBLAT KARYA M. MUSLIH HUSEIN

MENYAMBUT ISTIWA UTAMA 16 JULI 2013 ; AYO LURUSKAN ARAH KIBLAT KITA!

PORTABLE PETUNJUK SHOLAT LIMA WAKTU MENGGUNAKAN MICROCONTROLLER MCS 51 DAN GPS

BAB II HAL-HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN ARAH KIBLAT

BAB III PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT DENGAN JAM ISTIWA DALAM. pada hari Kamis Kliwon, tanggal 14 Desember 1932 M/ 19 Rajab 1351 H.

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN KAMARIAH ALMANAK NAUTIKA DAN ASTRONOMICAL ALGORITHMS JEAN MEEUS

BAB III PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAH 2013

Seri Ilmu Falak. Pedoman Praktis Perhitungan Awal Waktu Salat, Arah Kiblat dan Awal Bulan Qamariyah

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB ARAH KIBLAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN IRSYÂD AL- MURÎD

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS METODE HISAB WAKTU SALAT DALAM PROGRAM SHOLLU VERSI 3.10 A. Analisis Metode Hisab Waktu Salat Program Shollu Versi 3.10 Karya Ebta Setiawan Sistem hisab waktu salat di Indonesia sangat beragam dan mengalami kemajuan dari tahun ke tahun. Yakni, dari yang menghisab dengan sistem manual yaitu menggunakan Kalkulator, kemudian mengalami perkembangan yaitu menghisab dengan bantuan Komputer yang di aplikasikan dengan sebuah software. Software-software yang berkembang pada saat ini cukup beragam di antaranya yaitu Mawaaqit, Shollu, Winfalak, Accurate Times, Tsaqib, Ahilah, WinHisab dan banyak software-software falak yang lain yang dapat digunakan secara praktis. Program Shollu versi 3.10 merupakan salah satu aplikasi penentuan awal waktu salat yang berbasis astronomi modern. Rumus penentuan awal waktu salat dalam program Shollu versi 3.10 hampir sama dengan aplikasi-aplikasi yang lain. Data-data yang digunakan dalam program Shollu versi 3.10 adalah data-data yang diambil dari internet yang kemudian diaplikasikan oleh Ebta Setiawan menjadi sebuah program penentuan awal waktu salat. Dalam program Shollu versi 3.10, data-data yang harus diinput dalam penentuan awal waktu salat yaitu lokasi, ketinggian tempat, zona 56

57 waktu, kriteria waktu asar, tambahan waktu salat dan konvensi untuk salat Subuh dan Isya. Proses input data koordinat lintang dan bujur telah bersifat otomatis setelah user menentukan lokasi yang dipilih. Untuk ketinggian tempat secara default adalah 0, sehingga user harus menentukan sendiri ketinggian tempat sesuai dengan daerahnya. User juga harus menentukan zona waktu sesuai dengan daerahnya. Zona waktu di Indonesia dibagi menjadi tiga waktu daerah, waktu Indonesia bagian barat (WIB), waktu Indonesia bagian tengah (WITA), waktu Indonesia bagian timur (WIT). a. WIB didasarkan pada bujur timur 105 o dengan GMT terpaut 7 jam. b. WITA didasarkan pada bujur timur 120 o dengan GMT terpaut 8 jam. c. WIT didasarkan pada bujur timur 135 o dengan GMT terpaut 9 jam. Penentuan awal waktu salat asar dalam program Shollu versi 3.10 memiliki dua metode yang digunakan yaitu madzhab Imam Syafi i dan madzhab Imam Hanafi. Beberapa data yang perlu diperhatikan dalam menentukan awal waktu salat: 1. Deklinasi Matahari Perhitungan deklinasi Matahari dalam program Shollu V3.10 menggunakan rumus sebagai berikut: D = (180 x Pi) x (0.006918 ( 0.399912 x cos (Bt)) + (0.070257 x sin (Bt)) (0.006758 x cos (2x Bt)) + (0.000907 x sin (2 x Bt)) (0.002697 x cos (3 x Bt)) + (0.001480 x sin (3 x Bt))).

58 Berikut tabel deklinasi matahari yang telah penulis hitung berdasarkan rumus yang terdapat pada program Shollu versi 3.10, kemudian penulis bandingkan dengan data deklinasi yang terdapat pada aplikasi Win Hisab Kemenag RI. a. Tabel Deklinasi Matahari Program Shollu Versi 3.10: Tanggal Shollu Deklinasi 08/01/2016-22 o 12 48 08/02/2016-14 o 56 04 08/03/2016-4 o 24 14 08/04/2016 7 o 39 19 08/05/2016 17 o 24 24 08/06/2016 22 o 57 32 08/07/2016 22 o 21 02 08/08/2016 15 o 47 55 08/09/2016 05 o 14 46 08/10/2016-06 o 20 01 08/11/2016-16 o 56 24 08/12/2016-22 o 50 26 Tabel 1 b. Tabel Deklinasi Matahari Win Hisab Kemenag RI: Tanggal Winhisab Deklinasi 08/01/2016-22 o 18 23 08/02/2016-15 o 10 12

59 08/03/2016-4 o 43 27 08/04/2016 7 o 21 41 08/05/2016 17 o 12 03 08/06/2016 22 o 52 41 08/07/2016 22 o 25 11 08/08/2016 16 o 00 48 08/09/2016 05 o 31 51 08/10/2016-06 o 02 30 08/11/2016-16 o 41 13 08/12/2016-22 o 45 14 Tabel 2 c. Dari kedua tabel tersebut, dapat diketahui selisih deklinasi program Shollu Versi 3.10 dengan Win Hisab Kemenag RI. Tanggal Selisih Deklinasi 08/01/2016 00 o 05 35 08/02/2016 00 o 14 08 08/03/2016 00 o 19 03 08/04/2016 00 o 17 38 08/05/2016 00 o 12 21 08/06/2016 00 o 04 51 08/07/2016 00 o 04 09 08/08/2016 00 o 12 53

60 08/09/2016 00 o 17 05 08/10/2016 00 o 17 31 08/11/2016 00 o 15 11 08/12/2016 00 o 05 12 Tabel 3 Selisih deklinasi terkecil yang di dapat dalam perhitungan deklinasi yaitu pada tanggal 08 Juli 2016 dengan nilai sebesar 0 o 04 08,74 dan nilai selisih deklinasi terbesar yaitu pada tanggal 08 Maret 2016 dengan nilai 0 o 19 03,67. 2. Equation of time Equation of time atau perata waktu adalah selisih waktu antara matahari mencapai titik kulminasi atas dengan kedudukan matahari pada pukul 12.00 (waktu rata-rata). Data Equation of time diperlukan untuk mengkonversi waktu kulminasi matahari (WKM) dari Waktu Hakiki ke Waktu Pertengahan Setempat, atau ke Waktu Pertengahan Daerah. Perhitungan Equation of Time dalam program Shollu versi 3.10 menggunakan rumus sebagai berikut: T = 229.18 x (0.000075 + (0.001868 x cos (Bt)) (0.032077 x sin (Bt)) (0.014615 x cos (2x Bt)) (0.040849 x sin (2 x Bt))) Berikut contoh equation of time yang telah penulis hitung dan penulis bandingkan dengan equation of time Win Hisab Kemenag RI beserta selisihnya.

61 a. Tabel Equation Of Time Program Shollu Versi 3.10 Tanggal Shollu equation of time 08/01/2016-00 o 06 20 08/02/2016-00 o 14 06 08/03/2016-00 o 10 58 08/04/2016-00 o 01 38 08/05/2016 00 o 03 49 08/06/2016 00 o 01 00 08/07/2016-00 o 05 05 08/08/2016-00 o 05 41 08/09/2016 00 o 02 46 08/10/2016 00 o 13 11 08/11/2016 00 o 15 53 08/12/2016 00 o 07 07 Tabel 4 b. Tabel Equation Of Time Win Hisab Kemenag RI Tanggal Winhisab equation of time 08/01/2016-00 o 06 21 08/02/2016-00 o 14 09 08/03/2016-00 o 10 43 08/04/2016-00 o 01 48 08/05/2016 00 o 03 31

62 08/06/2016-00 o 00 54 08/07/2016-00 o 05 07 08/08/2016-00 o 05 38 08/09/2016 00 o 02 22 08/10/2016 00 o 12 30 08/11/2016 00 o 16 17 08/12/2016 00 o 08 01 Tabel 5 c. Tabel selisih equation of time program Shollu versi 3.10 setelah dibandingkan dengan equation of time Win Hisab Kemenag RI. Tanggal Selisih equation of time 08/01/2016 00 o 00 01 08/02/2016 00 o 00 03 08/03/2016 00 o 00 15 08/04/2016 00 o 00 10 08/05/2016 00 o 00 18 08/06/2016 00 o 00 06 08/07/2016 00 o 00 02 08/08/2016 00 o 00 04 08/09/2016 00 o 00 25 08/10/2016 00 o 00 42 08/11/2016 00 o 00 24

63 08/12/2016 00 o 00 53 Tabel 6 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa equation of time mempunyai selisih nilai terkecil yaitu pada tanggal 08 Januari 2016 dengan nilai equation of time sebesar 0 o 00 01 dan nilai terbesarnya yaitu 0 o 00 53 pada bulan Desember. 3. Tinggi Matahari a. Tinggi Asar Tinggi asar pada program Shollu versi 3.10 ini secara otomatis menggunakan tinggi asar yang berpatokan pada Madzab Imam Syafii yang menggunkan krtiteria panjang bayangan sama dengan panjang benda yaitu terbukti dengan rumus Tan h = 1/ (tan [B-D]+ sh). Namun, dalam program ini juga tersedia pilihan yang lain yaitu Madzhab Hanafi, sehingga pengguna bisa memeilih kriteria tinggi asar sendiri. b. Tinggi Isya dan Subuh Setelah penulis tinjau lebih lanjut mengenai beberapa kriteria yang ada, ternyata kriteria yang diterapkan dalam program Shollu ini hampir sama dengan kriteria pada umumnya. Ada macam-macam kriteria ketinggian Matahari untuk Subuh dan Isya adalah sebagai berikut:

64 Organisasi Tinggi Subuh Tinggi Isya Negara Pakistan, University Of Islamic Science 18 o 18 o Bangladesh, India, Afganistan dan Of Karachi sebagian Eropa Islamic Society of North America (ISNA) Muslim Word League Ummul Qurra Commite Egyptian General Authory of Survey Syekh Taher Jalaluddin 15 o 15 o Canada dan sebagian Amerika 18 o 17 o dan sebagian Eropa Timur Jauh Amerika 19 o (120 menit Semenanjung Arabia 90 menit setelah khusus ramadhan) 19.5 o 17.5 o Lebanon dan Afrika, Syiria, Irak, Malaysia 20 o 18 o Indonesia Tabel 7 Macam-macam Jarak Zenit Matahari Subuh dan Isya. No. Ahli Falak Isya Subuh 1 Abu Raihan Al Biruni 16-18 o 15-18 o 2 Al Qaini 17 o 17 o 3 Ibnu Yunus, Al Khaliliy, Ibnu Syathir, Ath Thusiy 17 o 19 o 5 Mardeni, Al Muwaqit di Syiria, Maghrib, Mesir dan Turkey 18 o 18 o 6 Habash, Mu adh, Ibnu Haitsam 16 o 20 o 7 Al Marrakhusi, Tunis dan Yaman 18 o 19 o 8 Abu Abdillah As Sayyid Al Muthi 19 o 19 o 9 Abu Abdillah bin Ibrahim bin Riqam Chagmini, Barjandi, 15 o 15 o Kamili Tabel 8 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa untuk wilayah Indonesia dalam menentukan tinggi Subuh dan Isya menggunakan

65 kriteria Syekh Taher Jalaluddin yaitu 20 derajat untuk waktu Subuh dan 18 derajat untuk waktu Isya. Namun, kriteria Syekh Taher Jalaluddin ini belum tercantum dalam program Shollu versi 3.10, sehingga pengguna yang berada di Indonesia dapat menentukan sendiri derajatnya pada kolom yang telah tersedia. 4. Tinggi Tempat Ketinggian tempat di ukur dari permukaan laut dengan menggunakan ukuran meter, karena dalam program Shollu V3.10 ini ketinggian tempat secara default adalah 0 sehingga pengguna harus memperkirakan sendiri ketinggian tempatnya sesuai dengan tempat pengguna berada. Ketinggian tempat dapat diperoleh dari data geografis tempat tersebut atau dapat diukur dengan bantuan altimeter atau GPS. 95 Tinggi tempat diperlukan guna menentukan besar kecilnya kerendahan ufuk (ku). 5. Ihtiyat Ihtiyat sebenarnya adalah suatu langkah pengaman dengan cara menambahkan ataau mengurangkan waktu agar jadwal waktu salat tidak mendahului awal waktu atau akhir waktu 96. Ihtiyat dari segi kegunaan dibagi menjadi tiga yaitu: 97 95 Ahmad Musonnif, Ilmu Falak Metode Hisab Awal Waktu Salat, Arah Kiblat, Hisab Urfi dan Hisab Hakiki Awal Bulan, (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2011), hlm. 70. 96 Departemen agama RI, Pedoman Penentuan Awal Waktu Salat Sepanjang Masa, Jakarta, 1994 hlm. 92. 97 Abd. Rachim, Ilmu Falak, Yogyakarta: Liberti, 1983 hlm. 53.

66 a. Ihtiyat guna luasnya daerah, berarti memindahkan meridian yang kita pedoman ke batas sebelah barat ataupun sebelah timur dari daerah hisab. Hal ini digunakan untuk mempertimbangkan perbedaan waktu salat antara daerah timur dan barat yang biasanya terdapat selisih dalam berbuka puasa, ihtiyat ini juga digunakan untuk menentukan lintang dan bujur suatu tempat yang biasanya diukur dari suatu titik (markaz) di pusat kota yang mewakili daerah tersebut. b. Ihtiyat guna koreksi sesaat dalam hasil hisab, digunkan untuk mengoreksi atas data-data yang kita ambil sebagai ketelitian. c. Ihtiyat guna keyakinan, digunakan untuk menandai waktu imsak (puasa) yang dimajukan beberapa menit dari awal subuh atau juga beberapa menit yang diundurkan dari waktu duhur untuk menghilangkan keragu-raguan atas larangan mengerjakan salat pada saat matahari berkulminasi. Direktorat pembinaan badan peradilan agama Islam sebagaimana Sa adoeddin Djambek memepergunakan ihtiyat ± 2 menit, yang dianggap cukup memberikan pengaman terhadap koreksi data rata-rata dan mempunyai jangkauan 27,5 55 km ke arah barat atau timur. 98 Dalam program Shollu versi 3.10 terdapat pilihan penambahan waktu 0-5 menit untuk masing-masing waktu salat. Adanya tambahan waktu ini diharapkan waktu salat dalam program Shollu versi 3.10 98 Departemen Agama RI, Pedoman...hlm.:38

67 tidak berbeda dengan waktu salat tempat penggunanya. Dalam penggunaanya penulis menambahkan ihtiyat 2 menit untuk masingmasing waktu salat. B. Analisis Terhadap Tingkat Akurasi Metode Penentuan Awal Waktu Salat Program Shollu Versi 3.10 Dalam uji akurasi program Shollu versi 3.10 ini penulis telah melakukan perhitungan selama 12 bulan dan membandingkanya dengan hasil perhitungan awal waktu salat Kemenag RI, berikut penulis lampirkan hasil perhitungan dalam program Shollu versi 3.10 dan Kemenag RI. a. Tabel waktu salat Kemenag RI Tanggal Subuh Terbit Duhur Asar Maghrib Isya 08/01/2016 04:06 05:26 11:47 15:13 18:03 19:18 08/02/2016 04:22 05:38 11:55 15:11 18:06 19:18 08/03/2016 04:27 05:40 11:52 14:57 17:57 19:06 08/04/2016 04:25 05:38 11:43 15:00 17:42 18:51 08/05/2016 04:22 05:37 11:38 14:58 17:32 18:43 08/06/2016 04:24 05:43 11:40 15:00 17:31 18:45 08/07/2016 04:30 05:49 11:46 15:07 17:38 18:51 08/08/2016 04:31 05:46 11:47 15:07 17:42 18:53 08/09/2016 04:20 05:33 11:39 14:55 17:39 18:48 08/10/2016 04:03 05:17 11:29 14:31 17:35 18:44 08/11/2016 03:50 05:07 11:25 14:43 17:37 18:49

68 08/12/2016 03:51 05:11 11:33 14:59 17:49 18:04 Tabel 9 b. Tabel waktu salat Shollu versi 3.10 Tanggal Subuh Terbit Duhur Asar Maghrib Isya 08/01/2016 04:06 05:27 11:46 15:12 18:04 19:17 08/02/2016 04:22 05:39 11:54 15:11 18:08 19:18 08/03/2016 04:28 05:42 11:52 14:57 17:59 19:07 08/04/2016 04:25 05:38 11:42 15:00 17:44 18:52 08/05/2016 04:21 05:38 11:37 14:58 17:34 18:44 08/06/2016 04:24 05:43 11:39 15:01 17:33 18:46 08/07/2016 04:30 05:49 11:45 15:07 17:39 18:52 08/08/2016 04:31 05:47 11:46 15:08 17:44 18:53 08/09/2016 04:20 05:33 11:38 14:55 17:41 18:48 08/10/2016 04:03 05:17 11:27 14:31 17:36 18:43 08/11/2016 03:51 05:08 11:24 14:43 17:38 18:49 08/12/2016 03:52 05:13 11:33 14:59 17:50 19:04 Tabel 10 Dari kedua tabel diatas dapat diketahui bahwa waktu salat dalam program Shollu versi 3.10 masih mempunyai perbedaan selisih waktu dengan waktu salat Kemenag RI. Berikut tabel selisih waktu salat program Shollu versi 3.10 dengan Kemenag RI:

69 Tanggal Subuh Terbit Duhur Asar Maghrib Isya 08/01/2016 00:00 00:01-00:01 00:01 00:01-00:01 08/02/2016 00:00 00:01-00:01 00:00 00:02 00:00 08/03/2016 00:01 00:02 00:00 00:00 00:02 00:01 08/04/2016 00:01 00:00-00:01 00:00 00:02 00:01 08/05/2016 00:01 00:01-00:01 00:00 00:02 00:01 08/06/2016 00:00 00:00-00:01 00:01 00:02 00:01 08/07/2016 00:00 00:00-00:01 00:00 00:01 00:01 08/08/2016 00:00 00:01-00:01 00:01 00:02 00:00 08/09/2016 00:00 00:00-00:01 00:00 00:02 00:00 08/10/2016 00:00 00:00-00:02 00:00 00:01-00:01 08/11/2016 00:01 00:01-00:01 00:00 00:01 00:00 08/12/2016 00:01 00:02 00:00 00:00 00:01 00:00 Tabel 11 Setelah penulis melakukan perhitungan waktu salat pada program Shollu versi 3.10 dan Kemenag RI penulis memperoleh perbandingan yang tidak terlalu jauh antara waktu salat program Shollu versi 3.10 dengan waktu salat Kemenag RI. Pada awal waktu salat Subuh, selisihnya sekitar 0-1 menit, pada program Shollu versi 3.10 lebih lambat 1 menit daripada Kemenag RI. Pada waktu terbit selisih program Shollu versi 3.10 sekitar 0-2 menit lebih lambat dari Kemenag RI. Pada awal waktu salat Duhur, selisihnya sekitar 0-2 menit lebih cepat dibandingkan dengan Kemenag RI. Untuk awal waktu salat Asar selisihnya hanya 0-1 menit

70 lebih lambat dari Kemenag RI. Dan pada awal waktu salat Magrib selisihnya lebih lambat 0-2 menit dibandingkan dengan Kemenag RI. Sedangkan untuk waktu salat Isya mendapat selisih sekitar 0-1 menit lebih cepat dari Kemenag RI. Dalam perhitungan diatas penulis telah menambahkan ihtiyat 2 menit disetiap waktu salat, sehingga dari perbandingan diatas jika dalam perhitungan waktu salat program Shollu versi 3.10 tidak menggunakan ihtiyat waktu, maka dapat diperkirakan selisih terbesar adalah 3 menit lebih cepat dari waktu salat Kemenag RI.