PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KESELAMATAN PENERBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : KP 247 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN DAN STANDAR BAGIAN (MANUAL OF STANDARD

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM 36 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 271 TAHUN 2012

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 578 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 45 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN KEPEMILIKAN MODAL BADAN USAHA DI BIDANG TRANSPORTASI

PERATURAN MENTERl PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM 44 TAHUN 2015 TENTANG

PART 69-01) PENGUJIAN LISENSI DAN RATING PERSONEL PEMANDU

2015, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 4

Ringkasan Dari Kebijakan-Kebijakan Yang Mengatur Tentang Pengelolaan DAS

-1- PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 42/Menhut-II/ 2011 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP.289 TAHUN 2012 TENTANG

2 pengenaan sanksi administratif; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri

Memmbang. a. perhubungan NomQr KM 21 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 173

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 473 TAHUN 2012 TENTANG

NOMOR: KP 081 TAHUN 2018 PROSEDUR PENETAPAN, PENGGUNAAN DAN PENUTUPAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 596 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Penerbangan (Aeronautical Meteorological Information Services); Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan

^PENYELENGGARAAN KALIBRASI FASILITAS DAN PROSEDUR

SKEP /40/ III / 2010

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN [LN 2009/1, TLN 4956] Pasal 402

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 173 TAHUN 2013 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 030 TAHUN 2018 TENTANG TIM PERSIAPAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN

2 Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tenta

b. bahwa dalam rangka memberikan pedoman terhadap tata

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4075); 3. Peraturan Presiden Nomor 47

TENTANG PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139 (CIVIL AVIATION SAFETY REGULATIONS PART 139) TENTANG BANDAR UDARA (AERODROME)

ANALISA DAN DESAIN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN (STUDI KASUS : DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NTT DI KUPANG)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOM OR : KP 038 TAHUN 2017 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 82 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Indonesia Nomor 58 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

PENINGKATAN FUNGSI PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

(AERONAUTICAL TELECOMMUNICATION SERVICE PROVIDERS)

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TEMANGGUNG SELAKU PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI

PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM 41 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR

Pengoperasian Sistem Pesawat Tanpa Awak di Wilayah Ruang Udara Indonesia

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM 55 TAHUN 2015 TENTANG

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2017, No personel ahli perawatan harus memiliki sertifikat kelulusan pelatihan pesawat udara tingkat dasar (basic aircraft training graduation

Unit kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, melakukan penilaian pelanggaran terhadap hasil pemeriksaan.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 570 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 04 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan

2016, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

2015, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 301 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : SKEP / 195 / IX / 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN TERBANG (FLIGHT APPROVAL)

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

kegiatan angkutan udara bukan niaga dan lampirannya beserta bukti

NOMOR: PM 17 TAHUN 2014

RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KOTA BANJAR TAHUN (Hasil Review April 2017)

RENCANA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 60 TAHUN 2016 TENTANG PENGALIHAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN

yang tidak menyediakan bahan pemadam api sesuai dengan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956);

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : SKEP/91/V/2007 TENTANG PENILAIAN KINERJA BANDAR UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Informasi Aeronautika (Aeronautical Information Publication (AIP)) Indonesia secara elektronik; d. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 458 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubung

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR :.KP TAHUN TENTANG

2013, No LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 90 Tahun 2013 TANGGAL 19 November 2013

2017, No Safety Regulations Part 65) Sertifikasi Ahli Perawatan Pesawat Udara (Licensing of Aircraft Maintenance Engineer) Edisi 1 Amandemen

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Inspektur Penerbangan. Kewenangan. Perubahan.

akin dala erlu dan Pos

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBllK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa dalam Sub Bagian 139 B.2 angka ayat 1

Personel fasilitas keamanan penerbangan yang telah memiliki lisensi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 182 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 216 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 313 ayat 3

laporan inspeksi terhadap FAL inspeksi terhadap inspeksi ijin usaha Agen Penjualan Umum laporan inspeksi penggunaan hak angkut dan kerjasama angkutan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN INFORMASI INSTITUSI

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2001, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4075); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

2015, No Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-9- keliru. Personel AOC melakukan landing yang menyimpang dari prosedur

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

Transkripsi:

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KESELAMATAN PENERBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbg : a. bahwa dalam rgka peningkat keselamat penerbg, Menteri Perhubung melakuk pembina di bidg penerbg; b. bahwa Stdar Keselamat Penerbg telah ditetapk dalam peratur perundg-undg di bidg penerbg, meliputi Undg-Undg, Peratur Pemerintah, Peratur Menteri Perhubung d Peratur Direktur Jenderal Perhubung yg mengacu pada peratur Internasional (Annexes maupun dokumen International Civil Aviation Orgization); c. bahwa terhadap pelggar peratur perundgundg di bidg penerbg diberik sksi yg tegas kepada personel maupun operator, d. bahwa berdasark pertimbg sebagaima dimaksud dalam huruf a, huruf b, d huruf c perlu menetapk Peratur Menteri Perhubung tentg Stdar Keselamat Penerbg; Mengingat 1. Undg-Undg Nomor 1 Tahun 2009 tentg Penerbg (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambah Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 2. Peratur Pemerintah Nomor 40 Tahun 1995 tentg Angkut (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 68, Tambah Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 3610) sebagaima telah diubah deng Peratur Pemerintah Nomor 3 Tahun 2000 (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 7, Tambah Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 3925); l

3. Peratur Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentg Keam d Keselamat Penerbg; 4. Peratur Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentg Pembgun d Pelestari Lingkung Hidup Bdar ; 5. Peratur Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 tentg Sumber Daya Musia di bidg Trsportasi; 6. Peratur Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentg Perum Lembaga Penyelenggara Pelay Navigasi Penerbg Indonesia; 7. Peratur Pemerintah 62 Tahun 2013 tentg Investigasi Kecelaka Trsportasi; 8. Peratur Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentg Orgisasi Kementeri Negara (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 9. Peratur Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentg Keduduk, Tugas d Fungsi Kementeri Negara serta Susun Orgisasi, Tugas d Fungsi Eselon I Kementeri Negara, sebagaima telah diubah terakhir deng Peratur Presiden Nomor 135 Tahun 2014; 10. Keputus Menteri Perhubung Nomor T.11/2/4-U Tahun 1960 tentg Peratur-Peratur Keselamat Penerbg Sipil sebagaima telah diubah terakhir deng Peratur Menteri Perhubung Nomor PM 14 Tahun 2015; 11. Peratur Menteri Perhubung Nomor KM 60 Tahun 2010 tentg Orgisasi d Tata Kerja Kementeri Perhubung sebagaima telah diubah terakhir deng Peratur Menteri Perhubung Nomor PM 68 Tahun 2013; MEMUTUSKAN: Menetapk : PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG STANDAR KESELAMATAN PENERBANGAN. Pasal 1 Dalam peratur Menteri ini yg dimaksud deng: 1. Keselamat Penerbg adalah suatu keada terpenuhinya persyarat keselamat dalam pemfaat wilayah udara, pesawat udara, bdar udara, gkut udara, navigasi penerbg, serta fasilitas penunjg d fasilitas umum lainnya. 2

2. Penyelenggara bdar udara adalah Bad Usaha Bdar d Unit Penyelenggara Bdar ; 3. Penyelenggara Angkut adalah Bad Usaha Angkut d Perusaha Angkut Asing; 4. Penyelenggara Navigasi Penerbg adalah Perusaha Umum Lembaga Penyelenggara Pelay Navigasi Penerbg Indonesia; 5. Menteri adalah Menteri Perhubung; 6. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubung. Pasal 2 Penyelenggara bdar udara, penyelenggara gkut udara, penyelenggara navigasi penerbg wajib memenuhi stdar keselamat di bidg penerbg, yg terdiri atas: a. Sumber Daya Musia; b. Sara d/atau Prasara; c. Stdar Operasional Prosedur; d. Lingkung; d e. Sksi. Pasal 3 Stdar Keselamat Penerbg berdasark Undg- Undg di bidg Penerbg, Peratur Pemerintah di bidg Penerbg, Peratur Menteri Perhubung d Peratur Direktur Jenderal Perhubung yg mengacu kepada peratur Internasional (Annexes maupun dokumen International Civil Aviation Orgization). Pasal 4 Ketentu peratur perundg-undg di bidg penerbg yg bertuju untuk meningkatk keselamat penerbg sebagaima terctum dalam lampir Peratur yg merupak bagi tidak terpisahk dari peratur ini. Pasal 5 Pelggar terhadap pemenuh ketentu persyarat keselamat trsportasi sebagaima dimaksud dalam Pasal 2 d Pasal 3 dikenak sksi pida maupun sksi administratif berupa pemberhenti personel dari jabat atau pembeku/pencabut izin bagi operator sesuai ketentu peratur perundg-undg. 3

Pasal 6 Direktur Jenderal Perhubung melakuk pengawas terhadap pelaksa Peratur ini, termasuk memberik sksi yg tegas terhadap setiap pelggar peratur perundg-undg d melapork kepada Menteri Perhubung. Pasal 7 Peratur Menteri ini mulai berlaku pada tggal diundgk. Agar setiap org mengetahuinya, memerintahk pengundg Peratur Menteri ini deng Penempatnya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapk di Jakarta pada tggal 3 Februari 2015 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd Diundgk di Jakarta pada tggal 6 Februari 2015 IGNASIUS JONAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd YASONNA H. LAOLY BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 206 Salin sesuai deng aslinya KEPAU0BIRO/1HUKUM DAN KSLN, I (IV/b) 98903 2 001 4

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM 21 TAHUN 2015 TANGGAL : 3 FEBRUARI 2015 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MENGENAI STANDAR KESELAMATAN PENERBANGAN NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI ; ; KET 1. SDM Bdar a. Undg-Undg Nomor 1 Tahun 2009 tentg Penerbg Pasal 220 ayat (1), kewajib Pengoperasi bdar udara dilakuk oleh tenaga majerial yg memiliki kemampu d kompetensi operasi d majerial di bidg teknis d/atau operasi bdar udara. Pasal 222, Kewajib Personel Bdar udara memiliki lisensi atau sertifikat kompetensi Pasal 223, Kewajib Personel bdar udara yg telah memiliki lisensi a. melaksak pekerja sesuai deng ketentu di bidgnya; b. mempertahk kemampu yg dimiliki; d c. melakuk pemeriksa kesehat secara berkala Pasal 390, Kewajib setiap personel di bidg penerbg memiliki sertifikat kompetensi atau lisensi sesuai deng persyarat yg ditetapk untuk bidg pekerjanya. Pasal 391, Kewajib Penyedia jasa penerbg d orgisasi yg menyelenggarak kegiat di bidg penerbg: a. mempekerjak personel penerbg yg memiliki sertifikat kompetensi atau lisensi b. menyusun program pelatih di bidg penerbg untuk mempertahk d - Pelggar terhadap Pasal 220 dikenak sksi administratif, berupa: (Pasal 220 ayat (2)) a. peringat; b. pembeku sertifikat; d/atau c. pencabut sertifikat. - Pelggar terhadap Pasal 222 ayat (1) dipida deng pida penjara atau denda. (Pasal 423) (1) Personel bdar udara yg mengoperasik d/atau memelihara fasilitas bdar udara tpa memiliki lisensi atau sertifikat kompetensi dipida deng pida penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling byak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). (2) Dalam hal perbuat sebagaima dimaksud mengakibatk matinya org, dipida deng pida penjara paling lama 15 (lima belas) tahun d denda paling byak Rpl.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). - Pelggar terhadap Pasal 223 ayat (1) dikenak sksi administratif, berupa: 1

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI SANKSI KET meningkatk kompetensi personel penerbg yg dipekerjaknya (Pasal 223 ayat (2) a. peringat; b. pembeku lisensi; d/atau c. pencabut lisensi. SDM Bdar c. PP 51 Tahun 2012 ttg SDM di bidg Trsportasi - Pasal 11, Keharus SDM di bid trsportasi memiliki kompetensi, yg diperoleh setelah mengikuti diklat trsportasi - Pasal 44, Kewajib Penyedia Jasa trsportasi d orgisasi di bidg trsportasi memberik kontribusi dalam menunjg penyedia d pengembg SDM SDM Bdar d. Peratur Menteri Perhubung: Permenhub Nomor KM 24 Tahun 2009 sebagaima telah diubah deng PM 74 Tahun 2013 tentg Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 139 tentg Bdar (CASR Part 139) Butir 139.045 139.045 Kompetensi Personel Bdar Kewajib personel bdar udara memiliki sertifikat kompetensi d lisensi, persyarat memperoleh lisensi personel bdar udara, kewajib personel bdar udara yg telah memiliki lisensi, d sahnya lisensi personel bdar udara yg diberik oleh negara lain melalui proses pengesah atau validasi oleh Direktorat Jenderal Perhubung. - 139.119 Kompetensi Personel Kewajib penyelenggara register bdar udara atau heliport/helideck atau waterbase mempekerjak personel yg memiliki kemampu d kualifikasi yg sesuai bidgnya. 139.045 Personel bdar udara yg melggar ketentu dikenak sksi administratif berupa: a. peringat; b. penunda lisensi; d/atau c. pencabut lisensi 139.181 Jumlah personel Operasi PKP-PK Setiap penyedia lay PKP-PK harus menyediak jumlah personel yg memiliki lisensi personel sesuai ketentu yg berlaku SDM Bdar e. Peratur Diijen Hubud: Peratur Dirjen Petunjuk d tata cara lisensi bdar udara, meliputi: Kewajib personel Bdar udara memiliki lisensi yg sah d masih berlaku sesuai rating Kewajib personel Bdar udara memiliki buku 2

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI :SANKSIN/;C: KET Hubud Nomor KP. 21 Tahun 2015 tentg Petunjuk d Tata Cara Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 139-11 (Aduisory Circular C A SRPart 139-11), Lisensi Bdar lisensi d kartu lisensi sesuai rating Prosedur, Persyarat d Tata cara penerbit lisensi d/atau rating Persyarat d Tata cara perpjg rating Persyarat d Tata cara peningkat lisensi Persyarat d tat cara penggti lisensi Persyarat d Tata cara validasi lisensi d/atau rating Masa berlaku lisensi d rating Jumlah kepemilik lisensi d rating Kewajib pemegg lisensi d rating SDM Bdar Peratur Dirjen Hubud Nomor KP 22 Tahun 2015 tentg Petunjuk d Tata Cara Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 139-14 (Aduisory Circular C ASRPart 139-14), Stdar Kompetensi Personel Bdar Kompetensi d stdar kompetensi setiap Personel Bdar yg mengoperasik d memelihara fasilitas d peralat bdar udara (Personel Bidg Teknik Bdar, Personel Bidg Elektronika Bdar, Personel Bidg Listrik Bdar, Personel Bidg Mekikal Bdar, Personel Bidg Pengatur Pergerak Pesawat (Apron Movement Controuamc), Personel Bidg Peralat Pelay Darat Pesawat (Ground Support Equipment/GSE), Personel Bidg Pemdu Parkir pesawat (aircraft rnarshaller), Personel Bidg Pelay Garbarata, Personel Bidg Pelay Pendarat Helikopter (Helicopter Lding Officer/ HLO) - Kompetensi d stdar kompetensi diperoleh melalui pendidik d/atau pelatih yg dilakuk oleh Lembaga Pendidik d/atau Pelatih yg telah mendapat akreditasi dari Direktorat Jenderal Perhubung. SDM Bdar Peratur Dirjen Hubud NomorKP.002 Tahun 2012 tentg Petunjuk d Tata Kewajib setiap penyelenggara bdar udara mempekerjak personel PKP-PK yg memiliki lisensi yg sah d masih berlaku 3

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI SAliKSI KET Cara Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bag.139-12 [Advisory Circular CASR Part 139-12) Lisensi, rating, d kompetensi personel PKP-PK Persyarat d prosedur penerbit lisensi d rating personel PKP-PK Persyarat d prosedur perpjg d peningkat rating personel PKP-PK Persyarat d prosedur penggti buku d/atau kartu lisensi d/atau rating personel PKP-PK Kewajib personel PKP-PK Bentuk d format buku lisensi d kartu lisensi personel PKP-PK SDM Bdar Peratur Dirjen Hubud NomorKP 018 Tahun 2012 tentg Petunjuk d Tata Cara Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 139-13 [Advisory Circular CASR Part 139-13) Lisensi d Stdar Kompetensi Personal Salvage Kewajib Personel salvage dalam pelaksa pengoperasi d/atau pemelihara peralat salvage memiliki lisensi yg diterbitk Dirjen Perhubung Lisensi, rating, d kompetensi personel salvage persyarat d prosedur penerbit lisensi d rating personel salvage persyarta d prosedur perpjg rating personel salvage persyarat d prosedur penggti buku d/atau lisensi d/atau rating personel salvage kewajib personel salvage SDM Bdar Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/2767/XII/2010 tentg Kriteria Kepala Bdar, Pejabat Bidg Keselamat Bdar, d Pejabat Bidg Keam Bdar Pasal 3, Seseorg dapat digkat menjadi kepala bdar udara, pejabat bidg keselamat Bdar udara d pejabat bidg keam Bdar udara setelah memenuhi kriteria kualifikasi serta memiliki kompetensi di bidg keselamat d keam bdar udara Ketentu mengenai kriteria kepala Bdar udara Ketentu mengenai kriteria pejabat bidg keselamat Bdar udara 4

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI =i ;E.-; : ;,y sànkéii -y;v ù:?, ; - V : ; -r-; u : KET SDM Navigasi Penerbg a. Undg-Undg Nomor 1 tentg Penerbg Pasal 292 ayat (1) Kewajib setiap personel navigasi penerbg memiliki lisensi atau sertifikat kompetensi Pelggar terhadap Pasal 292 ayat (1) dipida deng pida penjara atau denda: (Pasal 430) Pasal 293 ayat (1) Kewajib personel navigasi penerbg yg telah memiliki lisensi: a. melaksa pekerja sesuai deng ketentu di bidgnya; b. mempertahk kemampu yg dimiliki; d c. melakuk pemeriksa kesehat secara berkala - Pasal 390, Kewajib setiap personel di bidg penerbg memiliki sertifikat kompetensi atau lisensi sesuai deng persyarat yg ditetapk untuk bidg pekerjanya. (1) Personel navigasi penerbg yg tidak memiliki lisensi atau sertifikat kompetensi dipida deng pida penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling byak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). (2) Dalam hal perbuat mengakibatk matinya org, dipida deng pida penjara paling lama 15 (lima belas) tahun d denda paling byak Rpl.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Pasal 391, Kewajib Penyedia jasa penerbg d orgisasi yg menyelenggarak kegiat di bidg penerbg: a. mempekerjak personel penerbg yg memiliki sertifikat kompetensi atau lisensi b. menyusun program pelatih di bidg penerbg untuk mempertahk d meningkatk kompetensi personel penerbg yg dipekeijaknya - Pasal 393, Kewajib Penyedia jasa penerbg d orgisasi yg memiliki kegiat di bidg penerbg memberik kontribusi dalam menunjg penyedia d pengembg personel di bidg penerbg. Pelggar terhadap Pasal 293 ayat (1) dikenak sksi administratif, berupa (Pasal 293 ayat (2): a. peringat; b. pembeku lisensi; d/atau c. pencabut lisensi. - Pelggar terhadap Pasal 393, dikenak sksi administratif berupa (Pasal 394): a. peringat; b. denda administratif c. pembeku izin d. pencabut izin - Pasal 395, Pengatur hari kerja, pembatas jam kerja, d persyarat jam istirahat bagi personel operasional penerbguntuk menjamin keselamat penerbg harus dilakuk 5

NO ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI.; SANKSI / KET SDM Navigasi penerbg b. PP 51 Tahun 2012 ttg SDM di bidg Trsportasi - Pasal 11, Keharus SDM di bid trsportasi memiliki kompetensi, yg diperoleh setelah mengikuti diklat trsportasi - Pasal 44, Kewajib Penyedia Jasa trsportasi d orgisasi di bidg trsportasi memberik kontribusi dalam menunjg penyedia d pengembg SDM SDM Navigasi Penerbg c. Peratur Menteri Perhubung: Permenhub Nomor PM 1 Tahun 2014 tentg PKPS Bagi 69 (CASR Part 69) tentg Lisensi, Rating, Pelatih d Kecakap Personel Navigasi Penerbg Sub bagi 69. A Ketentu Umum Sub bagi 69. B Lisensi Personel Navigasi Penerbg Sub bagi 69. C Rating Personel Navigasi Penerbg Sub bagi 69. D Buku Lisensi Personel Navigasi Penerbg Sub bagi 69. E Persyarat Pelatih d Kecakap Sub bagi 69. F Kewajib d Sksi Administratif 69.140 Sksi Administrasi 1. Pemegg Lisensi d / atau Rating Personel Navigasi Penerbg yg melggar ketentu sebagaima dimaksud pada Sub Bagi 69.130 dikenak sksi administratif berupa: a. peringat; b. pembeku lisensi d/atau rating; c. pencabut lisensi d/atau rating; d/ atau d. denda administrasi. 2. Pengena sksi administrasi sebagaima dimaksud pada gka 1 dilakuk melalui proses peringat tertulis sebyak 3 (tiga) kali berturutturut deng tenggg waktu masingmasing 1 (satu) bul. 3. Apabila peringat sebagaima dimaksud pada gka 2 tidak diindahk, diljutk deng pembeku lisensi untuk jgka waktu 3 (tiga) bul. 4. Apabila pembeku lisensi d/atau rating sebagaima dimaksud pada gka 3 habis jgka waktunya d tidak ada usaha perbaik maka lisensi d/atau rating dicabut. 6

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI SANKSI v/k e T t 5. Pembeku lisensi d/atau pencabut rating tpa melalui peringat a. Lisensi d/atau rating dibekuk tpa melalui peringat, dalam hal pemegg Lisensi d /atau rating tersebut: 1) Terbukti melakuk kelalai yg menyebabk incident/ accident dalam melaksak pekerjanya; 2) Terbukti melaksak pekerja dalam pengaruh minum keras, narkotika, d obat-obat terlarg lainnya, b. Lisensidicabut tpa melalui proses peringat dalam hal: 1) Melakuk kegiat yg membahayak keam negara 2) Secara nyata melakuk tindak yg membahayak keam d keselamat penerbg. 3) Lisensi tersebut dipergunak oleh org lain yg tidak berhak; 4) Tidak dapat melaksak tugas d tggung jawab yg diberik kepadya akibat gggu kesehat jasmi d rohi yg sulit disembuhk; atau 6. Personel navigasi penerbg yg lisensinya dibekuk tidak dapat melaksak tugas wewengnya. 7

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI UU SANKSI KET 7. Personel navigasi penerbg yg lisensinya telah dicabut, tidak mengajuk permohon penerbit lisensi personel navigasi penerbg kembali. SDM Navigasi Penerbg Permenhub Nomor PM 63 Tahun 2011 tentg Kriteria, Tugas d Keweng Inspektur Penerbg sebagaima telah diubah deng Permenhub Nomor PM 98 Tahun 2011 Pasal 2, kewajib Inspektur Penerbg melakuk pengawas keselamat, keam d pelay penerbg sesuai deng pemenuh kriteria serta tugas d weweng yg diberik. Pasal 3 Inspektur Penerbg terdiri dari : a. Inspektur Angkut ; b. Inspektur Bdar bidg operasional; bidg peralat d utilitas bdar udara; d bidg prasara bdar udara. Pasal 10 (1) Inspektur Penerbg yg tidak melakuk tugas sesuai stdar atau melampaui kewengnya ak diberik sksi administrasi, berupa: a. peringat; b. pengguh sebagai inspektur Penerbg; d c. pencabut sebagai Inspektur Penerbg. c. Inspektur Keam Penerbg bidg Aviation Security (AVSEC); bidg Barg Berbahaya; d bidg Pelay Darurat (PKP - PK d Salvage). d. Inspektur Navigasi Penerbg ATS (operasional); PANS OPS (operasional); AIS (operasional); CNS (teknis). e. Inspektur Kelaik d Pengoperasi Pesawat bidg perawat pesawat udara bidg produk aeronautika; bidg operasi udara; bidg rcg bgun pesawat udara; d bidg medical assesor. (2) Peringat sebagaima dimaksud pada ayat (1) diberik oleh Direktur terkait atas nama Menteri disertai alas peringat d bilama dimungkink disertai deng lgkah perbaik yg diharapk atau syarat lain yg harus dipenuhi inspektur yg bersgkut, serta jgka waktu pemenuh selama 7 (tujuh) hari. (3) Apabila dalam jgka waktu sebagaima dimaksud pada ayat (2) yg bersgkut tidak dapat melakuk pemenuh persyarat, maka Direktur terkait atas nama Menteri dapat menjatuhk sksi berupa pengguh sebagai Inspektur Penerbg selama 30 (tiga puluh) hari. (4) Pengguh sebagaima dimaksud pada ayat (3) disertai deng lgkah perbaik yg diharapk atau syarat lain yg harus dipenuhi Inspektur yg 8

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI V / v j-i ö M i i r a i ; KET bersgkut. (5) Inspektur penerbg yg penetapnya ditgguhk tidak dapat melaksak tugas d wewengnya melakuk pengawas, (6) Apabila dalam masa pengguh yg bersgkut tidak dapat melakuk pemenuh persyarat, maka Direktur terkait atas nama Menteri menjatuhk sksi berupa pencabut sebagai Inspektur Penerbg. (7) Inspektur Penerbg yg secara sengaja melakuk kesalah dalam menjalk tugas d wewengnyadiberik sksi berupa pencabut sebagai Inspektur Penerbg, tpa melalui proses peringat d pengguh. SDM Navigasi Penerbg Permenhub Nomor PM 57 Tahun 2011 tentg PKPS Bagi 171 (CASR Part 171) tentg Penyelenggara Pelay Telekomunikasi Penerbg (Aeronautical Telecommunication Service Providers) sebagaima telah diubah deng PM 29 Tahun 2013 d PM 38 Tahun 2014 171.50 Teknisi Ketentu penyelenggara pelay menjamin bahwa setiap teknisi mempunyai kemampu d memenuhi kualifikasi seperti yg tertug dalam peratur perundg-undg, terlatih, berkemampu secara perseorg serta memenuhi syarat sesuai deng peratur perundg-undg. Penyelenggara pelay harus menjamin bahwa setiap teknisi mempunyai lisensi d rating yg dikeluark oleh Direktorat Jenderal d masih berlaku. 171. 220 Pembeku perizin Untuk alas keam navigasi penerbg, Dirjen dapat membekuk sertifikat izin penyelenggara pelay telekomunikasi penerbg, d dapat menarik kembali pembeku izin apabila penyelenggara telah melakuk tindak korektif 171.225 Dasar pencabut izin Ketentu bahwa Sertifikat izin penyelenggara pelay telekomunikasi penerbg dapat dicabut. 171.230 Pemberitahu sebab pencabut izin 9

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI : SANKSI 1; KET Ketentu penyampai pemberitahu tertulis kepada pemegg sertifikat izin, d Direktur Jenderal dapat meminta pemegg sertifikat untuk melakuk tindaktindak korektif sesuai deng ketentu yg berlaku. 170.235 Pencabut izin setelah pemberitahu Ketentu Direktur Jenderal dapat mencabut sertifikat unit pelay lalu lintas penerbg 171.240 Pencabut izin berdasark perminta Penyelenggara Pelay Lalu Lintas Penerbg Ketentu Direktur Jenderal dapat mencabut sertifikat izin berdasark perminta tertulis dari pemegg sertifikat izin. SDM Navigasi penerbg Permenhub Nomor PM 49 Tahun 2011 tentg PKPS Bagi 172 (CASR P a rt 172) Tentg Penyelenggara Pelay Lalu Lintas Penerbg (A ir Traffic Service Provider) 172.110 Personel 172.115 Supervisor Penyelenggara Pelay Lalu Lintas Penerbg wajib memiliki personel yg mempunyai kualifikasi sebagaima ditetapk dalam peratur yg berlaku. (1) Penyelenggara pelay lalu lintas penerbg wajib memiliki personel yg memiliki kualifikasi d kompetensi untuk melakuk supervisi sesuai deng bidg tugasnya. 10

NO ASPEK BIDANG DASAR HUKUM SDM Navigasi penerb Permenhub Nomor KM 21 Tahun 2009 tentg Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 173 (CASR Part 173) Tentg Percg Prosedur Penerbg URAIAN SINGKAT SUBSTANSI (2) Personel sebagaima dimaksud butir (1) wajib tersedia dalam jumlah yg memadai sesuai deng pelay lalu lintas penerbg yg diselenggarak. 172.120 Kualifikasi personel tertentu Penyelenggara PLLP dilarg menugask personel melakuk pemdu lalu lintas penerbg, kecuali: (a) Personel dimaksud telah diberik keweng oleh Direktur Jenderal untuk melaksak fungsi tersebut sesuai deng Keputus Menteri Perhubung Nomor KM 12 tahun 2009 tentg PKPS Bagi 69 Persyarat Licence, Rating, Pelatih d Kecakap bagi Personel Pemdu Lalu Lintas ; atau (b) Personel dimaksud melaksak tugasnya di bawah pengawas org lain yg memiliki lisensi pemdu lalu lintas penerbg deng rating sesuai deng Keputus Menteri Perhubung Nomor KM 12 tahun 2009 tentg PKPS Bagi 69 Persyarat Licence, Rating, Pelatih d Kecakap bagi Personel Pemdu Lalu Lintas. Sub Bagi 173.B Percg Bersertifikat Ketentu mengenai sertifikasi menjadi percg prosedur ber sertifikat, meliputi tata cara permohon, masa berlaku sertifikat percg prosedur, perubah sertifikat percg prosedur. SANKSI KET 173.190 Pencabut atau pengguh persetuju penunjuk sebagai kepala percg Ketentu pencabut atau pengguh persetuju atas penunjuk seseorg sebagai kepala percg oleh Direktorat Jenderal Perhubung. 11

NO ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI SANKSI KET Instrumen (Instrument Flight Procedure Design) SDM Navigasi penerbg - Permenhub Nomor KM 22 Tahun 2009 tentg PKPS Bagi 175 (CASR Part 175) Tentg Pelay Informasi Aeronautika (Aeronautical Information Service) 175.11 Personel Pelay Informasi Aeronautika Ketentu mengenai keharus sumber daya musia pada bidg Pelay Informasi Aeronautika memiliki keahli d kompetensi yg tinggi serta jumlah personel yg cukup. SDM Navigasi penerbg a. Peratur Dirjen Hubud: Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/16/11/2009 (Advisory Circular 69-01} tentg Petunjuk Pelaksa d Prosedur Lisensi d Rating Pemdu Lalu Lintas Penerbg Ketentu mengenai persyarat Lisensi d Rating Pemdu Lalu Lintas Penerbg, Jenis rating Pemdu Lalu Lintas Penerbg, Proses penerbit d perpjg lisensi, d Kewajib d sksi administratif. Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/ 131/VI/2009 tentg Petunjuk d Tata Cara Percg Prosedur Penerbg Instrumen Bagi 173 (Advisory Circular Part 173, Instrument Flight Procedure Design) Tata cara pengaju/permohon penerbit sertifikat/lisensi percg prosedur penerbg (Applications forp ro ce d u re design certificate) Tata cara penunjuk kepala percg prosedur penerbg (Approval o f the appointment o f a chief designer) Tata cara pemberi ijin bagi penyelenggara pelatih percg prosedur penerbg (termasuk silabus) (Approval o f courses) 12

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI V ' SANKSI :y;:' KET 3. SDM Keam Penerbg a. Undg-Undg Nomor 1 tentg Penerbg Pasal 334 ayat (2) Pemeriksa keam dilakuk oleh personel yg berkompeten di bidg keam penerbg. Pasal 341, Penempat petugas keam dalam penerbg pada pesawat udara niaga berjadwal asing dari d ke wilayah Republik Indonesia hya dapat dilaksak berdasark perjji bilateral. Pasal 390, Kewajib setiap personel di bidg penerbg memiliki sertifikat kompetensi atau lisensi sesuai deng persyarat yg ditetapk untuk bidg pekerjanya. Pelggar terhadap Pasal 341, dikenak ketentu pida sebagaima Pasal 433 Setiap org yg menempatk petugas keam dalam penerbg pada pesawat udara niaga berjadwal asing dari d ke wilayah Republik Indonesia tpa adya perjji bilateral sebagaima dimaksud dalam Pasal 341, dipida deng pida denda paling byak R pl.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). SDM Keam Penerbg b. PP 51 Tahun 2012 ttg SDM di bidg Trsportasi - Pasal 11, KeharusSDM di bid trsportasi memiliki kompetensi, yg diperoleh setelah mengikuti diklat trsportasi - Pasal 44, Kewajib Penyedia Jasa trsportasi d orgisasi di bidg trsportasi memberik kontribusi dalam menunjg penyedia d pengembg SDM SDM Keam Penerbg c. Peratur Menteri Perhubung: Peratur Menteri Perhubung Nomor PM 31 Tahun 2013 Tentg Program Keam Penerbg Nasional Bab 8 Personel 8.1 Kriteria Personel meliputi: a. pendidik normal minimal lulus sekolah menengah; b. memenuhi persyarat kesehat (jasmi d rohi); c. tingkat emosi stabil; d. berkelaku baik; e. tidak pernah terlibat tindak pida; d f. memiliki sertifikat kompetensi pendidik d latih di bidg keam. 8,2.6 Setiap Personel Keam Penerbg d Personel Fasilitas Keam Penerbg wajib memiliki lisensi yg diterbitk oleh Direktorat Jenderal. 13

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI /\ i 7. SANKSI; : 7 KET 8,2.7 Setiap pegawai/karyaw yg terlibat dalam kegiat penerbg harus mengikuti sosialisasi kepeduli terhadap pengam penerbg (security awareness). SDM Keam Penerbg Peratur Menteri Perhubung Nomor PM 90 Tahun 2013 tentg Keselamat Penggkut Barg Berbahaya deng Pesawat (CASR 92) Ketentu mengenai Keselamat Penggkut Barg Berbahaya deng Pesawat 7.4 petugas penerima kargo (cargo acceptce (warehouse personel keam penerbg (aviation d fire figthing Pengirim barg berbahaya harus memiliki kompetensi d lisensi 10.1.6 Pendidik d d Pelatih peng penggkut barg berbahaya harus diikuti oleh : a. pengirim d petugas pengemas (shippers d packers); b. staff); c. petugas peng kargo (cargo hdling staff); d. petugas penerima barg pos (postal acceptce staff); e. petugas peng barg pos (postal hdling staff); f. petugas penyimp kargo staff); g. pengawas bongkar muat kargo yg digkut pesawat udara (loading/unloading supervisor); h. penerbg; i. personel kabin; j. security personnel); k. personel Pertolong Kecelaka Penerbg d Pemadam Kebakar/PKP- PK (aerodrome rescue services); l. petugas pasasi (passenger hdling staff); m. petugas bongkar muat kargo yg digkut pesawat udara (cargo loading/ unloading 14

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI r-'iibanksi c v-; i v; j KET staffl; n, personel flig h t operation officer, d o. petugas penyimp suku cadg pesawat udara (aircraft material store staffi. 10.4 Lisensi Personel Peng Penggkut Barg Berbahaya 10.4.1 Setiap personel peng penggkut barg berbahaya wajib memiliki lisensi yg diterbitk oleh Direktur Jenderal. 10.4.2 Lisensi personel peng penggkut barg berbahaya terdiri dari : a. Lisensi personel peng penggkut barg berbahaya tipe A; b. Lisensi personel peng penggkut barg berbahaya tipe B. 10.5 Sertifikat Pelatih Dari Negara Lain. 10.5.1 Personel yg telah mengikuti pelatih peng penggkut barg berbahaya d mendapatk sertifikat pelatih di luar negeri deng kurikulum d silabus sesuai stdar ICAO dapat diakui setelah dilapork untuk dise tarak. 10.5.2 Personel sebagaima dimaksud pada butir 10,5.1 dapat mengajuk permohon penerbit lisensi kepada Direktur Jenderal. 10.5.3 Lisensi diterbitk setelah memenuhi persyarat. 10.6 Pengaku D Penyetara Lisensi Personel Peng Penggkut Barg Berbahaya (Endorsement Licence) Dari Negara Lain 10.6.1 Lisensi Personel Peng Penggkut Barg Berbahaya yg diterbitk oleh negara lain d masih berlaku dapat diakui d disetarak setelah didaftark ke Direktur Jenderal. 10.6.2 Lisensi sebagaima dimaksud pada butir 10.6.1 harus diterbitk oleh negara ggota ICAO. 15

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI yvj &ANKSI KET SDM Keam Penerbg Peratur Direktur Jenderal Perhubung Nomor: KP 26 tahun 2014 tentg Lisensi Personel Peng Penggkut Barg Berbahaya Ketentu mengenai kewajib d persyarat Lisensi Personel Peng Penggkut Barg Berbahaya. Pelggar terhadap ketentu dalam peratur ini ak diberik sksi administratif d/atau denda sesuai peratur perundg yg berlaku. SDM Kelaik d Pengopera si Pesawat a. Undg-Undg Nomor 1 tentg Penerbg Pasal 58 ayat (1) Setiap personel pesawat udara wajib memiliki lisensi atau sertifikat kompetensi. Pasal 59 Personel pesawat udara yg telah memiliki lisensi wajib: a. melaksa pekerja sesuai deng ketentu di bidgnya; b. mempertahk kemampu yg dimiliki; d c. melakuk pemeriksa kesehat secara berkala Pasal 390, Kewajib setiap personel di bidg penerbg memiliki sertifikat kompetensi atau lisensi sesuai deng persyarat yg ditetapk untuk bidg pekerjanya. Pelggar terhadap Pasal 58 ayat (1) dikenak pida sebagaima Pasal 413 (1) Setiap personel pesawat udara yg melakuk tugasnya tpa memiliki sertifikat kompetensi atau lisensi sebagaima dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1) dipida deng pida penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling byak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). (2) Dalam hal perbuat sebagaima dimaksud pada ayat (1) mengakibatk matinya org, dipida deng pida penjara paling lama 15 (lima belas) tahun d denda paling byak Rpl.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Pelggar terhadap Pasal 59 ayat (1) dikenak sksi administratif berupa: (Pasal 59 ayat (2)) Personel pesawat udara yg melggar ketentu sebagaima dimaksud pada ayat (1) dikenak sksi administratif berupa: 16

NO. ASPEK BIDANG DASAR, litjictjilvi URAIAN SINGKAT SUBSTANSI K, KET a. peringat; b. pembeku lisensi; d/atau c. pencabut lisensi SDM Kelaik d Pengopera si Pesawat b. PP 51 Tahun 2012 ttg SDM di bidg Trsportasi - Pasal 11, KeharusSDM di bid trsportasi memiliki kompetensi, yg diperoleh setelah mengikuti diklat trsportasi - Pasal 44, Kewajib Penyedia Jasa trsportasi d orgisasi di bidg trsportasi memberik kontribusi dalam menunjg penyedia d pengembg SDM SDM Kelaik d Pengopera si Pesawat c. Peratur Menteri Perhubung: Keputus Menteri Perhubung Nomor KM 42 Tahun 2001 tentg Sertifikasi Penerbg d Instruktur Terbg (CASR 61) sebagaima telah diubah deng Permenhub Nomor KM 61 Tahun 2008 d KM 30 Tahun 2010 Ketentu mengenai persyarat lisensi d rating pilot d flight instructor, termasuk lisensi pilot d flight instructor asing, tata cara d persyarat lisensi d rating. SDM Kelaik d Pengopera si Pesawat Peratur Menteri Perhubung Republik Indonesia Nomor PM 8 Tahun 2015 Tentg PKPS Bagi 67 (CASR Part 67) Tentg Stdar Kesehat 67.3 Sertifikat Kesehat Personel Penerbg Asing Personel penerbg asing yg ak menerbgk pesawat udara Indonesia untuk pertama kali, sertifikat kesehat yg dikeluark oleh Negara asalnya harus dilakuk penilai (assessment) kesehat oleh dokter penguji. 17

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI SANKSI k e t D Sertifikasi Personel Penerbg 67.5 Penguji kesehat personel penerbg 1. Penguji kesehat personel penerbg dilakuk oleh dokter penguji kesehat (Medical Examiner/ME). 2. Direktur Jenderal menunjuk dokter penguji kesehat (Medical Examiner/ME) yg telah memiliki kompetensi melakuk penguji kesehat. 67.6 Pengawas Hasil Penguji Kesehat 1. Pengawas hasil penguji kesehat dilakuk oleh Medical Assessor. 2. Direktur Jenderal menunjuk Medical Assessor yg mempunyai kompetensi untuk melakuk penilai kesehat SDM Kelaik d Pengopera si Pesawat Permenhub Nomor PM 28 Tahun 2013 Tentg Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 121 (Civil Aviation Safety Regulation Part 121} Tentg Persyarat- Persyarat Sertifikasi D Operasi Bagi Perusaha Angkut Yg Melakuk Penerbg Dalam Negeri, Internasional D Angkut Niaga Tidak Berjadwal (Certification And Operating Requirements SUB Bagi M - Persyarat Petugas D Awak Pesawat 121.383 Petugas : Batas pada Pengguna Lay Pemegg sertifikat tidak boleh menggunak org sebagai petugas udara atau tidak seorgpun dapat bertugas sebagai petugas udara kecuali org tersebut: a. Mengtongi sertifikat petugas udara terbaru yg dikeluark oleh Dirjen Hubud; b. Memiliki sertifikat petugas udara d kesehat terbaru saat terikat deng operasi dalam bagi ini; d c. Memiliki kualifikasi untuk operasi dima dia ak digunak. 121.385 Komposisi Awak Kokpit Pemegg sertifikat tidak dapat mengoperasik pesawat deng kurg dari minimum awak kokpit dalam sertifikat kelaik udara atau Pdu Terbg 18

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI SANKSI KET Domestic, Flag, And Supplemental Air Carriers) Pesawat yg disetujui untuk jenis pesawat tersebut d dipersyaratk oleh bagi ini untuk jenis operasi yg sedg dilakuk. 121.387 Teknisi Terbg Tidak seorgpun dapat mengoperasik pesawat berikut tpa awak kokpit yg mengtongi lisensi teknisi terbg terbaru: a. Pesawat dima teknisi terbg dipersyaratk oleh persyarat sertifikasi jenis pesawat tersebut. b. Pesawat dima Ditjen Hubud mensyaratk teknisi terbg diperluk oleh persyarat Bagi 25. 121.389 Navigator Penerbg d Peralat Navigasi Khusus Pemegg sertifikat tidak boleh mengoperasik pesawat di luar rug udara Indonesia, jika posisinya tidak dapat dipastik selama lebih dari 1jam, tpa: (1) Awak kokpit yg mengtongi sertifikat navigator terbg yg berlaku; atau (2) Peralat navigasi khusus yg disetujui sesuai deng seksi 121.355 yg dapat menentuk posisi pesawat oleh tiap pilot yg duduk pada tempat kerjya. 121.391 Pramugari (a) Tiap pemegg sertifikat harus memberik setidaknya pramugari berikut pada tiap pesawat yg menggkut penumpg: (1) Untuk pesawat yg memiliki kapasitas tempat duduk lebih dari sembil tapi kurg dari 51 penumpg - satu pramugari. (2) Untuk pesawat yg memiliki kapasitas 19

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI fir.;.. s a n k s i KET tempat duduk lebih dari 50 tapi kurg dari 101 penumpg - dua pramugari. (3) Untuk pesawat yg memiliki kapasitas tempat duduk lebih dari 100 penumpg dua pramugari ditambah satu pramugari tambah untuk tiap unit (atau bagi dari unit) atau 50 tempat duduk penumpg di atas kapasitas tempat duduk 100 penumpg. 121.395 Petugas Operasi Penerbg: Penyedia Angkut Domestik d Pesawat Negara Tiap penyedia gkut udara domestik d pesawat Negara harus memberik petugas operasi penerbg yg cukup berkualifikasi pada tiap pusat pembergkat untuk menjamin pengendali operasional tiap penerbg. 2. PRASARA NA Bdar a. Undg-Undg Nomor 1 tentg Penerbg Pasal 201, Penetap lokasi bdar udara dilakuk deng memperhatik (salah satunya) keselamat d keam penerbg Pasal 208, untuk mendirik, mengubah, atau melestarik bgun, serta menam atau memelihara pepohon di dalam kawas keselamat operasi penerbg tidak boleh melebihi batas ketinggi kawas keselamat operasi penerbg. Pengecualinya harus mendapat persetuju Menteri, d memenuhi ketentu. Terhadap bgun yg melebihi batas wajib diinformasik melalui pelay informasi aeronautika (aeronautical information service) Pelggar terhadap Pasal 210 dikenak pida sebagaima Pasal 421: (1) Setiap org berada di daerah tertentu di bdar udara, tpa memperoleh izin dari otoritas bdar udara sebagaima dimaksud dalam Pasal 210 dipida deng pida penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling byak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (2) Setiap org membuat halg (.obstacle), d/atau melakuk kegiat lain di kawas keselamat operasi penerbg yg membahayak keselamat d 20

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI KET Pasal 210, Larg bagi setiap org berada di daerah, tertentu di bdar udara, membuat halg (obstacle), d/atau melakuk kegiat lain di kawas keselamat operasi penerbg yg dapat membahayak keselamat d keam penerbg, kecuali memperoleh izin dari otoritas bdar udara. keam penerbg sebagaima dimaksud dalam Pasal 210 dipida deng pida penjara paling lama 3 (tiga) tahun d/atau denda paling byak R pl.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) Pasal 211, kewajib pemerintah daerah mengendalik daerah lingkung kepenting bdar udara untuk menjamin keselamat d keam penerbg serta pengembg bdar udara. Pasal 214, Kewajib pembgun Bdar udara memperhatik ketentu keselamat d keam penerbg, mutu pelay jasa kebdarudara, kelestari lingkung, serta keterpadu intermoda d multimoda. Pasal 254 ayat (1) Kewajib bagi setiap tempat pendarat d lepas ldas helikopteryg dioperasik memenuhi ketentu keselamat d keam penerbg. Pasal 257 ayat (3) Pengguna bersama suatu bdar udara atau pgkal udara dilakuk deng memperhatik: a. kebutuh pelay jasa trsportasi udara; b. keselamat, keam, d kelcar penerbg; c. keam d pertah negara; serta d. peratur perundg-undg. PRASARA NA Bdar e. Peratur Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 Pasal 8, Kewajib pembgun Bdar udara memperhatik ketentu keselamat d keam penerbg. 21

NO ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI ; SANKSI- KET Pasal 10, Keharus pembgun bdar udara memenuhi stdar keam d keselamat yg meliputi: a. Stdar rcg bgun d/atau rekayasa fasilitas Bdar udara; b. Stdar peralat d utilitas bdar udara; c. Stdar kelaik fasilitas d peralat bdar udara. PRASARA NA Bdar f. Peratur Menteri Perhubung: Permenhub Nomor KM 24 Tahun 2009 sebagaima telah diubah deng PM 74 Tahun 2013 tentg Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 139 (CASR Part 139) 139.057 marka Bdar udara 139.059 Signal area 139.061 Petunjuk arah gin secara umum 139. 063 Petunjuk arah gin untuk persyarat pads ldas pacu tertentu 139.065 sistem indicator cg pendaratar kemiring visual 139.067 lighting pada daerah pergerak 139.091 Keberada Kawas Keselamat Operas Penerbg (Obstacle Limitation Surface) 139.117 penerap stdar untuk register Bdai udara atau heliport/ helideck. atau waterba.se 139.159 Bgun d Fasilitas 139.163 Persedia Bah Pemadam Api 139.165 kendara d peralat PKP-PK 139.167 kendara d peralat lain 139.169 kendara d peralat untuk lingkung yg sulit 139.171 komisioning kendara d peralat baru 139.173 komisioning terhadap kendara tertentu 139.175 pakai pelindung d peralat 139.179 peralat penguji d perawat PRASARA NA Bdar g. Peratur Dirjen Hubud: Peratur Dirjen Hubud Nomor KP 29 Tahun 2014 tentg Persyarat Stdar Teknis d Stdar d prosedur operasional untuk aerodrome yg digunak dalam operasi trsportasi udara: Airport design Aplikasi Stdar pada Aerodrome Prosedur mendapatk sertifikat aerodrome d register bdar udara Informasi bdar udara untuk AIP 22

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI SANKSI KET Operasional {Mual of Stdard/Mo S) 139 Vol I Aerodrome Karakteristik fisik (obstacle Pembatas d pemindah obstacle restriction d removal) Alat btu visual untuk navigasi-marka, tda d rambu Alat btu navigasi visual-aerodrome lighting Stdar operasional bdar udara bersertifikat, bdar udara beregister, d aerodrome yg digunak bagi pesawat udara kecil dibawah PKPS 135 d PKPS 137 Stdar untuk fasilitas lain di aerodrome PRÄS ARA NA Bdar Peratur Dirjen Hubud Nomor KP 28 Tahun 2014 tentg Persyarat Stdar Teknis d Operasional (Mual o f Stdard/ Mo S] 139 Vol II Tempat Pendarat d Lepas Ldas Helikopter Ketentu mengenai stdar d spesifikasi yg mengatur karakteristik fisik d obstacle limitation surface pada héliport berserta fasilitas d pelay yg tersedia pada héliport: karakteristik fisik (phisical characteristic) obstacle restriction alat btu visual rescue d a n fire fighting PRASARA NA Bdar Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP /227/VIII /2010 tentg Persyarat Stdar Teknis d Operasional (Mual o f Stdard/MoS) 139 Vol III Bdar Perair (Waterbase) Persyarat stdar teknis d operasional Bdar (shoreline udara perair (waterbase): Persyarat teknis fasilitas sisi air Persyarat teknis fasilitas pesisir facilities) Persyarat stdar operasionak Bdar udara perair 23

NO. ASPEK BIDANG : DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI KET PRASARA ÏSf-jft. Bdar Peratur Dirjen Hubud Nomor KP 420 Tahun 2011 tentg Persyarat Stdar Teknis d Operasional (Mual of Stdard/ Mo S) 139 Vol IV Pelay Pertolong Kecelaka Penerbg d Pemadam Kebakar (PKP-PK) Kewajib setiap bdar udara menyediak d memberik pelay pertolong kecelaka d pemadam kebakar (PKP-PK) sesuai kategori bdar udara untuk PKP-PK yg dipersyaratk SARANA PRASARA NA Navigasi Penerbg a. Undg-Undg Nomor 1 tentg Penerbg Pasal 296 ayat (3) Fasilitas navigasi penerbg yg ak dipasg d dioperasik harus mendapat persetuju Menteri. Terhadap pelggar Pasal 298 ayat (1) dikenak sksi administratif, berupa (Pasal 298 ayat (2)) Pasal 297 Pemasg fasilitas navigasi penerbg sebagaima dimaksud dalam Pasal 296 ayat (1) harus memperhatik: a. kebutuh operasional; b. perkembg teknologi; c. kedal fasilitas; d d. keterpadu sistem. Penyelenggara pelay navigasi penerbg yg melggar ketentu sebagaima dimaksud pada ayat (1) dikenak sksi administratif berupa: a. peringat; b. pembeku izin; d/atau c. pencabut izin. Pasal 298 ayat (1) Fasilitas navigasi penerbg wajib dipelihara oleh penyelenggara pelay navigasi penerbg sesuai deng ketentu yg berlaku. Terhadap pelggar ketentu pasal 299 ayat (1) dikenak sksi administratif berupa pembeku izin (Pasal 299 ayat (2)). Pasal 299 ayat (1) Fasilitas navigasi penerbg yg dioperasik untuk pelay navigasi penerbg wajib dikalibrasi secara berkala agar tetap laik operasi. Pasal 306 Setiap org dilarg a. menggunak frekuensi radio penerbg kecuali untuk penerbg; d Terhadap pelggar Pasal 306 dikenak ketentu pida sebagaima pasal 431 : (1) Setiap org yg menggunak frekuensi radio penerbg selain untuk kegiat penerbg atau menggunak frekuensi radio penerbg yg secara lgsung 24

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUI lum URAIAN SINGKAT SUBSTANSI L; \ViAt;;-;;:.; :j u.l U.;L- : Is-'i! KET b. menggunak frekuensi radio yg secara lgsung atau tidak lgsung menggggu keselamat penerbg atau tidak lgsung menggggu keselamat penerbg sebagaima dimaksud dalam Pasal 306 dipida deng pida penjara paling lama 5 (lima) tahun d denda paling byak Rpl00.000.000,00 (seratus juta rupiah). (2) Dalam hal tindak pida sebagaima dimaksud pada ayat (1) mengakibatk matinya org, dipida deng pida penjara paling lama 15 (lima belas) Tahun d denda paling byak RplOO.000.000,00 (seratus juta rupiah). SARANA PRASARA NA Navigasi Penerbg c. Peratur Menteri Perhubung: Permenhub Nomor KM 13 Tahun 2009 tentg PKPS Bagi 143 (CASR Part 143) tentg Sertifikasi D Persyarat Pengoperasi Bagi Penyelenggara Pelatih Pelay Lalu Lintas Penerbg (Certification And Operating Requirements For ATS Training Provider) 143.008 lokasi fasilitas Pemegg sertifikat penyelenggara pelatih pelay lalu lintas penerbg boleh memiliki pusat pelatih atau fasilitas lainnya yg terletak di luar Indonesia 143.009 ktor d pusat pelatih 143.011 Fasilitas 143.030 Alat simulasi pelay lalu lintas penerbg d peralat pelatih pelay lalu lintas penerbg 25

NO ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI '/'s a n k s i;:;;: KET SARANA PRASARA NA Navigasi Penerbg Permenhub Nomor KM 14 Tahun 2009 tentg PKPS Bagi 170 (CASR Part 170) tentg Peratur Lalu Lintas (Air Traffic Rules) Sub mobile Bagi 170. E Perlengkap Komunikasi Pelay Lalu Lintas Pelay aeronautika bersifat tidak tetap (komunikasi darat-udara) / aeronautical sendees Pelay aeronautika bersifat tetap (komunikasi darat-darat) / aeronautical fixed sendees Pelay pengatur pergerak di permuka (surface movement control service) Pelay navigasi radio aeronautika Sub Bagi 170.G Fasilitas Pelay Lalu Lintas Navigasi yg berpusat di darat (Ground Based Navigation), pengawas d peralat komunikasi Fasilitas untuk ATS SARANA PRASARA NA Navigasi Penerbg Permenhub Nomor PM 57 Tahun 2011 tentg PKPS Bagi 171 (CASR Part 171) tentg Penyelenggara Pelay Telekomunikasi Penerbg (Aeronautical Telecommunication Service Providers) sebagaima telah diubah deng PM 29 Tahun 2013 d PM 38 Tahun 2014 171.015 Fasilitas telekomunikasi penerbg Fasilitas telekomunikasi penerbg (komunikasi penerbg, radio navigasi penerbg, d penunjg fasiltas penerbg) diklasifikasik berdasark Kategori A, B d C. 171.070 Peralat uji Fasilitas yg disediak penyelenggara pelay harus diuji d dipelihara deng menggunak peralat uji sesuai peratur perundg-undg. 171.140 Peralat Uj i Mual operasi harus menjelask prosedur pemelihara d kalibrasi peralat uji. 171. 220 Pembeku perizin Untuk alas keam navigasi penerbg, Dirjen dapat membekuk sertifikat izin penyelenggara pelay telekomunikasi penerbg, d dapat menarik kembali pembeku izin apabila penyelenggara telah melakuk tindak korektif 171.225 Dasar pencabut izin Ketentu bahwa Sertifikat izin penyelenggara pelay telekomunikasi penerbg dapat dicabut. 171.230 Pemberitahu sebab pencabut izin 26

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI SANKSI KET Ketentu penyampai pemberitahu tertulis kepada pemegg sertifikat izin, d Direktur Jenderal dapat meminta pemegg sertifikat untuk melakuk tindaktindak korektif sesuai deng ketentu yg berlaku. 170.235 Pencabut izin setelah pemberitahu Ketentu Direktur Jenderal dapat mencabut sertifikat unit pelay lalu lintas penerbg 170.240 Pencabut izin berdasark perminta Penyelenggara Pelay Lalu Lintas Penerbg Ketentu Direktur Jenderal dapat mencabut sertifikat izin berdasark perminta tertulis dari pemegg sertifikat izin. SARANA PRASARA NA Navigasi Penerbg Permenhub Nomor KM 21 Tahun 2009 tentg PKPS Bagi 173 (CASR Part 173) Tentg Percg Prosedur Penerbg Instrumen (Instrument Flight Procedure Design) Atur stdar yg berlaku dalam percg prosedur penerbg instrumen 173.105 Alat btu navigasi penerbg Seorg percg bersertiflkat harus memastik bahwa prosedur penerbg instrumen terminal yg dibuat tidak mensyaratk pengguna ' alat btu navigasi penerbg darat kecuali alat btu navigasi tersebut dioperasik d dipelihara oleh seseorg yg memiliki sertifikat dalam mengoperasik d memeliharya sesuai deng peratur perundgundg yg ada. Divisi 173.E.4 Pengguh d pembatal sertifikat d otorisasi percg prosedur 173.380 Pengguh d pembatal sertifikat d otorisasi percg prosedur dilakuk oleh Direktorat Jenderal Perhubung Ketentu d tata cara penunda atau pembatal sertifikat d otorisasi percg prosedur 27

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM y:;,l. 7 yi.. wi URAIAN SINGKAT SUBSTANSI KET 173.115 Fasilitas percg bersertifikat Seorg percg bersertifikat harus menyediak d memelihara fasilitas yg memadai untuk melaksak pekerja percg prosedur berdasark sertifikatnya, d harus memiliki prosedur untuk memastik bahwa data d database yg digunak untuk pembuat prosedur instrumen terminal tersebut dapat dipertggungjawabk integritasnya. 173.385 Pembatal atas permohon percg bersertifikat d percg berweng Ketentu d tata cara Pembatal sertifikat percg bersertifikat d percg berweng dapat dilakuk oleh Direktorat Jenderal Perhubung sesuai deng perminta si pemohon yg disampaik secara tertulis. SARANA PRASARA NA Navigasi Penerbg Permenhub Nomor PM 49 Tahun 2011 tentg PKPS Bagi 172 {CASR Part 172} Tentg Penyelenggara Pelay Lalu Lintas Penerbg (Air Traffic Service Provider) Divisi 172.C.3 Stdar Fasilitas d Peralat 172.0.95 Fasilitas d peralat (1) Penyelenggara Pelay Lalu Lintas Penerbg wajib memiliki fasilitas d peralat yg diperluk untuk menyelenggarak pelay yg sesuai deng stdar yg ditetapk dalam peratur lebih ljut. (2) Setiap fasilitas d peralat yg disebutk dalam Keputus Menteri Perhubung Nomor KM 14 tahun 2009 tentg PKPS Bagi 170 paragraf 170.062 harus sesuai deng stdar yg ditetapk pada Bagi tersebut. (3) Apabila penyelenggara menggunak control tower, wajib memastik bahwa control tower dircg, ditempatk, dibgun, dilengkapi d dipelihara sesuai deng stdar yg ditetapk dalam peratur lebih ljut. SARANA PRASARA NA Navigasi Penerbg Permenhub Nomor PM 9 Tahun 2015 tentg PKPS Bagi 174 (CASjR Part 174) tentg Pelay informasi Meteorologi Sub Bagi 174 L Persyarat Pengguna Komunikasi Ketentu mengenai ketersedia fasilitas telekomunikasi Ketentu mengenai pengguna komunikasi komunikasi pelay Penerbg Tetap d internet public-bulletin Meteorologi 28

NO ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI :7V;:V; ;i.: SANKSI h KET Penerbg (Aeronautical Meteorological Information Services) Pengguna komunikasi pelay penerbg bergerak Pengguna pelay Data Link Penerbg-isi D- VOLMBT Pengguna pelay penyiar penerbg- isi dari penyiar VOLMET SARANA PRASARA NA SARANA PRASARA NA Navigasi Penerbg Navigasi Penerbg Permenhub Nomor KM 22 Tahun 2009 tentg PKPS Bagi 175 (CASR Part 175) Tentg Pelay Informasi Aeronautika (Aeronautical Information Service) Permenhub Nomor KM 55 Tahun 2011 tentg PKPS 176 Pelay Informasi Pencari d Pertolong 175.12 Fasilitas Minimum Pelay Informasi Aeronautika Ketentu mengenai Fasilitas d peralat minimum, serta tambah untuk peralat ktor d alat tulis yg harus tersedia di ktor pelay informasi aeronautika pusat, ktor NOTAM d ktor pelay informasi aeronautika bdar udara 176.020 Komunikasi SAR Setiap Ktor SAR harus mempunyai sara komunikasi dua arah yg cepat d hdal yg dapat digunak untuk berkomunikasi deng : a. Unit pelay lalu lintas udara; b. Ktor SAR lain; c. Pusat-pusat pendeteksi d pelacak pesawat udara; d. Stasiun radio ptai yg dapat memperingatk d berkomunikasi deng kapal-kapal di laut; e. Ktor-ktor pusat SAR unit di daerah yg bersgkut; f. Seluruh pusat koordinasi pertolong musibah pelayar di daerah yg bersgkut d pusat koordinasi pertolong musibah penerbg atau pusat-pusat koordinasi pertolong gabung di daerah yg berbatas; g. Ktor BMKG atau stasiun pengamat cuaca; h. SAR unit; i. Alerting posts; d 29

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI u 'vi s a n k s i KET j. Cospas Sarsat Mission Control Center yg melayi wilayah tggung jawab SAR nya. SARANA PRASARA NA SARANA PRASARA NA Keam Penerbg Keam Penerbg a. Undg-Undg Nomor I tentg Penerbg d. Peratur Menteri Perhubung: Peratur Menteri Perhubung Nomor PM 31 Tahun 2013 Tentg Program Keam Penerbg Nasional 176.030 Peralat SAR Pasal 348 Menteri menetapk fasilitas keam penerbg yg digunak dalam mewujudk keam penerbg. Pasal 349 Penyedia fasilitas keam penerbg dilaksak sesuai deng kebutuh deng mempertimbgk: a. efektivitas peralat; b. klasifikasi bdar udara; serta c. tingkat cam d gggu Pasal 350 ayat (1) Bad usaha bdar udara, unit penyelenggara bdar udara, d bad usaha gkut udara yg menggunak fasilitas keam penerbg wajib: a. menyediak, mengoperasik, memelihara, d memodernisasinya sesuai deng stdar yg ditetapk; b. mempertahk keakurasi kinerjya deng melakuk kalibrasi; d c. melengkapi sertifikat peralatnya 3.1.2 dalam melaksak tggung jawab Keam Penerbg di Indonesia, Direktur Jenderal berweng untuk menjamin tersediya pelay pengam bdar udara yg meliputi perktor, peralat telekomunikasi, peralat keam, d peralat fasilitas pendukung yg diperluk serta fasilitas pelatih d menjamin persyarat arsitektur d infrastuktur untuk pelaksa prosedur Keam Penerbg secara optimal d terpadu dalam percg d pembgun fasilitas baru serta peningkat fasilitas yg tersedia; Terhadap pelggar Pasal 350 ayat (1) dikenak sksi administratif, berupa: (Pasal 350 ayat (2) a. peringat; b. pembeku izin atau sertifikat; d/atau c. pencabut izin atau sertifikat. Peratur Direktur Jenderal Perhubung Nomor : KP. 260 tahun 2012 tentg Sertifikasi Peralat Keam Penerbg: Pasal 18: a. Peringat; b. Pembeku sertifikat peralat; c. Pencabut sertifikat peralat; d / atau d. Denda administratif. Pasal 24: denda administrasi sesuai ketentu peratur perundg-undg. 30

ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI KET 3.2.2 dalam melaksak tggung jawab Keam Penerbg di Indonesia, kepala ktor berweng untuk menjamin terlaksya ketersedi pelay pengam bdar udara yg meliputi perktor, peralat telekomunikasi, peralat keam, d peralat fasilitas pendukung yg diperluk serta fasilitas pelatih d menjamin terlaksya persyarat arsitektur d infrastuktur untuk pelaksa prosedur Keam Penerbgsecara optimal d terpadu dalam percg d pembgun fasilitas baru serta peningkat fasilitas yg tersedia; 6.1.4 Pengguna Peralat Keam Penerbg a. apabila di Bdar tersedia peralat keam (Metal Detector, X-Ray, d peralat lainnya), maka Pemeriksa Keam penumpg d Bagasi Kabin harus dilakuk deng peralat tersebut; b. peralat yg digunak untuk Pemeriksa Keam harus diuji kinerjya sebelum dipakai oleh personel yg berkualifikasi untuk itu; d c. tata cara Pemeriksa Keam penumpg d Bagasi Kabin harus dimuat secara jelas dalam Program Keam Bdar. 7.1 Unit Penyelenggara Bdar d Bad Usaha Bdar atau Bad Usaha Angkut dalam melakuk Pemeriksa Keam deng menggunak peralat harus memenuhi kebutuh fasilitas keam sesuai ketentu. 7.2 Fasilitas keam penerbg harus disesuaik deng kebutuh operasional d kemaju teknologi deng mempertimbgk: a. efektifitas peralat; b. klasifikasi bdar udara; d 31

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI :';V SANKSI ;. KET c. tingkat cam d gggu 7.3 Direktur Jenderal menetapk ketentu tentg penyedia, sertifikasi d kalibrasi, pengoperasi d pemelihara fasilitas keam penerbg SARANA PRASARA NA Keam Penerbg Peratur Menteri Perhubung Nomor PM 90 Tahun 2013 tentg Keselamat Penggkut Barg Berbahaya deng Pesawat (CASR 92) 5.3 Kemas yg digunak untuk barg berbahaya yg bersentuh lgsung harus: a. sesuai deng isi; d b. tah terhadap bah kimia atau reaksi barg lainnya. 5.4 Kemas yg ak digunak untuk barg berbahaya harus dilakuk penguji oleh instsi pemerintah atau bad hukum yg membidgi penguji kemas. 5.5 Kemas yg lulus penguji sebagaima imaksud pada butir 5.4 diberik: a. sertifikat" UN Specification Marking"; atau b. kode "limited qutity". 11.1 Ketentu Penggkut Barg Berbahaya Bagi Operator Pesawat, bahwa Operator Pesawat yg menggkut barg berbahaya harus menyediak fasilitas peng barg berbahaya sesuai spesifikasi teknis; 11.2 Ketentu Penggkut Barg Berbahaya Oleh Bad Usaha Angkut, salah satunya menyediak fasilitas peng barg berbahaya. Penegak hukum terhadap pelggar administrasi dikenak sksi sesuai peratur perundg-undg. SARANA PRASARA NA Keam Penerbg Peratur Dirjen Hubud: Peratur Dirjen Hubud Nomor KP 420 Tahun 2011 tentg Persyarat Stdar Teknis d Operasional {Mual of Stdard/ MoS\ 139 Kewajib setiap bdar udara menyediak d memberik pelay pertolong kecelaka d pemadam kebakar (PKP-PK) sesuai kategori bdar udara untuk PKP-PK yg dipersyaratk 32

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI KET Vol IV Pelay Pertolong Kecelaka Penerbg d Pemadam Kebakar (PKP-PK) SARANA PRASARA NA Kelaik a. Undg-Undg Nomor 1 tentg Penerbg Pasal 13, Pesawat udara, mesin pesawat udara, d baling-baling pesawat terbg yg ak dibuat untuk digunak secara sah (eligible) harus memiliki rcg bgun yg harus mendapat surat persetuju setelah dilakuk pemeriksa d penguji sesuai deng stdar kelaikudara. Pasal 19 bad hukum Indonesia yg melakuk kegiat produksi d/atau perakit pesawat udara, mesin pesawat udara, d/atau baling-baling pesawat terbg wajib memiliki sertifikat produksi. Pasal 24 Setiap pesawat udara yg dioperasik di Indonesia wajib mempunyai tda pendaftar. Pasal 34 Setiap pesawat udara yg dioperasik wajib memenuhi stdar kelaikudara. Pasal 41 Setiap org yg mengoperasik pesawat udara untuk kegiat gkut udara wajib memiliki sertifikat. Pasal 41 ayat (2) Sertifikat sebagaima dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. sertifikat operator pesawat udara (air operator certificate), yg diberik kepadabad hukum Indonesia yg mengoperasik pesawat udara sipil untuk gkut udara niaga; atau b. sertifikat pengoperasi pesawat udara (operating certificate), yg diberik kepada org atau bad hukum Indonesia yg mengoperasik pesawat udara sipil untuk - Terhadap pelggar Pasal 19 dikenak pida sebagaima Pasal 403: Setiap org yg melakuk kegiat produksi d/atau perakit pesawat udara, mesin pesawat udara, d/atau baling-baling pesawat terbg yg tidak memiliki sertifikat produksi sebagaima dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) dipida deng pida penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling byak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). - Terhadap pelggar Pasal 24 dikenak pida sebagaima Pasal 404: Setiap org yg mengoperasik pesawat udara yg tidak mempunyai tda pendaftar sebagaima dimaksud dalam Pasal 24 dipida deng pida penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling byak Rpl.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). - Terhadap pelggar Pasal 34 dikenak pida penjara atau denda (Pasal 406) d sksi administratif (Pasal 39) Sksi pida: Setiap org yg mengoperasik 33

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI KET gkut udara buk niaga. Pasal 46 Setiap org yg mengoperasik pesawat udara wajib merawat pesawat udara, mesin pesawat udara, baling-baling pesawat terbg, d komponennya untuk mempertahk kedal d kelaikudara secara berkeljut. Pasal 47 ayat (1) Perawat pesawat udara, mesin pesawat udara, baling-baling pesawat terbg d komponennya sebagaima dimaksud dalam Pasal 46 hya dapat dilakuk oleh a. perusaha gkut udara yg telah memiliki sertifikat operator pesawat udara b. bad hukum orgisasi perawat pesawat udara yg telah memiliki sertifikat orgisasi perawat pesawat udara (approved maintence orgisation) atau c. personel ahli perawat pesawat udara yg telah memiliki lisensi ahli perawat pesawat udara (aircraft maintence engineer Ucense). Pasal 63 ayat (2) Dalam keada tertentu d dalam waktu terbatas pesawat udara asing dapat dioperasik setelah mendapat izin dari Menteri. Pasal 63 ayat (4) Pesawat udara sipil asing yg ak dioperasik harus memenuhi persyarat kelaikudara. Pasal 63 ayat (2) Dalam keada tertentu d dalam waktu terbatas pesawat udara asing dapat dioperasik setelah mendapat izin dari Menteri. pesawat udara yg tidak memenuhi stdar kelaikudara sebagaima dimaksud dalam Pasal 34 dipida deng pida penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling byak Rpl.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah) Sksi administratif berupa: a. peringat; b. pembeku sertifikat; d/atau c. pencabut sertifikat - Terhadap pelggar Pasal 41 ayat (2) (pengoperasi pesawat udara yg tidak memiliki sertifikat pengoperasi pesawat udara) dikenak pida sebagaima Pasal 408: Setiap org yg mengoperasik pesawat udara yg tidak memiliki sertifikat pengoperasi pesawat udara sebagaima dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2) huruf b dipida deng pida penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling byak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) - Terhadap pelggar Pasal 41 ayat (1) dikenak sksi administratif (pasal 44) berupa: a. peringat; b. pembeku sertifikat; d/atau c. pencabut sertifikat Pasal 63 ayat (3) Pesawat udara sipil asing dapat dioperasik oleh perusaha gkut udara nasional untuk penerbg ke d dari luar negeri setelah adya perjji tamegara. - Terhadap pelggar Pasal 47 ayat (1) dikenak sksi administratif (Pasal 50) d dipida deng pida penjara atau denda (Pasal 409) 34

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI ; :i v 's a M s i/:1v1\t :v:-y':: KET Sksi pida: Setiap org selain yg ditentuk dalam Pasal 47 ayat (1) yg melakuk perawat pesawat udara, mesin pesawat udara, baling-baling pesawat terbg d komponennya dipida deng pida penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling byak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) Sksi administratif: a. pembeku sertifikat; d /atau b. pencabut sertifikat Terhadap pelggar Pasal 63 ayat (2) dikenak ketentu pida sebagaima Pasal 414: Setiap org yg mengoperasik pesawat udara asing di wilayah Negara Kesatu Republik Indonesia tpa izin Menteri sebagaima dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) dipida deng pida penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling byak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) Terhadap pelggar Pasal 63 ayat (4) dipida deng pida penjara atau denda (Pasal 415) d sksi administratif (Pasal 63 ayat (5) Sksi pida: Setiap org yg mengoperasik pesawat udara sipil asing yg dioperasik di wilayah Negara Kesatu Republik Indonesia yg tidak 35

NO ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI KET memenuhi persyarat kelaikudara sebagaima dimaksud dalam Pasal 63 ayat (4) dipida deng pida penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling byak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) Sksi administratif: a. peringat; b. pembeku sertifikat; d/atau c. pencabut sertifikat Terhadap pelggar Pasal 63 ayat (2) d (3) dikenak sksi administratif (Pasal 63 ayat (5), berupa: a. peringat; b. pembeku sertifikat; d/atau c. pencabut sertifikat SARANA PRASARA NA Kelaik b. Peratur Menteri Perhubung: Permenhub Nomor KM 25 Tahun 2001 ttg Rcg Bgun Stdar Kelaik untuk Pesawat Kategori Normal, Utiliti, Akrobatik, d Komuter (CASR 23) sebagaima telah diubah deng Permenhub Nomor PM 45 Tahun 2014 Ketentu mengenai Rcg Bgun Stdar Kelaik untuk Pesawat Kategori Normal, Utiliti, Akrobatik, d Komuter SARANA PRASARA NA Kelaik Permenhub Nomor KM 38 Tahun 2001 tentg Stdar Kelaik Ketentu mengenai stdar kelaik udara berkait deng penerbit sertifikat tipe, d perubah atas sertifikat tersebut, untuk pesawat udara kategori trsport 36

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI y;..' SANKSI KET untuk Pesawat Kategori Trsport (CASR 25) sebagaima diubah deng KM 26 Tahun 2003 d PM 44 Tahun 2014 Permenhub Nomor KM 90 Tahun 1993 (CASR 27 Airworthiness Stdards : Normal Category Rotorcraft) SARANA PRÄS ARA NA Kelaik Permenhub Nomor KM 90 Tahun 1993 (CASR 29Airworthiness Stdards : Trsport Category Rotorcraft) SARANA PRASARA NA Kelaik Permenhub Nomor KM 27 Tahun 2009 tentg Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 33 Amdemen 1 (CASR Part 33 Amendment 1) Tentg Stdar Kelaikudara Untuk Mesin Pesawat Terbg (Airworthiness Stdards: Aircraft Engines) Ketentu mengenai stdar kelaikudara, penerbit sertifikat tipe d perubahnya untuk mesin pesawat terbg 37

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI t ': KET SARANA PRASARA NA Kelaik Permenhub Nomor KM 90 Tahun 1993 Airworthiness Stdard: Propeller (CASR 35) SARANA PRASARA NA Angkut UU 1 Tahun 2009 tentg Penerbg Pasal 84 Angkut udara niaga dalam negeri hya dapat dilakuk oleh bad usaha gkut udara nasional yg telah mendapat izin usaha gkut udara niaga. Pasal 85 ayat (1) Angkut udara niaga berjadwal dalam negeri hya dapat dilakuk oleh bad usaha gkut udara nasional yg telah mendapat izin usaha gkut udara niaga berjadwal. Pasal 93 Kegiat gkut udara niaga tidak berjadwal luar negeri yg dilakuk oleh bad usaha gkut udara niaga nasional wajib mendapatk persetuju terbg dari Menteri. Terhadap pelggar Pasal 84 Dikenak ketentu pida (Pasal 416): Setiap org yg melakuk kegiat gkut udara niaga dalam negeri tpa izin usaha gkut udara niaga sebagaima dimaksud dalam Pasal 84 dipida deng pida penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling byak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) Terhadap pelggar Pasal 85 ayat (1) dikenak ketentu pida (Pasal 417) Setiap org yg melakuk kegiat gkut udara niaga berjadwal dalam negeri tpa izin usaha gkut udara niaga berjadwal sebagaima dimaksud dalam Pasal 85 ayat (1) dipida deng pida penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling byak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Terhadap pelggar Pasal 93 dikenak ketentu pida (Pasal 418) Setiap org yg melakuk kegiat gkut udara niaga tidak berjadwal luar negeri tpa persetuju terbg dari Menteri sebagaima dimaksud dalam Pasal 93 ayat (1) dipida deng 38

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI 'j; 'SANKSI-:7::y.: KET pida penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling byak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) 3. SOP Bdar Undg-Undg Nomor 1 tentg Penerbg Pasal 217 ayat (1) Setiap bdar udara yg dioperasik wajib memenuhi ketentu keselamat d keam penerbg, serta ketentu pelay jasa bdar udara. Pasal 219 ayat (1) Setiap bad usaha bdar udara atau unit penyelenggara bdar udara wajib menyediak fasilitas bdar udara yg memenuhi persyarat keselamat d keam penerbg, serta pelay jasa bdar udara sesuai deng stdar pelay yg ditetapk Pasal 219 ayat (2) Setiap fasilitas bdar udara diberi sertifikat kelaik oleh Menteri. Pasal 219 ayat (3) Untuk mempertahk kesiapfasilitas bdar udara, bad usaha bdar udara, atau unit penyelenggara bdar udara wajib melakuk perawat dalam jgka waktu tertentu deng cara pengecek, tes, verifikasi, d/atau kalibrasi. Pasal 219 ayat (4) Untuk menjaga d meningkatkkinerja fasilitas, prosedur, d personel, bad usaha bdar udara atau unit penyelenggara bdar udara wajib melakuk pelatih penggulg keada darurat secara berkala. Pasal 314 ayat (1) Setiap penyedia jasa penerbg wajib membuat, melaksak, mengevaluasi, d menyempurnak secara berkeljutsistem majemen keselamat (safety magement system) deng berpedompada program keselamat penerbg nasional Pasal 327 Bad usaha bdar udara atau unit penyelenggara bdar udara wajib membuat, melaksak, mengevaluasi, d mengembgk program keam bdar udara di setiap bdar - Terhadap pelggar Pasal 217 ayat (1) dipida deng pida penjara d denda (Pasal 422) d dikenak sksi administratif (Pasal 217 ayat (5): Pasal 422 (1) Setiap org deng sengaja mengoperasik bdar udara tpa memenuhi ketentu keselamat d keam penerbg sebagaima dimaksud dalam Pasal 217 ayat (1) dipida deng pida penjara paling lama 3 (tiga) tahun d denda paling byak Rpl.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (2) Dalam hal perbuat sebagaima dimaksud pada ayat (1) menimbulk kerugi harta benda seseorg, dipida deng pida penjara paling lama 5 (lima) tahun d denda paling byak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). (3) Dalam hal perbuat sebagaima dimaksud pada ayat (1) mengakibatk matinya org, dipida deng pida penjara paling lama 15 (lima belas) tahun d denda paling byak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah 39

NO ASPËK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI yy;y;:yv: SANKSI ; /y/ KET udara deng berpedom pada program keam penerbg nasional Pasal 328 ayat (l)setiap otoritas bdar udara bertggung jawab terhadap pengawas d pengendali program keam bdar udara. Pasal 332 Otoritas bdar udara, unit penyelenggara bdar udara, bad usaha bdar udara, d bad usaha gkut udarawajib melaksak pengawas internal d melapork hasilnya kepada Menteri Pasal 338 Bad usaha bdar udara d unit penyelenggara bdar udara wajib menyediak atau menunjuk bagi dari wilayah bdar udara sebagai tempat terisolasi (isolated parking area) untuk penempat pesawat udara yg mengalami gggu atau cam keam Sksi administratif berupa: a. peringat; b. penurun tarif jasa bdar udara; d/atau c. pencabut sertifikat Terhadap pelggar Pasal 219 pada ayat (1), ayat (3) d ayat (4) dikenak sksi administratif (Pasal 219 ayat (5)), berupa: a. peringat; b. pembeku sertifikat; d/atau c. pencabut sertifikat Terhadap pelggar Pasal 314 ayat (1) dikenak sksi administratif SOP Bdar a. Peratur Menteri Perhubung: Permenhub Nomor KM 24 Tahun 2009 sebagaima telah diubah deng PM 74 Tahun 2013 tentg Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 139 (CASR Part 139) sub bagi C Aerodrome Mual Sub Bagi 139 B sertifikat bdar udara Sub Bagi 139 C pedom pengoperasi bdai udara (aerodrome mual) Penyelenggara bdar udara harus memiliki Pedom Pengoperasi Bdar sesuai persyarat dalam peratur 139.009 (3). Sub Bagi 139 D kewajib penyelenggara bdai udara yg memiliki sertifikat bdar udara Sub Bagi 139 F Register Bdar udara Sub Bagi 139 G Bdar Tidak Terdaftar Sub Bagi 139 H Pelay Pertolong Kecelakaar Penerbg d Pemadam Kebakar (PKP-PK) penyelenggara bdar udara yg melayi rutf penerbg dari d ke luar negeri atau bdai udara yg melayi rute penerbg dalam neger deng tingkat operasi penerbg tertentu diwajibk untuk menyediak pelay Pertolongar Kecelaka Penerbg d Pemadam Kebakar (PKP-PK) sesuai stdar minimum - 40

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM SOP Bdar b. Peratur Diijen Hubud: - Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/2770/XII/ 2010 tentg Petunjuk d Tata Cara Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 139-08 (Advisory Circular 139-08) Aerodrome Mual SOP Bdar - And Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/40/IH/ 2010) tentg Petunjuk D Tata Cara Pelapor Kejadi, Kejadi Serius D Kecelaka di Bdar Bagi 139-04 (Advisory Circular Part 139-04, Incident, Serions Incident, Accident Report) SOP Bdar - Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/223/X/ 2009 tentg Petunjuk d Tata Cara Pelaksa Sistem Majemen Keselamat (Safety Magement System) Operasi Bdar (Advisory Circular 139-01) Ketentu mengenai Stdar Pembuat Buku Pedom Pengoperasi Bdar sebagai acu bagi Penyelenggara Bdar dalam membuat, melaksak, mengevaluasi d menyempurnak secara berkeljut Buku Pedom Pengoperasi Bdar (.Aerodrom e Mual) - Pasal 2 Bad usaha bdar udara, unit penyelenggara bdar udara d penyelenggara bdar udara khusus yg ak diberik sertifikat atau register bdar udara harus membuat buku pedom pengoperasi bdar udara (aerodrome mual) Ketentu mengenai adya petugas pelapor Kejadi, Kejadi Serius D Kecelaka di Bdar, tata cara pelapor Kejadi, Kejadi Serius D Kecelaka di Bdar Ketentu mengenai kewajib Penyelenggara bdar udara umum d bdar udara khusus yg memiliki sertifikat bdar udara melaksak sistem majemen keselamat operasi bdar udara.. Pelaksa sistem majemen keselamat operasi bdar udara, dapat diterapk oleh penyelenggara bdar udara umum atau penyelenggara bdar udara khusus yg menyelenggarak atau mengoperasik bdar udara umum atau bdar udara khusus yg memiliki register, termasuk tempat ; i i -j : i'.c'y :v:;\vv.:s A is r ic is iy y-;-; ; ' -lyt; 7; : KET 41

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI hsanksi : pendarat d lepas ldas helikopter (heliport) serta bdar udara perair (waterbase). SOP Bdar - Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/39/III/2010 tentg Petunjuk d Tata Cara Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 139-02 Pembuat Program Pengelola Keselamat Operasi Bdar (Advisory Circular 139-02) Pasal 2, Ketentu mengenai kewajib penyelenggara Bdar udara membuat program pengelola keselamat [safety pl). Pasal 3, Program pengelola keselamat (safety pl) harus disetujui pimpin tertinggi dari penyelenggara Bdar udara, d disampaik ke Direktorat Bdar untuk mendapatk penerima (acceptce) sebelum dilaksak. SOP Bdar - Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/42/III/2010 tentg Petunjuk d Tata Cara Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 139-03 Majemen Bahaya Hew Liar di Bdar d Sekitarnya (Advisory Circular 139-03) Pasal 2, keharus penyelenggara Bdar udara yg bersertifikat melaksak majemen bahaya hewa liar yg merupak bagi dari prosedur pedom pengoperasi Bdar udara (aerodrome mual) SOP Bdar - Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/43/III/2010 tentg Petunjuk d Tata Cara Peratur Keselamat Penerbg Sipil Ketentu mengenai pemberi sertifikat atau register bdar udara yg telah memenuhi ketentu keselamat d keam penerbg serta pelay jasa bdar udara Tata cara penerbit sertifikat bdar udara; Register bnadar udara Perpjg sertifikat d register bnadar udara Pasal 19, menyatak bahwa penyelenggara bdar udara yg tidak melaksak kewajib keselamat operasi bdar udara dapat dikenak sksi administratif berupa: a. Peringat tertulis Disertai deng alas tidak 42

NO ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI SANKSI 'ù1kêtf Bagi 139-05 Sertifikasi d Registrasi Bdar {Advisory Circular 139-05) Sertifikat d register bdar udara deng catat Pengecuali dari kewajib (exemption) Kewajib penyelenggara bdar udara Sertifikat d register bdar udara sementara dipenuhinya kewajib oleh penyelenggara bdar udara b. Pembatas kemampu operasional bdar udara Apabila penyelenggara bdar udara dalam jgka waktu 3 (tiga) bul tidak melakuk perbaik c. Pembeku sertifikat atau register bdar udara Apabila penyelenggara bdar udara dalam jgka waktu 3 (tiga) bul tidak melakuk perbaik d. Pencabut sertifikat atau register bdar udara e. Apabila dalam jgka waktu 30 hari sejak pembeku sertifikat atau register bnadar udara tidak dilakuk perbaik Pembatas kemampu operasi, pembeu sertifikat atau register bdar udara d penutup operasi bdar udara diberitahuk oleh Direktur Jenderal kepada penyelenggara bdar udara d dipublikasik melalui NOTAM sesuai ketentu yg berlaku. SOP Bdar - Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/ 100/VI/2010 tentg Petunjuk d Tata Cara Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 139-06 Prosedur Pembgun d Pengoperasi Tempat Pendarat d Lepas Ldas Helikopter Ketentu mengenai persyarat stdar teknis d operasional Héliport Pembgun héliport Tata cara mendapatk rekomendasi Dirjen untuk mendapatk izin mendirik bgun Pengoperasi héliport héliport yg dioperasik yg telah memenuhi persyarat stdar teknis d operasional diberik register oleh Diijen d tata cara memperoleh register héliport Tggung jawab penyelenggara héliport Kewajb penyelenggara héliport d sksi administratif Pasal 12, penyelenggara héliport yg tidak melaksak tggung jawab keselamat penerbg dapat dikenak sksi administratif berupa peringat tertulis oleh Dirjen, disertai deng alas tidak dipenuhinya tggung jawab oleh penyelenggara héliport. Apabila penyelenggara héliport tiak melakuk perbaik maka Dirjen dapat membekuk register atau membatasi pengoperasi héliport. 43

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI lib- = KET. (Advisory Circular 139-06) Petugas pelapor Tugas petugas pelapor, Inspeksi keselamat Kewajib inspeksi keselamat dilakuk oleh inspektur bdar udara atau org yg telah memiliki kompetensi tertentu yg disetujui oleh Dirjen atau Bad Hukum Indonesia yg telah mendapat izin dari Dirjen d tata cara pelaksa inspeksi keselamat Pelaksa inspeksi keselamat operasional héliport Tata cara mendapatk izin dari Dirjen Apabila dalam jgka waktu 3 (tiga) bul sejak pembeku register tidak dilakuk perbaik dalam pengoperasi, maka Dirjen dapat mencabut register d menutup pengoperasi héliport. Pasal 13, pembatas atau penutup pengoperasi diberitahuk kepada penyelenggara héliport d dipublikasik melalui NOTAM office (NOF) sesuai ketentu yg berlaku SOP Bdar - Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/2771/XII/2010 tentg Petunjuk d Tata Cara Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 139-09 Prosedur Pembgun d Pengoperasi Bdar Perair (Advisory Circular 139-09) Ketentu mengenai persyarat stdar teknis d operasional bdar udara perair (waterba.se} Pembgun héliport Tata cara mendapatk rekomendasi Dirjen untuk mendapatk izin mendirik bgun bdar udara perair (waterbase) Pengoperasi bdar udara perair (waterbase) Tata cara mendapatk register oleh Dirjen Tggung jawab penyelenggara bdar udara perair (waterbase) Tggung jawab penyelenggara bdar udara perair (waterbase) d sksi administratif Petugas pelapor Tugas petugas pelapor Inspeksi keselamat Kewajib inspeksi keselamat dilakuk oleh inspektur bdar udara atau org yg telah memiliki kompetensi tertentu yg disetujui oleh Dirjen atau Bad Hukum Indonesia yg telah mendapat izin dari Dirjen d tata cara pelaksa inspeksi keselamat Pelaksa inspeksi keselamat operasional bdar udara perair (waterbase} Tata cara mendapatk izin dari Dirjen Pasal 13, penyelenggara bdar udara perair (waterbase} yg tidak melaksak tggung jawab keselamat penerbg dapat dikenak sksi administratif berupa peringat tertulis oleh Dirjen, disertai deng alas tidak dipenuhinya tggung jawab oleh penyelenggara bdar udara perair (waterbase). Apabila penyelenggara bdar udara perair (waterbase) tidak melakuk perbaik maka Dirjen dapat membekuk register atau membatasi pengoperasi héliport. Apabila dalam jgka waktu 3 (tiga) bul sejak pembeku register atau pembatas pengoperasi bdar udara perair (waterbase) tidak dilakuk perbaik dalam pengoperasi, maka Dirjen dapat mencabut register d menutup pengoperasi bdar udara perair (waterbase). Pasal 13, pembatas atau penutup pengoperasi diberitahuk kepada 44

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM Ur a ia n s in g k a t s u b s t a n s i k u' :'v :y : : c : :; l ' v. : : l'.;:: ::vv ; KET penyelenggara bdar udara perair (waterbase), penyelenggara harus memutakhir buku pedom bdar udfara perair (waterbase mual), risk assessment d pelapor kepada Diijen. SOP Bdar - Peratur Dirjen Hubud Nomor KP.468 tahun 2011 tentg Petunjuk d Tata Cara Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 139-15 Prosedur Pelapor Serg Burung di Bdar d Sekitarnya (Aduisory Circular 139-lSj Pedom terkait prosedur pelapor serg burung di Bdar udara d sekitarnya Kewajib penyelenggara bdar udara menunjuk petugas pelapor untuk melapork setiap incident d accident termasuk yg disebabk oleh birdstrike d petunjuk d tata cara pelapor serg burung di bdar udara d sekitarnya. SOP Bdar - Peratur Dirjen Hubud Nomor KP. 378 tahun 2011 tentg Petunjuk d Tata Cara Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 139-16 Pedom Penyusun Dokumen Renca Penggulg Keada Darurat di Bdar (Advisory Circular 139-16j Pedom terkait Penyusun Dokumen Aerodrome Emergency Pl. Kewajib setiap Bdar udara untuk menyusun dokumen aerodrome emergency pl. SOP Bdar - Peratur Dirjen Hubud Nomor KP. 04 tahun 2013 tentg Kewajib setiap penyelenggara bdar udara memiliki pedom pengoperasi pemelihara, d sistem pelapor kendara/peralat Pertolong 45

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM '.'' V:,-: URAIAN SINGKAT SUBSTANSI : ; ;: -'l SÂNlKSÎ KET Petunjuk d Tata Cara Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 139-20 Pedom Pengoperasi, Pemelihara d Sistem Pelapor Kendara atau Peralat PKP-PK (Advisory Circular 139-20) Kecelaka Penerbg-Pemadam Kebakar (PKP-PK) Pedom pengoperasi kendara PK-PK Pedom pemelihara (maintence) kendara d peralat PKP-PK Pedom penyusun ggara program pemelihara kendara d peralat PKP-PK Sistem dokumentasi d pelapor SOP Bdar - Peratur Diijen Hubud Nomor KP.289 tahun 2012 tentg Petunjuk d Tata Cara Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 139-19 Prosedur Penguji di darat Alat Btu Pendarat Visual {Advisory Circular 139-19) Pedom mengenai penguji di darat {ground inspection) d pemeriksa sistem deng kalibrasi [flight check) SOP Bdar - Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/301/V/2011 tentg Petunjuk d Tata Cara Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 139-10 Renca Penggulg Keada Darurat Ketentu mengenai kewajib setiap Bdar udara memiliki dokumen renca penggulg keada darurat, yg disusun penyelenggara Bdar udara deng berkoordinasi deng Komite Penggulg Keada Darurat Bab III, Pembentuk Komite Penggulg Keada Darurat Oleh Kepala Bdar Bab IV, Pengesah d distribusi dokumen renca pengggulg keada darurat Bab V Pusat Komdo Penggulg Keada Darurat Pasal 31 (1) Bdar yg tidak memiliki dokumen renca penggulg keada darurat, diberi sksi sesuai ketentu perundg-undg. Pasal 32 ayat (2) Bdar yg tidak melakuk latih keada darurat diberi sksi sesuai ketentu perundgundg. 46

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM ; ; :; :: URAIAN SINGKAT SUBSTANSI M :;-- SANKSI KET Bdar (Advisoiy Circular 139-10) Bab VI Latih Penggulg Keada Darurat Bab VII Grid Map Bab VIII Biaya SOP Navigasi Penerbg a. UU 1 Tahun 2009 Pasal 272 ayat (1) Lembaga penyelenggara pelay navigasi penerbg wajib memberik pelay navigasi penerbg pesawat udara. Pasal 272 ayat (2) Kewajib pelay navigasi penerbg dimulai sejak kontak komunikasi pertama sampai deng kontak komunikasi terakhir tara kapten penerbg deng petugas atau fasilitas navigasi penerbg. Pasal 272 ayat (3) Untuk memenuhi kewajib sebagaima dimaksud pada ayat (1) lembaga penyelenggara pelay navigasi penerbg: a. memiliki stdar prosedur operasi (Stdard operating procedure); b. mengoperasik d memelihara kedal fasilitas navigasi penerbg sesuai deng stdar; c. mempekerjak personel navigasi penerbg yg memiliki lisensi atau sertifikat kompetensi; d d. memiliki mekisme pengawas d pengendali jamin kualitas pelay. Pasal 273 Lembaga penyelenggara pelay navigasi penerbg harus mengalihk jalur penerbg suatu pesawat terbg, helikopter, atau pesawat udara sipil jenis tertentu, yg tidak memenuhi persyarat navigasi penerbg. Terhadap pelggar Pasal 275 ayat (1) dikenak pida (Pasal 429) Setiap org yg menyelenggarak pelay navigasi penerbg tidak memiliki sertifikat pelay navigasi penerbg sebagaima dimaksud dalam Pasal 275 ayat (1) dipida deng pida penjara paling lama 5 (lima) tahun d denda paling byak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) Terhadap pelggar Pasal 314 ayat (1) dikenak sksi administratif, berupa: (Pasal 314 ayat (3) a. peringat; b. pembeku izin; d/ atau c. pencabut izin Terhadap pelggar Pasal 321 ayat (1) dikenak sksi administratif (Pasal 321 ayat (3): a. peringat; b. pembeku lisensi atau sertifikat kompetensi; d/atau c. pencabut lisensi atau sertifikat kompetensi. Pasal 275 Lembaga penyelenggara pelay navigasi penerbg wajib memiliki sertifikatpelay navigasi penerbg yg ditetapk oleh Menteri, 47

NO. ASPEK BIDANG DASAR h u Kijm URAIAN SINGKAT SUBSTANSI KET Pasal 289 Pelay informasi meteorologi dilaksak secara berkoordinasi tara unit pelay informasi meteorologi d unit pelay navigasi penerbg yg dilakuk melalui kesepakat bersama. Pasal 291 ayat (2) Dalam memberik pelay informasi pencari d pertolong, penyelenggara pelay navigasi penerbg harusmenyediak interkoneksi d berkoordinasi deng bad yg tugas d tggung jawabnya di bidg pencari d pertolong. Pasal 314 ayat (1} Setiap penyedia jasa penerbg wajib membuat, melaksak, mengevaluasi, d menyempurnak secara berkeljutsistem majemen keselamat (safety magement System) deng berpedompada program keselamat penerbg nasional. Pasal 321 ayat (1) Personel penerbgyg mengetahui terjadinya penyimpg atau ketidaksesuai prosedur penerbg, atau tidak berfungsinya peralat d fasilitas penerbg wajib melapork kepada Menteri. SOP Navigasi Penerbg b. Peratur Menteri Perhubung: - Permenhub Nomor KM 19 Tahun 2010 tentg PKPS Bagi 05 (CASR 05} Tentg Satu Pengukur (Unit Of Measurements) Ketentu mengenai Satu Pengukur (Unit Of Measurements) 48

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI SOP Navigasi Penerbg - Permenhub Nomor KM 13 Tahun 2009 tentg PKPS Bagi 143 (CASR Part 143) Tentg Sertifikasi D Persyarat Pengoperasi Bagi Penyelenggara Pelatih Pelay Lalu Lintas Penerbg (Certification And Operating Requirements For ATS Training Provider) Sub Bagi 143 A Umum Tata cara persyarat penerbit sertifikasi d operasional penyelenggara pelatih bagi Pelay Lalu Lintas Penerbg Mata pelajar d penerapnya bagi peronel pelay lalu lintass penerbg Penerbit persetuju Pedom persetuju pelatih Persyarat majemen d personel System kendali mutu Pemeriksa Sub Bagi 143 B Persyarat Kurikulum d Silabus Pelay Lalu Lintas Penerbg Persetuju program pelatih pelay lalu lintas penerbg Persyarat kurikulum program pelatih pelay lalu lintas penerbg Pendaftar Sertifikat kelulus Sub Bagi 143 C Skema d kurikulum pelatih pelay lalu lintas penerbg Pelatih bagi personel pengajar Persyarat pengajar (instruktur) penyelenggara pelatih pelay lalu lintas penerbg Weweng d pembatas bagi pengajar (instruktur) d personel evaluasi penyelenggara pelatih pelay lalu lintas penerbg Persyarat pelatih d pemeriksa bagi pengajar (instruktur) penyelenggara pelatih pelay lalu lintas penerbg Persyarat personel evaluasi penyelenggara pelatih pelay lalu lintas penerbg Sub Bagi 143 D Peratur pengoperasi 49

NO.. : - ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI SANKSI KET Sub Bagi 143 E Penyimp dokumen, arsip yg dipersyaratk Sub Bagi 143 F Kursus-kursus lain yg disetujui SOP Navigasi Penerbg - Permenhub Nomor KM 14 Tahun 2009 tentg PKPS Bagi 170 (CASR Part 170) tentg Peratur Lalu Lintas {Air Traffic Rules) Sub Bagi 170.B Umum: Ditjen Perhubung menentuk pembagi rug udara d Bdar udara pelay ATS ATS unit d operator dalam menjalk tugas harus memenuhi kriteria ICAO ATS unit berkoordinasi deng militer, meteorologi, d AlS/pelay informasi Aeronautika SOP dalam hal terjadinya kemungkin contingency pada saat penerbg Majemen keselamat pelaya lalu lintas penerbg Kemampu berbahasa penyedia jasa ATS Penyiap kondisi keada tidak terduga Sub Bagi 170.B Pelay Lalu lntas Penyedia jasa pelay lalu lintas udara Pengoperasi pelay lalu lintas udara Sub Bagi 170.C Pelay Informasi Penerbg Sub Bagi 170.D Pelay siaga Sub BAgi 170.F Informasi yg dibutuhk oleh ATS Sub Bagi 170.H lapor d Investigasi ATS SOP Navigasi Penerbg - Permenhub Nomor PM 57 Tahun 2011 tentg PKPS Bagi 171 (CASR Part 171) tentg Penyelenggara Pelay T elekomunikasi Ketentu mengenai 1. Stdar penyelenggara pelay telekomunikasi penerbg yg sesuai deng stdar ICAO d peratur perundg-undg yg berlaku. 2. Ketentu penyelenggara pelay telekomunikasi penerbg berbasis di darat d 171. 220 Pembeku perizin Untuk alas keam navigasi penerbg, Dirjen dapat membekuk sertifikat izin penyelenggara pelay telekomunikasi penerbg, d dapat menarik kembali pembeku izin apabila 50

NO ASPEK BIDANG DASAR HUKUM u r a ia n Sin g k a t s u b s t a n s i KET Penerbg (Aeronautical Telecommunication Service Providers) sebagaima telah diubah deng PM 29 Tahun 2013 d PM 38 Tahun 2014 satelit; 3, Persyarat penerbit sertifikat fasilitas telekomunikasi penerbg sebagai bagi dari penyelenggara pelay; d 4. Ketentu administrasi untuk pengurus sebagai penyelenggara pelay telekomunikasi penerbg berbasis di darat d satelit penyelenggara telah melakuk tindak korektif 171.225 Dasar pencabut izin Ketentu bahwa Sertifikat izin penyelenggara pelay telekomunikasi penerbg dapat dicabut. Sub Bagi 171. B Perizin Penyelenggara Pelay Sub Bagi 171. C Ketentu Penyelenggara Pelay Teknisi Sub Bagi 171.D Isi Mual Operasi Sub Bagi 171. E Administrasi Ketentu mengenai tata cara pemberi izin 171.231 Pemberitahu sebab pencabut izin Ketentu penyampai pemberitahu tertulis kepada pemegg sertifikat izin, d Direktur Jenderal dapat meminta pemegg sertifikat untuk melakuk tindaktindak korektif sesuai deng ketentu yg berlaku. 170.235 Pencabut izin setelah pemberitahu Ketentu Direktur Jenderal dapat mencabut sertifikat unit pelay lalu lintas penerbg 171.240 Pencabut izin berdasark perminta Penyelenggara Pelay Lalu Lintas Penerbg Ketentu Direktur Jenderal dapat mencabut sertifikat izin berdasark perminta tertulis dari pemegg sertifikat izin. 51

WO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI h i ' H ; SANKSI 'jy KET ou r Navigasi Penerbg - Permenhub Nomor PM 49 Tahun 2011 tentg PKPS Bagi 172 (CASR Part 172) Tentg Penyelenggara Pelay Lalu Lintas Penerbg (Air Traffic Service Provider) Sub Bagi 172.B Izin sebagai Penyelenggara Pelay Lalu Lintas Penerbg Ketentu mengenai tata cara d persyarat memperoleh Izin Penyelenggara Pelay Lalu Lintas Penerbg, Izin tidak dapat dipindahtgk, Sertifikat, Masa berlaku, Perubah pada Izin Penyelenggara Pelay Lalu Lintas Penerbg Sub Bagi 172.C Persyarat yg harus dipenuhi oleh penyelenggara Pelay Lalu Lintas Penerbg Ketentu mengenai Mual Operasi, Stdar Prosedur Operasi Lokal, Stdar pelay lalu lintas penerbg, Prosedur telekomunikasi penerbg, Implementasi PKPS 170 A ir Traffic Rules d AC 170-02 Mual o f ATS Operational Procedures serta ICAO Doc. 7030, Kepatuh terhadap Mual Operasi Pelay Lalu Lintas Penerbg, Fasilitas d peralat, Orgisasi Penyelenggara Pelay Lalu Lintas Penerbg, Izin Penyelenggara Pelay Telekomunikasi Penerbg d Radionavigasi, Kesepakat deng operator aerodrome, Kesepakat tentg pertukar informasi, Program pendidik d pelatih, Sistem majemen keselamat, Renca kontingensi, Program keam, Materi Referensi, Dokumentasi, Sistem dokumentasi, ATS Log, Ketersedia pelay lalu lintas penerbg, Menyampaik informasi perubah kepada Direktorat Jenderal Sub Bagi 172.E Administrasi Ketentu mengenai perizin Divisi 172.E.4 Pembeku d pencabut izin 172.310 Pembeku izin Untuk alas keselamat navigasi penerbg, Direktur Jenderal dapat membekuk sertifikat izin penyelenggara pelay lalu lintas penerbg. 172.315 Dasar Pencabut izin Ketentu pencabut sertifikat izin penyelenggara pelay lalu lintas penerbg 172.320 Pemberitahu sebab pencabut izin Ketentu penyampai pemberitahu tertulis kepada pemegg sertifikat izin, d Direktur Jenderal dapat meminta pemegg sertifikat untuk melakuk tindaktindak korektif sesuai deng ketentu yg berlaku. 172.325 Pencabut izin setelah pemberitahu Ketentu pencabut sertifikat unit pelay lalu lintas penerbg oleh Direktur Jenderal 172.330 Pencabut sertifikat berdasark perminta Penyelenggara Pelay Lalu Lintas Penerbg 52

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM ;; :; : URAIAN: SINGKAT SUBSTANSI :..jsanksi A:^ KET Ketentu Direktur Jenderal dapat mencabut sertifikat izin berdasark perminta tertulis dari pemegg sertifikat izin. SOP Navigasi Penerbg - Permenhub Nomor KM 21 Tahun 2009 tentg Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 173 (CASR Part 173) Tentg Percg Prosedur Penerbg Instrumen (Instrument Flight Procedure Design) Peratur ini memberik atur stdar yg berlaku dalam percg prosedur penerbg instrument 173.035 Percg prosedur penerbg instrumen terminal mensyaratk sertifikat percg prosedur 173.040 Percg prosedur penerbg instrumen selain prosedur penerbg instrumen terminal Divisi 173.B.1 sertifikasi sebagai percg bersertifikat Divisi 173.C. 1 Otorisasi sebagai percg yg berweng Divisi 173.C.2 Persyarat yg harus dipenuhi oleh percg yg berweng Divisi 173.E.1 Pengaju, d pemberi sertifikat d otorisasi percg prosedur d hal-hal terkait lainnya Divisi 173.E.2 Perubah sertifikat percg prosedur d otorisasi percg prosedur Divisi 173.E.3 Arah untuk melakuk perubah mual percg bersertifikat atau percg berweng Divisi 173.E.4 Pengguh d pembatal sertifikat d otorisasi percg prosedur Divisi 173.E.5 Inspektur berweng Divisi 173.E.4 Pengguh d pembatal sertifikat d otorisasi percg prosedur 173.380 Pengguh d pembatal sertifikat d otorisasi percg prosedur dilakuk oleh Direktorat Jenderal Perhubung Ketentu d tata cara penunda atau pembatal sertifikat d otorisasi percg prosedur 173.385 Pembatal atas permohon percg bersertifikat d percg berweng Ketentu d tata cara Pembatal sertifikat percg bersertifikat d percg berweng dapat dilakuk oleh Direktorat Jenderal Perhubung sesuai deng perminta si pemohon yg disampaik secara tertulis. SOP Navigasi Penerbg - Permenhub Nomor PM 9 Tahun 2015 tentg PKPS Bagi 174 (CASR P a r t 174) tentg Pelay Informasi Meteorologi Penerbg Ketentu mengenai stdar penyedia informasi meteorologi penerbg, audit pengendali keselamat Sub Bagi 174 B Pelay Informasi Meteorologi Penerbg Sub Bagi 174 C Audit Pengendali Keselamat 53

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI s à n k s i:.ii/i:/;//;//::!:;:;:/:- KET {Aeronautical Meteorological Information Services) Sub Bagi 174 D Sistem Prakira Cuaca Dunia d Unit Pelay Informasi Meteorologi di Aerodrome Sub Bagi 174 E Pengamat Meteorologi d Lapor-Lapor Meteorologi Sub Bagi 174 H Informasi Sigmet, Informasi Airmet, Aerodrome Waming, Wind Shear Waming d Tda Bahaya Sub Bagi 174 I Informasi Klimatologi Penerbg Sub Bagi 174 J Pelay untuk Bad Usaha d Anggota Kru Angkut Sub Bagi 174 K Informasi untuk pelay lalu lintas penerbg (A ir Traffic Services/ATS), Pencari d Pertolong (SAR) d Pelay Informasi Aeronautika (AIS) Sub Bagi 174 L Persyarat Pengguna Komunikasi SOP Navigasi Penerbg - Permenhub Nomor KM 22 Tahun 2009 tentg PKPS Bagi 175 (CASK Part 175) Tentg Pelay Informasi Aeronautika (Aeronautical Information Service) 175.4 Penerbit Aeronautical Information Publications (AlPj Indonesia untuk memenuhi persyarat internasional dalam pertukar informasi aeronautika yg diperluk bagi navigasi penerbg 175.5 Penerbit NOT A M d kriteria informasi yg harus d tidak dapat diterbitk melalui NOTAM 175.6 Aeronautical Information Regulation And Control (AIRAC) 175.7 Aeronautical information cicular (AIC) 175.8 Pre-flight d post-flight information/data 175.9 Persyarat Telekomunikasi 175.10 Data obstacle d terrain elektronik 175.11 Personel pelay informasi aeronautika 175.12 Fasilitas minimum pelay informasi aeronautika 175.13 Pelatih Minimum Personel Pelay Informasi Aeronautika 175.14 Pengamat di pesawat udara d lapornya 175.15 Prakira 54

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI i 7';^'UsAirasiCi...i ;:=ipj; KET SOP Navigasi Penerbg - Permenhub Nomor PM 55 Tahun 2011 tentg PKPS Bagi 176 Pelay Informasi Pencari d Pertolong Sub bagi 176 E Prosedur Operasi 176.075 Informasi mengenai keada darurat 176,080Prosedur yg dilakuk oleh Basarnas/Ktor SAR dalam tingkat keada darurat 176.085 Prosedur di ma tggung jawab untuk melaksak operasi SAR meluas ke lebih dari satu negara 176.090 Prosedur untuk otoritas di lapg 176.095 Prosedur yg harus dilakuk oleh Basarnas untuk penghenti d penundaa operasi SAR 176.100 Prosedur di lokasi musibah 176.105 Prosedur untuk pilot dalam memasuki trsmisi darurat 176.110 Sinyal pencari d pertolong 176.115 Pencatat SOP Navigasi Penerbg c. Peratur Diijen Hubud: - Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/24/II/2009 tentg Advisory Circular 170-01 Mual Intercepting o f Civil Aircraft Pedom bagi unit pelay lalu lintas penerbg dalam melakuk pencegat pesawat udara sipil - Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/25/II/2009 tentg Advisory Circular 170-02 Mual o f A ir Traffic Services Operational Procedures Ketentu mengenai Prosedur operasional dalam pemdu lalu lintas penerbg - Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/ 130/VI/2009 tentg Mual o f Stdard/ M os 173-01 Ketentu mengenai Stdar Pelaksa Percg Prosedur Penerbg Instrumen 55

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI v //sanki^ KET Stdar Pelaksa Percg Prosedur Penerbg Instrumen - Peratur Dirjen Hubud Nomor KP 568 Tahun 2011 tentg Petunjuk Pelaksa Mual Pengawas Keselamat Penerbg untuk Inspektur Navigasi Penerbg Ketentu mengenai pelaksa pengawas keselamat penerbg oleh Inspektur Navigasi Penerbg Bab II Kebijak d Prinsip Pengawas Keselamat Penerbg Bab III Prosedur Stdar Pelaksa PKP Bab IV Lapor Pengawas Keselamat enerbg - Peratur Dirjen Hubud Nomor KP 237 Tahun 2014 tentg Petunjuk Teknis Inspektur Penerbg Ketentu mengenai Persyarat, tugas, tggung jawab inspektur navigasi penerbg - Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/98/11/2009 tentg Advisory Circular 171-01 Guidelines fo r complying with CASR Part 171 - Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/28/11/2009 tentg CASR Advisory Circular 171-02 Guidelines fo r the preparation o f safety cases covering Part 171 Services Pedom bagi operator untuk memenuhi ketentu yg terdapat dalam CASR 171 tentg Penyelenggara Pelay Telekomunikasi Penerbg (Aeronautical Telecommunication Service Providers) Pedom bagi operator untuk mempersiapk kasus keselamat terkait pelay CASR 171 56

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI SANKSI KET - Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/32/11/2009 tentg Advisory Circular 171-03 Guidelines f o r the preparation o f safety magement system Pedom dalam mengimplementasik SMS pada pelay telekomunikasi penerbg - Peratur Diijen Hubud Nomor SKEP/31/11/2009 tentg Advisory Circular 171-04 Software d Its Use in Aeronautical Telecommunications d Radio Navigation Sendee Pedom tentg Software d penggunanya terkait pelay telekomunikasi penerbg - Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/116/V1I/2010 tentg Advisory Circular 171-05 Petunjuk d Tata cara penyelenggara kalibrasi fasilitas navigasi d prosedur penerbg Pedom tentg penyelenggara kalibrasi fasilitas navigasi d prosedur penerbg - Peratur Dirjen Hubud Nomor KP 25 Tahun 2014 tentg Advisory Circular 171-06 Tata cara pembuat buku mual operasi penyelenggara Pedom dalam pembuat buku mual operasi penyelenggara pelay telekomunikasi penerbg 57

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI yy:;;/saotcsij^ v 1^! KET pelay telekomunikasi penerbg - Peratur Dirjen Hubud Nomor KP 173 Tahun 2013 tentg Advisory Circular 171-07 Sertifikasi Penyelenggara Kalibrasi Fasilitas Navigasi Penerbg Pedom dalam melakuk Sertifikasi Penyelenggara Kalibrasi Fasilitas Navigasi Penerbg - Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/29/II/2010 tentg Advisory Circular 173-04 WGS (World Geodetic System) 1984 Tata cara dalam melakuk pengukur koordinat berdasark sistem WGS 84 - Peratur Dirjen Hubud Nomor KP 103 tahun 2012 tentg Advisory Circular 173-05 Petunjuk d Tata Cara Proses Pengesah Percg Prosedur Penerbg Instrumen - Peratur Dirjen Hubud Nomor KP 233 Tahun 2014 tentg Advisory Circular 175-01 Penyelenggara Pelay Informasi Aeronautika Tata cara dalam melakuk pengesah percg prosedur penerbg instrumen Tata cara Penyelenggara Pelay Informasi Aeronautika 58

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI :SANKSI KET : - Peratur Dirjen Hubud Nomor KP 232 Tahun 2012 tentg Aduisory Circular 172-01 Ouidce material d procedures f o r ATS Providers Tata cara pengaju proses sertifikasi penyelenggara pelay lalu lintas penerbg - Peratur Dirjen Hubud Nomor KP 506 Tahun 2013 tentg Mual o f Stdard/ MoS 175-1 Peta Aeronautika {Aeronautical Charts) Pedom dalam membuat peta penerbg - Peratur Dirjen Hubud Nomor KP 235 Tahun 2014 tentg Mual o f Stdard/MoS 175-2 NOTAM Pedom dalam membuat NOTAM - Peratur Dirjen Hubud Nomor KP 234 Tahun 2014 tentg Mual o f Stdard/MoS 175-3 Publikasi Informasi Aeronautika Pedom dalam melakuk publikasi informasi aeronautika - Peratur Dirjen Hubud Nomor KP 247 Tahun 2014 tentg Mual o f Stdard/MoS 175-4 Penyelenggara Pelay Informasi Pedom dalam melakuk penyelenggara pelay informasi aeronautika 59

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI SANKSI KET Aeronautika - Peratur Dirjen Hubud Nomor KP 246 Tahun 2014 tentg Mual of Stdard/MoS 175-5 Sistem Kendali Mutu Pelay Informasi Aeronautika Pedom dalam melakuk sistem kendali mutu pelay infomasi aeronautika - of Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/97/11/2009 tentg Mual Stdard/MoS 171-1 Aeronautical Telecommunication d Radio Navigation Services Pedom dalam melakuk penyelenggara pelay telekomunikasi penerbg 3. SOP Keam Penerbg a, Undg-Undg Nomor 1 tentg Penerbg Pasal 136 ayat (1) Penggkut barg khusus d berbahaya wajib memenuhi persyarat keselamat d keam penerbg. Terhadap pelggar Pasal 136 ayat (1) ddikenak pida penjara sebagaima Pasal 419: Pasal 138 ayat (1) Pemilik, agen ekspedisi muat pesawat udara, atau pengirim yg menyerahk barg khusus d/atau berbahaya wajib menyampaik pemberitahu kepada pengelola pergudg d/atau bad usaha gkut udara sebelum dimuat ke dalam pesawat udara. Pasal 138 ayat (2) Bad usaha bdar udara, unit penyelenggara bdar udara, bad usaha pergudg, atau bad usaha gkut udara niaga yg melakuk kegiat penggkut barg khusus d/atau barg berbahaya wajib menyediak tempat penyimp atau penumpuk serta bertggung jawab terhadap (1) Setiap org yg melakuk penggkut barg khusus d berbahaya yg tidak memenuhi persyarat keselamat d keam penerbg sebagaima dimaksud dalam Pasal 136 ayat (1) dipida deng pida penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling byak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). 60

NO ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI yv SANKSI KET penyusun sistem d prosedur peng barg khusus d/atau berbahaya selama barg tersebut belum dimuat ke dalam pesawat udara. Pasal 327 Bad usaha bdar udara atau unit penyelenggara bdar udara wajib membuat, melaksak, mengevaluasi, d mengembgk program keam bdar udara di setiap bdar udara deng berpedom pada program keam penerbg nasional. (2) Dalam hal perbuat sebagaima dimaksud pada ayat (1) mengakibatk matinya org, dipida deng pida penjara paling lama 15 (lima belas) tahun. Terhadap pelggar Pasal 138 ayat (1) d (2) dipida deng pida penjara atau denda (Pasal 420) d dikenak sksi administratif (Pasal 138 ayat (3)) Pasal 328 ayat (1) Setiap otoritas bdar udara bertggung jawab terhadap pengawas d pengendali program keam bdar udara. Pasal 329 Setiap bad usaha gkut udara wajib membuat, melaksak, mengevaluasi, d mengembgk program keam gkut udara deng berpedom pada program keam penerbg nasional. Pasal 332 Otoritas bdar udara, unit penyelenggara bdar udara, bad usaha bdar udara, d bad usaha gkut udara wajib melaksak pengawas internal d melapork hasilnya kepada Menteri. Sksi pida: Pemilik, agen ekspedisi muat pesawat udara, pengirim, bad usaha bdar udara, unit penyelenggara bdar udara, bad usaha pergudg, atau bad usaha gkut udara niaga yg melggar ketentu penggkut barg khusus d/atau berbahaya sebagaima dimaksud dalam Pasal 138 ayat (1) atau ayat (2) dipida deng pida penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling byak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) Pasal 334 ayat (1) Org perseorg, kendara, kargo, d pos yg ak memasuki daerah keam terbatas wajib memiliki izin masuk daerah terbatas atau tiket pesawat udara bagi penumpg pesawat udara, d dilakuk pemeriksa keam. Pasal 334 ayat (2) Pemeriksa keam dilakuk oleh personel yg berkompeten di bidg keam penerbg. Pasal 335 ayat (1) Terhadap penumpg, personel Sksi administratif: Pemilik, agen ekspedisi muat pesawat udara, atau pengirim, bad usaha bdar udara, unit penyelenggara bdar udara, bad usaha pergudg, atau bad usaha gkut udara niaga yg melggar ketentu penggkut barg berbahaya sebagaima dimaksud pada ayat (1) d ayat (2) dikenak sksi administratif berupa peringat 61

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM SANKSI KET pesawat udara, bagasi, kargo, d pos yg ak digkut harus dilakuk pemeriksa d memenuhi persyarat keam penerbg. Pasal 336 Ktong diplomatik tidak boleh diperiksa, kecuali atas perminta dari instsi yg berweng di bidg hubung luar negeri d pertah negara. Pasal 337 ayat (1) Penumpg pesawat udara yg membawa senjata wajib melapork d menyerahknya kepada bad usaha gkut udara yg ak menggkut penumpg tersebut. Pasal 337 ayat (2) Bad usaha gkut udara bertggung jawab atas keam senjata yg diterima sampai deng diserahk kembali kepada pemiliknya di bdar udara tuju. Pasal 338 Bad usaha bdar udara d unit penyelenggara bdar udara wajib menyediak atau menunjuk bagi dari wilayah bdar udara sebagai tempat terisolasi (isolated parking area) untuk penempat pesawat udara yg mengalami gggu atau cam keam. Pasal 340 ayat (1) Bad usaha gkut udara bertggung jawab terhadap keam pengoperasi pesawat udara di bdar udara d selama terbg. Pasal 340 ayat (2) Tggung jawab terhadap keam pengoperasi pesawat udara di bdar udara paling sedikit meliputi: a. pemeriksa keam pesawat udara sebelum pengoperasi berdasark penilai risiko keam (check d search); b. pemeriksa terhadap barg bawa penumpg yg tertinggal di pesawat udara; c. pemeriksa terhadap semua petugas yg d/atau pencabut izin Terhadap pelggar 334 ayat (1) dikenak pida (Pasal 432): Setiap org yg ak memasuki daerah keam terbatas tpa memiliki izin masuk daerah terbatas atau tiket pesawat udara sebagaima dimaksud dalam Pasal 334 ayat (1) dipida deng pida penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling byak RpSOO.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Terhadap pelggar Pasal 344 huruf d dikenak pida sebagaima Pasal 436: (1) Setiap org yg membawa senjata, barg d peralat berbahaya, atau bom ke dalam pesawat udara atau bdar udara tpa izin sebagaima dimaksud dalam Pasal 344 huruf d, dipida deng pida penjara paling lama 3 (tiga) tahun. (2) Dalam hal tindak pida sebagaima dimaksud pada ayat (1) mengakibatk kerugi harta benda dipida deng pida penjara paling lama 8 (delap) tahun. (3) Dalam hal tindak pida sebagaima dimaksud pada ayat (1) mengakibatk matinya org, dipida deng pida penjara paling lama 15 (lima belas) tahun 62

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI KET masuk pesawat udara; d d. pemeriksa terhadap peralat, barg, mak, d minum yg ak masuk pesawat udara Terhadap pelggar Pasal 344 huruf e dipida deng pida penjara (Pasal 437) Pasal 340 ayat (3) Tggung jawab terhadap keam pengoperasi pesawat udara selama terbg paling sedikit meliputi: a. mengambil tindak yg diperluk untuk menjamin keam penerbg; b. memberitahu kepada kapten penerbg apabila ada petugas keam dalam penerbg (air marshal) di pesawat udara; c. memberitahu kepada kapten penerbg adya muat barg berbahaya di dalam pesawat udara - Pasal 344 Setiap org dilarg melakuk tindak melaw hukum (acts of unlawful interference) yg membahayak keselamat penerbg d gkut udara berupa: a. menguasai secara tidak sah pesawat udara yg sedg terbg atau yg sedg di darat; b. menydera org di dalam pesawat udara atau di bdar udara; c. masuk ke dalam pesawat udara, daerah keam terbatas bdar udara, atau wilayah fasilitas aeronautika secara tidak sah; d. membawa senjata, barg d peralat berbahaya, atau bom ke dalam pesawat udara atau bdar udara tpa izin; d e. menyampaik informasi palsu yg membahayak keselamat penerbg Pasal 345 ayat (1) Otoritas bdar udara, unit penyelenggara bdar udara, bad usaha bdar udara, d/atau bad usaha gkut udara wajib menggulgi tindak melaw hukum. (1) Setiap org menyampaik informasi palsu yg membahayak keselamat penerbg sebagaima dimaksud dalam Pasal 344 huruf e dipida deng pida penjara paling lama 1 (satu) tahun. (2) Dalam hal tindak pida sebagaima dimaksud pada ayat (1) mengakibatk kecelaka atau kerugi harta benda, dipida deng pida penjara paling lama 8 (delap) tahun. (3) Dalam hal tindak pida sebagaima dimaksud pada ayat (1) mengakibatk matinya org, dipida deng pida penjara paling lama 15 (lima belas) tahun. Terhadap pelggar Pasal 354 ayat (1) dikenak pida sebagaima Pasal 438 (1) Kapten penerbg yg sedg bertugas yg mengalami keada bahaya atau mengetahui adya pesawat udara lain yg diindikasik sedg menghadapi bahaya dalam penerbg, tidak memberitahuk kepada unit pelay lalu lintas penerbg sebagaima dimaksud dalam Pasal 354 sehingga berakibat terjadinya 63

NO. ASPEK BIDANG d a s a r h u k u m ; URAIAN SINGKAT SUBSTANSI ; > san Ks i KET Pasal 346 Dalam hal terjadi tindak melaw hukum sebagaima dimaksud dalam Pasal 344 huruf a d huruf b, Menteri berkoordinasi serta menyerahk tugas d komdo penggulgnya kepada institusi yg tugas d tggung jawabnya di bidg keam. - Pasal 354 ayat (1) Kapten penerbg yg sedg bertugas yg mengalami keada bahaya atau mengetahui adya pesawat udara lain yg diindikasik sedg menghadapi bahaya dalam penerbg wajib segera memberitahuk kepada unit pelay lalu lintas penerbg. kecelaka pesawat udara d kerugi harta benda, dipida deng pida penjara paling lama 8 (delap) tahun. (2) Dalam hal tindak pida sebagaima dimaksud pada ayat (1) mengakibatk matinya org, dipida deng pida penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun - Terhadap pelggar Pasal 355 dikenak pida sebagaima Pasal 439 - Pasal 355 Setiap personel pelay lalu lintas penerbg yg bertugas wajib segera memberitahuk kepada instsi yg tugas d tggung jawabnya di bidg pencari d pertolong setelah menerima pemberitahu atau mengetahui adya pesawat udara yg berada dalam keada bahaya atau hilg dalam penerbg (1) Setiap personel pelay lalu lintas penerbg yg pada saat bertugas menerima pemberitahu atau mengetahui adya pesawat udara yg berada dalam keada bahaya atau hilg dalam penerbg tidak segera memberitahuk kepada instsi yg tugas d tggung jawabnya di bidg pencari d pertolong sebagaima dimaksud dalam Pasal 355 sehingga mengakibatk kecelaka pesawat udara d kerugi harta benda, dipida deng pida penjara paling lama 8 (delap) tahun. (2) Dalam hal tindak pida sebagaima dimaksud pada ayat (1) mengakibatk matinya org, dipida deng pida penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun 64

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI s a n k s i : : KET a. Peratur Menteri Perhubung: Peratur Menteri Perhubung Nomor PM 31 Tahun 2013 Tentg Program Keam Penerbg Nasional Bab 3 Pembagi Tggung Jawab Keam Penerbg Bab 4 koordinasi d komunikasi Bab 5 perlindung bdar udara, pesawat udara d fasilitas navigasi penerbg Bab 6pengendali d penjamin keam terhadap org d barg yg digkut pesawat udara Bab 9 penggulg tindak melaw hukum Bab 10 pengawas keam penerbg/wa/ion security quality control) Bab 11 penyesuai program keam penerbg nasional d prosedur kejadi tidak terduga Bab 12 penda kegiat keam penerbg SOP Keam Penerbg Peratur Menteri Perhubung Nomor PM 90 Tahun 2013 tentg Keselamat Penggkut Barg Berbahaya deng Pesawat (CASR 92) Ketentu terhadap penggkut barg berbahaya deng pesawat udara yg beroperasi di Indonesia. Bab III Klasifikasi barg berbahaya Bab IV Pembatas Penggkut Barg Berbahaya - Barg berbahaya dilarg digkut deng pesawat udara. Barg berbahaya dilarg digkut deng pesawat udara dapat dikecualik, terhadap: a. barg berbahaya yg sesuai petunjuk teknis keselamat penggkut barg berbahaya deng pesawat udara; d b. barg berbahaya yg sesuai petunjuk teknis keselamat penggkut barg berbahaya deng pesawat udara dinyatak dilarg d binatg yg terinfeksi, setelah mendapatk izin khusus. Pelggar terhadap ketentu dalam peratur ini dikenak sksi administratif d/atau denda sesuai peratur perundg yg berlaku Bab V Pengemas Ketentu d persyarat pengemas. Bab VI Pelabel D Penda (Labelling And Marking) Bab VII Tggung Jawab Pengirim. 65

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI SÀNKSÏ Vy.V KET Pengirim yg melakuk peng barg berbahaya harus memastik barg berbahaya yg diserahk kepada Operator Pesawat harus memperhatik: a. barg berbahaya tidak termasuk yg dilarg untuk digkut; b. klasifikasi barg berbahaya yg ak dikirim; c. jumlah barg berbahaya yg ak dikirim; d. pengemas; e. pelabel d penda; d f. dokumen penggkut barg berbahaya (shipper declaration). Bab VIII Tggung Jawab Operator Pesawat Operator Pesawat yg menerima kirim barg berbahaya harus: a. memastik barg kirim disertai deng dokumen penggkut; d b. memeriksa d mengkonfirmasi kirim sesuai prosedur penerima. Bab IX Penyampai Informasi D Pelapor Bab X Pendidik D Pelatih Penyusun d penetap program pendidik d pelatih peng penggkut barg berbahaya Bab XI Penggkut barg berbahaya ketentu penggkut barg berbahaya bagi operator pesawat udara, penumpg d personel pesawat udara, bad usaha gkut udara d perusaha gkut udara asing a. Peratur Dirjen Hubud: Keputus Direktur Jenderal Ketentu mengenai penyelenggara penggkut bah d/atau barg berbahaya d tata cara memperoleh surat persetuju penggkut Pelggar terhadap ketentu dalam peratur ini dikenak sksi administratif d/atau denda sesuai peratur perundg yg berlaku. 66

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM Perhubung Nomor: SKEP/275/XII/1998 tentg Penggkut Bah d/atau Barg Berbahaya deng Pesawat. Peratur Direktur Jenderal Perhubung Nomor KP 412 Tahun 2014 tentg Petunjuk Teknis Keselamat Penggkut Barg Berbahaya Deng Pesawat. Peratur Direktur Jenderal Perhubung Nomor KP 593 Tahun 2014 tentg Petunjuk d Tata Cara Pemberi Sertifikasi Lembaga Penyelenggara Pendidik d Pelatih Personel Peng Penggkut Barg Berbahaya... i URAIAN SINGKAT SUBSTANSI SÀNKSÏ KET Ketentu tentg petunjuk teknis Keselamat Penggkut Barg Berbahaya Deng Pesawat sesuai ketentu dalam Peratur Menteri Perhubung Nomor PM 90 Tahun 2013 tentg Keselamat Penggkut Barg Berbahaya dalam rgka untuk menjamin keam d keselamat penerbg mengacu pada ICAO Doc 9284 AN/905 d ICAO Doc 9481 AN/928. Pelggar terhadap ketentu dalam peratur ini dikenak sksi administratif d/atau denda sesuai peratur perundg yg berlaku. Ketentu tentg Petunjuk d Tata Cara Pemberi Sertifikasi Lembaga Penyelenggara Pendidik d Pelatih Personel Peng Penggkut Barg Berbahaya untuk diberik persetuju menyelenggarak pendidik d pelatih Personel Peng Penggkut Barg Berbahaya sesuai ketentu d stdar ICAO. Pelggar ketentu dalam peratur ini dikenak sksi administratif d denda sesuai peratur perundg yg berlaku. 67

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI SANKSI; KET SOP Kelaik d Pengopera si Pesawat a, Undg-Undg Nomor 1 tentg Penerbg Pasal 52 ayat (1) Setiap pesawat udara sipil Indonesia atau asing yg tiba di atau bergkat dari Indonesia hya dapat mendarat atau lepas ldas dari bdar udara yg ditetapk untuk itu. Pasal 53 Setiap org dilarg menerbgk atau mengoperasik pesawat udara yg dapat membahayak keselamat pesawat udara, penumpg d barg, d/atau penduduk atau menggggu keam d ketertib umum atau merugik harta benda milik org lain. Pasal 54 Setiap org di dalam pesawat udara selama penerbg dilarg melakuk a. perbuat yg dapat membahayak keam d keselamat penerbg b. pelggar tata tertib dalam penerbg c. pengambil atau pengrusak peralat pesawat udara yg dapat membahayak keselamat; d. perbuat asusila; e. perbuat yg menggggu ketenteram; atau f. pengoperasi peralat elektronika yg menggggu navigasi penerbg. Terhadap pelggar Pasal 52 dipida deng pida penjara atau denda (pasal 410) d dikenak sksi administratif(pasal 52 ayat (3) Sksi pida: Setiap org yg mengoperasik pesawat udara sipil Indonesia atau asing yg tiba di atau bergkat dari Indonesia d melakuk pendarat d/atau tinggal ldas dari bdar udara yg tidak sesuai deng ketentu dalam Pasal 52 dipida deng pida penjara 1 (satu) tahun atau denda Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) Sksi administratif: a. peringat; b. pembeku sertifikat; d/atau c. pencabut sertifikat Terhadap pelggar Pasal 53 dipida deng pida penjara d denda (Pasal 411) d d dikenak sksi administratif (Pasal 53 ayat (2) Pasal 56 Dalam penerbg dilarg menempatk penumpg yg tidak mampu melakuk tindak darurat pada pintu d jendela darurat pesawat udara Sksi pida: Setiap org deng sengaja menerbgk atau mengoperasik pesawat udara yg membahayak keselamat pesawat udara, penumpg d barg, d/atau penduduk atau merugik harta benda milik org lain sebagaima dimaksud dalam Pasal 53 dipida deng pida penjara paling lama 2 (dua) tahun d denda paling byak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) 68

NO. ASPEK :. BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI 1y i ^SATiKSi:-:,; ; KET Sksi administratif: a. pembeku sertifikat; d/atau b. pencabut sertifikat. Terhadap pelggar Pasal 54 dikenak pida sebagaima Pasal 412: (1) Setiap org di dalam pesawat udara selama penerbg melakuk perbuat yg dapat membahayak keam d keselamat penerbg sebagaima dimaksud dalam Pasal 54 huruf a dipida deng pida penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling byak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (2) Setiap org di dalam pesawat udara selama penerbg melakuk perbuat yg melggar tata tertib dalam penerbg, sebagaima dimaksud dalam Pasal 54 huruf b dipida deng pida penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling byak RplOO.000.000,00 (seratus juta rupiah). (3) Setiap org di dalam pesawat udara selama penerbg mengambil atau merusak peralat pesawat udara yg membahayak keselamat, sebagaima dimaksud dalam Pasal 54 huruf c dipida deng pida penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling byak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta 69

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI KET rupiah). (4) Setiap org di dalam pesawat udara selama penerbg menggggu ketenteram, sebagaima dimaksud dalam Pasal 54 huruf e dipida deng pida penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling byak RplOO.000.000,00 (seratus juta rupiah). (5) Setiap org di dalam pesawat udara selama penerbg mengoperasik peralat elektronika yg menggggu navigasi penerbg, sebagaima dimaksud dalam Pasal 54 huruf f dipida deng pida penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling byak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). (6) Dalam hal tindak pida sebagaima dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4) atau ayat (5) mengakibatk kerusak atau kecelaka pesawat d kerugi harta benda dipida deng pida penjara paling lama 5 (lima) tahun d denda paling byak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah), (7) Dalam hal tindak pida sebagaima dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), atau ayat (5) mengakibatk cacat tetap atau matinya org dipida deng pida penjara paling lama 15 (lima belas) tahun 70

NO ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI j't::;;y:u;iv:sanksïtc T: KET Terhadap pelggar Pasal 56 dikenak saknsi administratif, berupa: (Pasal 56 ayat (2)): a. peringat; b. pembeku sertifikat; d/atau c. pencabut sertifikat SOP Kelaik d Pengopera si Pesawat b. Peratur Menteri Perhubung: Permenhub Nomor KM 15 Tahun 2009 tentg PKPS Bagi 11 (CASR Part 11) tentg Persyarat Tata Cara Untuk Mengamdemen D Membatalk Serta Mengabulk Atau Menolak Permohon Pengecuali D Kondisi Khusus Dari Peratur-Peratur Keselamat Penerbg Sipil (Procedural Requirements For Amending And Repealing Of And Grting Or Denying Petition Of Exemption, And Special Condition From The Civil Avation Safety Regulations) Ketentu mengenai persyarat tata cara untuk mengamdemen d membatalk, serta mengabulk d menolak permohon pengecuali d kondisi-kondisi khusus dari Peratur Keselamat Penerbg Sipil (PKPS), termasuk pengecuali dari d peninjau kembali suatu Perintah Kelaikudara. 71

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI SANKSI :: SOP Kelaik d Pengopera si Pesawat - Permenhub Nomor KM 13 Tahun 2008 tentg PKPS Bagi 21 (CASR Part 21) tentg Prosedur Sertifikasi untuk Produk d Bagi- Baginya (Certification Procedures for Products d Parts) Ketentu mengenai Prosedur Sertifikasi untuk produk d bagi-baginya Persyarat penerbit seiytifikat tipe d perubahnya, penerbit sertifikat produksi, penerbit sertifikat kelaikudaram, d penerbit persetuju export airworthiness Pengatur terhadap pemagg sertifikat Persyarat prosedur terhadap persetuju material tertentu, bagi, proses maupun penerapnya. SOP Kelaik d Pengopera si Pesawat Permenhub Nomor PM 50 Tahun 2014 tentg PKPS Bagi 39 (CASR Part 39) Tentg Perintah Kelaikudara (Airwo rthiness Directive) Ketentu mengenai kergka kerja yg sah untuk sistem perintah kelaikudara di lingkung Ditjen Hubud Penerbit perintah kelaikudara Pemenuh terhadap perintah kelaikudara Tindak yg diminta oleh perintah kelaikudara Variasi terhadap persyarat pemenuh Pengaju perintah kelaikudara untuk produk yg telah diubah Penerbg ferry menuju fasilitas perbaik untuk pemenuh perintah kelaikudara Persyarat penerbit izin terbg khusus Konflik tara perintah kelaikdara d dokumen pelay SOP Kelaik d Pengopera si Pesawat Permenhub Nomor KM 41 Tahun 2001 tentg Peratur Umum Pengoperasi Pesawat (CASR 91) sebagaima telah diubah deng KM 18 Tahun 2010 tentg Perubah Kedua Atas Kepmenhub No KM 41 Tahun 2001 d Permenhub Nomor PM Ketentu mengenai peratur umum pengoperasi pesawat udara 72

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI 80 Tahun 2011 SOP Kelaik d Pengopera si Pesawat Permenhub Nomor PM 28 Tahun 2013 Tentg Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 121 (Civil Aviation Safety Regulation Part 121} Tentg Persyarat- Persyarat Sertifikasi D Operasi Bagi Perusaha Angkut Yg Melakuk Penerbg Dalam Negeri, Internasional D Angkut Niaga Tidak Berjadwal (Certification And Operating Requirements Domestic, Flag, And Supplemental Air Carriers) Ketentu mengenai Pensertifikasi d Persyarat Operasi: Penggkut Dalam Negeri, Pembawa Bendera, D Borong Sertifikasi domestik, pesawat Negara d tambah d operasi tiap org yg memegg atau dipersyaratk untuk memegg sertifikasi operasi gkut udara dalam bagi ini yg menggunak pesawat yg memiliki konfigurasi kapasitas tempat duduk lebih dari 30 kursi, diluar tempat duduk awak pesawat yg dipersyaratk, atau kapasitas muat yg lebih dari 3.409 kilogram (7.500 pon) Tiap org yg ditugask atau digunak oleh pemegg sertifikat yg melakuk operasi sesuai bagi ini termasuk perawat, perawat pencegah, d penggti pesawat. SOP Kelaik d Pengopera si Pesawat - Kepmenhub Nomor KM 18 Tahun 2002 tentg Persyarat- Persyarat Sertifikasi D Operasi Bagi Perusaha Angkut Niaga untuk enerbg Komuter d Charter (CASR 135) sebagaima telah Ketentu mengenai Persyarat-Persyarat Sertifikasi D Operasi Bagi Perusaha Angkut Niaga untuk Penerbg Komuter d Charter peratur mengenai sertifikasi peratur mengenai pengoperasi aerial work air Services; program keselamat penerbg persetuju rute keselamat kabin persyarat mual 73

NO ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI /"/.V; SANKSI!7 /i lukefcjv, diubah deng KM 17 Tahun 2003, KM 12 Tahun 2008, KM 45 Tahun 2008, KM 18/2009, KM 42 Tahun 2009, PM 4 Tahun 2012 persyarat aircraft pembatas pengoperasi performace airple penggkut kargo peralat aircraft perawat, perawat pencegah, d perubah persyarat Flight Operations personel program pelatih pembatas waktu flight d duty pengoperasi penerbg peratur dispatching d flight release perekam d pelapor SOP Kelaik d Pengopera si Pesawat - Permenhub Nomor KM 17 Tahun 2009 tentg PKPS Bagi 145 Amdemen 3 (CASR Part 145 Amendment 3) tentg Orgisasi Perusaha Perawat Pesawat (Approved Maintence Orgizations Sub Bagi A Umum Peratur Keselamat Penerbg Sipil Bagi 145 ini disusun sebagai peratur pelaksa untuk Orgisasi Perusaha Perawat Pesawat atau Approved Maintence Orgization (AMO) sesuai deng Undg-undg penerbg Nomor 1 Tahun 2009 Persyarat spesifikasi operasi d sertifikat Sub Bagi B Sertifikasi Tata cara permohon sertifikat Approved Maintence Orgization (AMO) Tata cara penerbit sertifikat Masa berlaku d pembaharu sertifikat Perubah atau pemindahtg sertifikat Limited rating Sub Bagi C Bgun, Fasilitas, peralat, material d data AM O yg ber sertifikat harus menyediak bgun, fasilitas, peralat, material, d data yg sesuai deng persyarat untuk penerbit sertifikat d rating-rating pemilik AMO Sub Bagi D Personel Sub Bagi E Atur Pengoperasi 74

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI SANKSI KET SOP Angkut UU 1 Tahun 2099 Pasal 329 Setiap bad usaha gkut udara wajib membuat, melaksak, mengevaluasi, d mengembgk program keam gkut udara deng berpedom pada program keam penerbg nasional. Pasal 332 Otoritas bdar udara, unit penyelenggara bdar udara, bad usaha bdar udara, d bad usaha gkut udara wajib melaksak pengawas internal d melapork hasilnya kepada Menteri 4. Lingkung Bdar a. Undg-Undg Nomor 1 tentg Penerbg Pasal 260 ayat (1) Bad usaha bdar udara atau unit penyelenggara bdar udara wajib menjaga ambg batas kebising d pencemar lingkung di bdar udara d sekitarnya sesuai deng ambg batas d baku mutu yg ditetapk Pemerintah. Pasal 260 ayat (2) Untuk menjaga ambg batas kebising d pencemar lingkung, bad usaha bdar udara atau unit penyelenggara bdar udara dapat membatasi waktu d frekuensi, atau menolak pengoperasi pesawat udara. Pasal 260 ayat (3) Untuk menjaga ambg batas kebising d pencemar lingkung bad usaha bdar udara atau unit penyelenggara bdar udara wajib melaksak pengelola d pemtau lingkung. Lingkung Bdar b. Peratur Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 Pasal 12, Izin Mendirik Bgun Bdar diterbitk setelah memenuhi persyarat (salah satunya) kelestari lingkung. Pasal 18, kelestari lingkung merupak izin lingkung sesuai deng peratur peruu di bidg perlindung d pengelola lingkung hidup. 75

NO. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI / v/s a n k s i/:'// KET Pasal 31, kewajib Bad Usaha Bdar atau Unit Penyelenggara Bdar menjaga ambg batas kebising d pencemar lingkung di Bdar udara d sekitarnya. Pasal 39, bahwa batas emisi gas bug peralat d/atau kendara bermotor merupak bagi persyarat sertifikat peralat d/atau kendara bermotor yg dioperasik di Bdar udara. Pasal 40, limbah d zat kimia yg ditimbulk dari pembgun, operasional d perawat Bdar udara d pesawat udara harus dikelola terlebih dahulu sebelum dibawa ke luar Bdar udara. Pasal 41, BUBU atau UPBU menyediak tempat d menetapk prosedur pengelola limbah d zat kimia pengoperasi pesawat udara d Bdar udara. Pasal 42 d 43, untuk menjaga ambg batas kebising d pencemar lingkung: BUBU atau UPBU dapat membatasi waktu d frekuensi atau menolak pengoperasi pesawat udara BUBU atau UPBU wajib melaksak pengelola d pemtau lingkung. Pasal 46, Bdar wajib menerapk Bdar udara ramah lingkung, meliputi Menetapk, melaksak d mengevaluasi serta melapork kegiat pengelola d pemtau lingkung hidup Bdar udara 76

NO.. ASPEK BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI 7:-,/ SANKSI KET Lingkung Bdar c. Peratur Diijen Hubud: Peratur Dirjen Perhubung Nomor KP 590 tahun 2014 tentg Pedom Teknis Pembuat Renca Induk Bdara Ketentu terkait pedom teknis pembuat renca induk bdar udara d kergka acu kerja pelaksa pembuat renca induk bdar udara termasuk mengatur mengenai penggabung substsi/pengatur KKOP, BKK, DLKR, DLKP dalam Renca Induk. Lingkung Bdar Peratur Dirjen Hubud Nomor SKEP/ 124/2009 tentg Pedom pelaksa Bdar Ramah Lingkung (Eco Airport!) Peratur terkait bdar udara ramah lingkung Pasal 3, Kewajib administrator atau penyelenggara bdar udara melakuk kegiat pengelola d pemtau lingkung hidup di bnadar udara d sekitarnya bagi bdar udara internasional d bdar udara pengumpul deng skala pelay primer Pasal 4, pembentuk d tugas Dew Pengelola Lingkung Hidup Bdar (Eco Airport Council) Pasal 6, renca pengelola d pemtau lingkung hidup Bdar udara Lingkung Navigasi Penerbg a. Permenhub Nomor KM 14 Tahun 2009 tentg PKPS Bagi 170 (CASR Part 170) tentg Peratur Lalu Lintas (Air Traffic Rules) Persyarat rug pemdu lalu lintas penerbg, penempat peralat d fasilitas pendukung 170.060, persyarat operasional ATS bahwa Lingkung harus jauh dari kebising agar tidak menggggu dari konsentrasi. Lingkung Navigasi Penerbg b. Peratur Dirjen Hubud Nomor KP 103 Tahun 2012 tentg Petunjuk d Tata Cara Proses Pengesah Percg Prosedur Penerbg Pdu dalam proses pengesah percg prosedur penerbg instrument (Instrument Flight Procedure/IFP) Dalam permohon validasi percg prosedur penerbg instrumen yg diajuk kepada Ditjen Perhubung, harus menyertak aplikasi yg 77

NO As p e k BIDANG DASAR HUKUM URAIAN SINGKAT SUBSTANSI SANKSI UUUf KET Instrumen salah satunya memuat ketentu mengenai kendala lingkung, yaitu menghindari wilayah pemukim, wilayah sensitif (seperti bah kimia, nuklir atau fasilitas lainnya}, prosedur pengurg kebising ketika diberlakuk. Lingkung Kelaik d Pengopera si Pesawat a. Undg-Undg Nomor 1 tentg Penerbg Pasal 37, Untuk memperoleh sertifikat kelaikudara stdar pertama d stdar ljut, pesawat udara harus memenuhi persyarat stdar kebising d stdar emisi gas bug. Lingkung Kelaik d Pengopera si Pesawat b, PP 40 Tahun 2012 Pasal 39, bahwa batas emisi gas bug d kebising pengoperasi pesawat udara merupak bagi persyarat sertifikat kelaik pesawat udara Lingkung Kelaik d Pengopera si Pesawat Permenhub Nomor KM 28 Tahun 2009 tentg PKPS Bagi 34 Amdemen 1(CASR 34 Amendment 1) tentg Persyarat Bah Bakar Terbug d Emisi Gas Bug untuk Pesawat yg Digerakk deng Mesin Turbin/Fuei Venting d Exhaust Emission Requirements for Turbine Engine Powered Airples) Ketentu mengenai Persyarat Bah Bakar Terbug d Emisi Gas Bug untuk Pesawat yg Digerakk deng Mesin Turbin Sub Bagi B Engine Fuel Venting Emissions (new d in-use aircraft gas turbine engines) Sub Bagi B Exhaust Emissions (new aircraft gas turbine engines) Sub Bagi D Exhaust Emissions (in-use aircraft gas turbine engines) Sub Bagi G prosedur penguji engine exhaust gaseous emissions (aircraft d aircraft gas turbine engines) Sub Bagi H prosedur penguji aircraft gas turbine engines 78

ASPEK BIDANG / DASAR HUKUM :: URAIAN SINGKAT SUBSTANSI SANKSI Lingkung Kelaik d Pengopera si Pesawat - Permenhub Nomor KM 29 Tahun 2009 tentg Peratur Menteri PKPS Bagi 36 Amdemen 1 (CASR Part 36 Amendment 1 /tentg Sertifikasi Stdar Kebising Jenis Pesawat Terbg d Kelaik /JVozse Stdards: Aircraft Type And Airworthiness Certifications) Ketentu mengenai Sertifikasi Stdar Kebising Jenis Pesawat Terbg d Kelaik - Ukur d evaluasi serta batas kebising pesawat udara kategori berbad lebar d mesin jet/ trsport Large Airples d jet Airples - Ukur d evaluasi serta batas kebising kategori komuter - Ukur d evaluasi serta batas kebising helikopter - Ukur kebising aircraft - Ukur kebising pesawat udara kategori trsport d jet MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd Salin sesuai deng aslinya IGNASIUS JONAN HÎUKUM DAN KSLN, l ARI RAHAYU a Tk. I (IV/b) 20 198903 2 001 79