STUDI TENTANG PEMILIH GANDA DALAM PEMILU LEGISLATIF 2014 DI KELURAHAN PELABUHAN KOTA SAMARINDA

dokumen-dokumen yang mirip
TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

Tujuan dan kegunaan Penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

BAB III DATA RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut ( Dalam prakteknya secara teknis yang

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 2012

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

BAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang

KOMISI PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Winarno, 2008: vii). Meskipun demikian, pada kenyataannya krisis tidak hanya

I. PENDAHULUAN. Dalam Negara demokrasi, pemilu merupakan sarana untuk melakukan pergantian

DAFTAR RIWAYAT HIDUP CALON ANGGOTA TIM SELEKSI BAWASLU PROVINSI PROVINSI.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

PERIHAL PERMOHONAN PEMBATALAN KEPUTUSAN KPU NOMOR 411/KPTS/KPU/TAHUN 2014 PERMOHONAN PEMBATALAN KEPUTUSAN KPU NOMOR 412/KPTS/KPU/TAHUN 2014

BAB V PENUTUP. sistem-sistem yang diterapkan dalam penyelenggaraan Pemilu di kedua Pemilu itu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Daftar Pemilih. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. Penetapan.

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan dengan agak akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

2012, No Mengingat membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan

Analisis Perolehan Suara dalam Pemilu 2014: OLIGARKI POLITIK DIBALIK KETERPILIHAN CALEG PEREMPUAN

Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status)

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

STRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN

ENAM REVISI PILKADA USULAN PUBLIK LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Selain itu akan dijelaskan pula tentang pemerintahan, visi-misi Kabupaten Luwu

KOMISI PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM. LSI DENNY JA Desember 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

PERBANDINGAN SISTEM REKAPITULASI PENGHITUNGAN SUARA PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2009 DAN TAHUN 2014 DI KOTA SAMARINDA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama

I. PENDAHULUAN. Setelah memasuki masa reformasi, partai politik telah menjadi instrumen

RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI, PENDIDIKAN PEMILIH, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

ANATOMI CALEG PEMILU FORMAPPI 3 Oktober 2013

BAB II KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. A. Sejarah Singkat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Labuhan Batu

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Mayoritas Publik Ingin DPR Tandingan Segara Bubarkan Diri. LSI DENNY JA November 2014

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. biasanya diadakan secara periodik setiap 5 (lima) tahun sekali. Pemilu Kepala

PANDUAN TEKNIS PENDAFTARAN PEMANTAU PEMILU. 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana pesta demokrasi dalam suatu

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

Pemilu DPR, DPD dan DPRD Tahun 2014

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara

KONSEPSI REVISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009 TTG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

2013, No.1608

PEROLEHAN KURSI PARTAI DAN PETA KOALISI CAPRES Lingkaran Survei Indonesia Jumat, 11 April 2014

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

Legacy SBY Di Bidang Politik dan Demokrasi. LSI DENNY JA Oktober 2014

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

Transkripsi:

ejournal Ilmu Pemerintahan, 5 (3) 2017: 1003-1012 ISSN 2477-2458(online), ISSN 2477-2631(Cetak),ejournal.ipfisip-unmul.ac.id Copyright 2017 STUDI TENTANG PEMILIH GANDA DALAM PEMILU LEGISLATIF 2014 DI KELURAHAN PELABUHAN KOTA SAMARINDA Azriansyah 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana perkembangan keberadaan pemilih ganda di Kelurahan Pelabuhan Kota Samarinda, pola-pola pemilih ganda, tenggapan masyarakat dan penyelenggara pemilu terhadap pemilih ganda, serta untuk mengetahui solusi dari penyelenggara pemilu terhadap pemilih ganda di Kelurahan Pelabuhan Kota Samarinda. Tekhnik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan mempelajari dokumendokumen yang berkaitan dengan penelitian ini dan studi lapangan dengan pengamatan langsung dan wawancara. Pemilihan responden menggunakan tekhnik purposive sampling dan snowball sampling. Fokus penelitian ini adalah : 1) Perkembangan Keberadaan Pemilih Ganda, 2) Pola-pola Pemilih Ganda, 3) Tanggapan Masyarakat dan Penyelenggara Pemilu Terhadap Pemilih Ganda, 4) Solusi Penyelenggara Pemilu terhadap Pemilih Ganda. Hasil penelitian dilapangan diketahui bahwa pemilih ganda di Kelurahan Pelabuhan Kota Samarinda jumlahnya sudah menurun dari angka pemilu legislatif terakhir. Penyebab munculnya pemilih ganda sendiri dikarenakan adanya masyarakat yang masih kurang taat terhadap administratif dan kurangnya updating data dari pihak penyelenggara pemilu. Untuk kasus pemilih ganda di Kelurahan Pelabuhan Kota Samarinda sendiri hanya terdapat masyarakat yang terdata dua kali, sedangkan yang mencoblos dua kali tidak ditemukan. Keberadaan pemilih ganda dapat berkurang apabila pemahaman kepada masyarakat untuk melakukan pembaharuan data diri lebih ditingkatkan, dan pembenahan infrastruktur serta pembenahan sumber daya pelaksana pemilu. Kata Kunci : pemilih ganda, perkembangan pemilih ganda, pembenahan, Kelurahan Pelabuhan, Samarinda Pendahuluan Di dalam proses pemilu ini, pemutakhiran data dan penyusunan daftar pemilih menjadi suatu bagian yang penting di dalam pelaksanaan pemilu karena data penduduk setiap tahunnya pastilah berubah-berubah sehingga harus ada pembaharuan data setiap tahunnya di KPU. Di dalam penyusunan daftar pemilih tetap terdapat beberapa masalah salah satunya yaitu masalah pemilih ganda yang sering terjadi di dalam pelaksanaan pemilu di Indonesia. Penyebab timbulnya pemilih ganda itu sendiri antara lain 1 Mahasiswa Program S1 Pemerintahan Integratif, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: azriansyah3992@gmail.com

ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 5, Nomor 3, 2017: 1003-1012 adanya pemilih yang suka berpindah domisili dan juga adanya kesalahan di sistem kependudukan Pemilih ganda adalah data yang terindikasi memiliki NIK,Nama,Tempat, atau tanggal lahir serta jenis kelamin yang sama atau berbeda namun terindikasi ganda. Data pemilih ganda tersebut mengakibatkan penggelembungan pemilih sehingga pemilih fiktif terhitung di daftar pemilih sementara dan DPT. Fenomena pemilih ganda ini terjadi selalu disetiap pemilihan umum dilaksanakan, hal tersebut di karenakan data-data kependudukan yang ada di Indonesia ini tidak falid karena tidak sesuai dengan fakta yang ada. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pemilih Ganda Pada Pemilu Legislatif 2014 di Kelurahan Pelabuhan Kota Samarinda. Kerangka Dasar Teori Pemilihan Umum Menurut Arifin Anwar (2006 :26) Pemilihan Umum adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka ragam, mulai dari Presiden, Wakil Presiden, Wakil Rakyat di berbagai pemerintahan. Menurut Sulasutomo (2003:10) Pemilihan Umum adalah sebuah instrument untuk mewujudkan cita-cita demokrasi. Sedangkan menurut Ramlan Subakti (1992 : 46) Pemilihan Umum adalah mekanisme penyeleksian atau penyerahan kedaulatan kepada orang atau partai yang dipercayai. Aturan teknis yang berlaku bagi sebuah sistem pemilu mencakup keseluruhan proses pemilu mulai dari pencalonan diri sebagai kandidat yang diatur dalam undangundang sampai pada perhitungan suara. Joko J Prihatmoko Moesafa, (2008:43) juga menjelaskan pemilihan umum merupakan proses politik yang secara konstitusional bersifat niscaya bagi Negara demokrasi. Jadi dapat diambil kesimpulan tentang pemilihan umum ini, yaitu merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk memilih calon waki-wakil dari rakyat yang di pilih oleh rakyat untuk memgang kedaulatan dan kepentingan rakyat, karna rakyat telah memberikan kedaulatan mereka seluruhnya kepada wakil mereka masing-masing dalam untuk mengatur rakyat tersebut di dalam negara yang berdemokrasi. Sehingga sistem pemilu di dalam negara yang menganut asas berdemokrasi menjadi sangat penting guna menentukan wakil mereka yang akan mengatur mereka dan memimpin mereka dimasa pemerintahan. Pemilihan Umum Legislatif 2014 Di dalam sistem pemerintahan terdapat beberapa jenis pemilu, salah satunya yaitu pemilu Legislatif. Pemilu Legislatif bertujuan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi dan Kabupaten/Kota, dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Dalam pemilihan umum, dibeberapa negara menggunakan pemilihan secara langsung (termasuk Indonesia), namun ada yang kepala pemerintahannya dipilih 1004

Studi Tentang Pemilih Ganda dalam Pemilu Legislatif 2014 (Azriansyah) parlemen. Jadi, di dunia ini ada tiga jenis praktik penyelenggaraan pemilu. Pertama, pemilu yang hanya memilih anggota lembaga perwakilan rakyat (DPR/DPRD).Kedua, Pemilu yang memilih anggota lembaga lembaga perwakilan rakyat (DPR/DPRD) dan anggota lembaga perwakilan daerah (DPD).Ketiga, Pemilu yang memilih lembaga perwakilan rakyat (DPR/DPRD), lembaga perwakilan daerah (DPD) dan kepala pemerintahan (Presiden). Di Indonesia sendiri menganut jenis yang ketiga, dimana kita memilih anggota DPR/DPRD, anggota DPD, dan Presiden secara langsung melalui Pemilihan Umum (Pemilu). Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pemilu legislatif itu adalah suatu sistem di dalam suatu Negara yang menganut asas demokrasi yang bertujuan untuk memilih pemimpin yang berasal dari rakyat sebagai wakilnya di dalam sistem Pemerintahan. Legislatif juga merupakan lembaga yang memiliki tugas untuk membuat atau menciptakan produk Undang-Undang. Pemilih Ganda Pemilih adalah masyarakat yang memiliki hak untuk memilih yang sudah disahkan dan memenuhi syarat untuk memilih pemimpin atau wakil rakyat disuatu Negara. Menurut Firmansah (Efriza,2012:480) secara garis besar, pemilih diartikan sebagai semua pihak yang menjadi tujuan utama para kontestan untuk mereka pengaruhi dan yakinkan agar mendukung dan kemudian memberikan suaranya kepada kontestan yang bersangkutan. Pemilih dalam hal ini dapat berupa konstituen maupun masyarakat yang merasa diwakili oleh suatu idiologi dimanisfestasikan dalam institusi politik serta partai politik. Namun menurut Joko J Prihatmoko (2005:46) pemilih yang merupakan bagian dari masyarakat luas bisa saja tidak menjadi konstituen partai politik tertentu.masyarakat terdiri dari beragam kelompok terdapat kelompok masyarakat yang memang non-partisan, dimana ideologi dan tujuan politik mereka tidak dikatakan kepada suatu partai politik tertentu. Mereka menunggu sampai ada suatu partai politik yang bias menawarkan program politik yang bisa menawarkan program kerja yang terbaik menurut mereka, sehingga partai tersebutlah yang akan mereka pilih. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemilih ganda adalah masyarakat yang memiliki hak untuk memilih yang sudah disahkan dan memenuhi syarat untuk memilih pemimpin atau wakil rakyat di daerahnya tetapi namanya terdaftar di dua tempat yang berbeda sehingga membuat pemilih tersebut bisa memilih di dua tempat yang berbeda. Pemilih Ganda dalam Pemilu Legislatif 2014 Berdasarkan uraian diatas bahwa Pemilih ganda adalah masyarakat yang memiliki hak untuk memilih yang sudah disahkan dan memenuhi syarat untuk memilih pemimpin atau wakil rakyat di daerahnya tetapi namanya terdaftar di dua tempat yang berbeda sehingga membuat pemilih tersebut bisa memilih di dua tempat yang berbeda.sedangkan pemilu legislatif adalah pemilihan umum 1005

ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 5, Nomor 3, 2017: 1003-1012 terhadap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi dan Kabupaten/Kota, dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Tanggapan masyarakat dan penyelenggara pemilu terhadap pemilih ganda juga menjadi sangat penting di dalam menyelesaikan masalah pemilih ganda. Karena masalah pemilih ganda ini bisa diatasi jika tingkat kesadaran masyarakat dan penyelenggara pemilu tinggi sehingga keberadaan pemilih ganda ini bisa diminimalisir. Berdasarkan hal tersebut peneliti menjadi tertarik untuk meneliti bagaimana tanggapan masyarakat dan penyelenggara pemilu menyikapi masalah pemilih ganda itu sendiri. Pihak penyelenggara pemilu pasti sudah berusaha mencari solusi untuk mengurangi angka pemilih ganda setiap tahunnya. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa solusi-solusi yang ada masih belum bisa menekan penyebaran pemilih ganda tersebut. Disini peneliti tertarik untuk mengetahui solusi apa saja yang telah dilakukan oleh penyelenggara pemilu terhadap pemilih ganda. Metode Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian atau indikator yang akan dibahas oleh penulis adalah perkembangan keberadaan pemilih ganda, polapola pemilih ganda, tanggapan masyarakat dan penyelenggara pemilu terhadap pemilih ganda, serta solusi dari penyelenggara pemilu terhadap pemilih ganda. Sumber data ditentukan menggunakan Teknik Purposive Sampling dan Snowball Sampling, serta penggunaan prosedur teknik pengumpulan data berupa Penelitian Kepustakaan (Library Research) dan Penelitian Lapangan (Field Work Research) yang terdiri dari Observasi, Wawancara dan Penelitian Dokumen. Data-data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mendeskripsikan/ menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan dengan bersumber pada fakta-fakta dalam memperoleh gambaran yang lengkap mengenai studi tentang pemilih ganda dalam pemilu legislatif 2014 di Kelurahan Pelabuhan Kota Samarinda. Gambaran Umum Kelurahan Pelabuhan Kota Samarinda Jumlah penduduk Kelurahan Pelabuhan hingga bulan Desember tahun 2016 tercatat sebanyak 6.325 jiwa. Adapun data penduduk yang dapat dilihat selengkapnya pada tabel 2 berikut : Tabel 2 Jumlah Penduduk Kelurahan Pelabuhan NO Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1006 1 Laki-laki 3.083 48,74% 2 Perempuan 3.242 51,26% Total 6.325 100,0% Sumber : Data Monografi Kelurahan Pelabuhan tahun 2016

Studi Tentang Pemilih Ganda dalam Pemilu Legislatif 2014 (Azriansyah) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 6.325 jiwa total jumlah penduduk terdapat 3,083 jumlah penduduk laki-laki dan 3.242 jumlah penduduk perempuan. Komposisi jumlah penduduk perempuan lebih relatif dominan dengan persentase 51,26 % dan sisanya adalah penduduk laki-laki 48,74 %. Pemilu Legislatif 2014 di Kota Samarinda Pemilu Legislatif 2014 dilaksanakan pada 09 April diseluruh Indonesia, kota Samarinda juga ikut serta dalam mensukseskan pesta demokrasi itu. Dalam pelaksanaannya di Kota Samarinda diikuti oleh 12 partai politik. Untuk lebih jelasnya penulis telah melampirkan data yang dapat dilihat pada tabel 3 Tabel 3 Hasil Pemilu Legislatif 2014 Kota Samarinda No Peserta Pemilu Pemilih Hasil Suara suara Sah Partai Peserta Terpilih 1 Nasdem 4.674 4.674 Kamaruddin 2 PKB 1.708 1.708 3 PKS 3.105 3.105 4 PDIP 27.330 27.330 - H. Siswadi, SH - Ahmad Vanandza, S.Sos - Suriani 5 Golkar 6.443 6.443 Nano Sumarno 6 Gerindra 5.765 5.765 Mirza Ananta, S.Sos 7 Demokrat 9.041 9.041 H. Supian 8 PAN 3.162 3.162 Suparno, A.Md 9 PPP 3.028 3.028 10 Hanura 7.596 7.596 Drs. H. Saiful 11 PBB 1.312 1.312 12 PKPI 502 502 Jumlah 73.666 73.666 Golput 5.597 Jumlah Total Pemilih 79.263 Sumber : Data KPU dari Hasil Pemilihan Umum Legislatif Tanggal 9 April 2014 Kota Samarinda. Berdasarkan data yang diperoleh dari Komisi Pemilihan Umum Kota Samarinda menunjukkan jumlah pemilih di dalam pemilu legislatif ditahun 2014 yaitu berjumlah 79.263 pemilih dengan suara yang sah 73.666 suara. Selain itu ada juga angka golput di Kota Samarinda pada pemilihan legislatif dengan jumlah 5.597 suara. Dalam pada itu suara terbanyak yaitu diperoleh oleh PDIP dengan jumlah total suara 27.330 dan suara terendah diperoleh partai PKPI dengan jumlah total suara 502. Dengan hasil itu PDIP mendapat 3 kursi di DPRD Kota Samarinda dengan kader yang terpilih yaitu H. Siswadi, SH, Ahmad Vanandza, S.Sos dan 1007

ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 5, Nomor 3, 2017: 1003-1012 Suriani, sedangkan partai yang memperoleh 1 kursi yaitu partai Nasdem dengan nama kader Kamaruddin, Golkar Nano Sumarno, Gerindra Mirza Ananta, S.Sos, Demokrat H. Supian, Pan Suparno, A.Md dan Hanura Drs. H. Saiful. Pemilih Ganda dalam Pemilu Legislatif 2014 di Kelurahan Pelabuhan Kota Samarinda Perkembangan Keberadaan Pemilih Ganda Dalam sistem pemilihan umum, seseorang dapat memberikan suara jika sudah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Daftar Pemilih Tetap (DPT) adalah salah satu unsur terpenting dalam proses pemilihan umum, karenanya diperlukan sebuah mekanisme dalam penyusunan Daftar Pemilih Tetap agar jumlah pemilih yang sudah terdata akurat berdasarkan ketentuan yang ada. Di Kota Samarinda sendiri tepatnya di Kecamatan Samarinda Kota terdapat 27.809 pemilih di DPT. Kelurahan Pelabuhan sendiri mempunyai jumlah pemilih dengan persentasi 51,08% pemilih laki-laki dan 48,92% pemilih perempuan, berikut tabelnya : Tabel 4 Jumlah DPT Kelurahan Pelabuhan Kota Samarinda pada Tahun 2014 No Kelurahan Pelabuhan Jumlah pemilih Persentase (%) 1 Laki-laki 2938 51,08% 2 Perempuan 2813 48,92% Total 5751 100% Sumber : Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Samarinda Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari total 5751 pemilih terdapat 2938 pemilih laki-laki dan 2813 pemilih perempuan di DPT. Sejak pemilu legislatif 2009 di Kelurahan Pelabuhan sudah terdapat pemilih ganda. Namun, terdapat penurunan jumlah angka pemilih ganda yang ada di wilayah tersebut karena tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk tertib administrasi saat berpindah tempat tinggal sehingga datanya tidak lagi tercatat di wilayah Kelurahan Pelabuhan Kota Samarinda. Dari pihak KPU yang diwakili oleh Dwi Haryono, S.Sos selaku Komisioner Bidang Pendataan KPU Kota Samarinda menyatakan bahwa jumlah pemilih yang terdata dua kali (2X) lebih banyak terdapat pada pemilu legislatif di tahun 2009 dibandingkan pada tahun 2014. Dalam perkembangannya, pemilih ganda di Kelurahan Pelabuhan Kota Samarinda terjadi penurunan pemilih ganda dalam dua pemilu legislatif terakhir. Berikut data jumlah pemilih yang teridentifikasi sebagai pemilih ganda di Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kelurahan Pelabuhan Kota Samarinda pada Pemilu Legislatif 2009 dan Pemilu Legislatif 2014: 1008

Studi Tentang Pemilih Ganda dalam Pemilu Legislatif 2014 (Azriansyah) Tabel 5 Jumlah pemilih yang terindentifikasi ganda di Kelurahan Pelabuhan Kota Samarinda pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 di DPT. No Pemilu Legislatif Jumlah Pemilih Ganda Pemilih Nyoblos 2x Terdata 2x Jumlah 1 Pemilu Legislatif 2009 5491 Tidak Ada Ada n/a (>178) 2 Pemilu Legislatif 2014 5751 Tidak Ada Ada 178 Sumber : Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Samarinda Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa di Kelurahan Pelabuhan Kota Samarinda pada saat pemilu legislatif tahun 2009 dari 5491 pemilih, tidak terdapat pemilih yang menggunakan hak pilihnya mencoblos sebanyak dua kali (2X). tetapi terdapat pemilih yang terdata dua kali (2X) ya ng jumlahnya Not Avaible (tidak tersedia). Pada tahun 2014, dari 5751 pemilih juga tidak terdapat masyarakat yang menggunakan hak pilihnya dua kali (2X), namun masih ditemukan masyarakat yang terdata dua kali (2X). Pola-pola Pemilih Ganda Pola-pola di dalam pemilih ganda menjelaskan tentang bagaimana seseorang bisa dikatakan sebagai pemilih ganda atau kriteria pemilih ganda. masyarakat yang teridentifikasi ganda yaitu masyarakat yang memiliki nama sama, nomer induk kependudukan sama atau terdaftar di dua alamat sekaligus, hal inilah yang membuat mereka bisa dikatakan sebagai pemilih ganda. Pemilih ganda terbagi menjadi dua bagian, yaitu : 1. Memilih dua kali Pemilih yang datanya telah terdaftar dua kali di DPT dan melakukan pelanggaran dengan cara memanfaatkan hak suaranya secara penuh di dua TPS yang berbeda. 2. Memilih dua kali dengan menggunakan kertas suara orang lain Pemilih yang menggunakan hak pilih bukan atas nama dirinya atau menggunakan identitas orang lain untuk menggunakan hak pilih. 3. Terdata dua kali Pemilih yang datanya telah terdaftar dua kali di DPT yang disebabkan oleh mobilitas penduduk dan kurangnya kesadaran warga terhadap administratif. Terdaftar dua kali di DPT memiliki beberapa klasifikasi, yaitu : a. K1. Artinya seseorang yang terdata dengan NIK, Nama, Tempat Tanggal Lahir, serta alamat yang sama persis. b. K2. Artinya seseorang yang terdata dengan nama yang sama, Tempat tanggal Lahir sama, tetapi memiliki NIK yang berbeda. Secara umum ada dua pola pemilih ganda, yakni mencoblos dua kali dan terdata dua kali (K1 & K2). Tetapi di Kelurahan Pelabuhan Kota Samarinda pola yang terjadi ada yang terdata dua kali. Dalam pola terdata dua kali secara umum 1009

ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 5, Nomor 3, 2017: 1003-1012 terdapat dua sub pola yang teramati, yakni pemilih yang melakukan kecurangan dan tidak adanya pembaharuan data pemilih di Kelurahan Pelabuhan Kota Samarinda. Tanggapan Masyarakat dan Penyelenggara Pemilu terhadap Pemilih Ganda Pada dasranya pemilih ganda adalah masalah yang menjadi bahan koreksi setiap pemlihian umum berlangsung. Banyak temuan-temuan terdapatnya pemilihan ganda di setiap daerah ketika pemilihan umum, hal ini bisa disengaja oleh pelaku pemilih ganda atau perintah dari calon yang diusung, masalah ini menjadi kerugian bagi peserta pemilu lainnya. Karena melalui pemilih ganda bisa terjadi penggelembungan suara pemilih. 1. Tanggapan masyarakat Masyarakat saat ini di hadapkan tentang permasalahan pemilih ganda yang menjadi momok di dalam pelaksanaan pemilu. Masalah pemilih ganda menjadi masalah semuanya yang harus secepatnya disikapi dengan tepat sehingga masalah ini tidak larut kemana-mana dan membut masyarakat di dalam pelaksanaan pemilu bisa menjadi semakin nyaman serta kecurangankecurangan di dalam pilkada seperti manipulasi data yang di lakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab bisa diminimalisirkan bahkan dihilangkan sehingga dapat tercipta lah suasana kondusif yang aman serta membawa kedamaian di dalam proses pemilihan umum sesuai yang di harapkan. 2. Tanggapan Penyelenggara Pemilu Pada saat ini pelaksanaan pemilu yang baik menjadi acuan buat terciptanya suasana pilkada yang tenang, damai, sejuk dan kondusif. Guna menunjang hal tersebut tentu saja dibutuhkan yang namanya perangkat penyelenggara di dalam pelaksanaan pemilu yang mendukung tujuan tersebut tetapi dalam pelaksanaannya masih terjadi berbagai penyimpangan yang masih terjadi seakan tidak bisa di hilangkan. Meskipun penyelengara pemilu juga bukan tidak ingin menjadikan pemilu yang aman dan sejuk di dalam pelaksananaanya tetapi penyelenggara pemilu tersebut mendapatkan beberapa masalah-masalah yang terjadi. permasalahan pemilih ganda memang harus dituntaskan karena apabila tidak ditindak akan mengakibatkan penggelembungan suara. Tanggapan masyarakat tentang pemilih ganda adalah pemilih ganda tidak dapat ditoleransi dan jangan sampai terulang di pemilu berikutnya, sedangkan dari penyelenggara pemilu beranggapan masalah pemilih ganda harus dapat segera diselesaikan agar tidak menciptakan konflik dimasyarakat. Solusi Penyelenggara Pemilu terhadap Pemilih Ganda Permasalahan terindetifikasinya beberapa warga kelurahan pelabuhan yang menjadi pemilih ganda harus dicarikan solusinya agar tidak ada lagi kecurangan kecurangan di pemilihan umum selanjutnya. Hal ini menjadi tanggup jawab semua peserta pemilu baik KPU kota Samarinda, Bawaslu Kota Samarinda 1010

Studi Tentang Pemilih Ganda dalam Pemilu Legislatif 2014 (Azriansyah) ataupun masyarakat kelurahan pelabuhan. Salah satu faktor penghambat dalam masalah ini adalah terjadinya kurangnya koordinasi antara lembaga Bawaslu dan KPU terhadap data yang ada di Kecamatan. Masalah-masalah seperti ini merupakan tanggung jawab bersama semua pihak yang terkait, agar dikemudian hari tidak ada lagi masalah serupa yang terjadi. Solusi yang ditawarkan oleh penyelenggara pemilu sendiri dari kasus pemilih ganda ini adalah pemberian pemahaman kepada masyarakat untuk melakukan pembaharuan data diri mereka, pembenahan infrastruktur, jaringan atau system komunikasi, dan kualitas kinerja. Kesimpulan 1. Pemilih ganda di dalam perkembangannya masih terdapat di Kelurahan Pelabuhan Kota Samarinda pada Pemilu legislatif 2014, tetapi jika dibandingkan dengan Pemilu Legislatif 2009 jumlah pemilih ganda tersebut sudah bisa dikatakan berkurang. 2. Ada dua pola pemilih ganda, yakni mencoblos dua kali dan terdata dua kali. Tetapi di Kelurahan Pelabuhan Kota Samarinda pola yang terjadi adalah pemilih yang terdata dua kali. Dalam pola terdata dua kali secara umum terdapat dua sub pola yang teramati, yakni pemilih yang melakukan kecurangan dan tidak adanya pembaharuan data pemilih. 3. Tanggapan terkait di Kelurahan Pelabuhan tentang pemilih ganda adalah pemilih ganda tidak dapat ditoleransi dan jangan sampai terulang di pemilu berikutnya, sedangkan dari penyelenggara pemilu beranggapan masalah pemilih ganda harus dapat segera diselesaikan agar tidak menciptakan konflik di masyarakat. 4. Solusi yang ditawarkan oleh penyelenggara pemilu adalah pemahaman kepada masyarakat untuk melakukan pembaharuan terhadap data diri mereka, pembenahan infrastruktur dan sumber daya pelaksana pemilu. Saran 1. Mengingat masih terdapatnya pemilih ganda di pemilu legislatif 2014, maka akan lebih baik lagi jika adanya kerja sama dari ke semua peserta pemilu baik dari penyelenggara pemilu dan masyarakat untuk saling bekerjasama mengurangi angka pemilih ganda di Kelurahan Pelabuhan 2. Mengingat pola pemilih ganda di Kelurahan Pelabuhan terdata dua kali dan tidak adanya pembaharuan data pemilih, maka sudah seharusnya pembaharuan data dilakukan secara terus-menerus. 3. Oleh karena tanggapan pihak-pihak terkait menyoroti tentang masalah pemilih ganda sudah tidak dapat ditoleransi maka perlu segera diselesaikan dan jangan sampai terulang di pemilu berikutnya dan harus adanya perhatian serius terhadap pembaharuan data. 4. Berkenaan dengan solusi terhadap masalah pemilih ganda, fokus pada pemberian sosialisasi lebih di intensifkan, update data dilakukan jauh-jauh 1011

ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 5, Nomor 3, 2017: 1003-1012 hari sebelumnya dengan teliti dan peningkatan jaringan serta pelatihan kepada SDM. Daftar Pustaka Arifin, Anwar, 2006. Pencitraan dalam Politik. Pustakan Indonesia. Jakarta. Kristiadi, J, (Eds), 1996. Menyelenggarakan Pemilu yang Bersifat Luber dan Jurdil. Center for Strategis and Internasional Studies (CSIS). Jakarta. Moesafa, Prilatmoko, Joko, J, 2008. Menang Pemilu di Tengah Oligarki Partai, Analisis Strategis Keberhasilan Anggota Legislatif Meraih Kursi dengan BPP. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sulasutomo. 2003. Reformasi Antara Harapan dan Realita. Jakarta : Buku Kompas. Subakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia. 1012