BAB 1 PENDAHULUAN. yang semakin ketat antara pasar dalam negeri dan luar negeri dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam pembangunan. Indonesia sendiri termasuk negara

BAB I PENDAHULUAN. mendefinisikan pasar modal sebagai Kegiatan yang bersangkutan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. apalagi jika perusahaan tersebut sampai menutup usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dampaknya adalah perusahaan yang berskala kecil akan mengalami. krisis keuangan dalam perusahaan mereka.

kesulitan keuangan yang mengarah pada prediksi kebangkrutan. Semakin awal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi ekonomi indonesia yang tidak stabil, menyebabkan perusahaan

ANALISIS KEUANGAN DAN MODEL ALTMAN GUNA MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA INDUSTRI ROKOK. Toni Wijaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tangguh. Seiring perkembangan zaman, permasalahan selalu datang dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teori manajemen keuangan, financial distress merupakan situasi

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan erat dengan pasar modal. Dengan adanya pasar modal,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. para manager perusahaan Indonesia diharuskan untuk memberikan laporan. perusahaan-perusahaan Indonesia semakin terpuruk.

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Isu globalisasi yang sedang hangat dan terus bergerak nampaknya telah

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG GO PUBLIC

BAB I. sangat panjang (going concern). Hal ini berarti dapat diasumsikan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. tuntutan bagi perusahaan untuk terus melakukan inovasi baru, bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu industri yang paling dinamis. Seiring dengan perkembangan

PENDAHULUAN. ke seluruh negara. Dwijayanti (2010) menyatakan bahwa krisis ekonomi pada negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis

BAB I PENDAHULUAN. (Ade Arthesa dan Edia Handiman, 2006:57 dalam Novita dkk, 2014). Besarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. manajemen tersebut meliputi planning, organizing, leading dan controlling.

PENDAHULUAN. negatif dan menunjukkan adanya masalah likuiditas. Default berarti. menyebabkan tindakan hukum (Sari dan Wuryan, 2005:460).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi kesulitan keuangan (financial distress) terjadi sebelum kebangkrutan,

1 BAB I PENDAHULUAN. besar dirasakan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam sektor ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang diterapkan, khususnya dalam bidang keuangan. Perencanaan

PENGARUH KONDISI KESEHATAN BANK DENGAN RASIO CAMELS TERHADAP PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE

BAB I PENDAHULUAN. seperti beban bunga dan hutang lancar. Kebangkrutan telah digunakan sebagai istilah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, keberhasilan didalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun mengalami gejolak yang

ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN. (Studi Kasus Pada PT. PURA BARUTAMA Kudus)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kesehatan lembaga-lembaga keuangan yang membentuk sistem

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya stabilitas pasar

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun 1997 lalu, banyak masalah dan penderitaan yang dialami

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Hal ini berdasar pada Undang-Undang Nomor 10

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MANFAAT RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga di Indonesia. Selama krisis finansial global tersebut, sektor

BAB I PENDAHULUAN. untuk ekspor batubara, peringkat ke-2 untuk produksi timah, peringkat ke-2 untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Di tahun yang akan datang diperkirakan Kebutuhan obat obatan

: AYU ASTREA NINGSIH B.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN GUNA MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC

ANALISIS Z-SCORE ALTMAN SEBAGAI ALAT EVALUASI KINERJA KEUANGAN

: Asti Iga Purnomo NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Sigit Sukmono, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian kepada kebutuhan masyarakat dalam hal produk yang diinginkan,

BAB I PENDAHULUAN. Dari kedua tujuan tersebut, maka pihak manajemen harus dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, peran

ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK MENILAI POTENSI KEBANGKRUTAN (STUDI PADA PT ULTRAJAYA MILK Tbk)

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemenm, pemerintah, karyawan, serta pelaku pasar modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian indonesia artinya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, ada beberapa dampak buruk yang dirasakan akibat meluasnya

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor luar (ekstern) seperti bencana alam dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. kaitannya dengan penciptaan peluang bisnis maupun pengaturan pola

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kegagalan bisnis atau mengalami financial distress yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dari permasalahan ekonomi. Permasalahan ekonomi yang terjadi dapat

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya berbagai macam industri yang hanya semata-mata menjawab

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Masalah keuangan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan apabila

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal berfungsi menghubungkan perusahaan terbuka pada investor dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu industri adalah di pasar modal yaitu dengan menjual saham

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berkaitan erat dengan pasar modal. Pasar modal memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. (Sinambela, 2009). Pada dasarnya tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Krisis perekonomian global yang terjadi memberikan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. ada pula tujuan lain yang tidak kalah penting yaitu dapat terus bertahan (survive)

ANALISIS TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MODEL ALTMAN PADA SEKTOR PARMACEUTICALS DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin ketatnya persaingan dunia usaha ini serta semakin kompleksnya

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga jumlah tenaga kerja yang menganggur meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 dan 2009 merupakan tahun-tahun yang penuh tantangan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah keuangan perusahaan dapat terjadi dengan berbagai penyebab,

BAB I PENDAHULUAN. Faisal Basri (2006) mengatakan bahwa pertumbuhan sektor pertanian dan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ekonomi global mengalami perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. peluang masing-masing pelaku bisnis untuk meraih keuntungan dan. keuangan menjadi penting dan strategis (Imanzadeh et al. 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keuangan yang dihadapi suatu perusahaan apabila dibiarkan berlarut-larut dapat

BAB I PENDAHULUAN. dijalani oleh sektor industri tekstil di Indonesia. Bermula dari kenaikan harga bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sama, yaitu mendapatkan capital gain, yaitu selisih positif antara harga

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak tahun 1997, Indonesia mengalami dampak atas memburuknya kondisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah event study menurut Jogiyanto

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan nilai Perusahaan. Menurut Tendi (2008), Nilai perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. saja namun juga pihak eksternal. Pihak-pihak yang memanfaatkan informasi

BAB I PENDAHULUAN. pula tujuan lain yang tidak kalah penting yaitu dapat terus bertahan (survive) dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan dari usaha yang dilakukannya. Dengan berkembangnya dunia bisnis

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian di Indonesia gencar dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat antara pasar dalam negeri dan luar negeri dalam memperebutkan pangsa pasar yang ada. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan dalam negeri dituntut untuk dapat bekerja lebih baik. Banyak kesalahan manajerial yang menjadi penyebab kegagalan perusahaan. Perluasan usaha yang berlebihan, tindakan keuangan yang keliru, ketidakefektifan tenaga penjualan dan biaya produksi yang tinggi dapat menyebabkan semuanya. Selain itu, kombinasi dari hal-hal di atas dapat pula menjadi penyebab terakhir kegagalan perusahaan. Sejak merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat pada pertengahan 1997, Indonesia mengalami serangkaian krisis ekonomi, sosial, politik dan keamanan yang kompleks. Dari sisi ekonomi, krisis ini menimbulkan kerusakan infra struktur dan kinerja perekonomian yang hebat, khususnya pada saat penurunan ekonomi, dapat memberikan kontribusi dalam kegagalan suatu perusahaan. Jika perekonomian dalam masa resesi, biasanya terjadi penurunan dalam hal penjualan yang berdampak pada berkurangnya pendapatan perusahaan. Di lain pihak, kelangsungan kehidupan perusahaan harus ditunjang dengan biaya yang tinggi sehingga pendapatan perusahaan tidak cukup untuk menutupinya. Akumulasi kejadian-kejadian diatas dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang ditandai dengan menurunnya tingkat likuiditas perusahaan pada tahap awal dan dalam jangka panjang, apabila tidak ada tindakan

penyelamatan dari pihak manajemen, maka akan mengantarkan perusahaan untuk sampai pada titik kebangkrutan. Dengan melihat kondisi tersebut, maka suatu perusahaan diharapkan secara cepat dan tepat untuk membuat keputusan dan melakukan tindakan untuk memperbaiki situasi ini. Beberapa perusahaan publik ada yang tetap survive, dapat meraih keuntungan atau tidak mengalami financial distress, dan sebagian lagi mengalami financial distress. Prediksi kekuatan keuangan suatu perusahaan pada umumnya dilakukan oleh pihak eksternal perusahaan, seperti: investor, kreditor, auditor, pemerintah dan pemilik perusahaan. Pihak-pihak eksternal perusahaan biasanya bereaksi terhadap sinyal distress seperti: pengiriman, masalah kualitas produk, tagihan dari bank dan lain sebagainya untuk mengindikasikan adanya financial distress yang dialami perusahaan, Almilia dan Kristijadi (2003). Dengan diketahui financial distress yang dialami oleh perusahaan diharapkan dapat dilakukan tindakan untuk memperbaiki situasi ini. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Almilia, Platt dan Platt (2002) mendefinisikan Financial Distress sebagai tahapan penurunan kondisi keuangan suatu perusahaan sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Platt dan Platt (2002) menyatakan kegunaan informasi jika suatu perusahaan mengalami Financial Distress adalah : 1) dapat mempercepat tindakan manajemen untuk mencegah masalah sebelum terjadinya kebangkrutan; 2) pihak manajemen dapat mengambil tindakan merger atau takeover agar perusahaan lebih mampu untuk membayar hutang dan mengelola perusahaan dengan lebih baik serta 3) memberikan tanda peringatan dini adanya kebangkrutan pada masa yang akan datang

Financial distress sering kali dapat diartikan dalam tahap yang dekat dengan kebangkrutan yang ditandai dengan adanya ketidakpastian profitabilitas pada masa yang akan datang. Salah satu cara yang dapat dilakukan pihak manajemen untuk mengukur kondisi keuangan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya dengan menggunakan alat uji analisis diskriminan (zscore) dengan menggunakan 5 (lima) variabel yaitu X 1, X 2, X 3, X 4, dan X 5. Model z-score merupakan salah satu model analisis multivariate yang diciptakan oleh Altman berdasarkan hasil penelitiannya pada tahun 1968, yang berfungsi untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan tingkat ketepatan dan keakuratan yang relatif dapat dipercaya. Pengertian bangkrut dimaksudkan sebagai suatu keadaan atau situasi dimana perusahaan kekurangan dan ketidakcukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya. Akibat yang lebih serius dari kebangkrutan adalah berupa penutupan usaha dan akhirnya pembubaran perusahaan (likuidasi), (Harnanto, 2004:485). Industri rokok di Indonesia tidak hanya memasarkan produknya di dalam negeri saja tetapi juga di luar negeri. Hal ini didukung dengan banyaknya produksi rokok yang dihasilkan baik oleh industri besar, menengah, dan kecil sehingga memungkinkan bagi Indonesia untuk memasuki pasar ekspor rokok di dunia. Ekpor rokok kretek Indonesia tahun 2012 dapat diilhat pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Ekspor Rokok Kretek Tahun 2012 no Negara tujuan Kuantitas nilai Kg % US $ % 1 Malaysia 560.002 43,8 5.468.371 38 2 Singapura 535.735 41,9 6.894.613 47,9 3 Philipina 54.976 4,3 772.800 5,4 4 Amerika Serikat 46.272 3,6 585.749 4,1 5 Timor Timur 28.527 2,2 294.800 2 6 Hongkong 16.998 1,3 57.861 0,4 7 Jerman 10.711 0,8 82.272 0,6 8 Arab Saudi 8.420 0,7 100.600 0,7 9 Brunai D 7.227 0,6 54.121 0,4 10 Protugis 5.270 0,4 34.00 0,2 11 Lainnya 3.724 0,4 44.938 0,2 Total 1.277.950 100 14.390.225 100 Sumber : BPS, 2012 Melihat tabel 1 diatas nilai ekspor rokok terlihat begitu besar, hal ini tentunya akan menarik investor karena memenuhi ekspektasi mereka untuk mendapat keuntungan baik berupa gain ataupun dividen. Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis dan pemerintah membutuhkan informasi tentang kondisi dan kinerja keuangan perusahaan rokok. Dalam penelitian ini obyek yang digunakan adalah industri yang bergerak dalam bidang rokok di Bursa Efek Indonesia. Dipilihnya 3 perusahaan yang bergerak dalam industri rokok ini dikarenakan salah satu perusahaan tersebut memiliki tanda-tanda financial distress, diantaranya adalah mengalami kerugian pada tahun 2012 seperti yang terlihat pada tabel 2 berikut: Tabel 2 Laba / Rugi Industri Rokok Tahun 2012 Perusahaan Laba Bersih PT Bentoel Inernational, Tbk (152.548) PT Gudang Garam, Tbk 3.042.704 PT. H.M. Sampoerna, Tbk 7.471.223 Sumber: Bursa Efek Indonesia Tanda-tanda dini kebangkrutan sebenarnya dapat diketahui apabila pihak manajemen mempunyai alat untuk menganalisis atau memprediksi kebangkrutan.

Analisis kebangkrutan di lakukan untuk memperoleh peringatan awal kebangkrutan (tanda-tanda awal kebangkrutan), (Harnanto, 2004:486). Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut, semakin baik bagi pihak manajemen, karena pihak manajemen bisa melakukan perbaikan-perbaikan. Pihak kreditor dan juga pihak pemegang saham bisa melakukan persiapan-persiapan untuk mengatasi berbagai kemungkinan yang buruk. Tanda-tanda kebangkrutan tersebut dalam hal ini dilihat dengan menggunakan data-data akuntansi. Salah satu analisis kebangkrutan yang dapat dipakai oleh pihak manajemen adalah analisis rasio keuangan. Sayangnya, analisis rasio mempunyai keterbatasan, yaitu kesimpulan dari hasil rasio bisa bertentangan dengan kesimpulan rasio yang lain, karena memperdiksi kebangkrutan secara terpisah. Hal ini kemudian dapat diatasi dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan yang dikemukakan oleh.altman dalam Sawir (2003;23-24) yang disebut Analisis Z Score. Analisis Z Score bisa digunakan untuk mengurangi kelemahan analisis rasio, karena memprediksi kebangkrutan dengan menggabungkan beberapa rasio menjadi suatu peramalan yang berarti. Disamping itu, dengan studi kebangkrutan ini diharapkankan dapat diidentifikasi antara perusahaan-perusahaan yang prospektif dan yang tidak prospektif. Penelitian tentang kebangkrutan telah banyak dilakukan dinegara-negara maju. Sedangkan dinegara Indonesia sendiri, tes atau penelitian sejenis mungkin jarang dilakukan, sehingga akan mempersulit masyarakat untuk mengetahui manfaat analisis laporan keuangan dan informasi akuntansi pada khusunya, walaupun secara teoritis analisis laporan keuangan mempunyai manfaat apabila digunakan untuk memprediksi fenomena ekonomi. Dalam rangka memprediksi tingkat kebangkrutan pada perusahaan, akan dibagi menjadi 2 (dua) kategori yaitu perusahaan yang sehat dan perusahaan yang kurang sehat, (Hanafi, 2003: 274). Penelitian ini di lakukan untuk melihat

ketepatan prediksi dalam laporan keuangan publikasi perusahaan industri rokok. Berbagai aspek yang mempengaruhi perkembangan suatu perusahaan, dapat dinilai secara kuantitatif karena mengandung berbagai aspek yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Berdasarkan pertimbangan diatas, penulis mengambil judul: Analisis Kinerja Keuangan Dan Model Altman Guna Memprediksi Tingkat Financial Distress Pada Perusahaan Rokok Di Bursa Efek Indonesia 1.2 Rumusan Masalah Pemahaman analisis Z Score sebagai sarana untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan dimana sangat penting artinya bagi manajemen sebagai informasi untuk mengetahui kesehatan keuangan perusahaan masing-masing. Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat ditarik suatu rumusan masalah, yaitu: Bagaimana analisis kinerja keuangan dan analisis Z score (model Altman) dapat digunakan untuk memprediksi financial distress pada perusahaan industri rokok yang tercatat di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memprediksi adanya financial distress pada Perusahaan industri rokok di Bursa Efek Indonesia dengan menganalisis kinerja keuangan dan analisis Z Score. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Kontribusi Praktis Agar dapat membandingkan sejauh mana antara teori dan pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dengan kenyataan serta penerapannya dalam dunia bisnis.

2. Kontribusi Teoritis Diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian sejenis dengan menambahkan faktor-faktor yang masih relevan serta dapat memberi ilmu pengetahuan bagi peneliti dan semua pihak yang tertarik dengan menajemen keuangan. 3. Kontribusi Kebijakan Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan yang diteliti untuk mengetahui mengenai ada atau tidaknya masalah yang timbul dalam perusahaan, sehingga perusahaan dapat mencegah serta mengantisipasi faktor-faktor intern yang dapat mengakibatkan kesulitan dan kegagalan perusahaan tersebut. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Dalam pembahasan skripsi ini penulis akan membatasi masalah agar arah pembahasan tidak mengalami kesimpangsiuran, serta terhindar dari pembahasan yang terlalu luas dan tidak terarah. Oleh karena itu penulis membatasi obyek yang diteliti pada perusahaan yang bergerak dalam bidang rokok di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2012. Serta Analisis yang digunakan adalah Analisis Rasio Keuangan dan Analisis Z Score.