Woro Rahmanishati* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indoensia mencapai 359 per jumlah

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. cukup makan, maka akan terjadi konsekuensi fungsional. Tiga konsekuensi yang

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS WEDI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) IBU DAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

S PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam porsi yang dimakan tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

30 Media Bina Ilmiah ISSN No

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memfokuskan percepatan pencapaian target MDGs (Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN KEK PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BRINGIN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN BALEDONO, KECAMATAN PURWOREJO, KABUPATEN PURWOREJO

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri)

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI SEIMBANG BAGI IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN PALMERAH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA ABSTRAK. Satiti Setiyo Siwi, S.S.T.

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

Nisa khoiriah INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER I

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

KARAKTERISTIK UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KURANG ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONSUMSI ZAT GIZI DENGAN STATUS GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN AKTIVITAS FISIK POLISI DALMAS DI POLRES WONOGIRI

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

Vol. 2. No. 1 Juli 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi Woro Rahmanishati* wororahmanishati@yahoo.com STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK Pembangunan kesehatan Indonesia diselenggarakan dalam upaya mencapai visi "Indonesia Sehat 2015" salah satunya meningkatkan derajat kesehatan ibu yaitu dengan menurunkan angka kekurangan gizi. Salah satu faktor yang mempengaruhi KEK adalah pengetahuan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK). Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. Jenis penelitian adalah korelasional dari bulan Juni sampai Oktober 2011. Populasinya adalah seluruh ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi yang berjumlah 75 orang, sedangkan sampel yang digunakan sebanyak 66 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster sampling. Analisis data uji Spearman. Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 66 responden mayoritas memiliki pengetahuan yang kurang yaitu sebanyak 28 responden (42,4%) dan responden yang mengalami KEK yaitu sebanyak 16 responden (24,2%). Diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK). Kesimpulan dalam penelitian ini mayoritas ibu memiliki pengetahuan yang kurang tentang gizi ibu hamil, lebih banyak ibu yang tidak mengalami KEK dan terbukti ada hubungan diantara keduanya.saran dalam penelitian ini adalah meningkatkan pelayanan gizi ibu hamil.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia diselenggarakan dalam upaya mencapai visi "Indonesia Sehat 2015". Tujuan pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam visi ini Indonesia mempunyai delapan sasaran MDGs salah satunya yaitu meningkatkan derajat kesehatan ibu. Maksud dari visi tersebut yaitu kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman serta bayi yang akan dilahirkan hidup sehat, dengan misinya menurunkan kesakitan dan kematian maternal dan neonatal melalui pemantapan sistem kesehatan di dalam menghadapi persalinan yang aman (Muhamad, 2010). Sasaran MDGs yang lain yaitu menurunkan angka kelaparan (kurang gizi) menjadi setengahnya (50 persen) di tahun 2015. Sebagian besar pencapaian MDGs Indonesia sudah sesuai dengan rencana target yang ditetapkan (on track), bahkan beberapa target MDGs 2015 telah tercapai seperti penurunan prevalensi kekurangan gizi dengan program perbaikan gizi. Tujuan program perbaikan gizi masyarakat adalah meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan balita serta usia produktif. Suksesnya pembangunan kesehatan dan gizi yang dilaksanakan di Indonesia telah mampu menurunkan beberapa masalah kesehatan dan gizi yang dihadapi secara bermakna. Namun dengan adanya krisis pangan yang melanda seluruh dunia yang berakibat pada mahalnya harga pangan menyebabkan daya beli masyarakat menjadi berkurang, sehingga mengakibatkan masyarakat kurang dapat memenuhi biaya pemeliharaan kesehatan serta berkurangnya ketersediaan pangan dalam keluarga. Akibat selanjutnya adalah penyakit infeksi dan kekurangan gizi menjadi meningkat (Depkes RI, 2006). Peranan pangan dan gizi merupakan faktor mendasar yang secara langsung sangat menentukan kualitas sumber daya manusia dan tingkat kehidupan masyarakat pada umumnya karena dengan mengkonsumsi pangan yang baik SDM dapat berkualitas. Salah satu target yang berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia adalah menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI). Besarnya AKB dan AKI ini sangat terkait dengan derajat kesehatan ibu, khususnya ibu hamil. Salah satu langkah yang telah diambil pemerintah untuk menurunkan AKB dan AKI adalah dengan upaya penanggulangan Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil (DepKes RI, 2002). Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Janin sangat tergantung kepada ibunya untuk pernapasan, pertumbuhan dan untuk melindunginya dari penyakit. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai maka akan terjadi gangguan dalam kehamilan baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya (Paath EF, 2004). Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan

pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi disamping merupakan sindroma kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga juga menyangkut aspek pengetahuan dan perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat (Moehji, 2003). Gizi merupakah salah satu penentu kualitas Sumber Daya Masyarakat (SDM), kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan produktifitas kerja dan daya tahan tubuh, yang berakibat meningkatnya kesakitan dan kematian. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak janin yang masih didalam kandungan, bayi, anak-anak, remaja dewasa sampai usia lanjut. Ibu atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup sehingga harus dijaga status gizi dan kesehatannya, agar dapat melahirkan bayi yang sehat (Dep.Kes RI, 2003)Peran gizi dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia telah dibuktikan dari berbagai penelitian. Gangguan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya (Depkes, 2002). Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Jika status gizi ibu sebelum dan selama hamil normal maka kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Sehingga dapat disimpulkan kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Empat masalah gizi utama di Indonesia yaitu Kekurangan Energi Kronik (KEK), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kekurangan Vitamin A (KVA), dan Anemia Gizi Besi (AGB). Di Indonesia banyak terjadi kasus KEK (Kekurangan Energi Kronis) terutama yang kemungkinan disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan tubuh baik fisik ataupun mental tidak sempurna seperti yang seharusnya (Depker RI, 2006). Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil. Ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari pengukuran LILA, adapun ambang batas LILA WUS (ibu hamil) dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm (Depkes RI. 2002). Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pengukuran LILA adalah untuk menapis wanita yang berisiko untuk melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) karena risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada masa kehamilan (Depkes RI, 2002). Salah satu faktor yang mempengaruhi kekurangan gizi pada ibu hamil yang dapat menimbulkan Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah pengetahuan tentang gizi ibu hamil. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keputusan. Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang suatu hal,

maka dia cenderung akan mengambil keputusan yang lebih tepat berkaitan dengan masalah tersebut dibandingkan dengan mereka yang pengetahuannya rendah (Depkes RI,2001). Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek (Notoadmojo, 2003). Dari data Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, didapatkan data Kekurangan Energi Kronis (KEK) dari 15 puskesmas, datanya sebagai berikut : Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya memiliki jumlah Kekurangan Energi Kronis (KEK) paling banyak dibandingkan 14 wilayah kerja Puskesmas lainnya. Faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Kronis (KEK) salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, terutama pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil sehingga pola konsumsi sehari-hari tidak sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG). Puskesmas Sukakarya adalah salah satu Puskesmas di Kota Sukabumi dengan wilayah kerja satu kelurahan, yaitu kelurahan Sukakarya yang memiliki 16 Posyandu dan 6 Posbindu. Berdasarkan studi pendahuluan diperoleh data pelayanan KIA di Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi periode bulan Januari sampai bulan Mei 2011 didapatkan jumlah ibu hamil mencapai 143 orang. Berdasarkan hasil wawancara tentang gizi ibu hamil yang dilakukan kepada 10 orang ibu hamil, diketahui 2 orang ibu hamil dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan 8 orang lainnya tidak dapat menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan peneliti. Dari data tersebut peneliti ingin mengambil penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya.

Tabel 1.1 Angka kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil No Puskesmas Jumlah Ibu hamil 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Puskesmas Selabatu Puskesmas Sukabumi Puskesmas Cipelang Puskesmas Karang Tengah Puskesmas Benteng Puskesmas Sukakarya Puskesmas Pabuaran Puskesmas Tipar Puskesmas GedongPanjang Puskesmas Nanggeleng Puskesmas Cibereum Puskesmas Limus Nunggal Puskesmas Baros Puskesmas Cikundul Puskesmas Lembur Situ 519 1112 457 657 715 352 368 486 450 Jumlah KEK Persent ase KEK (%) 3,4% 5,3% 8,5% 5,6% B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK). 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya. b. Untuk mengetahui gambaran kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya. c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya. 388 390 368 762 470 377 18 60 39 37 18 95 3 37 19 27 12 31 35 17 39 2,5% 26,9% 0,8% 7,6% 4,2% 6,9% 3,0% 8,4% 4,5% 3,6% 10,3% Sumber : Laporan KIA Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Tahun 2010

METODE PENELITIAN Dalam Tabel 4.3 penelitian ini Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan menggunakan jenis Jumlah Anak (Paritas) penelitian korelasional dengan No Jumlah Persentase Jumlah pendekatan Cross Anak (%) Sectional, yaitu 1 1 27 40,9 penelitian yang 2 2 4 36 54,5 dilakukan pada 3 > 4 3 4,5 beberapa populasi Jumlah 66 100 yang diamati pada waktu yang sama (Hidayat AAA, 2009). Sedangkan Penelitian korelasional yaitu mengkaji tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain berdasar koefisien korelasi dan bertujuan apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih serta seberapa jauh korelasi yang ada antar variabel yang diteliti (Hidayat, 2007). Dalam penelitian ini mengkaji hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis(KEK). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menjelaskan bagaimana hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK). Hasil penelitian diperoleh melalui pengumpulan data dalam bentuk kuisioner yang disebarkan kepada 66 responden di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi. A. Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat a. Data Demografi 1) Umur Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur No Umur Jml Persenta se (%) 1 < 20 tahun 11 16,7 2 20-35 tahun 48 72,7 3 >35 tahun 7 10,6 Jumlah 66 100 Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh data bahwa sebagian besar umur responden berada pada umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 48 responden (72,7%) dan sebagian kecil umur responden berada pada umur >35 tahun yaitu sebanyak 7 responden (10,6%).

2) Pendidikan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah Persentase % 1 Tidak Sekolah 0 0,0 2 SD 19 28,8 3 SMP 20 30,3 4 SMA 23 34,8 5 Perguruan Tinggi 4 6,1 Jumlah 66 100 Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh data bahwa sebagian besar pendidikan respondenadalah SMA yaitu 23 responden (34,8%) dan yang paling sedikit adalah perguruan tinggi yaitu 4 responden (6,1%), dan tidak ada responden yang tidak bersekolah. 3) Jumlah Anak (Paritas) Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh data bahwa sebagian besar responden memiliki anak 2-4 (multipara) yaitu sebanyak 36 responden (54,5%) dan yang paling sedikit adalah responden yang memiliki anak > 4 (grandemulti) yaitu sebanyak 3 responden (4,5%). Gambaran Pengetahuan IbuHamil Tentang Gizi Ibu Hamil Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil No Pengetahu an Jumlah Persentase (%) 1 Baik 13 19,7 2 Cukup 25 37,9 3 Kurang 28 42,4 Total 66 100 Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 66 responden, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang gizi ibu hamil yaitu sebanyak 28 responden (42,4%) dan sebagian kecil memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 13 responden (19,7%).

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) Kejadian KEK P- Penge tahuan KEK Tidak KEK Jumlah value Rs F % F % F % Baik 0 0% 13 100% 13 100% Cukup 6 24% 19 76% 25 100% Kurang 10 35,7% 18 64,3% 28 100% 0,018 1,000 Jumlah 16 50 66 Gambaran Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kejadian KEK No Kejadian KEK Jumlah Persent ase (%) 1 KEK 16 24,2 2 Tidak KEK 50 75,8 Jumlah 66 100 Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh data bahwa sebagian besar responden tidak mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) yaitu sebanyak 50 responden (75,8%) dan yang mengalami KEK yaitu sebanyak 16 responden (24,2%). 2. Analisis Bivariat Hasil dari analisa bivariat ini untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK).Ada atau tidaknya hubungan tersebut dapat diketahui dengan dilakukan analisis statistik uji Spearman. Berdasarkan tabel 4.6 di dapatkan hasil bahwa responden yang tidak mengalami KEK sebagian besar memiliki pengetahuan yang cukup yaitu 19 responden (28,8%). Sedangkan responden yang mengalami KEK umumnya berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 10 responden (15,1%). Hasil uji statistik Spearman yang diperoleh dengan derajat kepercayaan 95%, nilai Pvalue = 0,018, dengan Correlation coefficient (r s ) =1,000 maka hubungan kedua variabel kuat sekali atau cukup kuat dan mempunyai hubungan searah, karena Pvalue< 0,05 maka H 0 ditolak, artinya terdapat hubungan antara

pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi. B. Pembahasan 1. Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil Pada hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi berdasarkan tabel 4.4 dari 66 responden sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang gizi ibu hamil yaitu sebanyak 28 responden (42,4%), responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 13 responden (19,7%), dan responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 25 responden (37,9%). Hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil di daerah penelitian masih kurang memahami tentang gizi ibu hamil. Teori Notoatmodjo (2002) menyebutkan bahwa terbentuknya pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantanya umur, lingkungan, sosial budaya dan ekonomi, pendidikan, informasi dan pengalaman. Pengetahuan tentang gizi ibu hamil salah satunya dipengaruhi oleh umur responden, berdasarkan tabel 4.1 sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak 48 responden (72,7%), dan sebagian kecil responden berumur >35 tahun yaitu sebanyak 7 responden (10,6%). Menurut Notoatmodjo (2002), semakin bertambah usia/umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin baik. Pengetahuan tentang gizi ibu hamil juga dapat dipengaruhi oleh pendidikan, berdasarkan tabel 4.2 sebagian besar pendidikan responden adalah SMA yaitu sebanyak 23 responden (34,8%), SMP sebanyak 20 responden (30,3%), SD sebanyak 19 responden (28,8%), perguruan tinggi sebanyak 4 responden (6,1%) dan tidak terdapat 1 orang responden pun yang tidak sekolah. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah orang tersebut menerima informasi dan semakin baik pula pengetahuannya (Notoatmodjo, 2002). Pengetahuan tentang gizi ibu hamil juga tidak terlepas dari pengalaman. Menurut Notoatmodjo (2002), pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Pengalaman yang dimaksud disini adalah paritas ibu hamil. Ibu hamil yang telah bersalin lebih dari satu kali pernah melewati waktu persalinan sebelumnya sehingga tidak menutup kemungkinan ibu tersebut akan memiliki pengetahuan tentang gizi ibu hamil yang lebih baik dari sebelumnya. Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan bahwa banyaknya responden yang termasuk kategori paritas 2-4 anak (multipara) yaitu 36 responden (54,5%) dan yang paling sedikit yaitu >4 anak (grandemulti ) yaitu sebanyak 3 responden (4,5%). Hal ini sesuai dengan teori (Beck, 2001) bahwa ibu dengan paritas terlalu sering (lebih dari 3 kali) akan mempunyai status gizi kurang karena cadangan gizi dalam tubuh ibu sudah terkuras. 2. Gambaran Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) Berdasarkan tabel 4.5 dari 66 responden, sebagian besar responden tidak mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) yaitu sebanyak 50 responden (46,7%) dan sebagian kecil mengalami Kekurangan Energi Kronis

(KEK) yaitu sebanyak 16 responden (15,0%). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi lebih banyak tidak mengalami KEK dari pada yang mengalami KEK. Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan kondisi kurang gizi disebabkan rendahnya konsumsi dalam makanan sehari-hari yang berlangsung menahun dan dapat berpengaruh terhadap status gizi, menurut Beck (2010) gizi ibu hamil dipengaruhi oleh berat badan, tinggi badan, usia, paritas jarak kelahiran, dan riwayat kehamilan sebelumnya. Salah satu yang mempengaruhi kejadian KEK adalah umur/usia. sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak 48 responden (72,7%), dan sebagian kecil responden berumur >35 tahun yaitu sebanyak 7 responden (10,6%). Semakin bertambah usia/umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya (Notoatmodjo, 2002). Ibu hamil dengan usia antara 20-35 tahun akan lebih siap baik secara jasmani maupun rohani untuk terjadinya kehamilan karena pada usia tersebut keadaan gizi seorang ibu akan lebih baik dibandingkan pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Jumlah anak (paritas) juga mempengaruhi kejadian KEK. Banyak responden yang termasuk kategori paritas 2-4 anak (multipara) yaitu 36 responden (54,5%) dan yang paling sedikit yaitu >4 anak (grandemulti) yaitu sebanyak 3 responden (4,5%). Hal ini sesuai dengan Pudjiadi (2001) bahwa ibu dengan paritas yang terlalu sering (lebih dari 3 kali) akan mudah mengalami KEK karena cadangan gizi dalam tubuh ibu sudah terkuras. 3. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) Berdasarkan tabel 4.6 di dapatkan hasil bahwa responden yang mengalami KEK sebagian besar memiliki pengetahuan yang cukup yaitu 19 responden (28,8%). Sedangkan responden yang mengalami KEK lebih cenderung berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 10 responden (15,1%). Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK). Pengetahuan mempengaruhi kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) karena pengetahuan akan berpengaruh terhadap perilaku dalam mengkonsumsi makanan sehari-hari dan dalam memahami kebutuhan gizi yang baik dalam kehamilan sesuai dengan angka kecukupan gizi, sehingga dengan memiliki pengetahuan yang lebih baik diharapkan akan menentukan pilihan yang baik pula. Sedangkan yang memiliki pengetahuan yang kurang dapat menyebabkan seseorang melakukan pemilihan makanan yang kurang cermat. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian bahwa reponden yang mempunyai pengetahuan yang kurang lebih dominan mangalami kejadian KEK dibandingkan responden yang berpengetahuan cukup. Berdasarkan hasil analisa tersebut, ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi sebagian besar memiliki pengetahuan yang cukup sehingga mereka tidak mengalami KEK, responden yang mengalami KEK sebagian besar memiliki pengetahuan yang kurang tetapi bukan berarti semua responden yang berpengetahuan

kurang mengalami KEK. Hal ini dikarenakan bukan hanya pengetahuan tentang gizi ibu hamil yang mempengaruhi KEK, tetapi terdapat pula faktor lainnya yang berupa status ekonomi, pendidikan, informasi, pengalaman dan sosial budaya (Notoatmodjo, 2002). SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan distribusi frekuensi dari data demografi, sebagian besar responden berumur 20-35 tahun, mempunyai pendidikan SMA, mempunyai 2-4 orang anak. 2. Pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi sebagian besar berpengetahuan kurang. 3. Berdasarka hasil penelitian kejadian KEK di wilayah kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi, sebagian kecil responden mengalami KEK dan sebagian besarnya tidak mengalami KEK. 4. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil gizi ibu hamil dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) di wilayah kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi. B. Saran Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan misalnya dengan memberikan penyuluhan kepada ibu hamil khususnya tentang program perbaikan gizi ibu hamil sehingga ibu hamil akan lebih memahami tentang gizi dalam kehamilan, memberikan penyuluhan program pemanfaatan pekarangan sehingga setiap keluarga memilik tanaman sehat untuk pemenuhan gizi ibu hamil.

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita.2003.Buku Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. As ad, S. 2002. Gizi Kesehatan Ibu dan Anak.Jakarta : Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi Basford. 2006. Kesehatan Gizi. Jakarta: Gramedia. Beck. 2001. Ilmu Gizi. Jakarta: Rineka Cipta. Budiarto. 2002. Biostatiska untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC. Chinue, C. 2009. Kekurangan Energi Kronik (KEK). Jakarta: EGC. Danim. 2003. Pengantar Studi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Depkes RI. 2001. Catatan tentang Perkembangan dalam Praktek Kebidanan. Jakarta: Depkes RI..2002. Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Depkes RI..2003.Kebijakan Gizi makro. Jakarta: Depkes RI..2006.Manajemen BBLR. Jakarta : Depkes RI. Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Karyadi. 2001.Ilmu Gizi. Jakarta : EGC Lubis,Zulhaida.2003. Buku Kedokteran.Jakarta : EGC. Moehji, Sjahmien. 2003.Ilmu Gizi Dan Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Papas Utama. Muhammad. 2010. Pembangunan Indonesia Sehat 2015. Jakarta : Papas Utama. Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.. 2002. Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip - Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2008. Konsep dan peranan metode penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : PT Salemba Medika. Paath, EF. 2004. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC Prawiroharjo,Sarwono 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sastroasmoro. 2006. Statistik Kedokteran. Jakarta : Bina Pustaka. Sudigyo. 2002. Konsep Metode Penelitian. Jakarta : Bina Pustaka. Supariasa I Dewa Nyoman, dkk. 2002.Penilaian Status Gizi.Jakarta : EGC. Sugiyono, dkk. 2001. Statistika. Bandung : Alfabeda. Wenni. 2010. Gizi Ibu Hamil. Bantul : Muha Medika. http://www.gizi.net.depkes.kebijakan-gizi-makro. Diakses pada tanggal 10 Juni 2011pukul 04.00WIB. http://chinue.wordpress.com/2009/03/14/makalah-kek. Diakses pada tanggal 3 Juni 2011 pukul 05.00 WIB.