IMPLEMENTASI IDENTIFIKASI POLA RUGAE PALATINA MENGGUNAKAN DETEKSI BINARY LARGE OBJECT (BLOB) DAN KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA ANDROID

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Identification of Rugae Palatine Using Digital Image Processing Technique with Spatial Processing and Fuzzy Logic Classification

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

PENGENALAN INDIVIDU BERDASARKAN POLA RUGAE PALATINA MENGGUNAKAN HISTOGRAM OF ORIENTED GRADIENTS DAN MULTI LAYER PERCEPTRON

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada kasus korban bencana alam atau kecelakaan, sering ditemukan masalah dalam proses identifikasi, disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia memiliki akurasi yang besar dalam mengenali

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3573

IDENTIFIKASI PLAT NOMOR MOBIL MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indoaustralia dan Pasifik serta terletak pada zona Ring of Fire. Kondisi ini

PENGENALAN AKSARA BALI DENGAN METODE LOCAL BINARY PATTERN BALI SCRIPT RECOGNITION WITH LOCAL BINARY PATTERN METHOD

ANALISA HASIL PERBANDINGAN IDENTIFIKASI CORE POINT PADA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE DIRECTION OF CURVATURE DAN POINCARE INDEX

IDENTIFIKASI POLA RUGAE PALATINA MENGGUNAKAN GABOR WAVELET DAN DWT DENGAN METODE KLASIFIKASI ANN- BACKPROPAGATION

SIMULASI DAN ANALISIS KLASIFIKASI GENRE MUSIK BERBASIS FFT DAN SIMULATION AND ANALYSIS OF MUSIC GENRE CLASSIFICATION BASED ON FFT AND

IDENTIFIKASI POLA RUGAE PALATINA MENGGUNAKAN METODE WATERSHED DAN KNN

IDENTIFIKASI NOMOR POLISI KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELF ORGANIZING MAPS (SOMS)

ANALISIS KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ICA DAN SVM

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

PERBANDINGAN DAN ANALISIS SUPPORT VECTOR MACHINE DAN ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK KLASIFIKASI GENRE MUSIK

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES RETINOPATI BERDASARKAN CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE WAVELET DAN SUPPORT VECTOR MACHINE

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Proses identifikasi dari jenazah dan sisa-sisa. makhluk hidup yang telah meninggal merupakan ranah yang

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi.

KAJIAN KEMAMPUAN GENERALISASI SUPPORT VECTOR MACHINE DALAM PENGENALAN JENIS SPLICE SITES PADA BARISAN DNA

Analisis Akurasi Support Vector Machine...

KLASIFIKASI POLA UKIR KAYU JEPARA BERDASARKAN DETEKSI TEPI BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN

PENGENALAN POLA MARGINS TULISAN TANGAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI KARAKTER SESEORANG MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM)

Shintya Yosvine Monro¹, Bambang Hidayat², Ari Novianty³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

IMPLEMENTASI DEEP LEARNING BERBASIS TENSORFLOW UNTUK PENGENALAN SIDIK JARI

REALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL LINE BINARY PATTERN (LLPB)

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini bagi sebagian masyarakat kendaraan bermotor

PENGENALAN CITRA TULISAN TANGAN DOKTER DENGAN MENGGUNAKAN SVM DAN FILTER GABOR

Adiguna¹, -². ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

KLASIFIKASI JENIS KUALITAS KEJU DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL COOCCURRENCE MATRIX (GLCM) DAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA CITRA DIGITAL

KLASIFIKASI JENIS KAPAL BERBASIS CITRA MENGGUNAKAN LBP (LOCAL BINARY PATTERN) DAN LDA (LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS)

SIMULASI DAN ANALISIS SISTEM PENGENALAN WAJAH TAMPAK SAMPING MENGGUNAKAN METODE LOCAL BINARY PATTERN (LBP)

DETEKSI CITRA GRANULOMA PADA RADIOGRAF PERIAPIKAL DENGAN METODE WATERSHED dan KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN MOMENT INVARIANT DAN ALGORITMA BACK PROPAGATION ABSTRAK

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE BACKPROPAGATION ABSTRAK

KLASIFIKASI CITRA SIDIK JARI DENGAN METODE TEMPLTE MATCHING

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

SISTEM PENGENALAN WAJAH BERBASIS METODA FISHERFACE TUGAS AKHIR. Febrian Ardiyanto NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. mayat korban susah untuk dapat diidentifikasi. yaitu adalah bencana alam. Kejadian bencana massal

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL BINARY PATTERN ABSTRAK

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang algoritma.

SIMULASI DAN ANALISIS KLASIFIKASI GENRE MUSIK BERBASIS FFT DAN CONTINOUS DENSITY HIDDEN MARKOV MODEL

DETEKSI KEMIRINGAN ALUR POLA SIDIK JARI DENGAN HAMMING NET SEBAGAI DASAR KLASIFIKASI

SIMULASI DAN ANALISIS PENERJEMAH BAHASA ISYARAT KE TEKS MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE

IDENTIFIKASI RAMBU-RAMBU LALU LINTAS MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

PERBANDINGAN ANALISIS PENGENALAN HURUF ARAB MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN K-NEAREST NEIGHBOR

PENGENALAN HURUF TULISAN TANGAN BERBASIS CIRI SKELETON DAN STATISTIK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN. Disusun oleh : Mario Herryn Tambunan ( )

BAB 2 LANDASAN TEORI

DETEKSI PENYAKIT KULIT MENGUNAKAN FILTER 2D GABOR WAVELET DAN JARINGAN SARAF TIRUAN RADIAL BASIS FUNCTION

Analisis dan Simulasi Sistem Penilaian Kualitas Gaya Berjalan untuk Sekolah Model Berbasis Video Processing dengan Metode Variable Module Graph

PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA TELINGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI HOUGH ABSTRAK

SISTEM KLASIFIKASI JENIS BERAS MENGGUNAKAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM PENGENALAN WAJAH DALAM RUANGAN PADA VIDEO MENGGUNAKAN METODE LNMF DAN NMFsc

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1645

BAB 1 PENDAHULUAN. Odontologi forensik adalah ilmu di kedokteran gigi yang terkait dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

PENGENALAN BILANGAN ARAB MENGGUNAKAN TEMPLATE MATCHING

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

PENGENALAN POLA HURUF HIJAIYAH MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) SKRIPSI NADYA AMELIA

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kejadian-kejadian yang sering terjadi di

PENGENALAN POLA WAYANG MENGGUNAKAN DETEKSI TEPI DAN JARINGAN SARAF TIRUAN PADA APLIKASI MOBILE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDETEKSIAN CITRA PALSU DENGAN MENGGUNAKAN WATERMARKS DAN SUPPORT VECTOR MACHINES. Daniel Hutabarat ( )

IDENTIFIKASI KEASLIAN MATA UANG RUPIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR (K-NN)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang !! "(!

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rugae palatina disebut juga dengan plica palatine transversa atau palatal rugae

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PROBABILISTIC NEURAL NETWORK

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan lipatan anatomik berupa garis jaringan ikat fibrous yang iregular dan

PENENTUAN LOKASI PARKIR KOSONG MENGGUNAKAN ALGORITMA PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) SKRIPSI JOKO KURNIANTO

BAB 1 PENDAHULUAN. Sudah tidak diragukan lagi bahwa penerapan teknologi komputer dan teknologi informasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) RANCANG BANGUN SISTEM PENGENALAN POLA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE MINUTIAE

BAB I PENDAHULUAN. bahkan di Dunia. Penyakit jantung dapat dideteksi dengan alat elektrokardiograf

PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS SCALED CONJUGATE GRADIENT

Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Support Vector Machine (SVM)

PENGENALAN POLA SIDIK JARI

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI RINTANGAN MENGGUNAKAN METODE HAAR-LIKE FEATURE PADA BRAIN-CONTROLLED WHEELCHAIR

PEMANFAATAN RUGA PALATAL UNTUK IDENTIFIKASI FORENSIK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Reza Fajar Rachmanda¹, Dr Ir Bambang Hidayat Dea², Rita Purnamasari³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Identifikasi manusia adalah hal yang sangat. penting di bidang forensik karena identifikasi

PENGENALAN WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ADAPTIVE RESONANCE THEORY TWO (ART-2)

Muhammad Nasir. Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km Lhokseumawe

KLASIFIKASI MOTIF KAIN TRADISIONAL BATIK BOMBA KAILI BERDASARKAN FITUR TEKSTUR CITRA DIGITAL

Transkripsi:

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 1773 IMPLEMENTASI IDENTIFIKASI POLA RUGAE PALATINA MENGGUNAKAN DETEKSI BINARY LARGE OBJECT (BLOB) DAN KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA ANDROID IMPLEMENTATION OF RUGAE PALATINE PATTERN IDENTIFICATION USING BINARY LARGE OBJECT (BLOB) DETECTION AND SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) CLASSIFICATION ON ANDROID DEVICE Ade Pitra Hermawan 1, Dr. Ir. Bambang Hidayat, DEA 2, drg. Murnisari Darjan, M.S. 3 1,2 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom 3 Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran 1 adepitrahermawan@gmail.com 2 bhidayat@telkomuniversity.ac.id 3 moernisari@gmail.com Abstrak Seiring berkembangnya cabang ilmu kedokteran gigi, terutama pada Odontologi Forensik, ditemukan bahwa pola rugae palatina atau sering disebut langit-langit mulut tiap masing individu adalah berbeda, begitu pula orang kembar sekalipun. Beberapa kasus seperti mutilasi dan kebakaran menyebabkan identifikasi menggunakan sidik jari menjadi tidak valid sedangkan penggunaan DNA membutuhkan biaya yang tinggi. Rugae palatina diketahui dapat digunakan sebagai media identifikasi seseorang dikarenakan sifatnya yang unik dan letaknya didalam rongga mulut sehingga terlindungi. Pada penelitian ini telah diimplementasikan sebuah aplikasi android untuk mengidentifikasi pola rugae palatina manusia dengan deteksi Binary Large Object (BLOB), ekstraksi ciri menggunakan Local Binary Pattern (LBP) sedangkan untuk proses klasifikasi dilakukan dengan menggunakan Support Vector Machine (SVM). Secara garis besar proses identifikasi pola rugae palatina pada sistem ini terdiri dari pengambilan citra menggunakan perangkat android, preprocessing, ekstraksi ciri, identifikasi ciri, dan klasifikasi pola rugae palatina. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah aplikasi identifikasi pola rugae palatina berbasis android, dengan tingkat akurasi 57.564% dengan waktu komputasi 64.152 detik. Kata kunci: Rugae, BLOB, SVM, Android, Forensik Abstract As the development of dentistry, especially in forensic odontology, it is found that the pattern of the palatine rugae or called the palate of every individual is different, even between twins. For some cases like mutilation and fire accidents make identification through fingerprints have become invalid due to its easily defective while the use of DNA requires a high cost. Palatine rugae is known to be used for human identification because of its uniqueness and its position protected by oral cavity. In this research has been implemented an android system for identifying human palatine rugae pattern using Binary Large Object (BLOB) detection, Local Binary Pattern (LBP) for extracting the features and using Support Vector Machine (SVM) for classifying. In general, the process of the system consists of image acquisition using android device, preprocessing, feature extraction, characteristics identification, and palatine rugae pattern classification. The result from this research is an application of palatine rugae pattern identification on android device, the accuracy rate of the system is 57.564% with 64.152 second for computing time. Keywords: Rugae, BLOB, SVM, Android, Forensics 1. Pendahuluan Semakin majunya zaman, semakin besar pula kebutuhan manusia untuk dipenuhi hingga semakin tingginya kebutuhan tersebut menyebabkan semakin tinggi pula tindak kejahatan atau kecelakaan yang terjadi. Banyak kasus yang menyebabkan korban kecelakaan maupun korban tindak kejahatan yang sulit untuk diidentifikasi seperti kebakaran dan mutilasi, padahal dalam melakukan identifikasi dibutuhkan bagian dari pola tubuh seperti sidik jari, gigi dan DNA. Namun untuk beberapa kasus seperti mutilasi, kecelakaan dan kebakaran menyebabkan rusaknya informasi yang dapat di ambil. Dari beberapa bagian tubuh tersebut ada bagian tubuh lain yang masih terlindungi, seperti bagian dalam rongga mulut. Di dalam rongga mulut terdapat bagian yang penting yang memungkinkan untuk utuh dalam keadaan

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 1774 kasus di atas, seperti gigi, lidah dan langit-langit mulut atau dalam istilah medis disebut rugae patina. Pada penelitian ini penulis tertarik pada pengambilan informasi dengan media rugae palatina karena memiliki pola yang unik dari bagian dalam mulut yang lain. Dibandingkan dengan gigi yang strukturnya dapat berubah sewaktu-waktu, rugae palatina lebih stabil. Rugae palatina bersifat unik dan individual pada setiap orang serta dapat digunakan untuk tujuan identifikasi individu [1]. Dengan menggunakan teknik pemrosesan sinyal digital, sebuah gambar dapat dideteksi dan diidentifikasi mulai dari bentuk, ukuran, warna, luas dan juga fitur yang lain. Dalam tugas akhir ini penulis menggunakan algoritma BLOB untuk mendeteksi gambar pola rugae palatina, kemudian untuk ekstraksi ciri menggunakan LBP dan juga menggunakan teknik SVM untuk mengklasifikasikan pola yang didapat. SVM bertujuan menemukan fungsi pemisah (classifier hyperplane) terbaik untuk memisahkan dua buah kelas pada input space [2]. Sebelum digunakan teknik SVM, teknik NN (khususnya berdasarkan backpropagation neural network) telah berhasil digunakan pada masalah pengenalan pola. Akan tetapi, teknik ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain optimisasi yang digunakan tidak selalu mencapai nilai minimal global dari kurva fungsi galatnya [3]. Pada beberapa tahun terakhir ini, SVM mulai menjadi model yang favorit sebagai suatu pembelajaran mesin. Hal ini terutama karena terhadap SVM dapat dilakukan secara analitis (analisis secara matematis) dan disamping itu dapat memberikan kemampuan generalisasi yang baik pada penerapannya dibanding model NN [4]. Dan juga dengan penerapan pada sistem operasi android akan lebih memudahkan proses identifikasi tersebut. Oleh karena itu pada penelitian ini dibuatlah sebuah aplikasi android untuk mengidentifikasi pola rugae palatina untuk mengetahui pola rugae palatina apa saja yang ada pada manusia, dan diharapkan dalam pengembangannya dapat membantu proses identifikasi dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan tepat. 2. Dasar Teori 2.1. Rugae Palatina Rugae Palatina merupakan ridge dari membran mukosa yang irregular dan asimetris meluas ke lateral dari papilla insisivus dan bagian anterior dari medan palatal raphe. Fungsi dari rugae palatina adalah untuk memfasilitasi transportasi makanan dan membantu proses pengunyahan [5]. Rugae palatina dapat dipelajari melalui jumlah, panjang, arah dan bentuknya. Keunikan setiap pola dari rugae palatina pada setiap orang dapat berpotensi untuk menjadi sarana identifikasi individu. Semakin spesifik keunikan tersebut pada sebuah sarana identifikasi ini akan semakin memperkecil pula peluang kesamaan rugae palatina yang mungkin terjadi pada setiap individu, dan semakin dipercaya ketepatannya [6]. Setelah rugae palatina terbentuk, rugae palatina akan mengalami perubahan ukuran sejalan dengan pertumbuhan palatum, namun bentuk dan pola yang khas dari rugae palatina sejak saat lahir akan tetap dipertahankan [7]. Sejumlah klasifikasi untuk menilai rugae palatina telah dikembangkan, dimulai dari yang sederhana hingga yang kompleks [6][5]. Klasifikasi ini dikembangkan untuk mempermudah proses identifikasi individu [7]. Penelitian menunjukan bahwa rugae palatina dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran, arah dan bentuk, beberapa contoh klasifikasi yang telah umum digunakan adalah klasifikasi Martin dos Santos, Trobo, klasifikasi Basauri dan klasifikasi yang dikembangkan oleh Thomas CF dan Kotze TFW. Tabel 2. 1 Klasifikasi Trobo Klasifikasi Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Tipe E Tipe F Tipe Rugae Titik Garis Kurva Bersudut Bergelombang Sirkular Gambar 2.1 Rugae Palatina 2.2. Binary Large Object (BLOB) Binary Large Object (BLOB) merupakan suatu metode untuk mendeteksi beberapa pola dalam suatu citra. BLOB menggunakan prinsip memisahkan antara pola satu dengan yang lain dengan cara memisahkan antara piksel yang yang tidak terhubung antara satu dengan yang lain. Dengan kata lain konsep blob disini adalah mengelompokkan suatu piksel dengan piksel yang lain yang hampir serupa meggunakan konsep ketetanggaan dan labeling kemudian memisahkannya mejadi bagian-bagian citra [8].

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 1775 2.3. Local Binary Pattern (LBP) Local Binary Pattern (LBP) merupakan suatu metode dalam ekstraksi ciri. Prinsip kerja dari LBP adalah dengan membagi piksel kedalam piksel 3x3, kemudian membandingkan nilai disekeliling luar dengan nilai piksel pusat, ketika nilai yang dibandingkan lebih besar daripada nilai pusat, maka nilai yang dibandingkan tersebut akan dirubah menjadi angka 1. Sedangkan ketika nilai yang dibandingkan lebih kecil dari nilai pusat, maka nilai tersebut akan dirubah menjadi angka 0. Hasil dari membandingkan 8 piksel tersebut akan diurutkan searah jarum jam, kemudian diambil nilai desimalnya, nilai tersebut aan menjadi nilai akhir histogram citra tersebut. Gambar 2.2 Cara Kerja LBP 2.4. Support Vector Machine (SVM) Support Vector Machine (SVM) merupakan suatu algoritma untuk mengklasifikasi dua kelas atau lebih dengan menggunakan Hyperplane. Hyperplane pemisah terbaik antara kedua kelas dapat ditemukan dengan mengukur margin hyperplane tersebut dan mencari titik maksimalnya. Margin adalah jarak antara hyperplane tersebut dengan pattern yang terdekat dari masing-masing kelas. Pattern yang paling dekat inilah yang disebut dengan support vector. Garis pada gambar menunjukan hyperplane yang terbaik, yaitu yang terletak tepat pada tengah-tengah kedua kelas, sedangkan titik merah dan kuning yang berada dalam lingkaran hitam adalah support vector [9]. 2.4.1 SVM One against One Pada penerapannya, SVM One Against One mengklasifikan citra berdasarkan perbandingan satu kelas dengan satu kelas yang lain, sehingga dari 2 kelas yang dibandingkan dicari yang paling tepat dan kemudian kelas tersebut dibandngkan kembali dengan kelas lain hingga seluruh kelas telah dilatih untuk dibandingkan. 2.4.2 SVM One Against All Pada penerapannya, SVM One Against All mengklaisifikasikan citra berdasarkan perbandingan satu kelas dengan seluruh data secara langsung sehingga dari data yang dilatih tersebut ditemukan solusi kelas yang paling tepat 2.5. Android Client-Server Android Client-Server merupakan sebuah sistem yang antara client dengan server tidak berada pada lokasi yang sama, dan didalamnya terlibat komunikasi data melalui sebuah media. Pada sistem ini, pada sisi client bertugas sebagai interface ke pengguna untuk memberikan inputan atau request dan nantinya sebagai interface untuk memberikan output ke pengguna. Pada sisi server bertugas sebagai pengolah request dari client dan kemudian mengeksekusi perintah dari client tersebut. Untuk dapat saling berkomunikasi antara client-server, perlu dibangun sebuah jaringan komunikasi. Pada penelitian ini menggunakan laptop sebagai local server dan antara client-server harus berada pada jaringan yang sama. Untuk server menggunakan Apache dengan PHP dan database menggunakan MySQL. Gambar 2.3 Alur Kerja Android Client-Server 3. Perancangan Sistem Secara umum sistem yang dibuat yaitu untuk mengidentifikasi pola rugae palatina manusia. Client yang berupa android memberikan inputan kepada server, kemudian server memproses perintah dari client, kemudian hasilnya ditampilkan pada perangkat android tersebut.

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 1776 Gambar 3. 1 Model Sistem Gambar 3.2 Cara Kerja Sistem Gambar 3.2 diatas menunjukan alur kerja dari sistem yang dirancang. Untuk dapat terhubung dengan server, antara dua device harus terhubung pada jaringan yang sama, pada sisi client harus mengetahui IP address tujuan atau server, kemudian pada sisi server harus diketahui port database dan server yang ada di laptop agar dapat saling berkomunikasi. Untuk penghubung antara android dan database digunakan PHP, sehingga request dari client akan diterima PHP dan kemudian PHP akan melakukan query ke MySQL, dikarenakan android tidak dapat berkomunikasi dengan MySQL secara langsung. Untuk protokol yang digunakan yaitu TCP/IP, dimana TCP/IP memiliki karakteristik tidak mengubah data ketika ditransmisikan. Ketika data akan ditransmisikan harus di-encoding kedalam format Base-64 yang bertjuan untuk menyimpan informasi biner ke dalam bentuk teks. Gambar 3.3 Blok diagram Image Processing

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 1777 Gambar 3.3 diatas merupakan blok diagram dari preprocessing. Pada tahapan preprocessing, citra di-crop, di-resize, diatur nilai contrast, dirubah menjadi black and white dan kemudian di segmentasi menggunakan BLOB. Hasil dari segmentasi tiap pola diekstraksi cirinya berdasarkan tiap jenis pola, yang kemudian ciri tiap jenis pola tersebut sebagai database untuk pembanding pada citra uji. 4. Hasil dan Pengujian Sistem Pengujian sistem dilakukan dengan membandingkan pengaruh jenis klasifikasi Support Vector Machine yang digunakan. Pada tahap pengujian ini diuji dengan menggunakan SVM One Against One dan SVM One Against All, dengan jenis RBF dengan nilai lambda 1e -7 dan jenis Polynomial dengan nilai lambda 1e -2. Tabel 4.1 Nilai Pengujian SVM OAA RBF Tabel 4.2 Nilai Pengujian SVM OAA POLY OAA RBF Lambda 1e-7 C KO=2 KO=4 KO=6 OAA POLY Lambda 1e-2 C KO=0.01 KO=0.1 KO=1 KO=2 100 32.02 33.35 39.57 1000 34.54 36.12 41.398 10000 23.21 21.08 23.49 100 37.479 36.02 37.416 36.265 1000 36.21 38.73 41.333 35.321 10000 36.13 36.43 37.368 35.678 Gambar 4.1 Grafik Pengujian SVM OAA RBF Tabel 4.3 Nilai Pengujian SVM OAO RBF Gambar 4.2 Grafik Pengujian SVM OAA POLY Tabel 4.4 Nilai Pengujian SVM OAO POLY Gambar 4.3 Grafik Pengujian SVM OAO RBF Gambar 4.4 Grafik Pengujian SVM OAO POLY Hasil pengujian jenis SVM menunjukan bahwa akurasi terbaik didapatkan ketika menggunakan klasifikasi SVM One Against All RBF dengan nilai C=1000 dan kernel option bernilai 6 dengan akurasi sebesar 41.398% Selain menguji dengan 2 jenis SVM, pengujian dilakukan dengan membandingkan akurasi sistem dengan menggunakan tiga jenis klasifikasi yang berbeda, yaitu klasifikasi Martin Dos Santos, Klasifikasi Trobo, dan klasifikasi Thomas CF & Kotze TFW. Hasil dari pengujian tersebut ditunjukan dengan tabel 4.5 dibawah ini.

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 1778 Tabel 4.5 Nilai Akurasi Klasifikasi Berdasarkan pengujian diatas menunjukan bahwa akurasi tertinggi didapatkan ketika menggunakan klasifikasi dari Trobo, dengan akurasi mencapai 57.564%. Setelah didapatkan klasifikasi yang memiliki akurasi tertinggi, kemudian pengujian dilakukan dengan membandingkan kualitas citra sebelum upload dan setelah upload yang ditunjukan pada tabel 4.6 dibawah ini, kemudian membandingkan waktu komputasi upload, waktu komputasi image processing didalam server dan diluar server, serta waktu komputasi total sistem dan ditunjukan pada gambar 4.6 dibawah ini. Tabel 4.6 Nilai Kualitas Citra Name Ukuran citra sebelum upload (MB) Ukuran citra setelah upload (MB) Quality Kisfi 1.99 2.65 GOOD Kresna 2.06 2.7 GOOD Mahardika 1.97 2.65 GOOD Nabillah 1.91 2.6 GOOD Nova 1.99 2.7 GOOD Otoy 2.06 2.75 GOOD Rahma 1.97 2.65 GOOD Rahmania 2.06 2.8 GOOD Revina 2.02 2.7 GOOD Rinaldi 1.82 2.5 GOOD Rizkia 2.03 2.7 GOOD Rosa 1.97 2.8 GOOD Siola 1.85 2.5 GOOD Tresna 1.93 2.65 GOOD Tsam 1.98 2.7 GOOD Vella 1.95 2.65 GOOD Gambar 4.6 Grafik Pengujian Waktu Komputasi Berdasarkan pengujian tersebut diatas menunjukan bahwa proses encoding dan decoding yang dilakukan untuk upload citra tidak mempengaruhi kualitas citra. Dapat disimpulkan juga pemrosesan citra didalam server membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan pemrosesan citra diluar server dikarenakan ukuran citra yang menjadi lebih besar setelah sampai di server. Waktu komputasi total rata-rata sistem adalah 64.152 detik. Penggunakan encoding dan decoding base-64 pada citra mempengaruhi ukuran citra yang menjadi lebih besar 33%, namun tidak mempengaruhi kualitas citra. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada simulasi pengklasifikasian pola rugae palatina pada penelitian ini, didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Dengan adanya sistem ini dapat membantu mengidentifikasi pola rugae palatina dengan mudah, dibandingkan yang sebelumnya hanya menggunakan kemampuan mata. 2. Akurasi terbaik didapatkan dengan menggunakan klasifikasi Trobo klasifikasi Support Vector Machine RBF, mencapai 57.564% dengan waktu komputasi 64.152 detik. 3. Terdapat beberapa pola langka yang hanya ditemukan kurang dari 2 buah tiap pola dari 216 pola yang ada, seperti pola Trifurcated, pola Interrupt, dan pola Anomaly. 4. Adanya bentuk pola yang sulit diidentifikasi dikarenakan bentuk pola yang mirip ke dalam lebih dari satu jenis pola, seperti pola line diengan pola curve, angle dan sinous, sehingga membuat akurasi menjadi kurang baik. 5. Proses Encoding dan Decoding untuk upload citra tidak mempengaruhi kualitas citra. 6. Waktu komputasi pengolahan citra didalam server lebih lama dibandingkan pengolahan citra diluar server dikarenakan ukuran citra input yang menjadi lebih besar ketika sampai di server.

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 1779 DAFTAR PUSTAKA [1] Sanjaya, P.R.; S. Gokul; K.J. Prithviraj; S,Rajendra. 2012. Significance of Palatal Rugae. International Journal of Dental Update ; 2(2) : 74-8. [2] Vapnik, V.N., (1999), The Nature of Statistical Learning Theory 2nd edition, SpringerVerlag, New York Berlin Heidelberg [3] J. Moody, C. Darken, Neural Computation 1 (1989) 281. [4] M.A. Hearst, B. Schölkopf, S. Dumais. E. Osuna, J. Platt, IEEE Intelligent Systems. 13 (1998) 18. [5] Caldas IM, Magalhaes T, Afonso A. Establishing Identity Using Cheiloscopy and Palatoscopy. Forensic Sci Int Vol 165 (1) : 1-9. 2007. [6] Chairani, S.; A. Elza. 2008. Pemanfaatan Rugae Palatal untuk Identifikasi Forensik. Indonesian Journal of Dentistry, 15(2):261-269. [7] Venegas, V.H; J.S, Valenzuela; M.C, Lopez ; I.C, Galdames. 2009. Palatal Rugae : Systemic Analysis of Its Shape Dimensions for Use in Human Identification. Int J Morphol, 27 : 819-25. [8] S.A. Prabhata, Identifikasi Penyakit Kulit Berdasarkan Kombinasi Segmentasi Warna dan Analisis Tekstur dengan Deteksi Binary Large Object (BLOB) Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan-Learning Vector Quantization, Bandung: Institut Teknologi Telkom, 2012. [9] James Sanger Ronen Feldman. 2007. The Text Mining Handbook, New York: Cambridge University Press.