BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan akhir dari proses akuntansi yang dirancang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk mempertahankan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (manajemen) dengan principal (pemegang saham). Principal merupakan pihak

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang go public. Semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di. pengambilan keputusan bisinisnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. telah go public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengkomunikasikan keaadan keuangan dari hasil operasi. perusahaan dalam periode tertentu kepada pihak-pihak

masa tunda, maka relevansi laporan keuangan makin diragukan. Chambers dan Penman (1984) dalam Subekti (2004) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang te

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Halim, 2000). Senada dengan pernyataan Halim, Aryati (2005) menyebutkan audit

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam. pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah informasi yang memberikan pengaruh sangat besar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. keuangan setiap perusahaan yang going-public. Laporan keuangan ini juga

BAB I PENDAHULUAN. dalam bisnis investasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal indonesia saat

BAB I PENDAHULUAN. public tentu harus mempublikasikan laporan keuangan perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber

Faktor faktor yang mempengaruhi penyelesaian penyajian laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

AUDIT LAPORAN KEUANGAN LAPORAN AUDIT & TANGGUNG JAWAB AUDITOR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai

BAB II 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern

B A B I P E N D A H U L U A N 1 BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya skandal pelaporan keuangan dalam tahun-tahun belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Solvabilitas terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang profesional. Saat ini banyak perusahaan yang sudah go public maka

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap pembuatan keputusan yang dilakukan perusahaan Go Public di. operasi perusahaan Husnan, (dalam Kusumo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut Kieso

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. switching dalam memprediksi audit delay. Teknik analisis data yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal yang diperkuat dengan sistem otomatisasi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU PENYELESAIAN AUDIT (AUDIT DELAY)

BAB I PENDAHULUAN. Minat investor global berinvestasi di emerging market, terutama Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (predictive value), (b) informasi mempunyai umpan balik (feedback value), dan (c)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

BAB 1 PENDAHULUAN. internal yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan yang sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi dan peran akuntansi Komite Terminologi AICPA (The Commite on Terminology of the American Institute of Certified Public Accountants) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut: Akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dalam cara yang signifikan dan satuan mata uang, transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang paling tidak sebagian di antaranya, memiliki sifat keuangan dan selanjutnya menginterpretasikan hasilnya. Perspektif yang lebih luas mendefinisikan akuntansi sebagai proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomi sehingga memungkinkan adanya pertimbangan dan pengambilan keputusan berdasarkan informasi oleh para pengguna informasi tersebut. Yang terbaru, akuntansi telah didefinisikan berkaitan dengan konsep dari informasi kuantitatif yaitu akuntansi adalah suatu aktivitas jasa, fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif dari entitas ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi, dan dalam menentukan pilihan di antara serangkaian tindakan-tindakan yang ada (Belkaoui,2006:50). Menurut Belkaoui (2006:54), peran akuntansi adalah untuk memberikan informasi mengenai perilaku ekonomi yang diakibatkan oleh aktivitas-aktivitas perusahaan dalam lingkungannya. 2.1.2 Pengertian dan tujuan pelaporan keuangan Pelaporan keuangan meliputi laporan keuangan dan cara-cara lain untuk melaporkan informasi. Dengan demikian, pelaporan keuangan 19

mempunyai pengertian yang lebih luas dari laporan keuangan apabila laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas, maka dalam pelaporan keuangan termasuk juga prospektus, peramalan oleh manajemen dan berbagai pengungkapan informasi lainnya. Perbedaan antara pelaporan keuangan dengan laporan keuangan ini timbul dari kegunaan masing-masing. Informasi keuangan tertentu akan lebih baik bila disajikan dalam laporan keuangan, tetapi informasi tertentu lainnya akan lebih baik bila dilaporkan dalam laporan lain. Walaupun demikian, laporan keuangan merupakan unsur utama pelaporan keuangan. Karenanya, maka tujuan laporan keuangan akan sama dengan tujuan pelaporan keuangan (Baridwan,2004:3). 2.1.3 Pengertian dan tujuan laporan keuangan Menurut Baridwan (2004:17) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Tujuan laporan keuangan menurut Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (IAI, 2004) adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai (IAI, 2004) terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu: 1) Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang 20

memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dipahami oleh pemakai tertentu. 2) Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi mempunyai kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh materialitas. 3) Keandalan Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Keandalan informasi dipengaruhi oleh: (1) Penyajian jujur (2) Substansi mengungguli bentuk (3) Netralitas (4) Pertimbangan sehat (5) Kelengkapan 4) Dapat diperbandingkan Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan 21

kinerja keuangan, pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda. 2.1.4 Keterbatasan Laporan Keuangan Baridwan (2004:13) menyebutkan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan mempunyai beberapa keterbatasan. Berikut ini diuraikan masing-masing batasan tersebut: 1) Cukup berarti (materiality) Pada dasarnya akuntansi itu disusun di atas landasan dasar teori yang akan diterapkan untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu cara tertentu. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya tidak semua transaksi diperlakukan sesuai dengan teori. Biasanya transaksitransaksi yang jumlahnya cukup besar diperlakukan sesuai dengan teori, tetapi untuk transaksi-transaksi yang jumlahnya kecil dan tidak akan mempengaruhi pos-pos lain bila diperlakukan menyimpang. 2) Konservatif Konservatif merupakan sikap yang diambil oleh akuntan dalam menghadapi dua atau lebih alternatif dalam penyusunan laporan keuangan. Apabila lebih dari satu alternatif tersedia maka sikap konservatif ini cenderung memilih alternatif yang tidak akan membuat aktiva dan pendapatan terlalu besar. Di samping itu, sikap konservatif ini juga mengatur bahwa kenaikan nilai aktiva dan laba yang diharapkan, tidak boleh dicatat sebelum direalisasikan, dalam arti dijual, dan penurunan nilai aktiva dan rugi yang diperkirakan akan timbul harus dicatat walaupun jumlahnya belum dapat ditentukan. 22

3) Sifat khusus suatu industri Industri-industri yang mempunyai sifat-sifat khusus seperti bank, asuransi dan lain-lain seringkali memerlukan prinsip akuntansi yang berbeda dengan industri-industri lainnya. Juga karena adanya peraturan-peraturan dari pemerintah terhadap industri-industri khusus ini akan mengakibatkan adanya prinsip-prinsip akuntansi tertentu yang berbeda dengan yang umumnya digunakan. 2.1.5 Pengertian audit Pengertian audit menurut Halim (2003:1) adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. 2.1.6 Tujuan audit Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Profesional Akuntan Publik (2001), tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2.1.7 Manfaat audit Menurut Halim (2003:60) manfaat audit antara lain adalah : 1) Meningkatkan kreadibilitas perusahaan. 2) Meningkatkan efisiensi dan kejujuran. 23

3) Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. 4) Mendorong efisiensi pasar modal. Menurut Sofyan Safri Harahap dalam Halim (2003:61) menyebutkan manfaat audit dari segi pengawasan adalah: 1) Preventive Control: Tenaga akuntansi akan bekerja lebih berhati-hati dan akurat bila mereka menyadari akan diaudit. 2) Detective Control: Suatu penyimpangan atau kesalahan yang terjadi lazimnya akan dapat diketahui dan dikoreksi melalui proses audit. 3) Reporting Control: Setiap perusahaan perhitungan, penyajian atau pengungkapan yang tidak dikoreksi dalam keuangan akan disebutkan dalam laporan pemeriksaan. Dengan demikian pembaca laporan keuangan terhindar dari informasi yang keliru atau menyesatkan. 2.1.8 Perencanaan audit Perencanaan pemeriksaan dibuat sebelum pemeriksaan itu sendiri dilaksanakan. Tiga alasan auditor harus merencanakan penugasannya dengan baik yaitu agar memperoleh bukti kompeten yang mencukupi, untuk membantu menekan biaya dan menghindari salah pengertian dengan pihak klien. Enam langkah dalam perencanaan audit menurut Halim (2003:100) yaitu: 1) Menghimpun pemahaman bisnis klien dan industri klien. 2) Melakukan prosedur analitis. 3) Melakukan penilaian awal terhadap materialitas. 4) Menilai risiko audit. 24

5) Mengembangkan strategi audit pendahuluan untuk asersi-asersi yang signifikan. 6) Menghimpun pemahaman struktur pengendalian internal klien. 2.1.9 Pengujian dalam pemeriksaan akuntan Menurut Mulyadi (2002:148) dalam audit, auditor melakukan berbagai macam pengujian (test) yang secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 golongan: 1) Pengujian Analitik (analytical test). Pengujian ini dilakukan auditor pada tahap awal proses auditnya dan pada tahap review menyeluruh terhadap hasil audit, pengujian ini dilakukan oleh auditor dengan cara mempelajari perbandingan dan hubungan antara data yang satu dengan data yang lain. 2) Pengujian Pengendalian (test of control) merupakan prosedur audit yang dirancang untuk memverifikasi efektivitas pengendalian intern klien. Pengujian pengendalian terutama ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai: (1) Frekuensi pelaksanaan aktivitas pengendalian yang ditetapkan. (2) Mutu pelaksanaan aktivitas pengendalian tersebut. (3) Karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut. 3) Pengujian Substantif (substantif test) merupakan prosedur audit yang dirancang untuk menemukan kemungkinan kesalahan moneter yang secara langsung mempengaruhi kewajaran penyajian laporan 25

keuangan. Kesalahan moneter yang terdapat dalam informasi yang disajikan dalam laporan keuangan kemungkinan terjadi karena kesalahan dalam: (1) Penerapan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. (2) Tidak diterapkannya prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. (3) Ketidakkonsistenan dalam penerapan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. (4) Ketidaktepatan pisah batas (cutoff) pencatatan transaksi. (5) Perhitungan (penambahan, pengurangan, pengalian dan pembagian). (6) Pekerjaan penyalinan, penggolongan dan peringkasan informasi. (7) Pencatuman pengungkapan (disclosure) unsur tertentu dalam laporan keuangan. 2.1.10 Aturan pelaporan keuangan Informasi yang disampaikan kepada publik secepat mungkin, secara material dapat mempengaruhi aktivitas pasar dan harga sekuritas perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa. Aturan yang terkait dengan hal ini dapat dilihat pada keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. Kep-36/PM/2003 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala. Isi dari peraturan tersebut khususnya mengenai laporan keuangan tahunan adalah sebagai berikut: 1) Laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam 26

selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. 2) Dalam hal Emiten atau Perusahaan Publik telah menyampaikan laporan tahunan sebelum batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan maka Emiten atau Perusahaan Publik tersebut tidak diwajibkan menyampaikan laporan keuangan tahunan secara tersendiri. 3) Laporan keuangan tahunan wajib diumumkan kepada publik dengan ketentuan sebagai berikut: (1) Perusahaan wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya dalam sekurang-kurangnya 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang satu diantaranya mempunyai peredaran nasional dan lainnya yang terbit ditempat kedudukan Emiten atau Perusahaan Publik, selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. (2) Bagi perusahaan yang dikategorikan sebagai Perusahaan Kecil atau Menengah wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional. (3) Bentuk dan isi neraca, laporan laba rugi, dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis 27

industrinya yang diumumkan tersebut harus sama dengan yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan yang disampaikan kepada Bapepam. (4) Pengumuman tersebut harus memuat opini dari akuntan, dan (5) Bukti pengumuman tersebut harus disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah tanggal pengumuman. 4) Jika terdapat perbedaan antara laporan keuangan tengah tahunan yang telah disajikan secara tersendiri kepada masyarakat dengan data periode yang sama yang secara implisit sudah tercakup dalam laporan keuangan tahunan harus dijelaskan didalam catatan atas laporan keuangan. Perbedaan data keuangan tengah tahunan tersebut terutama terjadi karena adanya saran koreksi Akuntan dalam rangka pemeriksaan (audit) laporan keuangan tahunan. Penjelasan tersebut juga mencakup perbedaan laba bersih yang terjadi dan hal-hal yang menyebabkan timbulnya perubahan. 5) Laporan keuangan tahunan menjadi salah satu bagian dari laporan tahunan untuk keperluan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 2.1.11 Faktor-faktor fundamental perusahaan Faktor-faktor fundamental perusahaan antara lain adalah: 1) Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang lancar dengan menggunakan aktiva lancar perusahaan (Mamduh, 2007:77). Logika teorinya adalah semakin besar rasio likuiditas maka 28

hal itu menunjukan kondisi yang baik dari perusahaan. Dyn dan Sridhar (Wirakusuma, 2004), mengungkapkan bahwa jika perusahaan mengalami good news, maka perusahaan akan cenderung untuk menyajikan laporan keuangan lebih tepat waktu. Dari uraian tersebut maka tampak tingkat likuiditas suatu perusahaan mempengaruhi ketepatwaktuan pelaporan keuangan kepada publik. H1: Likuiditas berpengaruh negatif terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan tahunan ke publik. 2) Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset dan tingkat modal tertentu (Mamduh, 2007:83). Semakin besar profitabilitas, semakin baik juga kinerja perusahaan sehingga perusahaan akan cenderung memberikan informasi tersebut pada pihak lain yang berkepentingan. Dyn dan Sridhar (Wirakusuma,2004), mengungkapkan bahwa perusahaan dengan hasil yang gemilang cenderung berusaha untuk menyajikan laporan keuangannya lebih tepat waktu. Dari uraian tersebut maka tampak tingkat profitabilitas suatu perusahaan mempengaruhi ketepatwaktuan pelaporan keuangan kepada publik. H2: Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan tahunan ke publik. 3) Ukuran Perusahaan Terkait dengan ketepatwaktuan pelaporan keuangan tahunan, ukuran perusahaan juga merupakan fungsi dari kecepatan laporan keuangan. Karena semakin besar perusahaan maka akan melaporkan dengan lebih cepat akibat perusahaan besar memiliki lebih banyak sumber informasi. Menurut Dyer dan Mchugh (Wirakusuma, 2004) menyatakan bahwa manajemen perusahaan besar, memiliki dorongan untuk mengurangi penundaan audit (audit delay) dan penundaan 29

laporan keuangan yang disebabkan karena perusahaan besar senantiasa diawasi secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan dan oleh agen regulator. Disamping itu, perusahaan besar menghadapi tekanan yang lebih kuat untuk menyampaikan laporan keuangannya dengan lebih cepat. Perusahaan besar cenderung untuk menyajikan laporan keuangan lebih tepat waktu dari pada perusahan kecil (Saleh, 2004). Dengan demikian tampak bahwa ukuran perusahaan sebagai suatu fungsi dari ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. H3: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan tahunan ke publik. 4) Umur Perusahaan Pada dasarnya perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas atau panjang, tidak didirikan hanya untuk beberapa tahun saja (Kieso, 2002:50) Siklus hidup perusahaan secara eksplisit mempunyai tujuan jangka panjang yaitu dapat menghasilkan keuntungan finansial dan meningkatkan kinerja perusahaan untuk itu diperlukan capability sistem informasi yang dapat menyediakan informasi yang tepat waktu dalam persepektif pembelajaran dan pertumbuhan suatu perusahaan (Kaplan dan Norton, 116:2000). Perusahaan dengan umur yang makin tua, cenderung untuk lebih terampil dalam pengumpulan, pemerosesan dan menghasilkan informasi ketika diperlukan karena perusahaan telah memperoleh pengalaman yang cukup dalam mengolah informasi dan mengatasi masalahnya. Hal tersebut membuat perusahaan mampu menyajikan laporan keuangan lebih tepat waktu. H4: Umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan tahunan ke publik. 5) Solvabilitas Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi segala kewajiban-kewajiban jangka panjangnya 30

(Mamduh, 2007:81). Menurut Abdulla (1996), menyatakan meningkatnya jumlah utang yang digunakan perusahaan akan memaksakan perusahaan untuk menyediakan dengan lebih cepat laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada krediatornya. Namun debt to total asset yang tinggi meningkatkan kegagalan perusahaan yang akhirnya meningkatkan kemungkinan auditor eksternal dituntut. Oleh karena itu, auditor harus bekerja hati-hati dan bisa memperlambat waktu penugasan audit. Audit utang telatif menghabiskan banyak waktu dibandingkan audit ekuitas (Carslaw dan Kaplan, 1991). H5: Solvabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan tahunan ke publik. 6) Struktur Kepemilikan Menurut Mellop dan Pearson dalam Respati (2001) menyatakan bahwa struktur kepemilikan sangat penting dalam menentukan nilai perusahaan. Aspek kepemilikan yang perlu dipertimbangkan yaitu prosentase kepemilikan oleh pihak luar untuk terlibat dengan urusan bisnis perusahaan sehari-hari. Dalam struktur kepemilikan bahwa pemilik perusahaan dari pihak luar mempunyai kekuatan besar untuk menekan manajemen dalam menyajikan informasi secara cepat, karena ketepatwaktuan pelaporan keuangan akan mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomi. H6: Struktur kepemilikan berpengaruh negatif terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan tahunan ke publik. 2.1.12 Faktor-faktor Audit Faktor-faktor audit perusahaan antara lain adalah: 1) Jenis Pendapat Auditor Untuk perusahaan yang tidak menerima jenis pendapat akuntan Unqualified Opinion (WTP) akan menujukkan audit delay yang lebih 31

panjang dibanding yang diterima Unqualified Opinion. Hal ini disebabkan oleh karena perusahaan yang menerima opini selain Unqualified Opinion dianggap sebagai kabar buruk (bad news) sehingga penyampaian laporan keuangannya akan diperlambat (Wirakusuma, 2004). H7: Jenis pendapat auditor berpengaruh negatif terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan tahunan ke publik. 2) Status Klien Penghimpunan pemahaman bisnis dan industri klien dilakukan dengan tujuan untuk mendukung perencanaan audit yang dilakukan auditor. Pemahaman kejadian transaksi, dan praktik yang berpengaruh signifikan atas laporan keuangan harus dihimpun auditor. Pemahaman tersebut akan digunakan untuk merencanakan lingkup audit, memperkirakan masalah-masalah yang mungkin timbul dan menentukan atau memodifikasi perosedur audit yang direncanakan. Pemahaman yang harus dihimpun terhadap bisnis dan industri klien baru perlu lebih intensif dilakukan daripada klien lama (Halim,2003:101), sehingga waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses auditor akan lebih lama sehingga memperlambat penyampaian laporan keuangan tahunan. H8: Status klien berpengaruh negatif terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan tahunan ke publik. 2.2 Pembahasan Penelitian Sebelumnya Sebagai pembanding dalam penyusunan skripsi ini digunakan dua skripsi sejenis yaitu: 1) Judul: Pengaruh Faktor-faktor Spesifik Perusahaan dan Faktor-faktor Audit Bagi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Tahunan pada 32

Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Oleh: Agus Ade Surya Wirawan, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana Denpasar, tahun 2005. (1) Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor spesifik perusahaan yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, solvabilitas, struktur kepemilikan, jenis industri dan faktor-faktor audit yaitu keberadaan internal auditor, keberadaan komite audit, reputasi auditor, jenis pendapat akuntan, klien baru atau klien lama secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan tahunan perusahaan. (2) Alat analisis data terdiri dari analisis regresi berganda, uji asumsi klasik, uji F dan uji t. (3) Hasil analisis data adalah: sesuai persyaratan ketentuan simultan (uji F), maka faktor-faktor spesifik perusahaan yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, solvabilitas, struktur kepemilikan, jenis industri, dan faktorfaktor audit yaitu keberadaan internal auditor, keberadaan komite audit, reputasi auditor, jenis pendapat akuntan, klien baru atau klien lama secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan tahunan perusahaan. Secara parsial diperoleh hasil bahwa 33

profitabilitas, jenis industri berpengaruh signifikan negatif sedangkan klien baru dan lama berpengaruh signifikan positif. (4) Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah: a) Sama-sama meneliti tentang variabel-variabel yang mempengaruhi ketepatwaktuan pelaporan keuangan di BEI. b) Penentuan sampel berdasarkan pendekatan purposive sampling. c) Alat analisisnya sama yaitu analisis regresi berganda, uji asumsi klasik, uji F dan uji t. (5) Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah: a) Penelitian terdahulu menggunakan variabel independen yang dikelompokkan dalam faktor-faktor spesifik perusahaan dan faktor-faktor audit, sedangkan dalam penelitian sekarang menggunakan faktor-faktor spesifik perusahaan dan faktor-faktor audit dengan menambahkan variabel likuiditas tetapi tidak dikelompokkan. b) Penelitian terdahulu meneliti perusahaan-perusahaan keuangan dan non keuangan sedangkan dalam penelitian sekarang hanya menggunakan perusahaan-perusahaan non keuangan. 34

c) Jumlah sampel penelitian terdahulu adalah 147 perusahaan selama 3 tahun penelitian yaitu 2001, 2002 dan 2003 sedangkan jumlah sampel penelitian sekarang adalah 135 perusahaan selama 3 tahun penelitian yaitu 2005, 2006 dan 2007. 2) Judul: Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan non keuangan di Bursa Efek Jakarta. Oleh: Ni Made Ayu Mirah Hayati, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana Denpasar, tahun 2006. (1) Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor seperti rasio gearing, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, struktur kepemilikan saham, extraordinary item dan status klien secara simultan dan secara parsial berpengaruh signifikan terhadapan ketepatan waktu pelaporan keuangan. (2) Alat analisis data terdiri dari regresi linear berganda, uji asumsi klasik, uji F (uji secara keseluruhan), dan uji t (uji secara parsial). (3) Hasil analisis data adalah: dari hasil pengujian secara simultan (uji F) diketahui bahwa faktor-faktor seperti : rasio gearing, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, struktur kepemilikan saham, extradionary item, status klien secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan tahunan. Dari hasil pengujian secara 35

parsial (uji t) diketahui bahwa variabel umur perusahaan dan variabel status klien memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan tahunan perusahaan. (4) Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah: a) Sama-sama meneliti tentang variabel-variabel yang mempengaruhi ketepatwaktuan pelaporan keuangan di BEI dan mengetahui pengaruh variabel-variabel tersebut. b) Sama-sama meneliti perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI. c) Alat analisisnya sama yaitu analisis regresi berganda, uji asumsi klasik, uji F dan uji t. (5) Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah: a) Variabel-variabel yang diteliti berbeda, yaitu dengan menambahkan variabel likuiditas, solvabilitas, dan jenis pendapat akuntan. b) Jumlah sampel penelitian terdahulu adalah 132 perusahaan selama 3 tahun penelitian yaitu 2001, 2002 dan 2003 sedangkan jumlah sampel penelitian sekarang adalah 135 perusahaan selama 3 tahun penelitian yaitu 2005, 2006 dan 2007. 36