BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI EXPRESSIVE WRITING TREATMENT UNTUK MENGATASI EKSPRESI EMOSI NEGATIF PADA REMAJA DI DESA SEGORO TAMBAK SEDATI SIDOARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III IMPLEMENTASI EXPRESSIVE WRITING TREATMENT UNTUK MENGATASI EKSPRESI EMOSI NEGATIF PADA REMAJA DI DESA SEGORO TAMBAK SEDATI SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI. : Menjalin rapport dengan anak serta membuat peraturan-peraturan dengan

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress

BAB IV PENERAPAN LATIHAN ASERTIF DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)

#### Selamat Mengerjakan ####

BAB V PENUTUP. yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan tersebut meliputi

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah diperoleh data dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Angket Try Out Kematangan Emosi dan Perilaku Altruisme

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak

LAMPIRAN C SKALA STRES DAN AGRESIFITAS

yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Komunikasi Koseling Islam dengan Analisis Ego State. Remaja pada Teks di Beranda Media Sosial Facebook

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Proses Konseling Tawakal Untuk Meningkatkan Motivasi Hidup

BAB IV BKI DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF ANAK YANG TIDAK MENERIMA AYAH TIRINYA

BAB IV ANALISIS DATA. data yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut: A. Analisis Pelaksanaan Life-Script Analysis Untuk Meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK BIBLIOTERAPI DALAM MENANGANI FRUSTRASI

MENGUNGKAPKAN PERASAANMU (Semuanya, Sekitar Naik, Turun), 15 Desember B. Apa yang dikatakan tentang Mengungkapkan Perasaanmu

BAB I PENDAHULUAN. ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan

"ne..cheonmaneyo" jawab Yunho mewakili DBSK sambil sedikit membungkuk.

Bab 5 PENUTUP. 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebencian Hd. a. Ayah Hd melakukan poligami. contoh yang baik bagi anaknya.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional. TNI di Desa Sambibulu Taman Sidoarjo

2. Faktor pendidikan dan sekolah

Apa respons masyarakat terhadap individu yang sukses atau gagal dalam hidup?

POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD. Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY

BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG AYAH

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis tentang Gejala Gejala Depresi Yang Di Tampakkan Seorang

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Menangani Kecemasan pada Korban Perkosaan. membandingkan data teori dengan data yang ada di lapangan.

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia,1998), seringkali menjadi tema dari banyak artikel, seminar, dan

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA

BAB IV ANALISIS DATA. hasil penemuan permasalahan klien yang dihadapinya sesuai dengan Teori Social

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh

Dibalik perjuangan seorang "PAPA"

Belajar Memahami Drama

LAMPIRAN A. Autistic Social Skill Profile (ASSP) Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS DATA

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB III ASSESSMENT DAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak

LAMPIRAN A. SKALA REGULASI EMOSI SAAT UJI COBA B. RELIABILITAS SKALA REGULASI EMOSI SAAT UJI COBA C. SKALA REGULASI EMOSI SAAT PENELITIAN

YESUS DITANGKAP DAN DIADILI

Stupid Love. June 21 st, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS PROSES DAN HASIL PELAKSANAAN TERAPI SABAR UNTUK MENGATASI STRES

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB III KONDISI PSIKIS DAN BEHAVIORAL REMAJA SULUNG DENGAN STATUS SEBAGAI ANAK SULUNG DALAM KELUARGA

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Faktor-faktor yang melatar belakangi post power syndrome. seorang pensiunan tentara di Kelurahan Kemasan Krian

BAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua.

Untuk ayah.. Kisah Sedih.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Salatiga memberikan ijin penelitian pada penulis.

Voluntary counseling and testing (VCT), konseling dilakukan pada saat sebelum

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET PENELITIAN. pernyataan tersebut. Selanjutnya pilihlah salah satu dari beberapa alternative

BAB IV ANALISIS TERAPI REALITAS UNTUK MEMBANTU PENYESUAIAN DIRI SANTRI MADRASAH DINIYAH

BAB I PENDAHULUAN. emosi yang bervariatif dari waktu ke waktu, khususnya pada masa remaja yang

NO. Hal yang diungkap Daftar Pertanyaan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

Pendidikan 97. Bab 9. Pendidikan

KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK

BAB IV ANALISIS DATA. bimbingan dan konseling Islam yang terjadi di lapangan dengan teori yang

membentak-bentak mereka apabila mereka tidak melakukan hal-hal yang Riani inginkan. Semua pelampiasan amarahnya kepada semua orang selalu dia tujukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling

BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA

Karya Kreatif Tanah Air Beta. Karya ini diciptakan untuk menuturkan isi hati Mama Tatiana di dalam buku hariannya. Karya

Kecakapan Antar Personal

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF DALAM MENANGANI SIKAP EGOIS PADA SEORANG REMAJA

Tidak, sayang. Nanti kau sakit, tegas Maya sambil mengusap rambut Amanda yang panjang terurai.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAHAGIA BELAJAR BAHAGIA MINAT MEMBANGUN KARAKTER BELAJAR ANAK GENERASI PEMBELAJAR MANDIRI SEPANJANG HAYAT TUJUAN HIDUP MANUSIA

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir :

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang harus hidup di tengah lingkungan sosial. Melalui proses sosialisasi. mengadakan interaksi sosial dalam pergaulannya.

BAB IV ANALISIS DATA. data-data yang sudah diperoleh dan dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Analisis

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

BAB V HASIL PENELITIAN

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS TEKNIK KOMUNIKASI : MENYAMPAIKAN KABAR BURUK DAN KONSELING KELUARGA

Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir

KETERAMPILAN KONSELING. Rosita E.K.

BAB IV ANALISIS DATA. diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut : A. Analisis Bimbingan dan Konseling Islam dengan pendekatan

LAMPIRAN. repository.unisba.ac.id

LAMPIRAN. Universita Sumatera Utara

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI EXPRESSIVE WRITING TREATMENT UNTUK MENGATASI EKSPRESI EMOSI NEGATIF PADA REMAJA DI DESA SEGORO TAMBAK SEDATI SIDOARJO A. Analisis Proses Implementasi Expressive Writing Treatment untuk Mengatasi Ekspresi Emosi Negatif Pada Remaja di Desa Segoro Tambak Sedati Sidoarjo Analisis proses pelaksanaan Expressive Writing Treatment untuk mengatasi Ekspresi Emosi Negatif berkaitan dengan kesesuaian tahapan Bimbingan Konseling yang digunakan pada umumya. Dalam hal ini, tahapan Bimbingan dan Konseling yaitu identifikasi masalah, diagnosis, prognosis, treatment atau terapi dan follow up. Tabel 4.1 Analisis Proses Pelaksanaan Expressive Writing Treatment untuk Mengatasi Ekspresi Emosi Negatif pada Remaja di Desa Segoro Tambak Sedati Sidoarjo Klien Ekspresi Emosi Negatif Identifikasi masalah Diagnosis Prognosis Treatment Follow Up/ Evaluasi X X X X X Keterangan: X= Terlaksana sesuai tahapan. Berdasarkan tabel diatas, bahwa pelaksanaan proses Bimbingan dan Konseling yang dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan konseling, yang dimulai dari identifikasi masalah, diagnosis, prognosis, treatment, dan evaluasi/ Follow up.

Selain kelima tahapan di atas, jika dirinci lagi ada 4 tahap didalam proses treatment yaitu: 1) recognation/initial writing; 2) examination/ exercise writing; 3) juxtaposistion/feedback; 4) application to the self. Berikut rincian singkat keempat tahap tersebut: Yang pertama, recognation/initial writing. Dalam tahap ini yaitu menulis bebas. Klien dipersilahkan menulis apapun tentang segala isi perasannya pada waktu itu. Kemudian menulis perasannya tentang hubungan dengan keluarga di rumah, hubungan dengan lingkungan sekolah, dan hubungan dengan teman sebaya atau teman bermain. Dari sini klien mampu mengeluarkan katarsis emosinya yang selama ini mungkin belum mampu terekpsresikan dengan wadah yang baik dan maksud yang baik. Sehingga peneliti mendapatkan informasi tentang apa yang klien selama ini rasakan. Sehingga bisa menjadi salah satu bahan untuk melakukan penggalian terhadap permasalahan klien. Yang kedua, examination/ writing exercise. Tahap ini merupakan tahap menulis dengan tema tertentu yang telah peneliti atur. Peneliti bisa mengeksplor penyebab-penyebab emosi negatif itu timbul. Karena menulis dengan tema tertentu atau suatu peristiwa tertentu sehingga memudahkan untuk melakukan proses konseling pada tahap selanjutnya. Meskipun tidak diperbolehkan mengambil kesimpulan mutlak akan tetapi tahap ini sangat membantu peneliti sebagai bahan pengumpulan data. Yang ketiga, Juxtaposition/feedback. Tahap ini merupakan tahap refleksi terhadap tulisan-tulisan klien. Pada tahap ini peneliti bisa

menguraikan emosi-emosi negatif klien yang ia rasakan selama ini. Klien dengan bebas menceritakan secara lisan terhadap peneliti bahkan sampai pada permintaan bantuan oleh klien kepada peneliti. Sehingga mempermudah peneliti dalam mengembangkan ke tahap selanjutnya yaitu perubahan tingkah laku klien. Yang keempat, application to the self. Tahap ini merupakan tahap pengaplikasian atas kesepakatan bersama, antara klien dengan peneliti. Bahkan klien secara aktif meminta alternatif solusi. Tujuan dari tahap ini yaitu perubahan tingkah laku dari yang mengekspresikan amarahnya dengan cara yang negatif kepada ekpresi emosi dengan cara positif. Di tahap ini klien menyepakati perubahan tingkah laku dengan penuh antusias. Keempat tahapan diatas, Expressive Writing Treatment sangat memudahkan klien menuju perubahan perilaku dari yang ekspresi emosi negatif menuju ekspresi emosi negatif. Tahapan-tahapan yang dilakukan seperti tahapan Bimbingan dan Konseling pada umumnya. dari tahapan tersebut tahapan identifikasi masalah, diagnosis dan prognosis berjalan lancar. Analisis pada tahap tahap treatment dilihat dari segi mimik, dari gesture, dari segi ucapan, dari sikap. Analisis pada tahap Recognation, klien pada saat menulis bebas klien sangat giat menulis kecepatan menulisnya pun lancar. Terlihat mimik klien di menit pertama memerah. Klien sesekali pandangannya melihat keatas. dan 10

menit pertama, terdengar suara menahan tangis (ingus). Kemudian klien berhenti dan membersihkannya lalu melanjutkan menulis lagi. Isi tulisan bebas klien sering menuliskan kata-kata jenuh berulangulang. Dan mengatakan kata lelah juga berulang-ulang. Isi tulisan banyak berisi tentang keluh-kesah tentang rasa sakitnya terhadap temannya dan keluarganya. Klien mengeluhkan perihal sikap semena-mena temannya dan perkataan-perkataan tidak menyenangkan yang sering dilontarkan kepada dirinya oleh keluarganya. Sesi selanjutnya menulis tentang lingkungan sekolah. Klien memasang wajah cemberut. Cara menulisnya pun bermalas-malasan. Dan di awal pembicaraan pun klien juga mengatakan kalau klien malas menulis perihal sekolah. Di 5 menit pertama, ekpsresi klien terlihat marah dan kecepatan menulisnya pun cepat. Isi tulisan pada sesi ini, klien mengungkapkan segala kekesalannya tentang pihak sekolah dalam hal ini, guru, yang tidak pernah mendukung dirinya. ia menyayangkan sikap guru-gurunya yang seenaknya tanpa pertimbangan yang matang. Ia menginginkan adanya dukungan dan bantuan berupa pendekatan intensif terhadap murid-muridnya. Pada sesi ini klien sering mengakhiri kalimat dengan tanda tanya. Sesi menulis tentang keluarga. Pada saat konselor mempersilahkan untuk menulis tentang keluarga klien langsung menundukkan kepala dan menulis dengan raut muka yang sedih. Di 5 menit pertama wajah klien

memerah lalu menangis dan berhenti menulis. Klien menangis beberapa menit kemudian melanjutkan menulis lagi. Isi tulisan klien berisi tentang kesedihannya selama ini karena klien selalu menerima perkataan-perkataan yang tidak menyenangkan setiap hari. Ia merasa tidak bernilai di mata keluarganya. Ia menginginkan dukungan secara psikis dan moral dari keluarganya. Harapan terhadap keluarganya agar menjadi keluarga yang nyaman bagi dirinya, keluarga yang selalu mendukung, memotivasi, membantu dan saling merangkul dalam berbagai keadaan. Sesi menulis tentang teman bermain klien. klien menulis sambil tersenyum pada tahap ini. Isi tulisannya pun paling sedikit dibanding sesi-sesi sebelumnya. Klien pun tidak menuliskan hal-hal yang negatif melainan ucapan terimakasih karena sudah menjadi sahabat yang baik sekaligus keluarga bagi dirinya. dan ucapan maaf jika selama ini ia banyak mengecewakan mereka. Klien mengungkapkan betapa bahagianya mempunyai sosok teman seperti mereka. Memasuki tahapan kedua, tahap initial writing. tahap ini terbagi menjadi tiga, tahap menulis masa lalu, yang terbagi menjadi tiga sesi, tahap menulis masa depan, yang terbagi dalam 2 sesi, tahap menulis masa sekarang, yang terbagi menjadi 2 sesi.

Sesi menulis masa lalu. pertama-tama menuliskan tentang hal yang paling membuat ia sedih. Pada saat menulis sesi ini klien sempat meneteskan airmata beberapa menit tetapi klien tetap melanjutkan menulis. Klien menuliskan perihal kesedihannya tentang sakit yang diderita oleh ayahnya. Dan pada saat yang sama, klien dalam keadaan terancam diskors oleh pihak sekolah. Klien sangat merasa takut dan sedih jikalau penyakit ayahnya bertambah parah jika ayahnya mendengar berita ini. Klien menyesali perbuatannya. Ia juga memohon kepada Allah agar masalahnya dapat terselesaikan. Sesi menulis masa lalu kemudian dilanjutkan dengan menuliskan tentang hal yang paling membuat ia marah. Tidak banyak basa-basi klien langsung menuliskan apa yang telah diinstruksikan oleh konselor. Klien menulis dengan semangat dilihat dari kecepatan menulis, klien menulis pada sesi ini sangat cepat. Klien menuliskan perihal kemarahannya pada saat HP nya dirusakkan oleh kakaknya. Ia merasa sangat kesal pada saat itu. Klien sampai membakar, merusak, melempar, membuang, membanting, merusak barang-barang yang ada disekitarnya. Klien benar-benar marah dan sangat sulit mengendalikan amarahnya sendiri. klien merasa benar-benar dibuat kesal oleh kakaknya. Sesi menulis kemudian dilanjutkan dengan menuliskan tentang hal yang paling membuat klien bahagia. Klien pada saat menulis sesi ini, klien terlihat bahagia. Klien dengan cekatan langsung menulis.

Klien menuliskan tentang situasi yang membahagiakan, dimana orang-orang disekitarnya baik teman, para guru, dan keluarga turut mendukung prestasinya. Klien merasa dirinya diterima dan dihargai oleh orang-orang disekitarnya. Klien mengucapkan terimakasih dan bangga atas semua yang telah mendukungnya selama proses perlombaan. Setelah sesi menulis masa lalu selesai, klien dipersilahkan menulis tentang masa depan yang meliputi segala hal yang diimpikan di masa depan dan sosok dirinya di masa depan. Pada sesi menulis tentang impian di masa depan, klien menjelaskan detail bahwa ia ingin menjadi sosok yang menginspirasi banyak orang dan dikagumi oleh semua orang karena sikap yang ringan tangan. Dilanjutkan dengan sesi menulis tentang sosok dirinya yang diimpikan di masa depan. Klien menghela nafas sejenak lalu menulis. Klien mengungkapkan bahwa dirinya ingin menjadi pengusaha sukses. sosok yang didengung-dengungkan oleh banyak orang karena kebaikannya. Orang yang siap sedia membantu orang-orang yang membutuhkan baik secara finansial maupun moril. Secara kuantitas, isi tulisan klien pada sesi ini, hampir sama. Setelah sesi menulis tentang masa depan selesai, berlanjut pada sesi menulis masa lalu. pada sesi ini, klien dipersilahkan menulis pada dua sesi. Pertama, sesi menulis tentang nikmat yang telah ia terima dan sesi menulis tentang usaha yang selama ini ia telah capai.

Sesi menulis tentang usaha yang telah ia lakukan selama ini, sebelum klien menulis, klien sempat tersenyum lalu menulis. Klien mengungkapkan bahwa selama ini sudah banyak nikmat yang ia dapatkan, ia tergolong orang yang beruntung dibanding yang lain karena hidupnya serba ada. Dari kebutuhan primer sampai kebutuhan tersier pun ia dipenuhi oleh keluarganya. Setelah mengungkapkan segala nikmat yang ia terima selama ini, di akhir tulisannya klien menyadari bahwa selama ini usaha yang ia lakukan belum maksimal dengan menggunakan kata saya tinggal menikmati, tapi sayanya begitu malas belajar. Usaha juga nggak ada, tragis ya saya hehehehe. Pada sesi menulis tentang nikmat yang telah ia terima selama ini. Klien mengungkapkan bahwa dirinya amat menyayangkan bahwa tindakantindakan yang selama ini dia lakukan banyak yang tidak membawa manfaat bagi dirinya maupun orang lain. Diluar sana banyak orang yang kurang mampu secara finansial dan ia giat bekerja. Akan tetapi dirinya semakin bermalas-malasan. Klien juga menyayangkan seharusnya dirinya menjadi orang yag lebih bermanfaat. Dan diakhir tulisannya, klien menuliskan kesiapannya untuk berubah bismillah saya ingin berubah. Menuju tahap selanjutnya yaitu tahap Juxtaposition. Ada 3 bagan yang telah ditulis klien. pertama bagan sikap-sikap klien yang harus dihindari. Kedua, bagan jadwal sehari-hari klien. ketiga bagan positive ways. Pertama-tama, konselor mengajak klien mengkonfirmasi tulisan di tahap menulis bebas. Klien mengungkapan tentang keluh kesahnya tentang

keluarganya yang selalu memarahinya setiap hari, klien menjadi sosok yang selalu disalahkan, tindakannya tidak pernah benar. Perkataan tidak menyenangkan selalu ia terima. klien menangis pada saat menceritakan hal ini. Konselor mengklarifikasi penyebab perkataan tidak menyenangkan kemudian diwujudkan dalam bentuk bagan. Klien diminta untuk memilih dan memilah sikap-sikap yang harus dihindari. Setelah membuat bagan tersebut selesai, klien mulai menyadari bahwa ada penyebab dibalik ucapan-ucapan yang tidak menyenangkan yang selalu ia terima. Oleh karena itu, disini dibutuhkan adanya perubahan tingkah laku. Kemudian disepakati membuat bagan 2 yang berisi tentang jadwal keseharian klien. Pada saat menulis bagan 2, klien menulis dengan antusias. Dan setelah itu klien juga siap sedia melaksanakan jadwal keseharian yang telah ia tulis karena menurut klien jadwal tersebut sangat membantu dirinya. pada sesi ini, klien sudah menunjukkan antusiasmenya untuk melakukan perubahan pada dirinya. Bagan 3, yang berisi tentang perbandingan sikap-sikap positif dan negatif, bagan ini ditulis bertujuan merefleksikan bahwa masih banyak cara yang lebih santun untuk mengekspresikan emosi negatifnya. Kemudian klien menuliskan sendiri isi bagan tersebut. setelah menuliskan isi bagan, klien mengatakan bersedia untuk berubah dan meminta konselor untuk membantu proses perubahan klien.

Setelah klien mengatakan siap berubah, dilanjutkan pada tahap selanjutnya yaitu application to the self. Pada tahap ini, klien secara jelas mengatakan bahwa dirinya siap berubah seperti yang ia tuliskan pada bagan yang telah ia tulis yaitu bagan jadwal keseharian dan positive ways. Pada tahap treatment menemukan kesulitan pada sesi juxtaposition dan application to the self. Juxtaposition, Pada tahap ini peneliti kesulitan dalam menciptakan penawaran-penawaran yang inovatif dan solutif. Namun, kemudian kesepakatan penawaran dimulai dari inisiatif klien berdasarkan refleksi yang dilakukan oleh peneliti. Tahap application to the self. Pada tahap ini peneliti kesulitan dalam proses controlling untuk menjaga kontinuitas proses konseling dan menjaga rapport terhadap klien. namun, hal ini dapat diatasi oleh peneliti dengan mengatur jadwal bertemu klien untuk menanyakan kabar klien dan mengetahui kontinuitas hasil Expressive Writing Treatment. Dari kelima tahap diatas, ada dua sesi yang menarik perhatian peneliti yaitu: 1) recognation/ initial writing; 2) juxtaposition/ feedback. Pada tahap recognation/ initial writing, peneliti sangat merasakan dampak Expressive Writing Treatment terhadap klien. Expressive Writing Treatment sangat besar pengaruhnya pada diri klien. ditandai dengan menulis beberapa menit, klien sudah mampu mengekspresikan segala emosinya. Klien sampai menangis terisak-isak ketika menulis tentang perihal bagaimana hubungan klien dengan lingkungan keluarga. Perubahan emosi melalui

menulis terlihat sangat cepat baik dari mimik klien, gestur tubuh maupun kecepatan menulis. Yang kedua, pada tahap juxstaposition/ feedback. Pada tahap ini peneliti tidak perlu panjang lebar merefleksikan tulisan-tulisan klien, klien dengan cepat menangkap situasi perasaannya bahwa ada beberapa perubahan yang perlu dilakukan. Bahkan pada saat itu klien dengan antusiasme meminta peneliti untuk bersedia membantu dan mendampingi klien. B. Analisis Hasil Implementasi Expressive Writing Treatment untuk Mengatasi Ekspresi Emosi Negatif Pada Remaja di Desa Segoro Tambak Sedati Sidoarjo Setelah mengimplementasikan Expressive Writing Treatment pada klien yang mengalami Ekspresi Emosi Negatif. Klien banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan sebelumnya baik dari segi durasi ekspresi emosi negatif maupun dari segi ekpresi emosi negatif itu sendiri. perubahan yang dialami klien cenderung menurun. Dari yang sebelumnya ekpsresi emosi negatif dalam bentuk memukul, melukai, membanting, melempar, sampai membakar kini klien tidak sampai melakukan kontak fisik yang bersifat melukai. Begitu juga dari segi durasi dari durasi yang paling lama 45 menit kini hanya 7 menit durasi paling lama klien mengekspresikan emosi negatifnya. Perubahan ini tidak hanya dirasakan langsung oleh klien tetapi orangorang dikeitarnya seperti keluarga, tetangga dan teman sekolahnya.

Jika dilihat berdasarkan tingkat keberhasilan pelaksanaan Expressive Writing Treatment secara umum berhasil. tingkat keberhasilan pelaksanaan Expressive Writing Treatment berkaitan dengan kuantitas perubahan pada klien, hilangnya atau berkurangnya simptom pada klien sebagaimana tabel berikut. Tabel 4.2. Analisis tingkat keberhasilan Expressive Writing Treatment terhadap perubahan diri. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Perlakuan Dimarahin oleh ibunya Diejek oleh temannya Diejek oleh kakaknya Kemauan tidak dituruti oleh orang tua Tersinggung oleh perkataan orang lain Barangnya tidak sengaja dirusak orang lain Dibandingbandingkan dengan kakaknya Sikap Klien prakonseling Mengomel sambil sambil berjalan menuju kamar lalu membanting pintu dan mengurung diri di kamar Memukul temannya sampai mimisan Memukul, menjambak sampai membakar rambut Berteriak-teriak sambil mengeluarkan kata-kata kotor lalu berjalan menuju kamar dan membanting pintu Menarik kera baju dan memukulinya Membuang perabotan rumah ke sungai kemudian memecah piring dan gelas, lalu memukuli orang tersebut. Membentak lalu pergi menuju kamar dan membanting pintu Sikap Klien Durasi pascakonseling 3 jam Menghela nafas panjang dan pergi meninggalkan ibunya sambil diam 45 menit Membalas dengan candaan 2 jam Membalas dengan candaan dan menasehati kakaknya 1jam Wajah cemberut dan diam 40 menit Diam dan meninggalkan orang tersebut 2 hari Mengomel sambil menjelaskan apa yang ia inginkan terhadap seseorang tersebut 1 jam Diam dan pergi menjauh dari orang tersebut Durasi 5 menit 5 menit 5 menit 3 menit 2 menit 7 menit 3 menit Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat perbandingan kondisi klien pra konseling dengan pasca konseling.

Perubahan tingkah laku klien sangat signifikan dilihat dari segi durasi kemarahan klien sangat jauh berkurang. Dari yang durasi kemarahan rata-rata 1 jam kini berkurang drastis pada durasi tidak lebih dari 15 menit. Dan dari segi sikap, klien mengalami perubahan tingkalh laku yang sangat jauh lebih terkontrol dalam mengendalikan emosi negatifnya. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Expressive Writing Treatment berhasil dan memiliki keberhasilan tinggi. Setelah penelitian, peneliti melakukan follow up dengan cara meminta infosmasi dari lingkungan keluarganya dan wawancara langsung terhadap klien dalam beberapa waktu.