UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah perempuan yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MEDIA MEDIKA INDONESIANA

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization),

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA sudah mencapai tahap terkonsentrasi pada beberapa sub-populasi berisiko

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

GAMBARAN PENULARAN DAN STIGMA PADA PEREMPUAN DENGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

BAB I PENDAHULUAN. masalah berkembangnya Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Masalah HIV/AIDS yang

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit infeksi yang hingga saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus golongan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. masalah dunia karena melanda di seluruh negara di dunia (Widoyono, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan jumlah kasus Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus. ibu kepada janin yang dikandungnya. HIV bersifat carrier dalam

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan. masalah global. Menurut data WHO (World Health Organization) (2014),

PERATURAN BUPATI BATANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. (HIV/AIDS) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. World Health

BAB I PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan milenium atau sering disebut dengan millennium development goals (MDGs) adalah

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PENULARAN HIV/AIDS PADA PROSES PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyakit menular seksual AIDS masih menjadi perbincangan

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

NIAT IBU HAMIL DARI SUAMI BERESIKO TERTULAR HIV/AIDS UNTUK MELAKUKAN VCT DI SEMARANG TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Melakukan Tes HIV pada Layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. data WHO (World Health Organization) tahun 2012, penemuan kasus. HIV (Human Immunodeficiency Virus) di dunia pada tahun 2012

HIV/AIDS dan PMTCT, 4 orang mengatakan kadang-kadang memberikan. informasi HIV/AIDS dan PMTCT, dan 1 orang mengatakan tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut disebut AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). UNAIDS

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Imunnodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Imunne Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN NIAT MELAKUKAN VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING (VCT) DI PUSKESMAS KRETEK KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodefficiency Virus (HIV) merupakan virus penyebab

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Joint United National Program on

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER. kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

Oleh : WILDA KHAIRANI DALIMUNTHE NIM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan infeksi yang berkembang pesat di dunia, begitu pula di Indonesia. Menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, hingga tahun 2015 akumulasi kasus infeksi HIV berjumlah 184.929. DKI Jakarta memiliki jumlah kasus HIV tertinggi yaitu 38.464, diikuti Jawa Timur dengan jumlah 24.104 serta Papua dengan jumlah 20.147. Kasus AIDS sendiri memiliki jumlah kumulatif sebanyak 68.197. Jawa timur memiliki jumlah kasus terbanyak dengan 13.043, Papua menempati urutan kedua dengan jumlah 12.117, serta DKI Jakarta mengikuti dengan jumlah kasus 8.077. Sedangkan, jumlah kumulatif kasus AIDS per 100.000 penduduk (case rate) hingga September 2015 menunjukkan bahwa Papua menempati urutan pertama (378,14) dan diikuti Papua Barat (216,46). Jika dilihat dari jenis pekerjaannya, ibu rumah tangga memiliki jumlah kasus AIDS tertinggi dibandingkan pekerjaan lainnya (Kemenkes, 2015) Merauke merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Papua. Kabupaten Merauke mengalami persoalan yang cukup serius dengan HIV&AIDS. HIV diperkirakan masuk Kabupaten Merauke sekitar tahun 1990-an oleh pelaut asal Thailand. Menurut data dari Dinas 1

2 Kesehatan Kabupaten Merauke, hingga Juni 2007 terdapat 934 pengidap HIV&AIDS. Jumlah tersebut tebagi menjadi 480 kasus HIV dan 454 kasus AIDS, dengan jumlah orang yang meninggal mencapai 227 orang. Sedangkan hasil Voluntary Counseling Test (VCT) yang dilakukan pada periode Januari Juli 2007 menunjukkan 11 dari 380 ibu rumah tangga positif terjangkit HIV&AIDS (Kompas, 2008) Jumlah kumulatif kasus AIDS di seluruh Indonesia untuk ibu rumah sebanyak 9.096 kasus. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tenaga kerja non-profesional/karyawan yang berjumlah 8.287, wiraswasta dengan jumlah 8.037 dan berbagai jenis pekerjaan lainnya yang memiliki jumlah kasus lebih rendah. Tingginya kasus AIDS pada ibu seperti yang ditunjukkan data di atas, akan meningkatkan resiko transmisi HIV&AIDS kepada anak baik pada saat kehamilan, proses persalinan maupun saat menyusui. Resiko terjadinya transmisi dari ibu ke anak ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah kasus HIV pada anak berusia 4 tahun yang mengalami puncaknya pada tahun 2014 dengan jumlah 1.030 kasus atau 3,1%. Pada tahun 2015, jumlah tersebut mengalami penurunan menjadi 627 kasus atau 2,5%. Sedangkan anak berusia 5-14 tahun dengan jumlah kasus 405 atau 1,9% mengalami penurunan hingga 253 kasus atau 1,0% jika dibandingkan kelompok umur lainnya pada tahun 2015. Pada anak akan lebih cepat terjadi perkembangan kelainan sistem imun, serta dalam sepuluh tahun pertama kehidupan akan muncul berbagai

3 gejala klinis. Gejala klinis pada anak yang muncul pertama kali adalah penyakit infeksi berulang. Biasanya infeksi ini terjadi pada bayi berusia 4 bulan dengan batas usia berkisar 1-42 bulan. Pada usia 7 bulan dapat terjadi limfadenopati (40%), sedangkan pada usia 3 bulan kemungkinan terjadi splenomegali (31%) dan hepatomegali (29%) (Setiawan, 2009) Melihat tingginya kasus HIV&AIDS di kalangan wanita usia produktif, terutama ibu rumah tangga, serta dampak transmisi HIV&AIDS kepada anak, maka dibutuhkan sebuah program yang dapat melindungi ibu dan anak. Prevention of Mother to Child HIV Transmission (PMTCT) atau yang disebut dengan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) merupakan upaya penanggulangan HIV&AIDS yang terintegrasi dan meliputi beberapa kegiatan, yaitu pencegahan penularan virus HIV pada wanita usia reproduksi, pencegahan kehamilan tidak direncanakan pada ibu dengan HIV&AIDS, pencegahan penularan dari ibu hamil yang positif kepada anak yang dikandungnya serta pemberian dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu beserta anak dan keluarganya (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Menurut pedoman yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO), PPIA dapat meningkatkan ketahanan hidup anak dan kesehatan ibu, mengurangi resiko transmisi dari ibu ke anak hingga 5% atau bahkan lebih rendah (Leach- Lemens, 2009) Dalam penelitian yang dilakukan kepada bayi yang lahir dan terpapar virus HIV dari ibu yang positif oleh Muktiarti, et al tahun 2012,

4 menunjukkan bahwa dari 238 bayi, 6 diantaranya positif terinfeksi HIV, 170 tidak terinfeksi, dan 62 tidak dapat ditindaklanjuti. Ibu yang mengikuti program PPIA tidak menularkan virus HIV kepada anak (Muktiarti, 2012). Tidak jauh berbeda dengan penelitian tersebut, Soeiro, et al pada tahun 2011 di dalam penelitiannya memberikan hasil 48 kasus transmisi HIV dari ibu ke anak (9,9%). Hal tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat resiko terjadinya transmisi vertikal virus HIV dari ibu ke anak, namun persentase sangat rendah dibandingkan jika tidak dilakukan PPIA. Penelitian ini masih perlu dilakukan terutama dengan melihat serta mempertimbangkan tingginya kasus HIV&AIDS di Provinsi Papua, salah satunya di Kabupaten Merauke, Papua. Jika terdapat ibu rumah tangga yang mengidap virus HIV&AIDS, maka dapat menyebabkan resiko terjadinya transmisi virus tersebut kepada anaknya. Jika jumlah transmisi virus kepada anak dapat diketahui, maka kita dapat menilai keterlibatan ibu dalam efektivitas PPIA. 1.2 Rumusan Masalah : 1.2.1 Berapakah jumlah kejadian transmisi virus HIV-AIDS dari ibu ke anak di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Merauke, Papua pada tahun 2010 hingga 2014? 1.2.2 Bagaimanakah karakteristik ibu dengan HIV&AIDS yang memiliki anak positif HIV?

5 1.2.3 Bagaimana keterlibatan ibu dalam pelaksanaan program 1.3 Tujuan : PPIA? 1.3.1 Tujuan Umum : i. Mengetahui jumlah kejadian transmisi virus HIV-AIDS ii. dari ibu ke anak di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Merauke, Papua. Mengetahui karakteristik ibu dengan HIV&AIDS yang memiliki anak positif HIV. iii. Mengetahui keterlibatan ibu dalam pelaksanaan program PPIA. 1.3.2 Tujuan Khusus : i. Mendeskripsikan jumlah kejadian transmisi virus HIV- AIDS dari ibu ke anak di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Merauke, Papua. ii. Menganalisis keterlibatan ibu dalam keberhasilan pelaksanaan program PPIA. 1.4 Manfaat penelitian : 1.4.1 Manfaat teoritis : Menambah wawasan dalam penelitian tentang kejadian transmisi virus HIV-AIDS secara vertikal dari ibu ke anak.

6 1.4.2 Manfaat praktis : i. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke Sebagai masukan untuk dapat menigkatkan programprogram yang berhubungan dengan tindakan promotif dan preventif untuk menegah transmisi HIV&AIDS dari ibu ke anak. ii. Bagi peneliti Menambah ilmu dan pengetahuan tentang jumlah kejadian transmisi virus HIV-AIDS secara vertical dari ibu ke anak, terutama di Kabupaten Merauke, Papua

1.5 Keaslian penelitian : Peneliti Muktiarti et al, 2012 Soeiro, et al. 2011 Judul penelitian Outcomes of prevention of HIV mother-to-child transmission in Cipto Mangunkusumo Hospital Mother-to-child transmission of HIV infection in Manaus, State of Amazonas, Brazil Desain penelitian Studi retrospektif Studi deskriptif Tabel 1 Keaslian penelitian Subjek penelitian Semua bayi yang lahir dengan yang terpapar HIV yang dilahirkan dari ibu yang HIV positif di Departemen Kesehatan Anak, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Wanita hamil pada sistem data di Amazonas, Brazil tahun 2007 hingga 2009. Hasil penelitian - Terdapat 238 bayi dalam penelitian ini. 6 (2.5%) diantaranya positif terinfeksi HIV, sementara 170 (71.4%) tidak terinfeksi HIV, dan 62 (26.1%) subjek tidak dapat dihubungi untuk ditindak lanjuti. - Semua subjek yang menjalankan managemen PMTCT secara lengkap tidak terinfeksi. - Faktor resiko orang tua yang paling sering diamati adalah penyalahgunaan obat secara intravena. - Terdapat 509 wanita hamil yang positif mengidap HIV - Transmisi vertical 9.9% (95% CI: 7.2-12.6%) - Rata-rata usia wanita 27 tahun (SD: 5.7), dan kebanyakan dari 7

mereka (54.8%) tidak menyelesaikan sekolah dasar (tingkat 8) - Secara seropositif diagnosis HIVsudah di tetapkan sebelum kehamilan pada 115 wanita (22.6%), saat perawatan kehamilan pada 302 wanita (59.3%), saat proses persalinan pada 70 wanita (13.8%), dan setelah persalinan pada 22 wanita (4.3%). - Empat ratus empat dari seluruh wanita tersebut (79.4%), telah menerima perawatan kehamilan, dengan 79.4% mendapatkan antiretroviral selama kehamilan dan 61.9% bayi baru lahir menerima profilaksis. - Dengan metode multivariate regresi, yang hidup di daerah urban [OR = 0.7 (95% CI: 0.35-0.89)], dan memiliki perawatan kehamilan [OR - = 0.1 (95% CI: 0.04-0.24)], tetap jadi faktor proteksi transmisi vertical di populasi ini. 8

Purnaningtyas dan Dewantiningrum. 2011. Marília D. Turchi, Lucélia da Silva D, Celina M. T. Martelli. 2007 Persalinan pervaginam dan menyusui sebagai faktor risiko kejadian HIV pada bayi. Mother-to-child transmission of HIV: risk factors and missed opportunities for prevention among pregnant women Studi kontrol kasus Studi Kohort Ibu dengan HIV yang datang ke klinik VCT RSUP Dr. Kariadi tahun 2002 2011 Wanita hamil postif HIV pada tahun 1995-2001 - Sebanyak 28 subjek penelitian terbagi dalam kelompok HIV 16 subyek dan non HIV 12 subyek. Analisis berbagai faktor menunjukkan bahwa pemberian ASI (OR 13,00, 95% CI 2,12-79,59) dan persalinan pervaginam (OR 6,07, 95% CI 1,11-3,24) merupakan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian HIV pada bayi. - Nilai CD4 serum ibu >400 sel/mm 3 menjelang persalinan (OR 0,33; 95% CI 0,03-4,019), pemberian ARV profilaksis neonatus (OR 0,20; 95% CI 0,02-2,23) dan pemberian ARV pada ibu hamil (OR 0,13, 95% CI 0,01-1,40), tidak merupakan determinan terhadap penularan HIV dari ibu ke janin. - Studi ini memperkirakan tentang tingkat transmisi vertical, faktor yang berhubungan dengan transmisi vertical, dan penggunaan ARV. - Terdapat 276 wanita dengan HIV positif (322 kehamilan), 9

attending services in Goiânia, State, Brazil health Goiás dan terdapat 70 anak dengan HIV positif. - Keseluruhan resiko transmisi vertical adalah 27.8% (95%CI: 22.3-33.7). - Tingkat transmisi vertical adalah 40.8%; 62/152 pada kelompok tanpa profilaksis dan 1 % pada kelompok dengan profilaksis yang menunjukkan penurunan resiko transmisi vertical sebesar 97.5%. 10