Perbaikan Faktor Daya Motor Induksi Tiga Fase. Oleh Manan Ginting Staff Pengajar di Pendidikan Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan

dokumen-dokumen yang mirip
PERBAIKAN FAKTOR DAYA MOTOR INDUKSI 3 FASE

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

Gambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik

BAB II LANDASAN TEORI

Politeknik Negeri Sriwijaya

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron

BAB II. Dasar Teori. = muatan elektron dalam C (coulombs) = nilai kapasitansi dalam F (farad) = besar tegangan dalam V (volt)

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGGERAK MULA MIKROHIDRO TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE 4 KUTUB ABSTRAKSI

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENINGKATAN FAKTOR KERJA MOTOR INDUKSI 3 PHASA

Prinsip Pengukuran Besaran Listrik

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

COS PHI (COS φ) METER

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

Perbaikan Faktor Daya Motor Induksi 3 fase menggunakan Mikrokontroler 68HC11

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP KARAKTERISTIK KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE ABSTRAKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No.1, April 2012 ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

ANALISIS GENERATOR DAN MOTOR = V. SINKRON IÐf SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA REAKTIF SISTEM

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

BAB 3 PENGUJIAN DAN HASIL PENGUKURAN. 3.1 Rangkaian dan Peralatan Pengujian

Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan.

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor induksi tiga fasa rotor belitan merupakan salah satu mesin ac yang

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

1.KONSEP SEGITIGA DAYA

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA

RANCANG BANGUN KAPASITOR BANK UNTUK EFISIENSI DAYA LISTRIK PADA INDUSTRI KECIL

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan 1

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK (MESIN SEREMPAK)

Transformator (trafo)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009

20 kv TRAFO DISTRIBUSI

MENGUBAH KUMPARAN MOTOR TIGA PHASA SATU KECEPATAN MENJADI EMPAT KECEPATAN

PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL

MOTOR LISTRIK 1 FASA

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KELISTRIKAN INSTALASI SAKLAR TPDT(Three Pole Double Throw Switch) UNTUK MOTOR KAPASITOR 1 FASA

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

Antiremed Kelas 12 Fisika

TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK KELOMPOK 6 MOTOR INDUKSI 3 PHASA

ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK. MEMENUHI PENAMBAHAN BEBAN 300 kva TANPA PENAMBAHAN DAYA PLN

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

Transkripsi:

Perbaikan Faktor Daya Motor Induksi Tiga Fase Oleh Manan Ginting Staff Pengajar di Pendidikan Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan Abstrak Faktor daya motor induksi yang rendah akan sangat merugikan konsumen terutama kalangan industri sebagai pengguna terbesar. Bagi industri kondisi faktor daya rendah tak dapat dihindari karena beban motor yang bervariasi. Motor induksi dengan beban penuh dapat memberikan faktor daya tinggi, namun pada saat motor berbeban rendah faktor dayanya akan turun hingga dapat mencapai,3. kondisi semacam ini dapat diatasi dengan penambahan. Kapasitor yang dipasang secara parallel dengan motor dapat digunakan untuk memperbaiki faktor daya. Besarnya nilai tergantung pada daya reaktif yang ditarik oleh motor. Nilai tidak boleh melebihi 9% dari daya reaktif motor tanpa beban, sebab yang nilainya terlalu tinggi dapat mengakibatkan tingginya tegangan kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pemasangan 1 µf dapat perbaikan faktor daya hingga mencapai,93. Perbaikan faktor daya hanya efektif pada beban kurang dari 5% dari beban normal. Kata Kunci: faktor daya, daya motor induksi, PENDAHULUAN Motor induksi banyak digunakan sebagai pergerak utama pada sebagian besar industri. Pada umumnya motor yang digunakan untuk keperluan industri adalah motor-motor kecil yang efesiensinya tidak tinggi, sehingga banyak kerugian pada rangkaian magnetisasi saat berbeban ringan. Motor yang dibuat oleh pabrik dirancang untuk beroperasi mendekati beban penuh, sehingga jika beban turun dibawah beban tertentu maka efesiensi turun dengan cepat, mengoperasikan motor dibawah laju beban rendah memiliki dampak pada faktor dayanya. Faktor daya yang tinggi sangat diinginkan, agar operasi mesin lebih efisien dan menjaga biaya rendah untuk seluruh sistem kelistrikan pabrik. Dalam praktek yang umum dilakukan adalah memilih motor berdasarkan beban antisipasi tertinggi. Namun hal ini membuat motor lebih mahal padahal motor hanya akan beroperasi pada kapasitas penuh untuk jangka waktu yang pendek, dan beresiko motor bekerja pada beban rendah. Unjuk kerja dan faktor daya motor induksi banyak berkurang bila beban berkurang. Faktor daya rendah pada motor induksi disebabkan oleh belitan motor sendiri yang bersifat induktif, dan karakteristik beban yang tidak konstan besarnya yang selalu berubah-ubah dari beban ringan ke beban berat. Untuk mengatasi rendahnya faktor daya, yang biasa dilakukan adalah dengan memasang parallel dengan beban. Pemasangan yang terlalu kecil tidak memberikan dampak yang berarti, sedangkan yang terlalu besar akan berdampak naiknya tegangan kerja motor. Jika kenaikan tegangan kerja motor berlangsung lama, maka suhu motor akan menjadi tinggi yang dapat mengakibatkan motor terbakar. Dengan pemasangan yang sesuai diharapkan dapat memperbaiki faktor daya dan tidak terjadi kenaikan tegangan yang membahayakan. DASAR TEORI Motor Induksi Motor induksi merupakan motor yang paling banyak digunakan pada berbagai peralatan industri. Motor induksi menjadi terkenal karena rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya listrik AC. Berdasarkan pasokan dayanya motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan: 1. Motor induksi satu fase, yaiu motor dsengan satu gulungan stator yang beroperasi dengan pasokan daya satu fase. Motor jenis banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti kipas angin, mesin cuci, dll. 2. Motor induksi tiga fase, yaitu motor dengan tiga gulungan stator yang beroperasi dengan pasokan listrik tiga fase. Motor jenis ini memiliki kemampuan daya yang tinggi, sehingga banyak digunakan di industri. Konstruksi motor induksi terdiri dari kumparan stator (N 1 ) dan kumparan rotor (N 2 ). Kumparan stator berfungsi sebagai kumparan medan, yaitu membangkitkan medan magnet putar melalui

pasokan arus I. Sedangkan kumparan rotor disebut dengan kumparan jangkar. Jika sumber listrik dihubungkan ke kumparan stator, maka pada kumparan tersebut timbul medan magnet putar. Medan magnet putar stator ini kan memotong batang-batang konduktor dari kumparan rotor yang mengakibatkan timbulnya gaya gerak listrik. Rangkaian motor induksi tiga fase dapat digambarkan dengan menggunakan rangkaian ekivalen satu fase seperti terlihat pada gambar 1. negative terkumpul pada ujung metal yang lain. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negative dan sebaliknya muatan negative tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non- konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Gambar 1 Rangkaian ekivalen satu fase Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator ke kumparan rotornya. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga timbul ggl atau tegangan induksi. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan tersebut. Kumparan rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang berasal dari kumparam stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorenz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan induksi stator. Perbedaan medan putar stator dan perputaran rotor disebut slip (S), sehingga n r = Kapasitor Kapasitor adalah komponen yang dapat menyimpan muatan listrik. Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu untuk dapat menampung muatan electron. Sebuah akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulomb atau setara dengan 6,25 x 1 18 elektron. Struktur sebuah yang terbuat dari 2 buah pelat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik ditunjukkan pada Gambar 2. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya keramik, gelas dan lainlain. Jika kedua ujung pelat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki elektroda metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan Gambar 2. Prinsip dasar Kapasitor yang akan digunakan untuk memperbesar faktor daya dipasang parallel dengan rangkaian itu dberi tegangan maka elektron akan mengalir masuk ke. Pada saat kapsitor penuh dengan muatan elektron maka tegangan akan berubah. Kemudian electron akan keluar dari dan mengalir ke dalam rangakian yang memerlukannya, dengan demikian pada saat itu membangkitkan daya reaktif. Bila tegangan yang berubah itu kembali normal, maka akan menyimpan kembali electron. Pada saat mengeluarkan electron (Ic) berarti menyuplai daya reaktif ke beban. Karena beban bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif bersifat kapasitif (-) akibatnya daya reaktif akan menjadi kecil. Faktor daya Daya didefenisikan sebagai laju energi yang dibangkitkan atau dikonsumsi oleh suatu peralatan listrik, satuannya adalah Joule/detik atau watt yang disebut sebagai daya aktif (P). selain daya aktif, kita kenal daya reaktif (Q), memiliki satuan VAR atau volt-amper reaktif. Daya reaktf (Q) ini tidak memiliki dampak apapun dalam kerja suatu beban listrik. Dengan kata lain daya reaktif ini tidak berguna bagi konsumen listrik. Gabungan antara daya aktif dan reaktif adalah daya seu (S) dengan satuan VA atau volt-amper. Jika digambarkan dalam segitiga daya, maka daya semu direpresentasikan oleh sisi miring sedangkan oleh sisi segitiga yang saling tegak lurus, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.

Z C = (6) X C = = C = Gambar 3 segitiga daya Faktor daya (power factor) atau sering disebut dengan cos adalah perbandingan daya aktif dan daya semu. Sudut adalah sudut yang dibentuk antara sisi daya aktif (P) dan daya semu (S), sedangkan daya reaktif (Q) tegak lurus terhadap daya aktif (P), maka : cos = (1) besarnya daya semu (S) motor induksi adalah : S = V.1 (volt-amper) (2) Besarnya daya P motor induksi satu fase adalah : P= V.1 Cos (watt) (3) Besarnya daya P motor induksi tiga fase adalah : P = V.1. 3 Cos (watt) (4) Dimana, P = daya motor (watt) V = tegangan kerja motor (volt) I = arus motor (amper) Cos = faktor daya Daya semu, S adalah daya yang harus dipasok oleh PLN untuk memikul beban P yang diperlukan industry, sehingga besarnya sudut sangat berpengaruh terhadap besarnya pasokan daya. Semakin besar sudut, maka semakin besar daya yang harus dipasok oleh PLN, sehingga biaya yang harus ditanggung oleh industri juga semakin besar. Besarnya faktor daya yang ditetapkan PLN untuk kalangan industry sebesar, 85. Untuk memperkecil sudut, maka diperlukan penambahan. Besarnya sudut, maka besarnya daya reaktif Q = Q 1 + Q 2, sehingga Q 2 = Q Q 1, yang tak lain adalah daya yang tersimpan dalam. Besarnya sudut dipengaruhi oleh besarnya impedansi beban, jika beban bersifat induktif (+) maka imedansi mengarah ke sumbu positif dan jika beban bersifat kapasitif (-) mengarah ke sumbu negative, sepeti ditunjukkan pada Gambar 3. Untuk beban yang bersifat induktif, besarnya impedansi adalah : Z L = (5) X L = L = 2.f.L Sedangkan untuk beban kapasitif, besarnya impedansi adalah : Gambar 4 diagram vector impedansi beban METODE Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Tenaga Listrik, Pendidikan Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan. Langkahlangkah kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut : Pengukuran tanpa Mula Analisa data/ Pembahasan Kesimpulan Selesai Gambar 5 Skema Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian : 1. Motor induksi 3 fase 2. Voltmeter 3. Ampermeter 4. Wattmeter 5. Tachometer Pengukuran dengan

6. Beban motor 7. Sumber tegangan 8. Terminal/kabel Spesifikasi motor induksi yang digunakan : - Merk motor : ELWE - Motor 3 fase;, 12 kw - Tengan 38/22-5 Hz - Cos =, 84 Pengujian motor : Untuk mempelajari faktor daya motor induksi dilakukan pengujian dalam dua tahap, yaitu pengujian motor tanpa dan dengan. Tahap pertama pengujian motor tanpa dilakukan untuk mengetahui besaranbesaran yang diperlukan untuk perhitungan penentuan nilai. Pengamatan meliputi besar arus, tegangan kerja, daya kerja motor, dan putara. Hasil pengujian tahap I ditunjukkan pada tabel I. pengujian tahap kedua adalah pengujian motor dengan yang dilakukan untuk mengetahui besarannya perbaikan faktor daya Setelah pemasangan. Pengamatan meliputi besar arus, tegangan kerja, daya kerja motor, dan putaran. Hasil pengujian motor dengan ditunjukkan pada Tabel 2. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui besarnya faktor daya motor induksi pada penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pengukuran arus, tegangan, putaran, dan daya motor tanpa dengan variasi beban. Hasil pengukuran ini ditunjukkan pada Tabel 1. Tahap kedua adalah pengukuran arus, tegangan, putaran, dan daya motor setelah pemasangan dengan variasi beban. Hasil pengukuran ini ditunjukkan pada Tabel 2. Data name plate motor: Jenis motor : Induksi 3 fase, 38/22 V-5 Hz Daya motor :,12 kw Faktor daya :,84 Arus nominal :,35 A Putaran : 28 rpm Data pengukuran besaran motor : No Tabel 1 Pengukuran besaan tanpa : % Beba n Penu h Nilai Pengukuran Tegan Arus Day gan (Am a (Volt) p) (Wat t) Putar an (Rp m) Perhitu ngan faktor daya 1. 2 38,2 24 2995,18 2. 3 38,22 8 2937,55 3. 4 38,24 96 296,61 4. 5 38,26 14 2883,78 5. 6 38,28 16 286,8 6. 7 38,3 164 2835,81 7. 8 38,32 17 2818,83 8. 9 38,34 2 279,85 Perhitungan faktor daya : Dari hasil pengamatan besaran pada beban 4% diperoleh data sebagai berikut: V = 38 volt I 1 =,24 amper P = 96 Watt Daya semu motor per fase adalah: S = V x I1 = 38 x,24 = 91,2 VA Hasil perhitungan faktor daya untuk motor 3 fase tanpa, cos ϕ1 adalah: Cos ϕ 1 = Untuk meningkatkan besarnya faktor daya menjadi Cos ϕ2 =,9 diperlukan pemasangan yang nilainya diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut : Dari hasil perhitungan motor tanpa diperoleh: Cos ϕ1 =,61, sehingga ϕ1 = Cos-1,61 = 52 25 Arus reaktif yang diperlukan motor adalah : Ir1 = I1 Sin ϕ1 =,24.,79 =,19 A Jika dipasang paralel, untuk menghasilkan Cos ϕ2 =,9 maka motor dengan akan mengkonsumsi arus sebesar : I 2 = Besarnya sudut ϕ 2 = Cos -1,9 = 25,5, sehingga arus reaktif yang diperlukan: Ir2 = I2 Sin ϕ2 =,16.,436 =,7 A Arus reaktif yang lewat di : IC = Ir 1 Ir2 =, 19,7 =, 12 A Tahanan reaktif : X C = = = 3167 Ohm

Sehingga kapsitor-kapsitor yang diperlukan adalah :.94 C = = = 1.92 Dari variasi beban dan hasil perhitungan faktor daya dapat dibuat Grafik 1 faktor daya 1.5 2 4 6 8 tanpa faktor daya.9.88.86.84 2 4 6 8 beban (%) Dengan beban (%) Grafik 1. Hubungan Antara Faktor Daya dengan Beban N o % Beban Penuh Teg ang an (vol t) Arus (Am p) Da ya (w att) 1. 2 4,2 12 2. 3 4,22 13 4 3. 4 4,24 15 2 4. 5 4,26 16 6 5. 6 4,28 17 8 6. 7 4,3 19 3 7. 8 4,32 2 6 8. 9 4,34 22 Puta ran (rp m) 295 5 288 5 287 285 6 284 5 284 28 4 277 8 Perhitun gan faktor daya,87,88,91,92,92,93,93,93 Dari grafik 1 terlihat bahwa pada prosentase beban dibawah 5%, faktor daya turun sangat rendah. Sehingga diperlukan penambahan. Dari variasi dan hasil perhitungan faktor daya setelah pemasangan dapat dibuat Grafik 2.. Grafik 2. Hubungan antara faktor daya dengan beban Manfaat dari koreksi faktor daya adalah penurunan kebutuhan VA, sehingga dapat mengurangi biaya kebutuhan utilitas. Ukuran tergantung pada daya reaktif tanpa beban (VAR) yang ditarik oleh motor. Ukuran ini tidak boleh melebihi 9% dari VAR motor tanpa beban, sebab yang lebih tinggi dapat mengakibatkan motor terbakar. Untuk memperbesar harga faktor daya yang dilakukan adalah rendah hal yang mudah dilakukan adalah memperkecil sudut, agar komponen daya reaktif (VAR) menjadi rendah. Komponen daya reaktif yang bersifat induktif harus dikurangi dan pengurangan itu bisa dilakukan dengan menambah suatu sumber daya reaktif yaitu berua. Proses pengurangan itu bisa terjadi karena kedua beban bersifat induktif dan kapasitif yang arahnya berlawanan akibatnya daya reaktif menjadi kecil. Dari grafik 2 terlihat bahwa pada pembebanan 2% beban penuh terjadi perbaikan faktor daya, 18 menjadi, 87. KESIMPULAN Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbaikan faktor daya motor dapat dilakukan dengan pemasangan. Dengan pemasangan 1 F dapat memperbaikan faktor daya hingga mencapai. 87 saat berbeban 2% beban penuh.

DAFTAR PUSTAKA 1. RASID, MUHAMMAD H. Power Electronics Circuits Devices and Application Third Edition, Pearson Education, Inc., 24, pp. 68-87 2. TELLA, PRANAVI CHOWDARI. The Study Of Single Phase Diode Rectifiers with High Power Factor and Low Total Harmonic Distortion. Thesis Master Of Science University of Missouri, Colombia, December, 28. 3. HARTEN P. VAN, SETIAWAN E., 1998, Instalasi Listrik Arus Kuat, Jilid I dan II, Penerbit Bina Cipta Bandung. 4. HARTEN P. VAN, SETAIAWAN E., 22, Instalasi Listrik Arus Kuat,Jilid III, Penerbit Trimitra Mandiri. 5. BASU, SUPRATIM. Single Phase Active Power Factor Correction Methods for Optimizing EMI, Performance and Costs. Thesis for the Degree of Doctor of Philosophy, Department of Energy and Environment, Division of Electric Power Engineering, CHALMERS UNIVERSITY OF TECHNOLOGY Goteborg, Sweden, June, 26. 6. RIJONO Y., 22, Dasar Teknik Tenaga Listrik, Edisi Revisi, Penerbit Andi Yogyakarta. 7. GRADY, W. MACK. Harmonics and How They Relate to Power Factor. Proc. Of the EPRI Power Quality Issue and Opportunities Conference [PQA 93], San Diego. C A. November 9 93.