MENDETEKSI KEBERADAAN NYAMUK AEDES AEGIPTY MENGGUNAKAN METODE FUZZY. Ikhlas Ali Syahbana

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DBD DAN DEMAM TIFOID DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO (STUDI KASUS PUSKESMAS PRACIMANTORO I)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular yang terutama menyerang anak-anak (Widoyono, 2008: 59).

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic

Model Potensi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Jember Menggunakan Metode Fuzzy

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

DENIA FADILA RUSMAN

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ)

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Tugas Akhir. Perancangan Sistem Pakar Fuzzy Untuk Pengenalan Dini Potensi Terserang Stroke Berbasis Web

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini yang

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL DEMAM BERDARAH

LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

Metode Tsukamoto untuk Mendiagnosa Penyakit Infeksi pada Manusia

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KONSEP FUZZY LOGIC DAN PENERAPAN PADA SISTEM KONTROL. asing. Dalam pengalaman keseharian kita, permasalahan yang berkaitan dengan fuzzy

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Definisi Sistem

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

Mahasiswa mampu memformulasikan permasalahan yang mengandung fakta dengan derajad ketidakpastian tertentu ke dalam pendekatan Sistem Fuzzy.

BAB 2 2. LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pemanfaatan Metode Tsukamoto Untuk Klasifikasi Daerah Rawan Penyakit Tuberkulosis Paru Dalam Bentuk Sistem Informasi Geografis

BAB 2 LANDASAN TEORI

Proses Pendiagnosaan Penyakit Menggunakan Logika Fuzzy Dengan Metode Mamdani

Desain sistem Analisis sistem Implementasi sistem Pemeliharaan Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN Investigasi sistem

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran

adalahkelompok profesi terbesar dan berperan vital dalam sistem tersebut yang menyebabkan ABSTRAK

BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas

MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG

PENERAPAN FUZZY MOORA PADA SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit yang Disebabkan Nyamuk dengan Metode Forward Chainning

ANALISA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KOSENTRASI JURUSAN TEKNIK MESIN UNP PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY. Abstraksi

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

EVALUASI KINERJA GURU DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

LOGIKA FUZZY. By: Intan Cahyanti K, ST

Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy

BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR

APLIKASI MODEL FUZZY UNTUK SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN WILAYAH RAWAN DEMAM BERDARAH DENGUE PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI

RANCANG BANGUN APLIKASI PERAMALAN CUACA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI (STUDI KASUS KOTA SURABAYA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

APLIKASI BERBASIS WEB PEMILIHAN OBYEK PARIWISATA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE TAHANI

TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mengalami gangguan kesehatan, tanpa mengenal usia, jenis kelamin, pekerjaan,

PENERAPAN INFERENSI FUZZY UNTUK KENDALI SUHU RUANGAN PADA PENDINGIN RUANGAN (AC)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

Simulasi Pengaturan Lalu Lintas Menggunakan Logika Fuzzy

TAKARIR. Aedes aegypti : nyamuk yang menularkan penyakit demam. Database : kumpulan file atau tabel yang saling

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penentuan Jumlah Produksi Kue Bolu pada Nella Cake Padang dengan Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

Metode Deffuzifikasi Mean of Maximum (MOM) Kolik Gas (Tympani) Kolik Twisted gut Kolik Impaksi METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

Menentukan Harga Beras Sesuai Mutu Kualitas Beras dengan Logika Fuzzy Mamdani

SISTEM REKOMENDASI PEMILIHAN KARYAWAN TETAP PADA PT. ENSEVAL PUTERA MEGATRADING MENGGUNAKAN METODE FUZZY TAHANI BERBASIS WEB

Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha. Menggunakan Fuzzy Logic

Research of Science and Informatic

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot

Desain Model Fuzzy Gejala Penyakit Untuk Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Anak

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENERAPAN FUZZY INFERENCE SYSTEM PADA PREDIKSI CURAH HUJAN DI SURABAYA UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence sejak pertama kali

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

Sist Sis em t Fuzzy Fuzz Sistem Pakar

Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan Pernafasan pada Anak Menggunakan Metode CF (Certainty Factor)

Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Pemilihan Laptop Menggunakan Fuzzy Tahani

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Demam Typhoid dan Demam Berdarah Dengue dengan Metode Forward Chaining

Presentasi TA DETEKSI PENYAKIT PARU-PARU OBSTRUKTIF KRONIS MENGGUNAKAN METODE FUZZY : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT XYZ. Muhammad Reza Budiman

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Transkripsi:

MENDETEKSI KEBERADAAN NYAMUK AEDES AEGIPTY MENGGUNAKAN METODE FUZZY Ikhlas Ali Syahbana Jurusan Sistem Informasi STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wismarini.09 Pringsewu Lampung Website : www.stmikpringsewu.ac.id Email: iklasstmikpringsewu@gmail.com ABSTRAK Aedes aegypti sp. dan Aedes albopictus sp. merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Penderita penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) dan Demam Tifoid semakin tahun semakin meningkat, dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa. Bagi penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Demam Tifoid apabila tidak segera diberi pengobatan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu upaya untuk membatasi angka kematian dari penyakit ini sangat penting. Salah satu cara pencegahannya adalah dengan diagnosa penyakit yang tepat. Penyelesaian dalam permasalahan kali ini dengan pemetaan ruang input ke ruang output. Dalam hal ini pemetaan ruang input adalah gejala klinis dari penyakit DBD dan Demam Tifoid, dan ruang output adalah jenis penyakit yang bersesuaian dengan gejala klinis DBD dan Demam Tifoid. Aplikasi ini dibangun untuk diagnosa dini penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) dan Demam Tifoid dengan menggunakan penerapan logika Fuzzy. Berdasarkan hasil pengujian validasi perhitungan dengan membandingkan hasil perhitungan aplikasi dengan perhitungan manual dihasilkan tingkat valid aplikasi diagnosa penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) dan Demam Tifoid sebesar 96.875%. Kata kunci: Sistem Pakar, Fuzzy, diagnosis DBD dan Demam Tifoid 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian. DBD menjadi masalah kesehatan yang sangat ditakuti di Indonesia. Indonesia merupakan daerah yang sering terjadi kasus DBD, hal ini dapat disebabkan oleh lokasi penderita yang terisolir, jumlah penduduk yang terlalu padat, cuaca yang kondusif bagi nyamuk dan tidak adanya kepedulian penduduk dan pemerintah terhadap lingkungan yang sehat. Terdapat beberapa faktor untuk menentukan suatu daerah rawan penyakit DBD, diantaranya adalah jumlah curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, jumlah sarana kesehatan, kepadatan penduduk dan frekuensi kejadian demam berdarah. Keenam faktor penentu ini merupakan contoh objek yang memiliki ketidakpastian. Salah satu solusi untuk mengatasi keterlibatan objek yang memiliki ketidakpastian khususnya faktor-faktor penyebaran DBD adalah menggunakan konsep sistem inferensi logika fuzzy. mempermudah pihak Dinas Kesehatan untuk mengetahui daerah-daerah rawan DBD sehingga dapat melakukan pencegahan maupun penanggulangan. Selain itu juga dapat memberikan informasi kepada pihak Dinas Kesehatan, instansi pemerintah lainnya dan masyarakat tentang pola penyebaran daerah rawan nyamuk DBD. 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana cara mendeteksi keberadaan nyamuk aedes aegipty? Apa manfaat dengan adanya sistem aplikasi mendeteksi keberadaan nyamuk aedes aegipty? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Mendeteksi keberadaan nyamuk aedes aegipty dengan metode fuzzy Membantu masyarakat dalam mengatasi penyebaran penyakit demam berdarah Dengan dibuatnya sistem pendeteksi keberadaan nyamuk aedes aegipty ini diharapkan akan 512

1.4. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan metode sumber data yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber Data Primer Data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari tempat penelitian sebagai sumber yang dicari. Sumber Data Sekunder Data yang diperoleh secara langsung dalam bentuk yang sudah jadi berupa penelitian dikumpulkan oleh penulis secara tidak langsung dalam bentuk sudah terformat. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecerdasan Buatan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan merupakan cabang dari ilmu komputer yang konsern dengan pengautomatisasi tingkah laku cerdas. Artificial Intellegence adalah salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Seorang pakar adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu, yaitu pakar yang mempunyai knowledge atau kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya. (Sri Kusumadewi,2003) 2.2. Sistem Pakar Sistem pakar adalah program computer yang merupakan cabang dari penelitian ilmu computer yang disebut AI (Artificial Intelligence). Tujuan ilmu AI adalah membuat sesuatu menjadi cerdas dalam hal pemahaman melalui program komputer yang ditunjukan dengan tingkah laku cerdas. (Sri Kusumadewi, 2003:109) Menurut Kusumadewi (2002), ada beberapa alasan mengapa fuzzy logic banyak digunakan, antara lain adalah : 1. Konsep fuzzy logic mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti. 2. Fuzzy logic sangat fleksibel. 3. Fuzzy logic memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat. 4. Fuzzy logic mampu memodelkan fungsi-fungsi non linear yang sangat kompleks. 5. Fuzzy logic dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan. 6. Fuzzy logic dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional. 7. Fuzzy logic didasarkan pada bahasa alami. Sebelum memahami sistem fuzzy, perlu diketahui istilah-istilah yang digunakan dalam proses kendali fuzzy. Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy, yaitu : 1. Variabel fuzzy Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu sistem fuzzy. 2. Himpunan fuzzy (label) Himpunan fuzzy merupakan suatu group yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy. 3. Semesta pembicaraan (universe of discourse) Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variable fuzzy. B. Fuzzifikasi Proses ini berfungsi untuk merubah suatu besaran analog (crisp input) menjadi fuzzy input. Prosesnya adalah: 2.3. Pengertian Fuzzy A. Logika Fuzzy Sistem fuzzy adalah sebuah sistem yang dibangun dengan definisi, cara kerja dan deskripsi yang jelas berdasarkan pada teori logika fuzzy (Naba, 2009). Kendali fuzzy logic merupakan klasifikasi sistem kendali modern yang didasarkan pada kaidah kabur (fuzzy). Fuzzy Logic Controller (FLC) bertitik tolak ke model logika yang mempresentasikan proses berfikir seorang ahli ketika sedang mengendalikan suatu proses. 513 1. Suatu besaran analog dimasukkan sebagai input (crisp input) 2. Crisp input kemudian dimasukkan pada batas scope / domain sehingga input tersebut dapat dinyatakan sebagai label seperti lambat, sedang, cepat dari fungsi keanggotaan (input membership functions) 3. Dari fungsi keanggotaan ini dapat diketahui berapa derajat keanggotannya (degree of membership) 4. Hasil dari fuzzifikasi ini adalah fuzzy input

Fuzzifikasi memiliki peranan untuk mentransformasikan bilangan tegas yang diperoleh dari sebuah pengukuran ke dalam penaksiran dari nilai subjektif, atau bisa didefinisikan sebagai pemetaan dari ruang masukan ke himpunan fuzzy dalam semesta pembicaraan masukan nyata. Untuk keperluan tersebut diperlukan suatu operator fuzzy. C. Fungsi keanggotaan Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya (derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0 sampai 1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi. Fungsi keanggotaan segitiga paling umum digunakan dalam penerapan aplikasi fuzzy logic. Hal ini disebabkan karena fungsi keanggotaan ini tergolong mudah dalam menggunakan, mengaplikasikan serta menganalisa persoalan matematisnya. Keuntungan lainnya adalah sangat cocok digunakan dalam pengendalian plant dengan karakteristik yang linear. Namun sebaliknya, karena tidak semua plant mempunyai karakteristik yang linear, maka kelemahan fungsi keanggotaan segitiga adalah tidak cocok digunakan pada plant berkarakteristik non linear. Plant dengan karakteristik non linear biasa dimodelkan menggunakan fungsi keanggotaan lainnya, seperti trapesium, gaussian atau bellshap. Namun demikian, kelemahan dari fungsi keanggotaan ini adalah dalam hal penganalisaan model matematisnya yang terbilang cukup rumit. 2.4. Pengertian Nyamuk Aedes Aegipty Nyamuk (Diptera: Culicidae) merupakan vektor beberapa penyakit baik pada hewan mau pun manusia. Banyak penyakit pada hewan dan manusia dalam penularannya mutlak memerlukan peran nyamuk sebagai vektor dari agen penyakitnya, seperti filariasis dan malaria. Sebagian pesies nyamuk dari genus Anopheles dan Culex yang bersifat zoofilik berperan dalam penularan penyakit pada binatang dan manusia, tetapi ada juga spesies nyamuk antropofilik yang hanya menularkan penyakit pada manusia. Salah satu penyakit yang mempunyai vektor nyamuk adalah Demam Berdarah Dengue (Sudarmaja,2009). Menurut WHO tahun 2006, Indonesia pernah mengalami kasus terbesar (53%) DBD pada tahun 2005 di Asia Tenggara yaitu 95.270 kasus dan kematian 1.298 orang (CFR=1,36%) (Supartha,2008). Penyebaran penyakit DBD di suatu kawasan harus dikontrol sehingga penyakit tersebut mendapat penanganan yang tepat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengontrol penyebaran penyakit yaitu dengan melakukan pemetaan vektor penyakit tersebut. Belum ditemukannya obat dan vaksin untuk mengatasi penyakit DBD mengakibatkan cara pencegahan melalui pemutusan rantai penularan dengan mengendalikan populasi vektor penyakit menjadi penting (Lestari,2010). 3. METODOLOGI PENELITIAN Jogiyanto (2005:59) mengatakan, Metodologi pengembangan sistem adalah metode-metode, prosedur - prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturanaturan yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi. Rosa (2011:26) mengatakan, Metodologi yang penulis gunakan adalah metodologi waterfall, Metode air terjun atau waterfall mnyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara skuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian, dan tahap pendukung (support). 3.1. DFD (Data Flow Diagram) Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi grafik dari sebuah sistem. DFD menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliran-aliran data di mana komponen-komponen tersebut,dan asal, tujuan, dan penyimpanan dari data tersebut Data Flow Diagram (DFD) menggambarkan aliran data atau informasi di mana di dalamnya terlihat keterkaitan di antara data-data yang ada. DFD dapat digunakan untuk dua hal utama, yaitu untuk membuat dokumentasi dari sistem informasi yang ada, atau untuk menyusun dokumentasi untuk sistem informasi yang baru. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur (structured Analysis and design). Fungsi dari DFD adalah alat perancangan system yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan system yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program. 514

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perbandingan gejala DBD dan Demam Tifoid Sistem kerja aplikasi antarmuka mengadopsi cara kerja dari sistem pakar karena yang dilakukan menggunakan pendekatan sistem pakar. Parameter yang akan digunakan dalam diagnose adalah gejalagejala klinis dari penyakit DBD dan demam tifoid diantaranya: demam, nyeri otot dan sendi, manifestasi pendarahan seperti pendarahan pada hidung dan gusi, adanya gangguan pencernaan, serta pemeriksaan lidah apakah berselaput atau normal. Perbandingan gejala DBD dan Demam Tifoid dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perbandingan gejala DBD dan Demam Tifoid 4.3. Derajat Keanggotaan dari variable demam Demam terdiri dari 2 parameter yaitu mendadak dan bertahap.penilaian demam didasarkan pada asumsi demam tinggi (antara 38 o C sampai dengan 40 o C) dan hanya dibedakan dari sifat kemunculan demam tersebut. Demam dikatakan mendadak apabila muncul secara tiba-tiba dan demam tersebut langsung meninggi hingga 40 o C serta bertahan untuk waktu 2-3 hari. Sedangkan demam dikategorikan bertahap apabila kenaikan suhu setiap harinya naik secara perlahan sampai rentang waktu 7 hari. 4.4. Pengolahan Data Masukan dan Keluaran Pada tahap ini dilakukan pengolahan data menggunakan Logika Fuzzy meliputi pengolahan data masukan dan keluaran, menentukan domain tiap himpunan dan proses defuzzifikasi. Variabel masukan fuzzy yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah suhu udara, curah hujan, kelembaban udara, kepadatan penduduk dan jumlah sarana kesehatan. Sedangkan variabel keluaran fuzzy berupa status kerawanan penyakit DBD. 4.2. Pembentukan Aturan Fuzzy Pembentukan aturan fuzzy dalam sistem ini sangatlah diperlukan yang berisi aturan- aturan atau rules yang berguna dalam penentuan keputusan sebagai hasil keluaran sistem. Perancangan aturanaturan ini merupakan langkah setelah pembentukan himpunan fuzzy. Basis pengetahuan menyimpan pengetahuan yang terdiri dari dua elemen dasar. Elemen dasar pertama adalah fakta, yang dalam hal ini merupakan situasi, kondisi, dan kenyataan dari permasalahan, serta juga teori dalam bidang yang berkaitan serta informasi dari obyek. Yang kedua adalah spesial heuristik yang merupakan informasi mengenai cara untuk membangkitkan fakta baru dari fakta yang sudah diketahui. Dalam sistem berbasis-aturan (rule-based system), elemen kedua ini berupa kaidah atau aturan (rule). 515 1. Variabel Masukan Suhu Variabel masukan suhu memiliki 3 himpunan fuzzy yaitu rendah, sedang dan tinggi. Domain setiap himpunan dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1 Domain Suhu (Celcius) Rendah [26.7 27.7] Sedang [27.8 28.8] Tinggi [28.9 29.9] 2. Variabel Masukan Curah Hujan Variabel masukan curah hujan memiliki 3 himpunan fuzzy yaitu rendah, sedang dan tinggi. Domain setiap himpunan dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini: Tabel 4.2 Domain Curah Hujan (mm) Rendah [8.3 23.3] Sedang [23.4 38.4] Tinggi [38.5 53.5] 3. Variabel Masukan Kelembaban Udara Variabel masukan kelembaban udara yang memiliki 3himpunan fuzzy yaitu rendah, sedang dan tinggi. Domain setiap himpunan dapat

dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini: Tabel 4.3 Domain Kelembaban Udara (%) Rendah [75 78] Sedang [79 82] Tinggi [83 86] 4. Variabel Masukan Kepadatan Penduduk Variabel masukan kepadatan penduduk memiliki 3 himpunan fuzzy yaitu sedikit, sedang dan banyak. Domain setiap himpunan dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.4 Domain Kepadatan Penduduk (Km/jiwa) Sedikit [2.4 5] Sedang [6 8] Banyak [9 11] 5. Variabel Masukan Sarana dan Prasarana Kesehatan Variabel masukan sarana dan prasarana kesehatan yang memiliki 3 himpunan fuzzy yaitu sedikit, sedang dan banyak. Domain setiap himpunan dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini: Tabel 4.5 Domain Sarana Kesehatan (unit) Sedikit [15 35] Sedang [36 56] Banyak [57 77] 6. Variabel Keluaran Variabel keluaran berupa status kerawanan DBD memiliki 3 himpunan fuzzy yaitu tidak rawan, rawan dan sangat rawan. Domain nilai setiap himpunan dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini: Tabel 4.6 Domain Variabel Keluaran Tidak Rawan [0 0.49] Rawan [0.5 0.75] Sangat Rawan [0.76 1] 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada penelitian ini, sistem Logika Fuzzy digunakan dalam menentukan daerah rawan DBD. 2. Hasil penelitian ini berupa penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). 5.2. Saran 1. Pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan faktor-faktor lain dalam menentukan suatu daerah rawan DBD seperti sinar matahari dan angin. 2. Penelitian dilakukan ini dilakukan untuk membantu mengidentifikasi daerah rawan DBD. DAFTAR PUSTAKA Jogiyanto.2005. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset Kusumadewi, 2003. Sistem Pakar. Yogyakarta: Andi Offset Kusumadewi, 2003. Kecerdasan Buatan. Yogyakarta:Andi Offset Kusumadewi. 2002. Pengenalan Fuzzy Logic. Yogyakarta: Andi Offset Lestari, 2010. Mengendalikan populasi vektor penyakit.yogyakarta:andi Offset Naba, 2009. Logica Fuzzy. Bandung Media Cipta Sudarmaja,2009.Demam Berdara Dengue. Jakarta Supartha,2008.Pemberantasan Nyamuk Aedes Aegipty. Bandung:Suara Media Rosa.2011. Pengantar Tentang Penelitian. Yogyakarta:Andi Offset 7. Fungsi Implikasi Fungsi implikasi merupakan suatu fungsi berupa aturan yang akan menampilkan kombinasi variabelvariabel masukan seperti suhu, curah hujan, kelembaban udara, kepadatan penduduk, jumlah sarana dan prasarana kesehatan serta keluaran berupa status kerawanan dengan menggunakan pernyataan IF-THEN. 516 WHO tahun 2006, Indonesia pernah mengalami kasus terbesar 53% tahun 2005 mengalami DBD