BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Nyamuk Aedes aegypti merupakan salah satu vektor yang membawa penyakit demam berdarah dengue. Nyamuk ini dapat tumbuh pesat di Indonesia karena Indonesia termasuk negara tropis yang menjadi tempat subur bagi nyamuk untuk berkembang biak. Oleh karena itu, Indonesia telah menjadi negara endemis penyakit demam berdarah dengue sejak tahun 1968 (Anonim, 2014). Peningkatan perkembangbiakan nyamuk secara tidak langsung disebabkan oleh curah hujan, dimana air hujan dapat menggenangi wadah/ media yang aman dan cukup bersih (misalnya cekungan di pagar bambu, pepohonan, kaleng bekas, ban bekas, atap atau talang rumah) yang dapat menjadi tempat nyamuk bertelur (Anonim, 2010 a ). Dari banyaknya jumlah nyamuk Ae. aegypti yang berkembangbiak, muncullah cara-cara pengendalian vektor ini, salah satunya dengan mencegah perkembangbiakkan nyamuk demam berdarah dengue yaitu, dengan pengasapan dengan insektisida. Pengasapan dilakukan 2 siklus, dimana siklus pertama bertujuan untuk membunuh nyamuk dewasa dan siklus kedua bertujuan untuk membunuh nyamuk 1
2 yang masih berbentuk jentik-jentik pada siklus pertama. Sedangkan untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dapat dilakukan dengan cara 3M-Plus, dengan 3M yang dimaksud yaitu menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/wc, drum, dan lainlain seminggu sekali (M1), menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan, dan lain-lain (M2), dan mendaur ulang barang-barang yang dapat menampung air hujan (M3). Dan plus yang dimaksud adalah cara lain selain 3M, seperti memelihara ikan pemakan jentik di kolam, memasang kawat kasa, menggunakan kelambu, menggunakan obat nyamuk, dan lain-lainnya (Anonim, 2010 a ). Dari beberapa cara diatas, penggunaan obat nyamuk merupakan salah satu cara yang banyak diminati masyarakat. Tetapi kebanyakan obat nyamuk yang beredar di masyarakat menggunakan bahan kimia. Penggunaan bahan kimia dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan mual dan muntah jika tertelan atau terhirup dalam dosis yang kecil dan dalam dosis yang lebih tinggi dapat membuat hipertensi, kejang, tremor, maupun sampai koma (Anonim, 2015 b ). Telah banyak peneliti yang menemukan bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan pengusir nyamuk seperti, minyak atsiri dari tumbuhan serai wangi
3 (Andropogon nardus L), lavender (Lavandula angustifolia), zodia (Evodia suaveolens) dan geranium (Pelargonium citrosa) (Budiasih, 2011). Oleh karena itu akan meneliti tanaman rosemary (Rosmarinus officinalis) yang memiliki bau aromatik yang kuat yang dapat menjadi racun bagi serangga (Taylor, 2016). Tanaman ini memiliki daya insektisida pada larva nyamuk Ae. aegypti dan menjadi penolak nyamuk Ae. aegypti. Pada penelitian ini menggunakan obat nyamuk elektrik cair karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan bentuk obat nyamuk yang lain seperti, tidak menghasilkan abu, tidak mengiritasi kulit, serta penggunaannya yang mudah. b. Perumusan Masalah 1. Apakah minyak atsiri yang berasal dari daun rosemary memiliki daya insektisida terhadap nyamuk Ae. aegypti dalam bentuk obat nyamuk elektrik cair. 2. Berapakah konsentrasi minyak atsiri daun rosemary sebagai bahan dasar obat nyamuk eletrik cair yang dapat membunuh nyamuk Ae. aegypti.
4 c. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui daya insektisida minyak atsiri daun rosemary sebagai bahan dasar obat nyamuk elektrik cair terhadap nyamuk Ae. aegypti. 2. Untuk mengetahui konsentrasi minyak atsiri daun rosemary sebagai bahan dasar obat nyamuk eletrik cair yang dapat membunuh nyamuk Ae. aegypti. d. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang telah dilakukan menggunakan tanaman rosemary (Rosmarinus officinalis) terhadap nyamuk Ae. aegypti antara lain oleh Anggraini (2008) dengan judul Efek Air Perasan Herba Rosemary (Rosmarinus officinalis) sebagai Penghalau Nyamuk Ae. aegypti Betina Dewasa, memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan antara lain, penggunaan air perasan herba rosemary dan prosedur penelitian dilakukan dengan melihat jumlah nyamuk yang berpindah ke kotak seberangan. Penelitian lain oleh Maghfiroh (2009) dengan judul penelitian Efek Repellent Ekstrak Daun Rosemary (Rosmarinus officinalis) terhadap Nyamuk Ae. aegypti memiliki perbedaan dari bentuk penggunaan daun rosemary, dimana ekstrak daun Rosemary dijadikan repellent dan prosedur penelitian ini dilakukan dengan melihat keefektifan repellent untuk memproteksi tangan subjek dari gigitan nyamuk Ae. aegypti. Penelitian
5 lainnya yang telah dilakukan menggunakan tanaman rosemary (Rosmarinus officinalis) terhadap nyamuk Ae. aegypti adalah penelitian Wibowo (2012) dengan judul penelitian Minyak Atsiri dari Daun Rosemary (Rosmarinus officinalis) sebagai Insektisida Alami Melalui Metode Hidrodestilasi yang hanya memiliki perbedaan berupa penggunaan minyak atsiri daun rosemary (Rosmarinus officinalis) terhadap larva nyamuk Ae. aegypti. Mengamati penelitian yang telah dilakukan diatas menggambarkan bahwa penelitian daya insektisida minyak atsiri daun rosemary (Rosmarinus officinalis) sebagai obat nyamuk elektrik cair terhadap nyamuk Ae. aegypti belum pernah dilakukan. e. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Menambah kekayaan penelitian bahan alami yang ada disekitar kita sebagai bahan pembasmi nyamuk Ae. aegypti. 2. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan obat pembasmi nyamuk yang berasal dari bahan alami.