BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL. oleh: Ni Made Yethi suneli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. sekaligus menyatakan tanggung jawab media kepada masyarakat. Beberapa ahli

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Dengan kata lain, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi, kini bahasa tidak saja dilihat sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devy Elfayanti Karmana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernafas atau berjalan. (Bloomfield,

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pertelevisian ditandai dengan banyaknya jenis acara yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan berkomunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini, telah banyak terdapat aneka ragam jenis medium

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tulisannya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan media massa. Media

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi bisa terjadi apabila ada korelasi yang baik antara penutur dan

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa tersebut mendapat tempat tersendiri di dalam khasanah kebudayaan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dalam penggunaannya di tengah adanya bahasa baru dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti di Indonesia. Penelitian-penelitian itu yang dilakukan oleh: Susi Yuliawati

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

BAB I PNDAHULUAN. digunakan dan berkembang, persentuhannya dengan bahasa-bahasa lain

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. antar-anggota masyarakat. Artis, pembawa acara, penonton, dan penelepon

I. PENDAHULUAN. akan lumpuh tanpa bahasa, walaupun sebenarnya manusia juga dapat berkomunikasi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia

PEMILIHAN KODE MASYARAKAT PESANTREN DI PESANTREN AL-AZIZ BANJARPATOMAN DAMPIT

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih kuat dalam kapasitasnya tersebut, karena selain siaran dapat didengar

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai masyarakat sosial dituntut untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan dua budaya, atau disebut juga dwibahasawan tentulah tidak terlepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat baik secara lisan maupun tertulis. Manusia akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia kuliner banyak mendapat perhatian dan ramai. memasak sebagai hiburan dengan tujuan utama memberi informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana komunikasi, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif yaitu metode

DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial

BAB I PENDAHULUAN. tetapi bisa juga melalui wadah media seperti majalah, koran, internet, radio dan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah sesuatu yang sudah sangat familiar dalam beberapa dekade terakhir ini. Banyak acara dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi atau hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut disampaikan dengan menggunakan media televisi tersebut. Acara-acara tersebut pun disusun dalam format-format yang variatif sehingga dapat menarik banyak penonton yang juga memiliki banyak minat dan selera. Berita, musik, komedi, dan kuis merupakan sedikit contoh dari macam-macam jenis acara yang ditayangkan lewat media televisi. Selain beberapa jenis acara yang telah disebutkan di atas, ada satu lagi jenis acara yang sering dilewatkan untuk dibahas oleh banyak pihak yaitu jenis acara kuliner. Acara kuliner merupakan acara yang berhubungan dengan makanan atau masakan. Proses pemerolehan bahan, proses memasak, hingga penilaian kualitas suatu makanan merupakan beberapa hal yang sering dijadikan konten suatu acara kuliner. Minat peneliti dikhususkan pada salah satu acara kuliner yaitu MasterChef Junior Indonesia yang ditayangkan di RCTI setiap hari Sabtu dan Minggu. Acara tersebut merupakan kompetisi memasak yang diikuti oleh anakanak berusia antara 9 hingga 13 tahun dengan tiga orang juri serta beberapa koki tamu di sejumlah episode khusus. 1

2 Perhatian utama peneliti terletak pada cukup banyaknya istilah dalam bahasa selain bahasa Indonesia yang digunakan pada acara tersebut. MasterChef Junior Indonesia merupakan acara kuliner profesional sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa acara tersebut akan menggunakan banyak istilah-istilah khusus dalam bidang masak-memasak modern. Di samping itu, seluruh peserta dan juri adalah orang-orang dengan kewarganegaraan Indonesia, serta tidak sedikit bumbu, teknik memasak, dan masakan khas lokal terdapat dalam acara tersebut. Padahal, banyak dari istilah-istilah tersebut memiliki padan dalam bahasa Indonesia. Pada satu episode, salah satu juri yang berpengalaman serta telah terkenal di mancanegara memberikan penilaian dan masukan yang kurang lebih bermaksud "adonan ini kurang firm karena kurang di-stir" kepada salah satu kontestan yang berusia 9 tahun. Peneliti sempat beranggapan karena kontestan masih berusia muda, kontestan tersebut akan kesulitan dalam memahami kedua kata asing yaitu firm 'padat' dan stir 'aduk' tadi. Dalam bahasa Indonesia, firm berarti keras atau kokoh. Jika dikaitkan dengan konteks pada contoh di atas yang berhubungan dengan masak-memasak, firm dapat diartikan sebagai kepadatan suatu adonan atau olahan makanan ataupun minuman. Kata asing selanjutnya, yaitu stir dapat diartikan sebagai mengaduk atau jika diartikan secara lebih lanjut adalah proses mengaduk adonan atau olahan makanan atau minuman. Di luar dugaan peneliti, sang kontestan yang berusia 9 tahun tadi tampak memahami ucapan juri sebelumnya. Jawaban "ya, kurang padat karena tadi kekurangan waktu untuk mengaduk" selanjutnya dari kontestan semakin menegaskan bahwa sang kontestan memang benar-benar paham akan kedua istilah

3 asing tadi. Kedwibahasaan yang terjadi di acara tersebut, selain jumlah istilah asing yang dapat ditemukan, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya banyak campur kode dan latar belakang penggunaannya dalam acara tersebut merupakan hal yang menarik untuk dibahas. 1.2 Rumusan Masalah berikut. Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah disusun sebagai a. Seperti apakah bentuk campur kode dan bahasa khas dalam acara MasterChef Junior Indonesia? b. Bagaimanakah jenis campur kode yang berperan dalam acara MasterChef Junior Indonesia? c. Apa saja faktor penyebab terjadinya campur kode pada acara MasterChef Junior Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian berikut. Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan antara lain sebagai a. Mendeskripsikan bentuk campur kode dan pemakaian bahasa khas dalam acara MasterChef Junior Indonesia. b. Menjelaskan jenis-jenis campur kode dalam MasterChef Junior Indonesia.

4 c. Menguraikan latar belakang penggunaan campur kode dalam MasterChef Junior Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Peneliti berharap penelitian mengenai campur kode dalam acara MasterChef Junior Indonesia dapat memiliki manfaat yang bersifat teoretis dan praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan serta dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu para pembaca untuk lebih membiasakan diri dengan istilah-istilah asing dalam kegiatan memasak. 1.5 Ruang Lingkup Sumber data penelitian dibatasi pada segmen pertama, kedua, dan ketiga dari acara MasterChef Junior Indonesia. Satu episode terdiri dari lima segmen yang masing-masing segmennya berdurasi antara 15 hingga 20 menit tergantung dengan jumlah waktu tayang dan banyak iklan pada jeda antar segmen. Penelitian dibatasi pada episode pertama dengan pertimbangan akan lebih banyak istilah dasar kompetisi dan memasak yang akan diperkenalkan pada awal acara.

5 1.6 Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai sosiolinguistik telah banyak dilakukan, baik dalam hal campur kode, alih kode, istilah, maupun register. Penilitian campur kode sudah sering dilakukan dan hasilnya dipaparkan baik hanya sebagai salah satu bagian ataupun sebagai fokus utama dalam sejumlah skripsi serta tesis. Hasil-hasil tersebut dapat ditemukan pada penelitian-penelitian berikut. Sari (2010) menjelaskan adanya campur kode di acara musik pada skripsinya yang berjudul "Campur Kode Dalam Acara MTV Ampuh di Global TV". Penggunaan istilah-istilah lokal maupun asing dapat ditemukan pada acara tersebut. Dijelaskan bahwa penggunaan istilah lokal dilakukan karena acara tersebut ditujukan untuk penonton berusia remaja sehingga format acara memang dibuat santai dan kurang formal. Penggunaan istilah asing dilakukan karena acara tersebut merupakan acara musik yang banyak terpengaruh oleh daerah asal dari musik serta jenis acara tersebut yang terletak di luar Indonesia. Memaparkan latar belakang, jenis, tujuan, dan sebagainya dari adanya alih kode dan campur kode pada ceramah-ceramah yang dilakukan oleh Zainuddin M.Z. adalah tujuan penelitian dari Orbandaru. Hasil penelitian tersebut dituliskan pada skripsi yang diberinya judul "Alih Kode dan Campur Kode Dalam Ceramah Keagamaan K.H. Zainuddin M.Z.:Tinjauan Sosiolinguistik". Ada sejumlah hal yang menurut Orbandaru (1998) mengakibatkan ceramah-ceramah tersebut memiliki alih kode dan campur kode, yaitu daerah berceramah, usaha untuk melucu, dan lain-lain.

6 Listiarini (2009) mengadakan penelitian berjudul Register Seks sebagai Variasai Bahasa: Studi Kasus Majalah Femina dan Kartini. Penelitian ini membahas leksikon register seks. Penelitian ini menganalis leksikon berdasarkan bentuk lingual, kelas, kata, dan makna. Selain itu istilah asing diklasifikasikan berdasarkan alasan pemakaian. Campur kode digunakan untuk mengetahui penyisipan bahasa asing. Yuda Yudistira (2004) menulis skripsi yang berjudul Pemakaian Istilah Bahasa Inggris Pada Olahraga Tinju dalam Bahasa Indonesia dengan membahas pemakaian istilah dalam olahraga tinju. Banyak istilah tinju diserap dari bahasa Inggris. Hasil penelitian ini adalah istilah bahasa Inggris olahraga tinju dalam bahasa Indonesia memiliki dua identifikasi, yaitu berdasarkan bentuk jenis istilahnya dan pemakaian istilahnya. Hasil selanjutnya dari penelitian tersebut adalah pemakaian istilah bahasa Inggris pada olahraga tinju dalam bahasa Indonesia memiliki klasifikasi pemakaian istilah yang beragam. 1.7 Landasan Teori Penelitian ini menggunakan kajian sosiolinguistik. Sosiolinguistik menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakaiannya di dalam masyarakat (Soewito, 1985:2). Kajian ini merupakan kombinasi antara disiplin ilmu linguistik dan sosiologi dengan bahasa sebagai titik acuannya. Hal ini menyatakan bahwa kajian sosiolinguistik mempelajari seluk beluk antara bahasa dan masyarakat secara eksternal. Kajian tersebut dilakukan terhadap halhal atau faktor di luar bahasa dan berkaitan dengan pemakaian bahasa oleh

7 penuturnya di dalam kelompok-kelompok sosial kemasyarakatan (Chaer, 1995:1). Teori tersebut menyatakan bahwa bahasa tidak terlepas dari faktor sosial kemasyarakatan. Kontak antara satu bahasa dengan bahasa lain menimbulkan adanya variasi bahasa. Variasi bahasa dapat dibedakan berdasarkan segi penutur, segi pemakaian, segi keformalan, dan segi sarana. Penelitian ini membahas variasi bahasa berdasarkan segi pemakaian, penggunaan, atau fungsinya. Variasi bahasa dapat berupa perubahan, pergeseran, atau pemertahanan bahasa. Istilah merupakan bentuk dari perubahan bahasa. Perubahan dapat berarti bertambahnya kosakata baru, hilangnya kosakata lama, dan berubahnya makna kata (Chaer, 1995:184). Variasi bahasa dapat diakibatkan oleh adanya kecenderungan manusia untuk mengenal tidak hanya satu bahasa (Soewito, 1985:67). Contohnya di Indonesia yang rata-rata penduduknya dapat mengenal dan menggunakan lebih dari dua kode, yakni bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia dan bahasa lokal dari daerah asal. Di samping itu, cukup banyak juga penduduk yang dapat berbahasa lokal daerah lain dan juga bahasa asing. Kode adalah sistem tutur yang penerapan unsur bahasanya mempunyai ciri-ciri khas sesuai dengan latar belakang penutur, relasi penutur dengan lawan bicara dan situasi tutur yang ada (Poedjosoedarmo 1978:4). Kondisi tersebut dapat mengakibatkan seorang penutur dapat secara sengaja atau tidak untuk menyelipkan unsur-unsur dari bahasa-bahasa yang diketahuinya. Sebagai contoh, ketika seseorang berujar dalam bahasa Indonesia

8 dan di dalam ujarannya tersebut terdapat beberapa istilah dari bahasa Jawa untuk menjelaskan sesuatu yang tidak memiliki padan pada bahasa Indonesia, orang tersebut telah melakukan sesuatu yang disebut sebagai campur kode. Sudah tidak jarang ditemui, terutama dalam era modern dan globalisasi seperti sekarang ini, penutur yang melakukan campur kode. Bahkan campur kode dapat terjadi pada mereka yang tidak memahami bahasa asal pada campur kode tersebut. Sebagai contoh, banyak orang Indonesia yang tidak familiar dengan istilah telepon genggam sehingga lebih cenderung menggunakan istilah handphone, walaupun faktanya tidak semua orang Indonesia menguasai bahasa Inggris. Menurut Thelander (dalam Suwito, 1985) unsur-unsur bahasa yang terlibat dalam "peristiwa campur" itu terbatas pada tingkat klausa. Hal tersebut berbeda dengan alih kode yang jika dalam suatu tuturan terjadi peralihan dari klausa bahasa yang satu ke klausa bahasa yang lain, masing-masing klausa masih mendukung fungsi tersendiri. Walaupun demikian, bukan berearti campur kode dan alih kode adalah dua hal yang bertentangan karena Thelander melihat adanya kemungkinan bahwa campur kode dapat mengalami perkembangan lebih lanjut dan menjadi alih kode. 1.8 Metode Penelitian Tahap pertama adalah pengumpulan data. Data didapatkan dengan cara mengunduh rekaman acara MasterChef Junior Indonesia dari internet, lalu rekaman tersebut ditranskripsikan dalam bentuk tulisan agar data bisa diamati

9 dengan lebih mudah. Pada tahap kedua yaitu analisis data, yang dilakukan adalah menganalisis data berdasarkan asal bahasa, arti serta makna secara semantis dan leksikal, dan satuan lingualnya. Metode dan teknik yang digunakan adalah metode padan dan teknik pilah unsur penentu. Pada tahap yang ketiga, dilakukan penyajian hasil analisis data yang menggunakan kata-kata. 1.9 Sistematika Penyajian Dalam penyajiannya penelitian ini terdiri atas lima bab dan sejumlah contoh data ditampilkan untuk mewakili contoh data lain yang sejenis. Bab pertama berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitan, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, serta sistematika penyajian. Bab kedua berisi pembahasan mengenai ciri khas dan bentuk campur kode yang digunakan dalam acara MasterChef Junior Indonesia. Bab ketiga berisi pembahasan mengenai jenis-jenis campur kode yang terdapat dalam acara MasterChef Junior Indonesia. Bab keempat berisi pembahasan tentang latar belakang penggunaan campur kode dalam acara MasterChef Junior Indonesia. Bab kelima berisi kesimpulan dari seluruh pembahasan yang telah dilakukan dalam bab-bab sebelumnya.