PUSANEV_BPHN SISTEMATIKA. Latar Belakang. Rumusan Masalah. UU terkait Persandian. Tujuan Kegunaan. Ruang Lingkup

dokumen-dokumen yang mirip
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Penyalahgunaaan TIK serta Dampaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

cybercrime Kriminalitas dunia maya ( cybercrime

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 3/19/2015 nts/epk/ti-uajm 2

CAKRAWALA HUKUM Perjalanan Panjang Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Oleh : Redaksi

Seminar Nasional IT Ethics, Regulation & Cyber Law III

BAB III PENUTUP. 1. Kendala Polda DIY dalam penanganan tindak pidana penipuan : pidana penipuan melalui internet dan minimnya perangkat hukum.

TINDAK PIDANA DI BIDANG MEDIA SOSIAL Oleh : Prof. Dr. H. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H.

BAB I PENDAHULUAN. macam informasi melalui dunia cyber sehingga terjadinya fenomena kejahatan di

Siapa Perlu Peduli Ancaman Cybercrime?

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MODEL PENGATURAN INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

CYBERCRIME & CYBERLAW

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MELWIN SYAFRIZAL

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hubungan melalui jaringan internet 1. dampak perkembangan internet adalah cybercrime; bahkan pembajakan

BAB I PENDAHULUAN. melalui kebijakan hukum pidana tidak merupakan satu-satunya cara yang. sebagai salah satu dari sarana kontrol masyarakat (sosial).

CYBER LAW & CYBER CRIME

BAB I PENDAHULUAN. ayat 3 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia (UUD RI) tahun 1945

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INFORMASI PRIBADI TERKAIT PRIVACY RIGHT

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Universitas Kristen Satya Wacana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi saat ini semakin berkembang dan berdampak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

POLITIK HUKUM PENGATURAN PELINDUNGAN DATA PRIBADI

KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI JARINGAN INTERNET MELALUI UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG ITE

BAB IV KEBIJAKAN SEKURITISASI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGANI PERMASALAHAN IMIGRAN ILEGAL

2018, No Nomor 277); 2. Peraturan Badan Siber dan Sandi Negara Nomor 2 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Siber dan Sandi Negar

Mengenal Berbagai Jenis Malware dan Pencegahannya

I. PENDAHULUAN. berkembang dari waktu kewaktu semakin pesat. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008

Keamanan Jaringan Komunikasi Di Lingkungan Kementerian PUPR

Manajemen Keamanan Informasi

ANALISIS KASUS CYBERCRIME YANG TERPUBLIKASI MEDIA KASUS PENANGKAPAN WNA YANG DIDUGA KELOMPOK CYBERCRIME INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. semua kalangan masyarakat. Internat dapat menjadi sarana informasi,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Dibuat Oleh A F I Y A T I NIM Dosen DR. Ir Iwan Krisnadi MBA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkenaan dengan pembangunan teknologi,dewasa ini seperti

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

MELINDUNGI PENGGUNA INTERNET DENGAN UU ITE

[ Cybercrime ] Presentasi Kelompok VI Mata Kuliah Etika Profesi STMIK El-Rahma Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

HUKUMAN MATI NARAPIDANA NARKOBA DAN HAK ASASI MANUSIA Oleh : Nita Ariyulinda *

KAJIAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENIPUAN MELALUI JUAL-BELI ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik dalam bentuk hardware dan software. Dengan adanya sarana

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TINDAK PIDANA CYBER CRIME (MAYANTARA)

KENDALA DALAM PENANGGULANGAN CYBERCRIME SEBAGAI SUATU TINDAK PIDANA KHUSUS

KEAMANAN SISTEM INFORMASI. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom

Badan Siber Terwujud. 06 Juni 2017

tulisan, gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan muatan yang melanggar kesusilaan

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Mencermati Peradilan di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting,

Institute for Criminal Justice Reform

Pertemuan 11. Pembahasan. 1. Pengertian Cyber law 2. Ruang Lingkup Cyber Law 3. Perangkat hukum Cyber law

BAB III PENUTUP. Berdasarkan pembahasan diatas Pembuktian Cyber Crime Dalam. di dunia maya adalah : oleh terdakwa.

PASAL-PASAL BERMASALAH PADA NASKAH RUU PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME NO. 15/2003

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG RAHASIA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JURNAL ILMIAH KENDALA POLDA DIY DALAM MENGUNGKAP TINDAK PIDANA PENIPUAN MELALUI INTERNET DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Pertemuan 5 HUKUM E-COMMERCE

PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN TENTANG RUANG LINGKUP TUGAS ID-SIRTII

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tingkat budaya dan semakin modern suatu bangsa, maka semakin

MASUKAN KOALISI PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN ATAS PERUBAHAN UU NO. 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

No pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia, terutama hak untuk hidup. Rangkaian tindak pidana terorisme yang terjadi di wilayah Negara Ke

TANGGAPAN DAN MASUKAN ELSAM TERHADAP RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maraknya penggunaan media elektronik mulai dari penggunaan handphone

JURNAL ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menempuh Sidang Ujian Sarjana dan meraih gelar Sarjana Hukum

ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCURIAN DANA NASABAH BANK MELALUI MODUS PENGGANDAAN KARTU ATM (SKIMMER) DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 363 AYAT (5) KITAB UNDANG-

Fathirma ruf

PENGERTIAN CYBER CRIME

LAMPIRAN. 1. Apakah ada penyidik khusus untuk judi online? 5. Sebelum melakukan penangkapan, tindakan apa yang dilakukan oleh penyidik?

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG INTELIJEN NEGARA 22 MARET 2011

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

informasi dunia sehingga mengharuskan dibentuknya pengaturan mengenai pengelolaan Informasi dan Transaksi Elektronik di tingkat nasional

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 3/30/2014 nts/epk/ti-uajm 2

REVISI UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE) STOP SPREADING FAKE NEWS, STOP THE [1] RUMOURS, STOP HOAX

KOMPUTER DAN MASYARAKAT. Mia Fitriawati S.Kom

Masalah Keamanan Pada Sistem Mobile

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Mengejar Aset Tipibank KBP. AGUNG SETYA

MATERI MUATAN REGULASI INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Pembahasan : 1. Cyberlaw 2. Ruang Lingkup Cyberlaw 3. Pengaturan Cybercrimes dalam UU ITE

KEBIJAKAN BEBAS VISA KUNJUNGAN

Oleh: R.Caesalino Wahyu Putra IGN.Parikesit Widiatedja Bagian Hukum Pidana, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi


Perkembangan Cybercrime di Indonesia

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

KEAMANAN SISTEM INFORMASI. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom

UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H

Cyber Crime : Sebuah Evolusi Kejahatan Jenis kejahatan konvensional : Kejahatan kerah biru (blue collar crime) Pencurian, penipuan, pembunuhan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

URGENSI PEMBENTUKAN UNDANG UNDANG PERSANDIAN DALAM RANGKA MELINDUNGI KETAHANAN INFORMASI DAN KEAMANAN KOMUNIKASI ELEKTRONIK NASIONAL SEKTOR PEMERINTAH, PUBLIK/SWASTA DAN INDIVIDU

SISTEMATIKA Latar Belakang Rumusan Masalah UU terkait Persandian Tujuan Kegunaan Ruang Lingkup Proses Penyusunan dan Pengajuan Pembahasan Rancangan Undang Undang Persandian Kesimpulan 2

LATAR BELAKANG Pengguna internet berkembang sangat pesat. Meningkatnya kasus cyber crime dari tahun ke tahun di Indonesia. Pemanfaatan ilmu dan teknologi persandian untuk menjamin keamanan dan ketersediaan Sumber Daya Internet. Ketiadaan Undang-Undang yang khusus mengatur bidang persandian di indonesia. 3

Strength Pemanfaatan ilmu dan teknologi persandian tidak hanya sebatas pada keperluan militer namun telah mengakomodir perlindungan informasi untuk publik yang salah satunya dapat digunakan untuk menjamin keamanan Sumber Daya Internet. 4

Weakness WEAKNESS Belum adanya peraturan yang memberikan kepastian hukum yang jelas di bidang persandian yang dapat mengatur secara tepat dan sesuai dengan karakteristik sistem hukum nasional Indonesia (existing law) dan selaras dengan kaedah nilainilai universal. 5

Opportunities Berdasarkan data dari APJII dalam kurun waktu 10 tahun, dari tahun 2003 s/d 2013 jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat 1000%. Pada tahun 2013 tercatat mencapai 82 juta pengguna yang berarti internet telah digunakan oleh lebih dari 33% penduduk indonesia. 6

Threat Berdasarkan data Symantec, sebanyak 431 juta orang di seluruh dunia menjadi korban cybercrime pada tahun 2011, dengan kerugian mencapai 114 Milyar US$. Selama tahun 2013, terjadi peningkatan cyber crime sebesar 27,4% di Indonesia. (Kapolri Jenderal Polisi Sutarman, dalam jumpa pers akhir tahun di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Jumat (27/12/13)) 7

MENGAPA KITA PERLU MENGAMANKAN INFORMASI?

ANCAMAN KEAMANAN INFORMASI JARINGAN KOMUNIKASI GLOBAL Internet mulai digunakan secara massal pada 1990-an. Hingga saat ini, di seluruh dunia sudah terkoneksi dengan menggunakan fiber optik. Menurut lembaga riset MarkPlus Insight, angka jumlah pengguna Internet di Indonesia pada tahun 2013 adalah 74,57 juta dan akan meningkat menjadi 100 juta jiwa di tahun 2015 nanti. Dengan menggunakan internet komunikasi menjadi mudah, cepat dan murah. Keunggulan dan kemudahan komunikasi menggunakan internet membuat banyaknya negara maju ingin menguasai Sarana Komunikasi tersebut guna mengumpulkan informasi informasi strategis yang dikomunikasikan oleh suatu instansi / organisasi penting di seluruh dunia. 9

ANCAMAN KEAMANAN INFORMASI MELALUI JARINGAN INTERNET 10

NSA menginfeksi lebih dari 50 ribu jaringan komputer di seluruh dunia dengan perangkat lunak berbahaya (malicious software/malware). Program tersebut didesain untuk mencuri informasi sensitif. CNE adalah sistem infiltrasi komputer rahasia yang dibuat dengan meng-install malware, malicious software Malware adalah perangkat lunak yang diciptakan untuk menyusup atau merusak sistem komputer, peladen atau jejaring komputer tanpa izin termaklum (informed consent) dari pemilik. Malicious Software adalah program yang menginfeksi komputer dan mengganggu kinerja komputer. Malware bisa berasal dari apa saja: virus, adware, trojan horse, spyware, dan lain-lain. Karena banyak macamnya, maka gangguan pada komputer itu juga menjadi bervariasi. Hal ini terungkap dari dokumen dari Edward Snowden. Sebuah presentasi pada 2012 menjelaskan, NSA menggunakan Computer Network Exploitation (CNE) di lebih 50 ribu lokasi. Sumber: http://www.republika.co.id/berita/trendtek/internet/13/11/25/mwssah-nsa-sebarkanmalware-ke-50-ribu-jaringan-komputer 11

Hati-hati, Penjahat Dunia Nyata Mulai Beralih ke Internet Liputan6.com, Jakarta - Penjahat cyber dikenal sebagai biang keladi yang menyebabkan gangguan didunia maya. Namun kini kekhawatiran terbaru muncul. Menurut pendiri Kaspersky Lab, Eugene Kaspersky, penjahat tradisional dunia nyata mulai beralih ke online. Perbedaan antara penjahat dunia nyata dan penjahat cyber semakin kabur. Jika dahulu, pencuri, perampok, dan penipu menggunakan senjata untuk melakukan serangan, kini mereka mulai beralih menggunakan penipuan phishing, serangan denial-of-service, dan trojan. Tipe kejahatan cyber kini mulai tumbuh dengan menggunakan malware untuk mendukung aksi kejahatan tradisional. Menurut Kaspersky, para penjahat mulai menggunakan alat-alat serangan cyber untuk mencuri dan menipu di dunia nyata. Dalam sebuah wawancara dengan The Telegraph, Kaspersky menggambarkan bagaiman kartel narkoba Amerika Latin meretas sistem komputer SCADA yang menjalankan pelabuhan Antwerp. Alhasil, mereka bisa membongkar kontainer yang penuh dengan kokain tanpa sepengetahuan petugas. Contoh lain yaitu kecelakaan pesawat Spanair pada Agustus 2008, yang terjadi setelah lepas landas dari Bandara Barajas. Menurut laporan, sistem komputer internal pesawat telah terinfeksi malware, sehingga masalah teknis pesawat tidak bisa dideteksi. Ini bukan fiksi ilmiah, ini juga bukan sebuah skenario yang kita sedang tunggu. Tapi ini telah terjadi. Ini adalah hal yang sangat menakutkan karena sistem ada di manamana, seluruh dunia dikelola oleh sistem komputer, mulai dari lift hingga jaringan listrik, kata Kaspersky seperti dikutip dari Telegraph. 12

RUMUSAN MASALAH Setiap rakyat indonesia berkepentingan untuk mendapat jaminan atas hak asasi nya, termasuk hak asasi untuk mendapatkan jaminan keamanan dan privasi dalam menggunakan sumber daya internet, diantaranya right against disclosure of concealed information atau right to limit access to the self, atau control of information pertaining to one s self. Pemanfaatan ilmu dan teknologi persandian dapat digunakan untuk menjamin keamanan privasi tersebut, namun jaminan terhadap pemanfaatan Persandian guna melindungi privasi tidak disebutkan secara tegas dalam Undang-Undang di Indonesia. 13

RUMUSAN MASALAH (Lanjutan) Setiap korporasi yang mengelola sumber daya internet di indonesia berkepentingan untuk mendapat jaminan perlindungan atas investasi dan bisnisnya. Peraturan yang ada tidak dapat memberikan jaminan perlindungan yang jelas mengenai lingkup dan batasan legalitas dalam penggunaan Persandian untuk menjamin keamanan sumber daya internet. 14

RUMUSAN MASALAH (Lanjutan) Negara bertugas mensejahterakan, menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan dari ancaman kepada seluruh warganya pada ranah dunia siber (internet) yang salah satunya dapat dilakukan dengan pemanfaatan ilmu dan teknologi persandian. Belum adanya peraturan yang menyebutkan secara jelas kewenangan negara untuk mengawasi perkembangan sistem dan peralatan sandi yang termasuk dalam obyek yang bersifat sipil-militer atau dual-use goods. 15

UNDANG UNDANG TERKAIT PERSANDIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 (KIP) Pada UU KIP persandian disebutkan dalam konteks persandian negara dimana persandian digunakan untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara saja. UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 (ITE) Pada UU ITE khususnya di Pasal 34, istilah sandi dikonsepkan sebagai suatu pranata untuk mengakses suatu sistem elektronik dan dapat menjadi suatu obyek produksi, penjualan, pengadaan untuk digunakan, importasi, pendistribusian, penyediaan, atau kepemilikan sehingga sandi dapat digunakan untuk berbagai kegunaan dan tidak hanya terbatas untuk konteks hankam saja. 16

UU terkait PERSANDIAN con UNDANG UNDANG TERKAIT PERSANDIAN (Lanjutan) Secara normatif, Pasal 34 UU ITE bertujuan mencegah sistem dan perangkat 'persandian' disalahgunakan sebagai fasilitas untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang dalam UU ITE. Namun demikian, Pasal 34 UU ITE tidak memadai untuk menampung aspirasi dan kebutuhan dari para pemangku kepentingan (individu, pelaku industri, dan negara), karena hanya merupakan pasal larangan semata dan tidak memberikan kaidah normatif yang jelas mengenai legalitas kegiatan persandian. 17

TUJUAN KEGUNAAN UNDANG UNDANG PERSANDIAN Undang-undang Sandi bertujuan untuk memberikan kepastian hukum terkait bidang persandian yang sesuai dengan karakteristik sistem hukum nasional Indonesia namun tetap sesuai dengan kaedah hukum universal demi melancarkan hubungan transaksi perdagangan internasional dan kerjasama timbal balik penegakan hukum pidana serta Kerjasama Internasional antara negara. Dalam kerangka sumber daya internet Undang-Undang Sandi berguna untuk memberikan kejelasan pengaturan penggunaan persandian dalam memberikan jaminan keamanan dan mendukung ketersediaan sumber daya internet. 18

RUANG LINGKUP 1. Perlindungan Privasi Setiap Orang memiliki hak untuk merahasiakan Data Pribadinya atau menentukan Informasi apa saja yang merupakan rahasia pribadinya. Setiap Orang memiliki hak untuk menggunakan Produk Penyandian untuk Pengamanan Informasi demi kepentingan perlindungan Privasi dan/atau Data Pribadinya. 2. Pelayanan Publik Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik Untuk Pelayanan Publik wajib menggunakan Produk Penyandian untuk Pengamanan Informasi dan Pengamanan Sistem Informasinya demi kepentingan kelancaran penyelenggaraan Pelayanan Publik, serta menjamin keaslian dan ketersediaan Informasi Publik yang ada dalam lingkup pelayanannya. 19

RUANG LINGKUP (Lanjutan) 3. Penyelenggaraan pemerintahan Persandian Negara berperan melakukan upaya, pekerjaan, kegiatan, dan tindakan untuk melindungi Informasi berklasifikasi milik pemerintah dan mendukung kegiatan deteksi dini dan peringatan dini dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan terhadap setiap hakikat ancaman yang mungkin timbul dan mengancam kepentingan dan Keamanan Nasional. 4. Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Persandian Setiap Warga Negara Indonesia atau badan hukum Indonesia berhak melakukan penelitian dan pengembangan teknologi Persandian, baik yang bersifat penelitian murni maupun terapan. 20

RUANG LINGKUP (Lanjutan) 5. Penegakan hukum Setiap Orang wajib untuk membuka Informasi yang disandi apabila diminta oleh penyidik, jaksa, atau hakim, atas dasar kepentingan penegakan hukum. Setiap Orang wajib untuk membuka Informasi yang disandi untuk kepentingan perlindungan Keamanan Nasional dan/atau demi menjaga kepentingan ekonomi nasional. Setiap penyidik dapat membongkar perlindungan Sandi terhadap Perangkat Keras, Perangkat Lunak, Sistem Informasi, Sistem Elektronik, atau data, untuk memperoleh Informasi, demi kelancaran penegakan hukum. 21

RUANG LINGKUP (Lanjutan) 6. Kebijakan industri dan perdagangan Produk Persandian Setiap orang bebas untuk menggunakan Produk persandian privat 22

Proses Penyusunan dan Pengajuan Pembahasan Rancangan Undang Undang Persandian Melakukan penelitian hukum Menyusun Naskah Akademik Menyelenggarakan uji publik dalam rangka penyempurnaan Naskah Akademik Menyusun Rancangan Undang Undang (RUU) Persandian Menyerahkan RUU Persandian kepada Menteri Pertahanan Kemhan menyelenggarakan rapat pantardep Penerbitan Surpres (surat presiden) kepada DPR RUU Persandian masuk dalam Prolegnas Pembahasan antara DPR dengan Pemerintah 23

KESIMPULAN Sumber Daya Internet merupakan asset berharga yang terus berkembang, namun memiliki banyak kerawanan dan rentan akan tindak kejahatan siber sehingga wajib diamankan dengan persandian. Tidak adanya pengaturan yang jelas dan komprehensif mengenai Persandian di Indonesia meninggalkan celah hukum yang dapat dimanfaatkan oknum yang tidak bertanggungjawab sehingga dapat merugikan individu, masyarakat bahkan nasional. Indonesia membutuhkan pengaturan di bidang persandian yang sesuai dengan karakteristik sistem hukum nasional dan kaedah hukum universal untuk memberikan kepastian hukum khususnya terkait penggunaan persandian untuk mengamankan keberlangsungan Sumber Daya Internet. 24

TERIMA KASIH 25