TUGAS TEKNOLOGI INFORMASI SENI PERANAN TEKNOLOGI DALAM PERTUNJUKAN GAMELAN DI BALI NAMA : I WAYAN SUCIPTA NIM : JURUSAN: PENGKAJIAN SENI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI TATA SUARA. STANDAR KOMPETENSI: Mahasiswa mampu memahami hakikat Tata Suara dalam sebuah pertunjukan.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Concert : Pagelaran musik atau pementasan musik (Wikipedia, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Seni pertunjukan merupakan sebuah penyajian bentuk karya seni dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. zaman/waktu. Baik itu seni bahasa atau sastra, seni gerak (acting), seni rias

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

Implementasi Kemajuan Teknologi Informasi Seni Pada Proses Rekaman Musik Ilustrasi Minimalis

TOR (TERM OF REFERENCE) LOMBA OPERET GELORA AKSI

DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn

BAB V KESIMPULAN. Adaptasi dalam Jêmblungan berdampak pada perubahan. garap pertunjukannya sebagai media hiburan. Adalah ngringkês

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG JENIS, MUTU DAN TEMPAT PERTUNJUKAN KESENIAN DAERAH UNTUK WISATAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

misalnya : puisi, lukisan, tarian, kerajinan, dan sebagainya8. Sedangkan

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

DESKRIPSI DUKUH SILADRI. Dipentaskan pada Festival Seni Tradisional Daerah se- MPU di Mataram, Nusa Tenggara Barat 1 Agustus 2010

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KIPRAH SENI PERTUNJUKAN BONDRES. Oleh : I Wayan Sugama NIM :

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

UTS TF-3204 AKUSTIK ANALISIS KARAKTERISTIK AKUSTIK GEDUNG AULA BARAT ITB. Oleh. Vebi Gustian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

Gamelan Gong luang Kiriman I Wayan Putra Ivantara, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar.

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

Pewayangan Pada Desain Undangan. Yulia Ardiani Staff UPT. Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar.

ARTIKEL KARYA SENI PROSES PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA GONG BAGI SISWA KELAS XII AP 1 SMK PGRI PAYANANG

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi merupakan sebuah hal yang akan terus berkembang mengikuti jaman. Seiring perkembangan jaman,

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku Bugis yang tersebar di seluruh kabupaten yang ada di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Karya penyutradaraan Beauty and The Beast ini menjadi sebuah proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014

RINGKASAN DISERTASI MARGINALISASI WAYANG KULIT PARWA DI KABUPATEN GIANYAR PADA ERA GLOBALISASI

Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser

GEDUNG KONSER MUSIK DI JAKARTA

ARTIKEL KARYA SENI. Oleh : NI WAYAN PHIA WIDIARI EKA TANA

BAB I PENDAHULUAN. stasiun tv swasta dari televisi publik hingga televisi berlangganan. 1

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

UKDW LATAR BELAKANG. Sebagai tempat wisata dan edukasi tentang alat musik tradisional jawa. Museum Alat Musik Tradisional Jawa di Yogyakarta.

BAB V PENUTUP. kesimpulan untuk mengingatkan kembali hal-hal yang penting dan sekaligus

ARTIKEL KARYA SENI TRIDATU OLEH : I WAYAN ENDRA WIRADANA NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya

Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan. Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan.zip

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat

Kritik Seni Tari Tarunajaya Kembar dalam Tayangan VCD Balinese Dance Tari Bali Produksi Bali Record Vol.1

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai hal, diantaranya adalah untuk pembuatan rumah serta isinya,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang

Rancang Bangun Media Pembelajaran Alat Musik Gamelan Gong Kebyar Berbasis Android

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

[ANALISIS JUDGMENT SUBJEKTIF KUALITAS AKUSTIK GEDUNG TEATER TERTUTUP DAGO TEA HOUSE]

BAB I PENDAHULUAN. seni visual, dan seni audio-visual. Seni audio adalah seni yang diserap melalui

Wawancara dengan guru tari dan penari anak di Sanggar Tari Sasana Budaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB I PENDAHULUAN. pendengaran. Siswa tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan

PEMBELAJARAN NILAI MELALUI GENDER WAYANG DI SANGGAR GENTA MAS CITA, PANJER, DENPASAR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. tradisionalnya. Tidak jarang tradisi serta kebudayaan dan kesenian yang

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

Kata kunci: Wayang Topeng, pelatihan gerak, pelatihan musik, eksistensi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. tengah berbagai perubahan, lebih jauh lagi mampu menjadikan dirinya secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap

Aplikasi Augmented Reality Book and Stick Wayang Kulit Panca Pandawa Berbasis Mobile

Okokan. Kiriman: I Nyoman Putra Janiasa, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perubahan kultur sosial budaya dalam masyarakat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJIAN TENGAH SEMESTER TF 3204 AKUSTIK AKUSTIK RUANG PADA GEDUNG INDOOR DAGO TEA HOUSE BANDUNG OLEH: NAMA : SITI WINNY ADYA M NIM:

Kiriman I Putu Juliartha, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar

WEDDING CENTRE DI SURAKARTA

GEDUNG PERTUNJUKAN TEATER MODERN DI DENPASAR

Laporan Penilaian Subjektif Akustik Ruangan Gedung TVST B ITB

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

BAB 2 DATA DAN ANALISA

Transkripsi:

TUGAS TEKNOLOGI INFORMASI SENI PERANAN TEKNOLOGI DALAM PERTUNJUKAN GAMELAN DI BALI NAMA : I WAYAN SUCIPTA NIM : 201321008 JURUSAN: PENGKAJIAN SENI PROGRAM STUDI PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini sangat berkembang pesat, teknologi dapat merambah keberbagai lini pada lapisan masyarakat baik pada tatanan sosial maupun pada masyarakat modern. Kemajuan teknologi sekarang ini dapat memberikan kontribusi yang positif maupun negatif dalam pemanfaatannya, hampir semua lapisan masyarakat kini memanfaatkan kemajuan teknologi, hampir disetiap kegiatan kemasyarakatan seperti adat, upacara, seni dan budaya kini melibatkan peran dari sebuah teknologi. Salah satu contoh dalam seni, teknolgi kini menjadi hal yang penting sebagai salah satu penunjang keberhasilan sebuah sajian seni. Berbeda sebelum datangnya jaman modern sajian seni khususnya seni pertunjukan masih minim mempergunakan teknologi dimana disajikan secara tradisional sesuai dengan apa adanya, salah satu contoh belum mempergunakan tata lampu yang menunjang di setiap adegan, mikrofon pengeras suara dalam setiap dialog, dan berbagai alat yang dapat menunjang kualitas dalam sebuah pertunjukan. Semua dalam penyajiannya disampaikan secara orijinal tanpa adanya peran teknologi. Ketika itu penonton bisa menikmati sebuah sajian seni dengan nikmat dengan keminiman teknologi yang tersedia. Namun dijaman modern sekarng apabila sebuah sajian seni tidak mempergunakan teknologi mungkin terasa kurang dan tidak menjadi sajian yang optimal dalam penampilannya. Begitu berpengaruhnya tehnologi terhadap penyajian sebuah seni terlebih kepada seni pertunjukan, dimana dapat

memberikan keindahan tambahan (eksternal) dari karya seni itu sendiri. Sehingga secara tidak langsung menjadi bagian yang kuat dan tidak dapat dipisahkan dari karya seni tersebut Misalkan dalam sajian pertunjukan mebarung Gong Kebyar, teknologi selalu mempunyai peranan yang penting dalam sajian pertunjukan, seperti tata lampu, mikrofon (microphone), mixer, sound pengeras suara serta yang lainnya, mebarung adalah pola kompotisi dalam penampilan seni pertunjukan di Bali (Cahya, 2013: 177). Beberapa teknologi tersebut bisa memberikan manfaat yang positif dalam penampilan, namun tidak jarang juga bisa berdampak negatif yang dapat mengganggu dan mengurangi kualitas seni yang ditampilkan. Sehingga teknologi dapat memberikan dua hal dalam dunia seni pertunjukan. Permasalahan yang sering terjadi dalam ajang seni pertunjukan mebarung yang memanfaatkan teknologi tersebut sering kali terjadi kesalahan dalam pemanfaatannya, shingga berdampak negatif dan mengurangi kualitas seni yang ditampilkan. Permasalahan yang muncul bisa saja diakibatkan dari sumber daya manusia (SDM) yang kurang paham dengan penggunaan alat-alat tersebut atau juga kurangnya pengetahuan dari pelaku seni dengan efek suara yang dihasilkan dari teknologi, sehingga yang sering terjadi suara instrumen tidak seimbang (balanc), noise serta beberapa kendala yang dapat mengurangi kualitas seni yang kita sajikan. Permasalahan tersebutlah yang melatar belakangi penulis untuk menulis dan menggali beberapa hal manfaat dari peranan teknologi dan resiko negatif yang dapat mengurangi kualitas seni pertunjukan akibat dari teknologi.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1.2.1 Dampak positif positif apa saja yang dapat dimanfaatkan oleh teknologi dalam gamelan Bali? 1.2.2 Dampak negatif apa yang dapat diakibatkan oleh teknologi dalam gamelan Bali? 1.3 Tujuan. Adapun tujuan yang hendak di capai dari tulisan ini adalah sebagai berikut: 1.3.1 Untuk mengetahui dampak positif positif apa saja yang dapat dimanfaatkan oleh teknologi dalam gamelan Bali? 1.3.2 Untuk mengetahui dampak negatif apa yang dapat diakibatkan oleh teknologi dalam gamelan Bali? 1.4 Manfaat Adapun manfaat nantinya yangdiharapkan dari tulisan ini adalah dapat dijadikan refrensi serta pengetahuan tambahan didalam pemanfaatan teknologi, kususnya dalam gamelan Bali pada pertunjukan dan pada berbagai kegiatan. Karena dengan pemanfaatan teknologi yang tepat akan dapat menambah kualitas seni yang akan disajikan.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Dampak Positif dari Teknologi Dalam Gamelan Bali Pemanfaatan teknologi dalam gamelan kini sudah menjadi hal biasa dalam ajang pertunjukan, penyatuan teknologi dalam seni sudah menjadi kesuatan yang kuat terlebih pada seni pertunjukan khususnya gamelan. Menurut Jogiyanto dalam bukunya Sistem Teknologi Informasi mengatakan teknologi informasi dapat memberikn lima peranan utama dalam sebuah organisasi yaitu: 1) efisiensi, 2) efektifitas, 3) komunikasi, 4) kolaborasi, dan 5) kompotitif (2008:18). Kelima hal tersebut jika dikaitkan dengan pemanfaatan teknologi dalam media seni khususnya gamelan memang secara tidak langsung memunculkan hal-hal tersebut di atas, terlebih lagi pemanfaatan teknologi secara maksimal. Pemanfaatan teknologi seperti microphon (mikrofon), laigthing (tata lampu), mixer dan sound kini sudah akrab dan selalu terlibat khususnya dalam berbagai ajang pertunjukan bergengsi seperti mebarung. Mikrofon adalah alat unutuk mengubah glombang bunyi kedalam isyarat listrik untuk penyiaran atau perekaman bunyi seperti pidato dan musik (KBBI, 2002: 742). Sebagai sajian yang bergengsi dalam pertunjukan mebarung sudah barang tentu dari masingmasing skaa mempersiapkan materi dengan maksimal guna penampilan yang terbaik. Teknologi seperti mikrofon dan sound dimanfatkan untuk mengeraskan suara gamelan yang disampaikan lewat sound, guna dapat dinikmati secara jelas oleh penonton pertunjukan, sehingga materi seni yang dibawakan oleh masing-

masing anggota sekaa dapat didengar dan dinikmati. Tentunya untuk mewujudkan kualitas yang optimal dalam pemanfaatan teknologi tersebut diperlukan beberapa hal daalam penempatan dan penggunaannya seperti, a) penempatan mikrofon, b) jarak mikrofon dengan mikrofon, e) setingan instrumen, c) daya jangkau mikrofon, d) kebutuhan pada mixer serta f) penempatan sound agar tidak mengganggu kualitas suara yang dihasilkan. Penempatan mikrofon menjadi salah satu aspek yang berpengarung terhadap kualitas suara yang dihasilkan, pada penempatan mikrofon ini harus memperhatikan sumber suara yang dihasilkan dari masing-masing instrumen sehingga kualitas yang didapat lebih maksimal. Penempatan mikrofon yang tepat dapat memaksimalkan pengaturan yang akan dilakukan pada mixer, sehingga dengan itu dapat menentukan kualitas suara yang diinginkan dari masing-masing instrumen sesuai dengan karakter instrumen. Selain itu penempatan juga perlu memperhatikan hal-hal tehnis yang sifatnya bisa mempengaruhi suara yang ditangkap oleh mikrofon.

Gambar 1: Penempatan microphone pada sumber suara Dokumentasi: Wayan Sucipta Pertimbangan berikutnya adalah jarak antara mikrofon dengan sumber suara yang ingin di cari, dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah tipe mikrofon yang dipergunakan dengan karakter dan daya jangkau tangkapan dari mikrofon yang dipergunakan. Dengan mengetahui hal tersebut kita dapat mempertimbangan tipe mikrofon apa yang akan dipergunakan pada masingmasing jenis instrumen, dengan penempatan mikrofon tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari sumber suara yang ingin di cari, serta dapat menjangkau semua sumber suara dari masing-masing nada pada instrumen, sehingga suara yang keluar dari spiker out terdengar sama rata (balanc) tidak hanya yang paling dekat dengan mikrofon aja terdengar keras melainkan sama rata semuanya. Kebutuhan atau jumlah mikrofon yang diperlukan juga sangat penting dalam ajang pertunjukan, jumlah mikrofon yang maksimal dapat memunculkan kualitas suara yang maksimal pula. Keperluan mic dapat ditentukan berdasarkan jumlah instrumen dan kualitas atau volume suara yang dihasilkan, jikalau dalam gamelan Bali yang dalam barungannya merupakan dominan instrumen perkusi dan dengan volume suara yang dihasilkan lumayan keras sudah barang tentu dapat disiasati dengan penggunaan mikrofon tidak per instrumen, melainkan mikrofon di pasang berdasarkan sumber suara secara keseluruhan dari suara instrumen. Teknis penempatan mikrofon seperti tersebut biasanya di pasang lebih tinggi dari porsi penempatan mikrofon pada tiap-tiap instrumen, dimana diletakan lebih

tinggi dari sumber suara instrumen agar dapat memperoleh sumber suara secara keseluruhan dari masing-masing instrumen yang diinginkan. Setelah tahapan tersebut maka selanjutnya adalah setingan pada mixer, pada alat ini semua suara yang sudah terkoneksi kedalamnya akan dapat diatur dan diseting berdasarkan kebutuhan dan penyesuaian dengan keseluruhan sumber bunyi yang di tangkap oleh mikrofon. Berbagai tambahan efek suara juga dapat di seting pada mixer ini seperti: echo, riveb, diley dan lain sebagainya. Gambar 2: mixer (sebagai alat penyeting suara) Dkumentasi: I Wayan Sucipta Beberapa tombol tersebut di atas difungsikan sebagai setingan berbagai karakter suara seperti yang ditunjukan pada tanda panah tersebut di atas. Tanda panah yang berwarna hitam ( ) menunjukan beberapa bagian tombol sebagai pengatur suara dari masing-masing instrumen, tanda panah yang berwarna biru tersebut ( ) menunujukan pengaturan volume suara pada tiap-tiap mikrofon

yang ditempatkan pada instrumen, dan tanda panah yang berwarna merah ( ) menunjukan pengaturan volume untuk sound out secara keseluruhan. Seperti yang dikatakan Jogiyaman dimana peran teknologi meliputi 5 hal sebagai berikut: 1) efisiensi, 2) efektifitas, 3) komunikasi, 4) kolaborasi, dan 5) kompotitif (2008:18). Pertama keberadaan teknologi tersebut, menjadikan keuntungan bagi seni pertnjukan terlebih pertunjukan yang dipentaskan pada panggung dengan arena penonton yang luas. Dimana teknologi seperti mikrofon, sound, mixer dan tata lampu dapat mengefisienkan komunikasi, atau penyampaian karya seni yang disajikan dapat dinikmati dengan jelas, menarik dan inovatif meskipun dengan jarak menonton cukup jauh dari panggung pertunjukan. Berikutnya yang kedua adalah efektifitas, efektifitas disini simaksudkan adalah bagaimana efek yang diakibatkan dari pemanfaatan teknologi tersebut baik kepada pelaku seni itu sendiri maupuan kepada penikmat seni. Dari pelaku seni itu sendiri tentunya dengan bantuan teknologi tersebut sangat diuntungkan karena apa yang sajikan dapat dinikmati dengan jelas dan demikian juga denga penonton. Sehingga pelaku seni dan penikmat seni memiliki kepuasan dalam menyajikan karya dan menikmati karya. Selanjutnya yang ke tiga adalah komuikasi, peranan teknologi dalam sarana komunikasi sangat berkembang pesat, seperti salah satunya adalah mikrofon, dan sound sebagai media komunikasi yang menjembatani antara seni dan penonton sehingga maksud dan pesan dari seni yang ditampilkan dapat dipahami dengan jelas oleh penikmatnya. Ketiga alah kolaborasi, dimaksudkan teknologi dapat berkolaborasi dengan organisasi, pada seni khususnya gamelan juga terjalin sebuah kolaborasi

antara peran teknologi dengan seni yang akan disajikan, hal tersebut dimaksudkan perpaduan antara materi seni yaitu berupa sajian tabuh, yang dibantu dengan teknologi berupa mikrofon, mixer, sound, tata lampu yang penyajiannya menjadi satu kesatuan ditampilkan dan dinikamti oleh penonton. Selanjutnya yang kelima adalah kompeitif, dengan keberadaan dan perkembangan teknologi kini seniaman dan pelaku seni berlomba-lomba memanfaatkan teknologi dalam karya seni guna memberikan sajian yang inovatif dan lebih modern. 2.2 Dampak negatif dari pemanfaatan teknologi. Selain memberikan hal positif dalam pertunjukan gamelan, teknologi juga dapat memberikan faktor negatif apabila dalam pemanfaatnya tidak memperhatikan hal-hal teknis dalam penggunaanya. Sehingga dapat mengurai kualitas seni yang akan disajikan, karena tidak optimal atau kurang bagusnya teknologi tersebut, adapun hal-hal teknis yang sering terjadi dan dapat mengurai kualitas pertunjukan akibat pemanfaatan teknologi seperti: noise (suara berisik atau gaduh), feedback (suara atau kontrol yang memantul balik), dan suarasuarang yang diakibatkan dari alat-alat teknologi yang tidak bagus. Hal-hal tersebut sering terjadi pada saat pertunjukan berlangsung dan tidak jarang pula menggangu pelaku seni itu sendiri, sehingga sajian seni yang ditampilkan pun tidak optimal yang berujung pada kurang bagusnya kualitas seni yang disajikan dan dinikami oleh penonton. Pengaruh teknologi secara negatif ini juga dapat menurunkan kualitas dari materi dan pelaku seni itu sendiri, karena dapat menggangu konsentrasi pelaku pada saat pertunjukan sedang berlangsung.

BAB III KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan Sesuai dengan pembahasan tersebut diatas jadi dapat disimpulkan bahwa teknologi seperti mikrofon, mixer, saound dan tata lampu dapat memberikan manfaat yang positif yaitu sebagai media untuk mengkomunikasikan dan memperjelas pertunjukan gamelan yang disajikan terhadap penonton yang berada di luar panggung pertunjukan. Serta dapat juga memberikan dampak yang negatif dalam pemanfaatnnya, yaitu: noise (suara berisik atau gaduh), feedback (suara atau kontrol yang memantul balik), dan suara-suarang yang diakibatkan dari alatalat teknologi yang tidak bagus, yang berpotensi menurunkan kualitas seni pertunjukan yang disajikan. 3.2 Saran-saran Dengan hal-hal seperti tersebut di atas para pelaku seni hendaknya lebih mempelajari teknis kerja dan pemanfaatan teknologi tersebut sehingga dalam penggunaannya dalam pementasan dapat maksimal dan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA Cahya, I Nyoman. 2013. Mabarung Sebuah Seni Pertunjukan di Bali Utara, ISI Press, Surakarta. Jogiyanto.2008. Sistem Teknologi Informasi, Andi, Yogyakarta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002, Balai Pustaka, Jakarta.