BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan memberikan dampak peningkatan pada angka Umur Harapan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup (life ecpectancy) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

BAB I PENDAHULUAN. atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

BAB I PENDAHULUAN. ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Fenomena ini dikenal sebagai penuaan penduduk yang terjadi di seluruh dunia. Pada Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan masyarakat merupakan kombinasi antara teori (ilmu) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan jumlah usia lanjut meningkat (Mulyani, 2009). banyak penduduk lanjut usia (Kompas, Edisi 17 April 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lanjut usia (lansia). Kecenderungan peningkatan jumlah lansia. hidup mereka agar dapat mempertahankan kesehatannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. psikososial (Nugroho, 2008). Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia hamil.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. gerakan gerakan shalat yang meliputi berdiri, ruku, sujud, dan duduk adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kurang, gizi baik, dan gizi lebih (William, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Ayat 1 dan UU NO.36 Tahun 2009) dan sekaligus sebagai investasi, kesehatan yang optimal (Komnas Lansia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembagan laju penyakit di Indonesia dewasa ini sangat

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Secara teori perkembangan manusia dimulai dari masa bayi, anak,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANJUT USIA DESA TEGALGIRI NOGOSARI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia didunia sebesar 400 juta berada di Asia (Data Informasi &

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

BAB I PENDAHULUAN. usia (lansia) di dunia. Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Akibatnya jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap. lahir dan umumnya dialami pada semua mahluk hidup (Nugroho, 2008).

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemanfaatan pelayanan kesehatan secara umum bisa dikaitkan baik. di beberapa daerah yang mengalami kendala dalam

BAB I PENDAHULUAN. killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

FAKTOR INTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN LANSIA BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA DESA MAYUNGAN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan di Indonesia tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. Lanjut usia adalah seseorang yang usianya lanjut, mengalami perubahan. serta dalam berperan aktif dalam pembangunan.

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat yang setinggi tingginya (Depkes, 2009). Adanya kemajuan ilmu

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Dilihat dari masa

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut data statistik Indonesia, dari tahun ke tahun jumlah penduduk di

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya berkurangnya massa otot, bertambahnya massa lemak, penurunan

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

BAB I PENDAHULUAN. waktu beberapa dekade (Notoatmodjo, 2007) terdapat sebanyak 130 juta lansia (4% dari total populasi), pada tahun 2000

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada partisipasi masyarakat yang bersangkutan (Kemenkes RI,

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI DESA KEMBANG KUNING CEPOGO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KEAKTIFAN POSYANDU LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi

FIFI AZISYAH NIM : S

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan kesehatan lansia meningkat. Peningkatan jenis dan

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup di dunia akan mengalami proses menua. Menurut Nugroho (2008) proses menua adalah proses yang terjadi di sepanjang hidup manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok orang yang mengalami proses perubahan secara bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade (Notoatmodjo, 2007). Kategori lansia menurut WHO dalam Notoatmodjo (2007) yaitu seseorang dengan usia lebih dari 65 tahun (AS dan Eropa Barat) dan seseorang dengan usia lebih dari 60 tahun (Di Negara-negara Asia termasuk Indonesia). Menurut WHO pada tahun 2010 persentase lansia di dunia sebesar 9,11% dari total penduduk di dunia. Selain itu pada tahun 2011 di negara-negara maju juga mengalami peningkatan jumlah lansia diantaranya Amerika (12%), Jepang (22,6%), Jerman (20,5%), dan China (13%) (BPS, 2009). Data sensus penduduk pada tahun 2010 yang diselenggarakan BPS di seluruh wilayah Indonesia didapatkan jumlah penduduk Indonesia adalah 237.641.326 jiwa dengan jumlah penduduk lansia sebanyak (7,6%) atau 18.118.699 jiwa (Kemenkes RI, 2012). Pada tahun 2011 total penduduk lansia di Indonesia sebanyak (7,58%) dari total penduduk Indonesia (BPS, 2013), dan WHO telah memperhitungkan pada tahun 2025 nanti di Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah warga lansia sebesar 41,4%. Hal ini

merupakan peningkatan tertinggi di dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa juga memperkirakan bahwa jumlah lansia di Indonesia akan mencapai ± 60 juta jiwa pada tahun 2050 (Notoatmodjo, 2007). Pada tahun 2012 penduduk lansia tertinggi adalah provinsi D.I. Yogyakarta (13,04%), Jawa Timur (10,40%), dan Jawa Tengah (10,34%) dari total penduduk lansia di Indonesia (BPS, 2013). Jawa Tengah sendiri tercatat 2.336.115 jiwa merupakan lansia dari total penduduk 32.864.563 (Susenas, 2012). Data dari Kantor Biro Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purbalingga, menunjukan jumlah penduduk di Kabupaten Purbalingga pada tahun 2013 adalah 881.831 jiwa. Usia 0-4 tahun sebesar 78.105 jiwa, usia 5-14 tahun sebesar 163.122 jiwa, usia 15-44 tahun sebesar 394.269 jiwa, usia 45-64 tahun sebesar 181.892 jiwa, dan usia 65 tahun sebesar 64.443 jiwa (Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, 2014). Cakupan pelayanan kesehatan dan usia lanjut di Kabupaten Purbalingga pada tahun 2012 yaitu sebesar 42,76% dan pada tahun 2013 sebesar 50,86%. Hal tersebut menunjukan adanya peningkatan sebesar 8,1%, tetapi masih jauh di bawah target nasional yaitu sebesar 70,00%. Pertambahan jumlah penduduk lansia dapat menimbulkan berbagai masalah terutama dari segi kesehatan dan kesejahteraan. Jika masalah tersebut tidak cepat ditangani maka masalah tersebut akan berkembang menjadi masalah yang lebih kompleks. Masalah kompleks yang terjadi pada lansia baik dari segi fisik, mental dan sosial yang berkaitan dengan kesehatan dan

kesejahteraan lansia menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan pelayanan kesehatan pada lansia. Pelayanan kesehatan pada lansia salah satunya adalah dengan diadakannya kegiatan posyandu lansia (Notoatmodjo, 2007). Posyandu lansia adalah tempat pelayanan bagi kaum lansia yang dilakukan dari, oleh, dan untuk kaum lansia dengan menitikberatkan pada pelayanan promotif dan preventif, tanpa harus mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif (Notoatmodjo, 2007). Para lansia dapat berupaya untuk memanfaatkan posyandu tersebut dengan sebaik mungkin, agar kesehatan para lansia dapat terpelihara dan terpantau secara optimal. Akan tetapi berdasarkan fakta yang ada, fenomena di lapangan sangat berbeda. Posyandu lansia hanya ramai di awal pendirian saja, kemudian dari periode ke periode selanjutnya lansia yang memanfaatkan posyandu semakin berkurang. Hal ini membuktian pemanfaatan posyandu lansia sangat minim dan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu juga sangat rendah (Jamalinah, 2013). Jenis pelayanan kesehatan di Posyandu Lansia meliputi pengukuran tinggi badan, pengukuran berat badan, pengukuran tekanan darah, penyuluhan kesehatan berdasarkan Kartu Menuju Sehat (KMS), kegiatan pemeriksaan dan pengobatan ringan yang dilakukan oleh tenaga profesional yakni petugas dari puskesmas. Selain itu, ada juga beberapa kegiatan lain yang dapat dilakukan yaitu dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia lanjut (Depkes RI, 2003).

Keaktifan lansia dalam menghadiri kegiatan posyandu lansia ditentukan oleh tiga faktor, yaitu faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai, dan karakteristik individu), faktor pemungkin (ketersediaan sarana kesehatan, akses, hukum pemerintah, ketrampilan terkait kesehatan, dan pekerjaan), dan faktor penguat (keluarga, teman sebaya, guru, dan tokoh masyarakat) (Notoatmodjo, 2003). Keaktifan lansia sebagai faktor predisposisi untuk menghadiri kegiatan posyandu lansia berkaitan dengan perilaku lansia yang didasari oleh sebuah karakteristik individu tersebut (Notoatmodjo, 2003). Menurut Sulistyani dalam Sulistiyawati (2010) pekerjaan juga menjadi salah satu faktor pemungkin bagi seseorang untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan, seseorang yang bekerja terlalu keras dengan kondisi ekonomi yang rendah menyebabkan kurangnya pengertian tentang kesehatan, serta akses terhadap informasi juga terbatas. Menurut Narwoko dan Suyanto (2004) dari faktor penguat salah satunya adalah keluarga, yaitu lembaga sosial yang mendasari berkembangnya semua lembaga atau pranata sosial lainnya. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di Posyandu Rahayu Widodo dengan melakukan observasi dan wawancara kepada para kader di dapatkan data keseluruhan lansia adalah 147 orang. Dengan kategori lansia usia 61-69 tahun sebanyak 66 orang dan lansia usia lebih dari 70 tahun sebanyak 61orang. Angka kehadiran lansia dari total jumlah lansia di Posyandu Rahayu Widodo diantaranya adalah pada bulan Januari (5,8%)) atau 8 orang, Febuari (8%) atau 11 orang, Maret (7,2%) atau 10 orang, April

(2,9%) atau 4 orang, Mei (3,6%) atau 5 orang, Juni (3,6%) atau 5 orang, Juli (2,1%) atau 3 orang, Agustus (6,5%) atau 9 orang, September (2,9%) atau 4 orang dan bulan oktober (2,1%) atau 3 orang. Hal tersebut membuktikan bahwa kehadiran lansia di Posyandu Rahayu Widodo sangat kurang dan masih dibawah target nasional yaitu sebesar 70% dari total lansia di wilayah Posyandu Rahayu Widodo. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan berjudul Hubungan Dukungan Keluarga, Status Pekerjaan dan Karakteristik Individu dengan Keaktifan Lansia Dalam Menghadiri Kegiatan Posyandu Lansia Di Posyandu Rahayu Widodo. B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang dapat dirumuskan yaitu: Adakah hubungan antara karakteristik individu, status pekerjaan dan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia dalam menghadiri kegiatan posyandu lansia di posyandu Rahayu Widodo? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan antara karakteristik individu, status pekerjaan dan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia dalam menghadiri kegiatan posyandu lansia di Posyandu Rahayu Widodo Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga.

2. Tujuan khusus a. Mengetahui gambaran tentang karakteristik individu (Usia, jenis kelamin, status perkawinan, living arrangement, kondisi kesehatan, keadaan ekonomi, dan penghasilan), status pekerjaan dan dukungan keluarga. b. Mengetahui hubungan antara karakteristik individu dengan keaktifan lansia dalam menghadiri kegiatan posyandu lansia di Posyandu Rahayu Widodo c. Mengetahui hubungan antara status pekerjaan dengan keaktifan lansia dalam menghadiri kegiatan posyandu lansia di Posyandu Rahayu Widodo d. Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan lansia dalam menghadiri kegiatan posyandu lansia di Posyandu Rahayu Widodo D. Manfaat Penelitian a. Bagi Kader Posyandu Sebagai bahan masukan bagi kader kesehatan Posyandu Rahayu Widodo dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan lanjut usia. b. Bagi Lansia dan Keluarga Sebagai bahan masukan bagi anggota keluarga dan warga lansia untuk lebih memperhatikan kesehatan lansia dengan cara memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang telah ada, salah satunya adalah pelayanan posyandu lansia.

c. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan dan sumber data bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian berikutnya yang terkait tentang posyandu lansia. E. Penelitian Terkait 1. Rosyid, dkk (2013), dalam penelitian yang berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia ke posyandu lansia di RW VII Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Surabaya. didapatkan hasil Sebagian besar lansia yang yang berkunjung ke Posyandu lansia berjenis kelamin perempuan, tingkat pendidikan SD, ibu rumah tangga, berpendapatan rendah, dan memiliki pengetahuan yang baik. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian saya adalah 1) Peneitian ini meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, dan pola tempat tinggal, sedangkan penelitian saya meneliti tentang karakteristik individu, status pekerjaan dan dukungan keluarga. 2) teknik sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling sedangkan dalam penelitian saya menggunakan tekhnik purposive sampling 3). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Lansia di RW.VII Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Surabaya pada bulan Juli tahun 2009 sedangkan penelitian saya populasinya adalah seluruh lansia yang berada di wilayah kerja Posyandu Rahayu Widodo Desa Bojongsari dengan jumlah 147 lansia. 4). Penelitian ini Data yang

terkumpul di analisis dengan uji statistik Regresi Linier Berganda. Sedangkan dalam penelitian saya di analisis dengan menggunakan Uji Chi-Square. Persamaan penelitian ini dengan penelitian saya yaitu 1). Sama-sama meneliti tentang kunjungan lansia dalam kegiatan posyandu lansia. 2). Pendekatan yang digunakan sama-sama menggunakan pendekatan Cross Sectional. 2. Kresnawati dan Kartinah (2010), dalam penelitian yang berjudul Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia dalam mengikuti kegiatan di posyandu lansia Desa Gonilan Kecamatan Kartasura didapatkan hasil adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan keaktifan lansia (lanjut usia) dalam mengikuti kegiatan di Posyandu Lansia Desa Gonilan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian saya adalah 1). Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional sedangkan penelitian saya menggunakan metode kuantitatif 2). teknik sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportionate random sampling sedangkan dalam penelitian saya menggunakan tekhnik purposive sampling 3). Populasi pada penelitian ini adalah para lansia yang terdaftar di Posyandu lansia Desa Gonilan Kecamatan Kartasura sebanyak 397 responden, sedangkan penelitian saya populasinya adalah seluruh lansia yang berada di wilayah kerja Posyandu Rahayu Widodo Desa Bojongsari dengan jumlah 147 lansia. 4). Sampel pada penelitian ini sebanyak 80 lansia, sedangkan dalam penelitian saya sampelnya sebanyak 60 lansia. 5). Penelitian ini dilakukan di Desa

Gonilan Kecamatan Kartasura, sedangkan penelitian saya dilakukan di posyandu Rahayu Widodo Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsari. Persamaan penelitian ini dengan penelitian saya yaitu 1). Sama-sama meneliti tentang dukungan keluarga dengan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia. 2). Pendekatan yang digunakan samasama menggunakan pendekatan Cross Sectional. 3. Sulistiyawati (2010), dalam penelitian yang berjudul Hubungan antara pekerjaan, pendapatan, pengetahuan dan sikap lansia dengan kunjungan ke posyandu lansia di dapatkan hasil adanya hubungan antara pekerjaan dan pendapatan responden dengan keaktifan kunjungan ke Posyandu Lansia, tidak ada hubungan antara pengetahuan responden tentang Posyandu Lansia dengan keaktifan kunjungan ke Posyandu Lansia, adanya hubungan antara sikap responden tentang Posyandu Lansia dengan keaktifan kunjungan Lansia. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian saya adalah 1). Penelitian ini menggunakan studi observasional analitik, sedangkan penelitian saya menggunakan metode kuantitatif. 2). Teknik sampe yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proportional random sampling sedangkan dalam penelitian saya menggunakan tekhnik purposive sampling 3). Populasi pada penelitian ini adalah rata-rata kunjungan lansia dari bulan januari-juni 2010 di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember sebanyak 372 jiwa, sedangkan penelitian saya populasinya adalah seluruh lansia yang berada di wilayah kerja Posyandu Rahayu Widodo Desa Bojongsari dengan jumlah 147 lansia. 4).

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian lansia yang mengikuti Posyandu Lansia di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember, sedangkan dalam penelitian saya sampelnya sebanyak 60 lansia. 5). Penelitian ini dilakukan di di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember, sedangkan penelitian saya dilakukan di Posyandu Rahayu Widodo Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsari. Persamaan penelitian ini dengan penelitian saya adalah 6). Variabel yang dihubungkan dengan kunjungan lansia pada penelitian ini meliputi pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, dan sikap lansia, sedangkan dalam penelitian saya variabel yang dihubungkan dengan keaktifan lansia meliputi karakteristik individu, status pekerjaan dan dukungan keluarga. Persamaanya 1). Sama-sama meneliti tentang pekerjaan dan kunjungan lansia ke posyandu lansia. 2). Pendekatan yang digunakan sama-sama menggunakan pendekatan Cross Sectional.