PERSEPSI MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI TENTANG LITERASI QUANTITATIF

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

Penerapan asesmen kinerja dalam menilai Literasi kuantitatif siswa pada konsep ekosistem

2014 PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengajarkan sains, guru harus memahami tentang sains. pengetahuan dan suatu proses. Batang tubuh adalah produk dari pemecahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan literasi kuantitatif dan kurikulum. Apakah merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DITINJAU DARI ASPEK-ASPEK LITERASI SAINS

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013

Profil Awal Graphing Skills Siswa Kelas X Pada Materi Perubahan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional

BAB I PENDAHULUAN. masalah kehidupan sehari-hari. Matematika terdiri dari beberapa komponen yang. serta sifat penalaran matematika yang sistematis.

2015 PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SMP PADA TEMA LIMBAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siska Sintia Depi, 2014

1. BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang senantiasa hadir pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan sepanjang hayat (Rustaman, 2006: 1). Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Depdiknas (2006) mengungkapkan bahwa dalam pendidikan, siswa

SRIE MULYATI, 2015 KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN

ANALISIS BUKU AJAR IPA YANG DIGUNAKAN DI SEMARANG BERDASARKAN MUATAN LITERASI SAINS

2014 PENGEMBANGAN BUKU AJAR KIMIA SUB TOPIK PROTEIN MENGGUNAKAN KONTEKS TELUR UNTUK MEMBANGUN LITERASI SAINS SISWA SMA

BAB III. METODE PENELITIAN

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Adek, 2014

Korelasi Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kritis Mahasiswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Komputer

2015 PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan di era globalisasi seperti saat ini. Pemikiran tersebut dapat dicapai

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR METODE NUMERIK BERBASIS PEMECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP

PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mulyati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

LITERASI KUANTITATIF SISWA DITINJAU DARI ASPEK QUANTITY DI KELAS VII A SMPN 03 PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KEMAMPUAN CALON GURU BIOLOGI DALAM MENYUSUN RUBRIK ANALITIS PADA ASESMEN KINERJA PEMBELAJARAN

KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya belajar matematika tidak terlepas dari peranannya dalam

I. PENDAHULUAN. Karakteristik abad 21 berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Pada abad 21 ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Qori Magfiroh, 2013

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH GEOMETRI. Rizki Amalia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Citra Wulandari, 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LITERASI MATEMATIS SISWA PADA KONTEN QUANTITY DI SMP NEGERI 02 PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya pendidikan sains merupakan salah satu komponen dasar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan Queen and Servant of Science, maksudnya

ANALISIS KECENDERUNGAN METODOE PENELITIAN SKRIPSI MAHASISWA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wita Aprialita, 2013

Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sudah

Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 1 pada Mata Kuliah Matematika Dasar

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI SAINS DAN SIKAP CALON GURU NON IPA TERHADAP LINGKUNGAN PADA KERANGKA SAINS SEBAGAI PENDIDIKAN UMUM

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan (how to know). Oleh karena itu kegiatan laboratorium atau kerja

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN MEDAN MAGNET UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS MAHASISWA

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas 2003:5).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syarifah Ambami, 2013

Transkripsi:

PERSEPSI MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI TENTANG LITERASI QUANTITATIF Oleh: ENI NURAENI DAN ADI RAHMAT ABSTRAK Persoalan rendahnya berbagai hasil tes literasi kuantitatif siswa Indonesia pada level internasional perlu direspon dengan melakukan perubahan dan perbaikan pada lembaga pendidikan tinggi penghasil guru. Perbaikan pada calon guru tidak boleh terlepas dari modalitas dan persepsi calon guru tersebut terhadap kajian yang akan ditingkatkan. Berbagai penelitian menunjukkan tentang rendahnya kemampuan mahasiswa biologi pada tahun pertama perkuliahan. Sementara mahasiswa calon guru biologi masih perlu diungkap lebih jauh. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan tentang pengembangan literasi kuantitatif mahasiswa calon guru. Temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi awal bagi peneliti untuk mengembangkan program-program pengembagan literasi kuantitatif bagi mahasiswa calon guru biologi. Penelitian deskriptif ini dilakukan pada mahasiswa calon guru biologi sebanyak 3 angkatan. Angkatan 29/2 sebanyak 23 mahasiswa, angkatan 2/211 sebanyak 42 orang dan angkatan 211/212 sebanyak 32 orang. Data tersebut dikumpulkan menggunakan angket untuk persepsi, tingkat kepercayaan, dan latar belakang pemilihan jurusan mahasiswa, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat mahasiswa terhadap matematika meningkat seiring bertambah lamanya masa kuliah, pandangan mahasiswa calon guru biologi mengenai literasi kuantitatif positif, serta ditemukan kendala berupa kurang relevannya pembekalan literasi kuantitatif bagi mahasiswa calon guru oleh mata kuliah statistika. KATA KUNCI Persepsi, mahasiswa calon guru biologi, literasi kuantitatif 238

PENDAHULUAN Salah satu perubahan prinsip pembelajaran dalam kurikulum 213 adalah perubahan dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah sendiri dapat diwujudkan melalui penyajian materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu. Pembelajaran dengan pendekatan imiah harus mampu mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Keterampilan mental demikian dapat dikembangkan manakala siswa memiliki keterampilan komunikasi ilmiah yang baik. Berkomunikasi ilmiah diantaranya melibatkan kemampuan untuk membuat dan memahami representasi matematis. Representasi matematis dapat berupa angka, simbol, bentuk tabel dan grafik. Berbagai informasi yang disajikan dalam bentuk angka-angka, tabel, grafik dan bentuk representasi matematis lainnya akan berkembang di abad 21 ini. Peran angka dan data dalam kehidupan bermasyarakat hampir tidak terbatas dan tidak ada akhirnya, tidak dapat dipungkiri lagi. Siswa harus dibekali dengan kemampuan untuk memahami berbagai representasi matematis sehingga mampu membuat kesimpulan dan keputusan secara logis sesuai data. Agar mampu membekali siswa, maka guru dan calon guru pun harus memiliki keterampilan matematis tersebut. Keterampilan ini dapat digunakan untuk terlibat dengan isu-isu global yang signifikan. Perlu upaya serius untuk mengembangkan kemampuan representasi matematis ini pada level mahasiswa. Mengingat bahwa hasil TIMMS dan PISA masih jauh dari memuaskan, maka perlu diidentifikasi akar permasalahan rendahnya hasil tes tersebut. Minat mahasiswa akan mempengaruhi dalam menentukan pilihan jenjang karir mereka. Demikian pula minat mahssiwa calon guru memilih program studi. Telah banyak dilaporkan mengenai kemampuan matematika dasar mahasiswa biologi di perguruan tinggi (Speth, 2; (MacGillivray, 29, Brown, 29 dalam Familaria, 212). Mahasiswa biologi biasanya akan memilih karir di bidang biologi. Meskipun banyak diantaranya yang memilih jenjang karir bidang pendidikan. Data keadaan latar belakang pemilihan jurusan mahasiswa calon guru biologi belum banyak dilaporkan. Minat mahasiswa calon guru biologi terhadap matemtatika diduga dapat mempengaruhi kemampuan dasar matematika siswa kelak ketika terjun ke lapangan. Kemampuan matematika dasar pada makalah ini merupakan kemampuan dasar pada konteks biologi. Dengan kata lain literasi kuantitatif. Literasi kuantitatif kadang-kadang disebut sebagai penalaran kuantitatif, literasi matematika, atau berhitung. Quantitative Literacy atau dikenal sebagai numeracy merupakan Habit of mind, keterampilan menggunakan berpikir matematis sederhana untuk memahami informasi numerik (National Council on Education and the Disciplines, 21 dalam Speth, 2 ). Quantitative Literacy atau literasi kuantitatif merupakan kemampuan untuk menginterpretasikan data dan untuk memahami angka-angka dalam situasi real-world (terkonstekstualisasi) (Steen, 24 dalam Speth, 2). Dalam hal ini terdapat perbedaan antara matematika dengan literasi kuantitatif. Keterampilan kuantitatif diidentifikasi sebagai sejumlah keterampilan yang diperlukan bagi lulusan sains, dimana keterampilan ini mengacu pada aplikasi berpikir matematis dan statistik dan penalaran dalam konteks yang diberikan (Matthews, Adams and Goos, 2 dalam Familaria, 212). Keterampilan analitik adalah kemampuan untuk mengkonstruksi dan pengutarakan argumen logis dan bekerja dalam term abstrak dan umum untuk meningkatkan kejelasan dan efesiensi analisis. Keterampilan pemecahan masalah adalah kemampuan untuk terlibat dalam masalah masalah baru dan mengidentifikasi strategi solusi yang relevan. Dengan demikian literasi kuantitatif mengandung unsur-unsur kemampuan berhitung, memahami dan melakukan interpretasi dan translasi dalam bentuk matematis, mengolah data-data numerik, memprediksi berdasarkan kecenderungan yang didukung data kuantitatif, sehingga mendapatkan kesimpulan yang valid. Literasi quantitatif dipengaruhi oleh kemampuan matematika seseorang. 239

Berdasarkan permasalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakan persepsi mahasiswa calon guru biologi terhadap matematika dan manfaat matematika untuk biologi serta kendala-kendapa ap yang dihadapi dalam pengembangannya?. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan untuk mengembangkan literasi kuantitatif mahasiswa calon guru biologi. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan persepsi mahasiswa terhadap matematika dan manfaatnya bagi pengembangan biologi. Secara khusus akan dikaji minat mahashswa terhadap matematika, kepercayaan diri dalam matematika, latar belakang pemilihan jurusan, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan pada sebuah LPTK di Bandung dengan menggunakan metode deskriptif. Subyek penelitian adalah mahasiswa calon guru biologi pada program studi S1 Jurusan Pendidikan Biologi sebanyak 3 angkatan. Angkatan 29/2 sebanyak 23 mahasiswa, angkatan 2/211 sebanyak 42 orang dan angkatan 211/212 sebanyak 32 orang. Data data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif. Data tersebut dikumpulkan menggunakan angket untuk persepsi, tingkat kepercayaan, dan latar belakang pemilihan jurusan mahasiswa, dan wawancara. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh informasi bahwa minat mahasiswa terhadap matematika meningkat seiring bertambah lamanya masa kuliah (Gambar 1). Semakin lama mahasiswa berinteraksi dengan masalah-masalah kuantitatif dalam biologi, minat atau kesukaan terhadap aspek kuantitatif meningkat. Jika dibandingkan pada ketiga angkatan, tampak kesukaan mahasiswa terhadap matematika meningkat. Temuan ini sejalan dengan temuan Perney and Ravid, 199; Brown and Brown 1995; Mills, 24 (Madlung, 211). Secara umum mahasiswa yang memiliki pengalaman dengan matematika lebih baik memiliki sikap positif terhadap subjek kuantitatif termasuk statistik. Minat terhadap matematika tertinggi dimiliki oleh angkatan 29/2 yang telah memasuki semester 7. Mahasiswa angkatan 29/2 tersebut hampir seluruhnya telah mengontrak seluruh mata kuliah. Evans (Madlung 211) menyatakan bahwa mahasiswa yang memiliki kebutuhan perangkat kuantitatif dalam bidang kajiannya memiliki minat yang lebih tinggi dalam belajar dibandingkan yang tidak. Berdasarkan jumlah mata kuliah yang dinilai membekali quantitative skill mahasiswa terdapat perbedaan sesuai dengan lama studi mahasiswa.. Mata kuliah tersebut berdasarkan urutan prioritas yaitu matematika dasar, statistika, ekologi, kimia dasar, genetika, metodologi penelitian, evaluasi, mikrobiologi, fisika dasar, evolusi, biokimia, biologi umum, botany phanerogamae, radiobiologi dan ilmu kelakuan hewan. 24

9 8 7 4 tidak minat 2 211/212 2/211 29/2 Gambar 1. Grafik minat minat mahasiswa berdasarkan angkatan (%) Kepercayaan diri mahasiswa berkaitan dengan kemampuan kuantitatif/matematika yang dimilikinya terlihat kurang baik. Jawaban mahasiswa terdistribusi pada 3 jawaban berturut turut, cukup, baik dan kurang. Setengah mahasiswa menyatakan dirinya memiliki kemampuan matematika yang cukup. Sementara hanya sebagian kecil saja yang mengakui memiliki kemampuannya sangat baik. Persentase jumlah mahasiswa yang menyatakan dirinya kurang memiliki kemampuan matematika mengalami peningkatan seiring dengan makin banyak jumlah mata kuliah yang telah mereka ambil. Hal ini diakui oleh mahasiswa pada 3 angkatan. Rendahnya tingkat kepercayaan diri terhadap kemampuan matematika ini diduga karena kurang bermaknanya belajar matematika di SMA serta kurang dikaitkannya matematika dengan konteks biologi. Meskipun siswa mendapatkan pelajaran matematika, seringkali pelajaran tersebut tidak dikaitkan dengan konteks belajar lainnya. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa membuat analisis data numerik kurang baik dan kepercayaan diri menggunakan keterampilan kuantitatif pun kurang baik. 4 2 sangat baik baik cukup kurang 211/212 2/211 29/2 Gambar 2. Kepercayaan diri dalam matematika (%) 241

Pertanyaan ketiga mengungkap mengenai latar belakang mahasiswa mengambil jurusan pendidikan biologi. Hasil angket disajikan dalam Gambar 3. 8 7 4 2 Menghindari mtk minat lain-lain 211/212 2/211 29/2 Gambar 3. Alasan memilih jurusan Berdasarkan data dalam Gambar 3 diketahui bahwa mahasiswa calon guru biologi memiliki modal yang besar karena mereka masuk bukan karena menghindari perhitungan tetapi lebih dominan disebabkan karena minat yang kuat. Alasan lain yang berhasil diidentifikasi yaitu karena tidak masuk di pilihan pertama di tempat lain, dorongan orang tua, dan atas saran guru biologi ketika SMA. Umumnya mahasiswa calon guru biologi memiliki minat yang tinggi terhadap biologi meskipun mereka juga menghindari masalah berhitung. Anggapan bahwa biologi terlepas dari masalah matematika masih ditemukan pada mahasiswa terutama mahasiswa tingkat awal. Padahal matematika dan pendekatan kuantitatif khususnya merupakan alat utama ilmuwan modern (Thompson et. al. 2). Pertanyaan mengenai peran penting matematika bagi mahasiswa biologi menunjukkan bahwa hampir seluruh mahasiswa menganggapnya penting. Terdapat peningkatan presentase jumlah mahasiswa yang menganggap penting peran matematika bagi mahasiswa mulai dari angkatan 211/212 hingga angkatan 29/2. Sebanyak 25% mahasiswa tahun kedua tidak melihat peran penting matematika bagi dirinya. Pandangan mahasiswa mengenai peran matematika tersebut disajikan pada Gambar 4. Di Jurusan Pendidikan Biologi banyak mata kuliah yang menggunakan literasi kuantitatif untuk menyelesaikan masalah atau untuk memahami suatu konsep misalnya, ekologi, fisologi, genetika dan statistika. Pada Gambar 4, mahasiswa yang telah melewati banyak mata kuliah memiliki persepsi yang lebih baik mengenai peran penting matematika untuk biologi. Pandangan awam calon mahasiswa biologi mengisyaratkan bahwa belajar biologi lepas dari masalah kuantitatif dan perhitungan. Terlihat adanya peningkatan persepsi pentingnya matematika dalam biologi seiring dengan semakin banyaknya mahasiswa menggunakan kemampuan matematikanya. 242

9 8 7 4 penting tidak biasa saja 2 211/212 2/211 29/2 Gambar 4. Pentingnya matematika bagi mahasiswa calon guru biologi Speth, et.al. (2) menyatakan bahwa quantitative literacy bukan merupakan sebuah disiplin ilmu sehingga tidak jelas yang harus bertanggung jawab untuk mengembangkannya pada mahasiswa. Hal ini terindikasi berdasarkan hasil wawancara. Hasil wawancara dosen ditemukan kendala utama pengembangan literasi kuantitatif mahasiswa yaitu keterbatasan waktu untuk memberikan pembekalan yang relevan. Kendala lainnya adalah asumsi bahwa mahasiswa telah memiliki keterampilan matematika yang memadai yang didapat di mata kuliah matematika dan atau statistika. Sementara kendala yang berhasil diungkap melalui teknik wawancara dengan mahasiswa diperoleh kesimpulan mengenai kendala utama yaitu kurang bimbingan saat melakukan pengolahan data, klarifikasi dilakukan saat presentasi sehingga tekadang jawaban mahasiswa tidak sesuai dengan interpretasi yang harus disampaikan. Serta mata kuliah statsistika yang kurang relevan dengan mata kuliah bidang keahlian. Statistika bagi mahasiswa calon guru lebih ditekankan untuk pengolahan data skripsi, sehingga contohcontoh yang diberikan seluruhnya dalam konteks pendidikan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan temuan dan analisis data, didapatkan beberapa kesimpulan yaitu 1. minat mahasiswa terhadap matematika meningkat seiring bertambah lamanya masa kuliah 2. Kepercayaan diri mahasiswa calon guru biologi terhadap kemampuannya dalam matematika cukup dan baik. 3. pandangan mahasiswa calon guru biologi mengenai literasi kuantitatif positif 4. Mahasiswa memiliki modal untuk dikembangkan literasi kuantitatifnya mengingat mahasiswa memiliki minat dan tanggapan positif mengenai peran matematika dalam biologi, disamping mereka tidak alergi terhadap matematika 5. Ditemukan kendala berupa kurang relevannya pembekalan literasi kuantitatif bagi mahasiswa calon guru oleh mata kuliah statistika. Saran Beberapa saran berkaitan dengan temuan penelitian adalah: 1. Bagai dosen dan guru matematika, perkuliahan matematika perlu memberikan contoh konsep biologi lebih banyak 243

2. Bagi dosen biologi, perlu dikembangkan perkuliahan biologi yang sekaligus dapat membekali literasi kuantitatif mahassiwa 3. Bagi mahasiswa, mahasiswa calon guru biologi perlu berinteraksi dengan masalah kuantitatif dalam bidang biologi DAFTAR PUSTAKA Association of American College and Universities (.tersedia online: www.aacu.org/value/rubrics/ Familaria M., Elliottb, K., Watsonc, R., dan Matthewsd, K. E. (212). Embedding Case Studies Into Statistical Teaching To Enhance Quantitative Skills Of Biomedicine Students. International Journal of Innovation in Science and Mathematics Education, 2(1), 44-56, 212 Madlung, A., Bremer, M., Himelblau. E., dan Tullis, A.. (211). A Study Assessing the Potential of Negative Effects in Interdisciplinary Math Biology Instruction. CBE Life Sciences Education Vol., 43 54. Speth E. B., et.al. (2). 1, 2, 3, 4: Infusing Quantitative Literacy into Introductory Biology. CBE life Sciences Education, Vol. 9, 323 332. Thompson K.V. et.al. (2. Online Interactive Teaching Modules Enhance Quantitative Proficiency of Introductory Biology Students. CBE Life Sciences Education Vol. 9, 277 28 BIODATA PENULIS Penulis Utama Nama : Eni Nuraeni, M.Pd Instansi : Jurusan Pend. Biologi FPMIPA UPI Bandung Email : eni.bio_upi@yahoo.com No HP : 817615525 Nama : Dr. rer.nat. Adi Rahmat, M. Si Instansi : Jurusan Pend. Biologi FPMIPA UPI Bandung Email : <adirahmat@yahoo.com 244