Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS BOCOR DAN SUDUT KONTAK PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN CAMPURAN ABU SEKAM

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN SILANE TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR BAHAN RESIN EPOKSI DENGAN KONTAMINAN PANTAI

BABI PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka perlu dilakukan suatu perencanaan dalam sistem

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI BERKALSIUM SEBAGAI MATERIAL PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

ANALISA PENGARUH VARIASI DAN KOMPOSISI BAHAN PENGISI TERHADAP UNJUK KERJA SAMPEL ISOLATOR RESIN EPOKSI SILANE

ANALISA ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN INCLINED- PLANE TRACKING

The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN

ANALISIS DEGRADASI PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGISI PASIR PANTAI YANG MENGANDUNG BANYAK KALSIUM. Jl. Kasipah No.

Pengaruh Kontaminan terhadap Sudut Kontak Hidropobik dan Karakteristik Arus Bocor pada Sampel Isolator Resin Epoksi Silane

PEMANFAATAN BATU BERSILIKA, SILANE, DAN VINYL SILANE SEBAGAI PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

PENGARUH PENAMBAHAN KARET SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN PADA BAHAN RESIN EPOKSI

PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN RESIN EPOKSI

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Sinar Ultraviolet dan Komposisi Bahan Pengisi Pasir Silika terhadap Arus Bocor Permukaan Bahan Isolator Resin Epoksi Silane

ANALISIS ARUS BOCOR DAN TEGANGAN FLASHOVER PADA ISOLATOR SUSPENSI 20 kv 3 SIRIP DENGAN 4 TIPE SIRIP BERBAHAN POLIMER RESIN EPOKSI SILANE SILIKA

T. Haryono 1, Avrin Nur Widiastuti 1, Arya Bagus Sanjaya 2

BAB I PENDAHULUAN. Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pusat pembangkit,

STUDI ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE DENGAN VARIASI PENGISI PASIR SILIKA (Dengan Polutan Pantai)

ANALISIS PENGARUH KOMPOSISI SILICONE RUBBER

PEMBUATAN DAN ANALISIS PENGARUH KONDISI PERMUKAAN TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR POLIMER 20 KV TIPE SIRIP TAK SERAGAM DENGAN VARIASI TEGANGAN UJI

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

Pengaruh Radiasi UV Buatan Terhadap Kerusakan Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi Silane

Pengaruh Equivalent Salt Deposit Density (ESDD) Terhadap Tegangan Flashover

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER RESIN EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN FILLER PASIR BERKALSIUM PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGUJIAN DEGRADASI PERMUKAAN

Mekanisme Degradasi Permukaan dan Penentuan Tracking Index Bahan Resin Epoksi Silane Silica

FLASHOVER PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN BAHAN PENGISI ALUMINA, PASIR SILIKA DAN FIBER GLASS

ANALISIS SIFAT HIDROFOBIK PERMUKAAN HDPE BERDASARKAN NILAI TOTAL HARMONIC DISTORTION

Pengaruh Kelembaban dan Suhu Terhadap Karakteristik Arus Bocor pada Isolator Bahan Resin Epoksi dengan Pengisi Bahan Pasir Silika

PEMANFAATAN ISOLASI RESIN EPOKSI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PENYALURAN ENERGI LISTRIK DITINJAU DARI KARAKTERISTIK HIDROFOBIK

PENGUJIAN TEGANGAN FLASHOVER DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR 20 KV BERBAHAN RESIN EPOKSI SILANE KONDISI BASAH DAN KERING

Unjuk Kerja Isolator 20 kv Bahan Resin Epoksi Silane Silika Kondisi Basah dan Kering

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

Pengujian Karakteristik Limbah Pasir PLTP Dieng Sebagai Bahan Pengisi Isolator Resin Epoksi Silane

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI BERKALSIUM TINGGI SEBAGAI MATERIAL PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Namun masalah utama dalam energi listrik adalah menyangkut. menimbulkan masalah baru yaitu masalah isolasi.

TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: , 532

ANALISIS PENGARUH COATINGTERHADAP SUDUT KONTAK, ARUS BOCOR, DAN THD PADA ISOLATOR POLIMER 20 KV KONDISI TERKONTAMINASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di wilayah iklim

STUDI AWAL PENGUKURAN ARUS BOCOR PADA BAHAN HDPE DENGAN METODE INCLINED-PLANE TRACKING

Analisis Degradasi Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi dengan Pengisi Pasir Pantai yang Mengandung Banyak Kalsium

1. BAB I PENDAHULUAN

STUDI ARUS BOCOR DENGAN METODE PENGUKURAN INCLINED-PLANE TRACKING (IPT) PADA MATERIAL POLIMER HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE)

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena sebagian besar energi listrik yang telah di konversikan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengukuran Besaran Elektrik,

ANALISIS DISTORSI HARMONIK TOTAL ARUS BOCOR PERMUKAAN ISOLATOR RESIN EPOKSI PENGISI SILIKA KONDISI KERING DAN BASAH

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara

TINJAUAN SIFAT HIDROFOBIK BAHAN ISOLASI SILICONE RUBBER

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU.

BAB I PENDAHULUAN. listrik demi menjaga kelangsungan hidup mereka. Pada proses sistem tenaga. transmisikan dan didistribusikan kepada para konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

ANALISIS SIFAT MEKANIK UNTUK FEEDTHROUGH

PENGARUH KOMPOSISI RESIN TERHADAP SIFAT ELEKTRIK DAN MEKANIK UNTUK BAHAN ISOLATOR TEGANGAN TINGGI

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

PENGARUH PEMBERSIHAN OLEH HUJAN TERHADAP ARUS BOCOR ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERPOLUSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan listrik, salah satunya adalah isolasi. Isolasi adalah suatu alat

KEGAGALAN ALAT FLUE GAS DESULPHUR TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR DI GARDU INDUK PEMBANGKITAN TANJUNG JATI B JEPARA

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI

LEMBAR PERSETUJUAN KAJIAN UNJUK KERJA KELISTRIKAN ARESTER PORSELEN DAN ARESTER POLIMER PADA SISTEM TEGANGAN 20 KV

KARATERISTIK PENGUJIAN MINYAK NABATI SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI PENGGANTI MINYAK TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 kv

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia saat ini,

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai

Studi Arus Bocor Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi Silane Dengan Variasi Pengisi Pasir Silika ( Dengan Polutan Pantai)

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS

PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PADA ELEKTRODA BOLA TERPOLUSI ASAM

PENGUJIAN SUDUT KONTAK PADA BAIIAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGISI PASIR PANTAI YANG MENGANDUNG BANYAK KALSIUM

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengukuran Besaran Elektrik,

1 BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penyedia tenaga listrik. Standar yang lebih tinggi tersebut adalah

ANALISIS KARAKTERISTIK DIELEKTRIK MINYAK HIDROLIK SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI CAIR UNTUK TRANSFORMATOR DAYA

Polimer saat ini telah banyak diteliti orang dengan harapan bisa didapatkannya

BAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya

EFEK KONTAMINAN PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI YANG MENGALAMI PERLAKUAN FILLER BERBEDA TERHADAP KINERJA SUDUT HIDROFOBIK

FENOMENA FLASHOVER AKIBAT ARUS BOCOR PADA ISOLATOR KERAMIK DAN RESIN EPOKSI

Analisis Tegangan Tembus Pada Minyak Transformator Lama Dan Baru Menggunakan Tiga Jenis Elektroda

ISOLATOR 2.1 ISOLATOR PIRING. Jenis isolator dilihat dari konstruksi dan bahannya dibagi seperti diagram pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga untuk mentransmisikan energi yang besar digunakan sistem

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman, populasi dan teknologi yang pesat, mengakibatkan permintaan

STUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI DENGAN PEMBASAHAN

BAB I PENDAHULUAN. konsumen yang letaknya saling berjauhan. Karena dengan menaikkan tegangan maka

ANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR. Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak

BAB II ARUS BOCOR DAN KELEMBABAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendistribusikan energi listrik tersebut. Hal ini tentunya akan

PENGARUH ELEKTRODA CINCIN PERATA TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN ISOLATOR RANTAI JENIS PORSELEN

KARAKTERISTIK BERBAGAI JENIS BAHAN ISOLASI KABEL INSTALASI TEGANGAN RENDAH

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan pola hidup

SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA

PEMODELAN ARUS BOCOR ISOLATOR CABLE SPACER BERBAHAN POLIMER PADA KONDISI KERING DAN BASAH

PENGUJIAN KANDUNGAN ESDD DAN SIFAT HIDROFOBIK BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN BAHAN PENGISI SEKAM PADI

Pengaruh Arus Bocor Terhadap Perubahan Temperatur Pada Kabel Bawah Tanah 20 Kv

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA

Transkripsi:

ANALISIS ARUS BOCOR PADA BAHAN ISOLATOR RESIN EPOKSI CAMPURAN SILICONE RUBBER DAN SILIKA ABU SEKAM PADI DENGAN VARIASI TEGANGAN MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN INCLINED-PLANE TRACKING Dzulfikar Ali *), Abdul Syakur, and Hermawan Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 5275, Indonesia *) E-mail : dzulfikar.ali.94@gmail.com Abstrak Di era globalisasi dan zaman yang semakin berkembang, penggunaan material isolator didalam jaringan transmisi atau distribusi sangat dibutuhkan. Isolator tegangan tinggi seperti porselen, keramik dan kaca sudah sering digunakan. Oleh karena itu penggunaan pengganti material isolator polimer sedang dikembangkan. Salah satu isolator pengganti polimer yang digunakan adalah resin epoksi. Resin epoksi adalah golongan polimer thermoset dimana campuran dua komponen yang akhirnya berbentuk seperti kaca pada temperatur ruang yang mempunyai sifat isolasi listrik yang layak dan juga mempunyai kekedapan air yang tinggi. Resin epoksi memiliki kekuatan dielektrik yang sangat baik dibandingkan porselen, keramik dan kaca. Penggunaan pasir silika dari abu sekam padi dikarenakan komposisi kimia abu sekam padi yang memiliki kandungan silika yang sangat besar hingga 9%. Metode yang digunakan adalah Inclined-Plane Tracking dengan standar IEC 587:1984. Dari penelitian tugas akhir ini diperoleh waktu penjejakan bahan isolator semakin lama mencapai batas, nilai sudut kontak yang dihasilkan juga semakin besar antara 71-79, dan arus bocor rata rata yang dihasilkan semakin kecil hingga 2 ma. Penggunaan bahan pengisi ini dapat dijadikan isolator, karena arus efektif maksimum kurang dari 5 ma. Komposisi 4% merupakan komposisi yang terbaik. Kata Kunci : Isolator, Tegangan tinggi, Abu sekam padi, Resin Epoksi Silicone rubber, Arus bocor, Sudut kontak Abstract In the era of globalization and the growing age, the use of insulating materials in transmission or distribution line are needed. Polymer high voltage such as porcelain, ceramic and glass is often used. Therefore the use of surrogate polymer insulator material being developed. One replacement insulator polymer used is an epoxy resin. The epoxy resin is a thermoset polymer group in which a mixture of two components that ultimately shaped glass at room temperature which has a decent electrical insulating properties and also has a high watertightness. Epoxy resin has excellent dielectric strength than porcelain, ceramic and glass. Filler material silica sand from rice husk ash due to the chemical composition of rice husk ash which has a very large silica content of up to 9%. The method used is Inclined-plane Tracking with standard IEC 587: 1984. From this research obtained time tracking the longer the insulator material reaches the limit, the resulting contact angle values are also getting bigger between 71 o 79, and the average current flow getting smaller up to 2 ma. This filler material can be used as an insulator because maximum effective current flow under 5 ma. The composition 4% is the best. Keywords : Isolator, High voltage, Rice husk ash, Epoxy Resin Silicone rubber, Leakage current, Contact angle 1. Pendahuluan Pada beberapa tahun terakhir ini kebutuhan masyarakat Indonesia akan energi listrik semakin meningkat sejalan dengan perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi. Energi listrik merupakan kebutuhan yang vital bagi kegiatan sehari-hari, hampir semua peralatan membutuhkan energi listrik, dari pengguna rumah tangga hingga skala industri. Oleh karena itu diperlukan sistem transimi yang baik untuk dapat menyalurkan energi listrik sampai ke beban. Proses penyaluran energi listrik dari pusat pembangkit sampai ke beban melewati saluran yang sangat panjang sehingga hasil pengiriman daya listrik tidak akan efisien, karena timbulnya berbagai masalah dalam proses penyaluran tersebut, salah satu masalah tersebut yang tidak dapat di tinggalkan adalah masalah yang timbul

TRANSIENT, VOL. 6, NO. 2, JUNI 217, ISSN: 232-9927, 21 pada penggunaan isolator. Isolator dalam pemakaianya mengalami penuaan yang diakibatkan oleh pengaruh lingkungan sekitar, seperti adanya perubahan suhu, iklim, radiasi sinar matahari dan lain sebagainya. [1] Isolator penghantar tegangan tinggi mutlak diperlukan, terutama untuk memisahkan bagian yang bertegangan (penghantar) dengan bagian lain, mencakup pengetahuan tentang desain, keamanan dan keandalan dari isolator, serta pengetahuan tentang sifat fisik maupun susunan kimia dari bahan isolator yang akan sangat menentukan sifat dielektrik dari bahan isolator. Dengan perencanaan, analisis dan pengembangan bahan isolator akan memperbaiki keandalan sistem tenaga listrik secara kesuluruhan beserta dengan nilai ekonomisnya. [2] Pemilihan jenis isolator yang akan dipergunakan dalam suatu jaringan transmisi maupun distribusi perlu mempertimbangkan karakteristik mekanis maupun elektriknya. Secara mekanis isolator harus kuat menahan beban yang dibebankan pada isolator tersebut, sedangkan secara elektrik harus mampu memisahkan dua bagian yang bertegangan sehingga tidak terjadi kebocoran arus dan hubung singkat atau dalam skala yang lebih tinggi tidak terjadi flashover (lewat denyar). [3] 2.2. Pembuatan Sampel Uji Pembuatan sampel uji terdiri dari bahan DGEBA (Diglycidyl Ether of Bisphenol-A) dan MPDA (Metaphenylenediamine), silicon rubber (silane) dan silika dari abu sekam padi. Komposisi bahan pengisi dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 1. Komposisi bahan penyusun uji sampel Bahan Komposisi Sampel Pengisi DGEBA MPDA Silicone Rubber Silika 2 4 4 1 1 3 35 35 15 15 4 3 3 2 2 Contoh sampel yang dibuat ditunjukkan pada Gambar 2. 2. Metode 2.1. Langkah Penelitian Pada tugas akhir ini terdapat beberapa metode yang di terapkan sebagai dasar metodologi penelitian tugas akhir. Tahapan penelitian dapat di lihat pada gambar 1. Gambar 2. Sampel uji isolator 2.3. Pengukuran Kontaminan Bahan kontaminan yang digunakan larutan NH 4Cl, Pembuatan kontaminan terdiri dari cairan aquades dan serbuk NH 4Cl. Kontaminan yang digunakan bernilai konduktifitas sebesar 25 μs/cm. Gambar 3. Pengukuran kontaminan 2.4. Pengukuran Sudut Kontak Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Pengukuran sudut kontak ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat permukaan bahan uji. Sifat yang dimaksud adalah sifat hidrofobik. Jika sudut yang didapat

TRANSIENT, VOL. 6, NO. 2, JUNI 217, ISSN: 232-9927, 211 semakin besar, artinya besar kemungkinan bahan tersebut memiliki sifat hidrofobik. Semakin hidrofobik suatu permukaan bahan, maka semakin banyak pula kekuatan bahan untuk menahan air agar tidak masuk ke dalam bahan. Rangkaian pengukuran sudut kontak dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 6. Rangkaian pembagi tegangan Gambar 4. Rangkaian pengukuran sudut kontak 2.5. Pengukuran Arus Bocor Untuk mendapatkan data data arus bocor pada masing masing sampel, maka dilakukan pengukuran dengan menggunakan metode pengukuran sesuai standar IEC 587:1984[4] yang ditunjukan pada Gambar 5. Berdasarkan rangkain pada Gambar 6. maka dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui besarnya arus I 1 dengan nilai tegangan input osiloskop, V CF melalui persamaan berikut: I 1 =,25679 V CF (2.1) I1 merupakan nilai arus bocor yang mengalir pada isolator uji dan V CF menunjukkan tegangan efektif (Vrms) yang terbaca pada osiloskop. 2.6. Pengolahan Data Pengukuran Data tegangan berupa csv diubah menjadi data arus bocor isolator dengan Persamaan 2.1 Kemudian dilakukan plotting data arus bocor hasil perhitungan sehingga diperoleh bentuk gelombang arus bocor. Berikut contoh hasil plotting gelombang arus bocor pada tegangan 3,25 kv komposisi 2% sampel 1 terlihat pada Gambar 7. Gambar 5. Rangkaian pengukuran arus bocor [5] Tabel 2. Nilai resistansi resistor seri Tegangan Uji (kv) Tegangan yang dianjurkan untuk metode 1 (kv) Kecepatan aliran kontaminan (ml/min) Resistansi resistor seri (kω) 1. - 1.75 -.75 1 2. - 2.75 2.5.15 1 3. - 3.75 3.5.3 22 4. - 4.75 4.5.6 33 5. - 6. -.9 33 Menerapkan tegangan AC 3,25 kv, 3,5 kv dan 3,75 kv yang didapatkan dari pembangkit tegangan tinggi melalui elektroda atas sedangkan elekteroda bawah dihubungkan dengan peralatan ukur. Karena tegangan yang diterapkan 3, - 3,75 kv maka resistansi resistor yang digunakan 22 kω. Mengukur arus bocor menggunakan osiloskop. Untuk mengatasi tegangan besar masuk kedalam osiloskop, maka digunakan rangkain pembagi tegangan seperti pada Gambar 7. Gambar 7. Hasil plotting gelombang arus bocor 3. Hasil dan Analisa 3.1. Hasil Pengukuran Sudut Kontak Hasil sudut kontak isolator resin epoksi silicone rubber silika abu sekam padi dengan tetesan polutan NH 4Cl ditunjukkan pada Gambar 8. Gambar 8. Pengukuran sudut kontak

Arus Bocor Rata- Rata (ma) Sudut Kontak ( ) t awal (s) TRANSIENT, VOL. 6, NO. 2, JUNI 217, ISSN: 232-9927, 212 Tabel 3. Nilai sudut kontak permukaan isolator polimer resin epoksi silicone rubber abu sekam padi dengan polutan NH4Cl Komposisi Bahan Pengisi 2% 3% 4% Sudut Kontak ( ) Kiri Kanan 68,44 68,61 68,525 76,26 76,47 76,365 69,26 67,51 68,385 75,69 77,57 76,63 76,9 76,6 76,48 7,6 68,28 69,17 87,12 84,29 77,7 8,55 78,62 79,585 77,66 78,24 77.95 Rata - rata Derajat ( ) 71,91 74,9 78.41 Dari Tabel 3 dapat dibuat garik hubungan antara sudut kontak terhadap variasi bahan pengisi 8 75 7 65 6 55 5 71.91 74.9 78.41 1 2 3 4 5 Gambar 9. Grafik hubungan sudut kontak dengan sampel pengisi Dari Gambar 9 menunjukkan bahwa semakin banyak persentase sampel pengisi, maka sudut kontak yang diperoleh akan semakin besar. Karakteritik resin epoksi memiliki sifat hidrofilik atau menyerap air, yang dapat menyebabkan meningkatnya arus bocor pada permukaan isolator. Sedangkan bahan pengisi silicone rubber pada permukaan isolator memiliki sifat hidrofobik sehingga meminimalkan arus bocor pada permukaan isolator. Sifat hidrofobik berbanding lurus dengan nilai sudut kontak suatu bahan uji, Semakin besar nilai sudut kontak maka semakin baik sifat hidrofobik pada bahan uji isolator. 3.2. Hasil Pengujian Arus Bocor 3.2.1. Pengujian Arus Bocor dengan Tegangan 3,25kV Pengujian arus bocor dengan komposisi bahan uji 2%, 3% dan 4%. Pengukuran dilakukan perbandingan antara t awal, arus bocor rata rata, dan waktu tracking Tabel 4. Hasil pengukuran arus bocor dengan tegangan 3,25 kv Komposisi t awal I LC t tracking Bahan Pengisi (sekon) (ma) (sekon) 6.954 7.6636 612 2% 19.498 5.8829 2237 74.5638 11.5261 268 Rata - rata 9.672 8.745 1639 3.273 6.5547 1796 3% 2.8145 4.4339 2384 74.5638 7.629 2114 Rata - rata 26.884 6.259 298 7.77 2.1684 166 4% 81.3116 2.5679 2543 142.183 2.2448 244 Rata - rata 88.67 2.3227 222 Dari Tabel 4 dapat dibuat garik hubungan antara arus bocor terhadap variasi tegangan 12 1 8 6 4 2 Gambar 1. Grafik hubungan t awal dengan bahan pengisi Dari Gambar 1. dapat dilihat bahwa semakin banyak komposisi bahan pengisi maka semakin lama lucutan muatanya terjadi, ditandai dengan grafik yang cenderung naik. Hal ini menunjukkan bahwa permukaan bahan uji persentase bahan pengisi 1 Gambar 11. 8 6 4 2 9.672 26.884 88.67 1 2 3 4 5 8.745 6.259 2.3227 1 2 3 4 5 Grafik hubungan arus bocor rata - rata dengan bahan pengisi

Arus Bocor Rata - rata (ma) t awal (s) t tracking (s) TRANSIENT, VOL. 6, NO. 2, JUNI 217, ISSN: 232-9927, 213 Dari Gambar 11 dapat dilihat bahwa semakin banyak komposisi bahan pengisi maka semakin kecil arus bocor rata rata yang terjadi, ditandai dengan grafik yang cenderung kecil. Hal ini menunjukan bahwa permukaan bahan uji semakin hidrofobik seiring dengan bertambahnya persentase bahan pengisi, semakin banyak nilai hidrofobiknya mempengaruhi nilai resistivitas dari bahan uji, Karena nilai resistivitas dari bahan penguji ini mempengaruhi arus yang mengalir di permukaan, arus akan mengalir pada nilai resistansi yang lebih kecil, sehingga arus bocor yang mengalir di permukaan semakin kecil berhubung dengan penambahan bahan pengisi. 25 2 15 1 5 1639 298 222 1 2 3 4 5 Gambar 12. Grafik hubungan ttracking dengan bahan pengisi Dari Gambar 12 dapat dilihat bahwa semakin banyak komposisi bahan pengisi maka semakin lama waktu penjejakan yang terjadi, ditandai dengan grafik yang cenderung naik, waktu penjejakan terjadi saat penjejakan sudah melewati atau melebihi batas 25 mm dari batas elektroda bawah. Berdasarkan dari Tabel 4. nilai arus bocor yang ditunjukkan semakin kecil sehingga menyebabkan proses terjadinya penjejakan lebih lama untuk mencapai batas. Hal ini menunjukan bahwa permukaan bahan uji 3.2.2. Pengujian Arus Bocor dengan Tegangan 3,5kV Pengujian arus bocor dengan komposisi bahan uji 2%, 3% dan 4%. Pengukuran dilakukan perbandingan antara t awal, arus bocor rata rata, dan waktu tracking Tabel 5. Hasil pengukuran arus bocor dengan tegangan 3,5 kv Komposisi t awal I LC t tracking Bahan Pengisi (sekon) (ma) (sekon).652 4.2437 84 2% 14.27 4.814 442 26.933 6.424 437 Rata - rata 13.87 5.165 561 74.257 5.579 792 3% 3.826 3.93 77 3.659 4.163 819 Rata - rata 36.49 4.557 772.667 11.776 3.598 1172 4% 1.534 2.59 141 9.8261 2.441 1614 Rata - rata 1.712 2.85 1395.667 Dari Tabel 5. dapat dibuat garik hubungan antara arus bocor terhadap variasi bahan pengisi 4 3 2 1 13.87 36.49 1.712 1 2 3 4 5 Gambar 13. Grafik hubungan t awal dengan bahan pengisi Dari Gambar 13 dapat dilihat bahwa semakin banyak komposisi bahan pengisi maka semakin lama lucutan muatanya terjadi, ditandai dengan grafik yang cenderung naik. Hal ini menunjukkan bahwa permukaan bahan uji 6 5 4 3 2 1 5.165 4.557 2.855 1 2 3 4 5 Gambar 14. Grafik hubungan arus bocor rata - rata dengan bahan pengisi

Arus Bocor Rata- rata (ma) t tracking (s) t awal (s) TRANSIENT, VOL. 6, NO. 2, JUNI 217, ISSN: 232-9927, 214 Dari Gambar 14 dapat dilihat bahwa semakin banyak komposisi bahan pengisi maka semakin kecil arus bocor rata rata yang terjadi, ditandai dengan grafik yang cenderung kecil. Hal ini menunjukan bahwa permukaan bahan uji semakin hidrofobik seiring dengan bertambahnya persentase bahan pengisi, semakin banyak nilai hidrofobiknya mempengaruhi nilai resistivitas dari bahan uji, karena nilai resistivitas dari bahan penguji ini mempengaruhi arus yang mengalir di permukaan, arus akan mengalir pada nilai resistansi yang lebih kecil, sehingga arus bocor yang mengalir di permukaan semakin kecil berhubung dengan penambahan bahan pengisi. 15 1395.667 Dari Tabel 6. dapat dibuat garik hubungan antara arus bocor terhadap variasi bahan pengisi 12 1 8 6 4 2 43.93 113.32 6.91 1 2 3 4 5 1 5 772.667 561 1 2 3 4 5 Gambar 16. Grafik hubungan t awal dengan bahan pengisi Dari Gambar 16 dapat dilihat bahwa semakin banyak komposisi bahan pengisi maka semakin lama lucutan muatanya terjadi, ditandai dengan grafik yang cenderung naik. Hal ini menunjukkan bahwa permukaan bahan uji Gambar 15. Grafik hubungan ttracking dengan bahan pengisi Dari Gambar 15 dapat dilihat bahwa semakin banyak komposisi bahan pengisi maka semakin lama waktu penjejakan yang terjadi, ditandai dengan grafik yang cenderung naik, waktu penjejakan terjadi saat penjejakan sudah melewati atau melebihi batas 25 mm dari batas elektroda bawah. Berdasarkan dari Tabel 5. nilai arus bocor yang ditunjukkan semakin kecil sehingga menyebabkan proses terjadinya penjejakan lebih lama untuk mencapai batas. Hal ini menunjukan bahwa permukaan bahan uji 3.2.3. Pengujian Arus Bocor dengan Tegangan 3,75kV Pengujian arus bocor dengan komposisi bahan uji 2%, 3% dan 4%. Pengukuran dilakukan perbandingan antara t awal, arus bocor rata rata, dan waktu tracking Tabel 6. Hasil pengukuran arus bocor dengan tegangan 3,75kV Komposisi t awal I LC t tracking Bahan Pengisi (sekon) (ma) (sekon) 52.684 1.118 34 2% 58.331 2.6 377 2.694 4.25 452 Rata - rata 43.93 2.581 389.667 5.5637 3.169 342 3% 31.63 2.395 52 32.712 1.582 68 Rata - rata 113.32 2.382 514 12.59 3.43 17 4% 4.156 4.127 459 4.127 2.96 812 Rata - rata 6.918 3.488 78.33 4 3 2 1 2.58 2.38 3.488 1 2 3 4 5 Gambar 17. Grafik hubungan arus bocor rata - rata dengan bahan pengisi Dari Gambar 17. dapat dilihat bahwa semakin banyak komposisi bahan pengisi maka semakin kecil arus bocor rata rata yang terjadi, ditandai dengan grafik yang cenderung kecil. Hal ini menunjukan bahwa permukaan bahan uji semakin hidrofobik seiring dengan bertambahnya persentase bahan pengisi, semakin banyak nilai hidrofobiknya mempengaruhi nilai resistivitas dari bahan uji, Karena nilai resistivitas dari bahan penguji ini mempengaruhi arus yang mengalir di permukaan, arus akan mengalir pada nilai resistansi yang lebih kecil, sehingga arus bocor yang mengalir di permukaan semakin kecil berhubung dengan penambahan bahan pengisi.

t tracking (s) t tracking (s) TRANSIENT, VOL. 6, NO. 2, JUNI 217, ISSN: 232-9927, 215 9 8 7 6 5 4 3 2 1 78 514 389.667 1 2 3 4 5 didapatkan waktu akhirnya 389 detik. Hal ini membuktikan kenaikan tegangan yang diterapkan dapat berpengaruh waktu terjadinya kegagalan isolasi. Dari Gambar 2 membuktikan bahwa perbandingan antara kenaikan tegangan dengan waktu tracking atau waktu penjejakan berbanding terbalik, bahwa semakin banyak kenaikan tegangan maka semakin cepat waktu akhirnya. Gambar 18. Grafik hubungan ttracking dengan bahan pengisi Dari Gambar 18 dapat dilihat bahwa semakin banyak komposisi bahan pengisi maka semakin lama waktu penjejakan yang terjadi, ditandai dengan grafik yang cenderung naik, waktu penjejakan terjadi saat penjejakan sudah melewati atau melebihi batas 25 mm dari batas elektroda bawah. Berdasarkan dari Tabel 6. nilai arus bocor yang ditunjukkan semakin kecil sehingga menyebabkan proses terjadinya penjejakan lebih lama untuk mencapai batas. Hal ini menunjukan bahwa permukaan bahan uji 3.3. Analisis Perbandingan Pengukuran dengan Tegangan 3,25 kv, 3,5 kv, dan 3,75 kv Hubungan antara tegangan terhadap waktu penjejakan adalah semakin banyak tegangan maka semakin lama pula waktu tracking (ttracking) Gambar 2. Variasi dalam waktu penjejakan bahan HDPE memiliki besaran tegangan yang berbeda. [6] Beradasarkan Gambar 19 dan 2 dapat disimpulkan bahwa 3.4. Penjejakan Penjejakan permukaan merupakan fenomena khas sampel polimer yang mengandung atom karbon dalam struktur molekulnya, terjadi di permukaan karena peluahan listrik yang dihasilkan dari kontaminasi permukaan. Setelah penjejakan terjadi, sifat isolasi listrik pernukaan hilang dan tidak pernah dapat diperbaiki lagi. 3 25 222 2 15 1 5 298 1639 561 1395.667 772.667 78 514 389.667 3 3.25 3.5 3.75 4 Tegangan (kv) 2% 3% 4% Gambar 19. Pengaruh kenaikan tegangan pada ttracking dengan bahan pengisi pada komposisi yang sama semakin banyak tegangan yang diterapkan maka semakin cepat waktunya. Saat sampel pengisi 2%, pada tegangan 3,25 kv didapatkan waktu akhirnya 1639 detik, pada tegangan 3,5 kv didapatkan waktu akhirnya 561 detik, dan pada tegangan 3,75 kv Gambar 21. Hasil setelah penjejakan 4. Kesimpulan Hasil penjejakan Dari penelitian ini dapat disimpulkan semakin banyak bahan pengisi maka semakin bagus pula sudut kontaknya, sudut kontak mempengaruhi tingkat hidropobik dari suatu bahan, nilai sudut kontaknya antara 71 79. Karakteristik waktu lucutan awal muatan diperngaruhi oleh nilai resistansi dari permukaan bahan uji, seharusnya seiring besarnya nilai hidrofobiknya maka waktu lucutan awal muatanya semakin lama karena tingkat hidrofobik suatu bahan dapat meningkatnya nilai resistansi, Namun pada

TRANSIENT, VOL. 6, NO. 2, JUNI 217, ISSN: 232-9927, 216 saat pengujian salah satu dari masing masing komposisi disetiap pengujian waktu lucutan awal muatanya terjadi lebih cepat. Nilai arus bocor rata rata yang dihasilkan semakin kecil seiring dengan penambahan bahan pengisi, Pada pengujian 3,25 kv dengan komposisi 2%, 3% dan 4% berturut turut dihasilkan nilai arus bocor sebagai berikut: 8,745 ma, 6,259 ma, dan 2,3227 ma. Pada pengujian 3,5 kv dengan komposisi 2%, 3% dan 4% berturut turut dihasilkan nilai arus bocor sebagai berikut: 5,165 ma, 4,557 ma, dan 2,85 ma. Pada pengujian 3,75 kv dengan komposisi 2%, 3% dan 4% berturut turut dihasilkan nilai arus bocor sebagai berikut: 2,581 ma, 2,381 ma, dan 3,488 ma. Penggunaan bahan pengisi silicone rubber dan abu sekam padi dapat digunakan sebagai isolator karena arus maksimal tertinggi yang dihasilkan adalah 26,474 ma pada saat pengujian 3,5 kv pada komposisi 3%, sedangkan batas minimum standar isolator yang digunakan adalah 5 ma saat kondisi basah. Referensi [1]. Tobing, Bonggas, L, 23, Peralatan Tegangan Tinggi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta [2]. Suharno, Jefri Piradipta, Degradasi Permukaan Bahan Resin Epoksi Silane Silika Akibat Paparan UV Dan Arus Bocor, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang, 21. [3]. Arismunandar, A., Teknik Tegangan Tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta, 21 [4]. IEC 587, 1984, Methods of Evaluating Resistance to Tracking And Erosion of Electrical Insulating Materials Used Under Severe Ambient Conditions, British Standards Institution, British standard (BS). [5]. Abdul Syakur, Hamzah Berahim, Tumiran Rochmadi, Hydrophobic Contact Angle And Surface Degradation Of Resin Epoxy Resin Compound With Silicon Rubber And Silica, University Gadjah Mada, Yogyakarta, 212 [6]. R Sarathi, S Chandrasekar, V Sabari Giri, C Venkataseshaiah, R Velmurugan, 24, Analysis Of Surface Degradation Of High Density Polyethylene (HDPE) Insulator Material Due To Tracking, Indian Institute of Technology Madras, India.