Volume 1, Nomor 1 Juni 2008 Jurnal Flywheel, ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Jurusan Teknik Mesin, Universitas Brawijaya Jl. MT Haryono 167, Malang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

ANALISIS KEKUATAN TARIK BOLTED JOINT STRUKTUR KOMPOSIT C-GLASS/EPOXY BAKALITE EPR 174

I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Serat batang pisang kepok(musa paradisiaca) pada umumnya hanya

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK

ANALISIS PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK ORIENTASI UNIDIRECTIONAL 0 DAN 90 PADA STRUKTUR KOMPOSIT SERAT MENDONG DENGAN MENGGUNAKAN EPOKSI BAKELITE EPR 174

Fajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto

BAB I PENDAHULUAN. material logam mendominasi dalam bidang industri (Basuki, 2008). Namun,

Please refer as: Bondan T. Sofyan, 2004, Pembentukan Endapan Nano pada Paduan Al-Cu Berkekuatan Tinggi,Proceeding Eminex 2004, ISBN ,

Studi Experimental Pengaruh Fraksi Massa dan Orientasi Serat Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Berbahan Serat Nanas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR ATAP SERAT BULU AYAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH ARAH SERAT GELAS DAN BAHAN MATRIKS TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT AIRFOIL PROFILE FAN BLADES

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menurut penelitian Hartanto (2009), serat rami direndam pada NaOH 5%

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

Uji Mekanik Komposit Berpenguat Serat Pandan Duri dan Resin Polyester Dengan Variasi Komposisi Metoda Fraksi Berat

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia industri sekarang ini. Kebutuhan. material untuk sebuah produk bertambah seiring penggunaan material

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

Kevin Yoga Pradana Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA

RIYAN HERI SETYAWAN NIM. D

Opa Slamet S,Burmawi,Kaidir

PERBANDINGAN KOMPOSIT SERAT ALAM DAN SERAT SINTETIS MELALUI UJI TARIK DENGAN BAHAN SERAT JUTE DAN E-GLASS

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Tabel 4. 1 Rata-rata cuaca bulanan Stasiun PUSLITBANG FP UNS. Suhu Udara

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN UKURAN PARTIKEL KOMPOSIT POLYESTER RESIN BERPENGUAT PARTIKEL GENTING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKUATAN BENDING ABSTRACT

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

ANALISA KEKUATAN MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT TEBU DITINJAU DARI KEKUATAN IMPACK DAN KEKUATAN TARIK

18.1 Sandwich Panel Honeycomb sandwich

PEMANFAATAN PARTIKEL TEMPURUNG KEMIRI SEBAGAI BAHAN PENGUAT PADA KOMPOSIT RESIN POLIESTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMI DENGAN CORE LIMBAH SEKAM PADI UNTUK PANEL INTERIOR OTOMOTIF DAN RUMAH HUNIAN

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

BAB IV. (3) Lenght 208 μm (3) Lenght μm. (4) Lenght 196 μm (4) Lenght μm. Gambar 4.1. Foto optik pengukuran serat sisal

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS

ANALISIS VARIASI PANJANG SERAT TERHADAP KUAT TARIK DAN LENTUR PADA KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT Agave angustifolia Haw

III. METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Perbandingan Volume Serat Sabut Kelapa Dengan Matrik Polyester Terhadap Kekuatan Mekanis Material Komposit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEMBUATAN POLIMER KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN UNTUK APLIKASI INDUSTRI OTOMOTIF DAN ELEKTRONIK

PERUBAHAN SIFAT MEKANIS KOMPOSIT HYBRID POLYPROPYLENE YANG DIPERKUAT SERAT SABUT KELAPA DAN SERBUK KAYU JATI AKIBAT VARIASI FRAKSI VOLUME

PENGARUH KOMPOSIT SERAT PANDAN SAMAK TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING PADA MATERIAL BODI KENDARAAN

BAB I PENDAHULUAN. mulai banyak dikembangkan dalam dunia industri manufaktur. Penggunaan material komposit yang ramah lingkungan dan bisa

14.1 Proses Pembuatan Komposit Material Plastik yang Diperkuat Serat Proses Pencetakan Terbuka (Open-Mold Processes)

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

Studi Eksperimental Pengaruh Jumlah Lapisan Stainless Steel Mesh dan Posisinya Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending Komposit Serat Kaca Hibrida

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. relatif sulit, dapat mengalami korosi dan biaya produksi yang mahal. (Suwanto, 2006). Oleh karena itu, banyak dikembangkan material

Universitas Bung Hatta Kampus III Jl. Gajah Mada Gunung Pangilun Telp. (0751) Padang

ANALISIS SIFAT TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT SERAT RAMI DENGAN PERLAKUAN ALKALI DALAM WAKTU 2, 4, 6, DAN 8 JAM BERMATRIK POLIESTER

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SERAT KARBON ANTARA METODE MANUAL LAY- UP DAN VACUUM INFUSION DENGAN PENGGUNAAN FRAKSI BERAT SERAT 60%

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI SERAT RAMI TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER SERAT ALAM SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI

ANALISA TEKNIS KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT DAUN NANAS DENGAN CORE SERBUK GERGAJI KAYU SENGON LAUT DITINJAU DARI KEKUATAN TEKUK DAN IMPAK

PENGARUH KOMPOSISI RESIN POLIESTER TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN TARIK KOMPOSIT PAPAN PARTIKEL ONGGOK LIMBAH SINGKONG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENINGKATAN KEKERASAN MATERIAL GYPSUM SETELAH MENCAPAI SUHU / TEMPERATUR PENGERINGAN

OPTIMASI DESAIN RANGKA SEPEDA BERBAHAN BAKU KOMPOSIT BERBASIS METODE ANOVA

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menjadikan beras sebagai makanan pokoknya, serta. produksi berasnya merata di seluruh tanah air.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang

Materi #2 TIN107 Material Teknik 2013 SIFAT MATERIAL

Transkripsi:

STUDY EKSPERIMENTAL PEMANFAATAN SERAT RAMI (BOEMERIA NIVEA) SEBAGAI BAHAN PENGUAT KOMPOSIT POLIMER MATRIK POLISTIREN Teguh Rahardjo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang Telp. (0341) 417636 Pes. 516, Fax. (0341) 417634 ABSTRAK Masih dieperlukan material yang mempunyai sifat tertentu dalam aplikasi di industri maka dikembangkan material non logam khususnya dengan penguat serat alam yang bersifat lebih ringan, mudah dibentuk, tahan korosi, harga murah dan memiliki kekuatan yang sama dengan material logam. Salah satu jenis serat alam yang dapat dimanfaatkan sebagai pengisi dalam material komposit adalah rami ( Boemeria Nivea). rami sendiri memiiki karateristik sifat yang sangat baik. Untuk mendapatkan nilai ai lebih, jika serat tersebut digunakan sebagai serat pengisi dalam material komposit.. Spesies rami yang terdapat di Indonesia ada dua, yaitu Boehmeria nivea yang permukaan daunnya berwarna perak, dikenal dengan nama china grass, dan Boehmeria tenacissma dengan permukaan bawah daunnya berwarna hijau dan lebih sempit, dikenal dengan nama rhea. Dari hasil pengujian sifat mekanik maka pada komposit dengan variasi jumlah layer serat diperoleh hasil peningkatan yang optimum pada setiap penambahan jumlah layer serat sampai dengan 3 layer serat, terjadi peningkatan kekuatan tarik sebesar 24,14 % dan peningkatan ketahanan impak sebesar 31,25 %. Kata kunci: rami; Komposit Polimer Matrik Polistiren; pengisi; jumlah 3 layer ; peningkatan kekuatan atrik ; Peningakatan kekuatan impak. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini cukup pesat, salah satu dibidang material logam dan non logam. Selama ini keberadaan material logam mendominasi dalam bidang industri. Namun masih belum terpenuhi material yang mempunyai sifat tertentu dalam aplikasi di industri maka dikembangkan material non logam khususnya dengan penguat serat alam yang bersifat lebih ringan, mudah dibentuk, tahan korosi, harga murah dan memiliki kekuatan yang sama dengan material logam. Sehingga memang selayaknya jika bahan komposit digunakan secara luas dibidang industri, otomotif, dan arsitektur. Dalam dekade ini, material komposit dengan penguat serat alam telah diaplikasikan oleh para produsen mobil sebagai bahan penguat panel mobil, tempat duduk belakang, dashboard, dan perangkat interior lainnya. Keuntungan pemakaian komposit: 1. Memiliki sifat mekanik yang baik. 2. Tidak mudah korosif. 3. Bahan baku yang diperoleh dengan harga yang lebih murah. 4. Memiliki massa jenis yang lebih rendah dibanding dengan serat mineral. Berbagai keuntungan tersebut telah menumbuhkan minat akan penggunaan material alami pada berbagai aplikasi. Material alami tidak akan dikhawatirkan habis karena dapat diperbaharui dengan pengembangbiakan yang sesuai dengan keadaan alam indonesia. Salah satu jenis serat alam yang dapat dimanfaatkan sebagai pengisi dalam material komposit adalah rami ( Boemeria Nivea). rami sendiri memiiki karateristik sifat yang sangat baik. Namun untuk saat ini pemanfaatan serat rami di Indonesia sebatas sebagai bahan dasar pembuatan karung, kertas dan bahan tekstil. Tentunya akan mempunyai nilai lebih, jika serat tersebut dapat digunakan sebagai serat pengisi dalam material komposit, lebih-lebih keberadaannya mampu menggantikan serat 27

non alami yang selama ini masih mengandalkan impor dari luar negeri. Berdasarkan pertimbangan diatas, maka dilakukan penelitian tentang komposit berpenguat serat rami sehingga diketahui seberapa besar kekuatan mekanik untuk masing masing komposisi serat rami dan matriks maka pemanfaatannya menjadi suatu produk yang memiliki nilai tambah dan diterima oleh masyarakat luas. Membuktikan sifat-sifat mekanis bahan komposit dari serat rami dan plastik (resin Polyester). 1. Resin (Matriks) Resin atau biasa juga disebut matriks berguna sebagai pengikat antara dua material penguat, sebagai pelindung dan pendukung, serta dapat memberikan distribusi dan pemindahan beban diantara material penguat, menyalurkan beban ke serat dan menempatkan serat pada posisinya. Matriks mempunyai fungsi untuk mentransfer tegangan di antara serat., melindungi permukaan serat dari abrasi mekanis. Matriks ini memainkan peranan yang kecil dalam kapasitasnya menerima beban tarik. Namun, pemilihan matriks berpengaruh besar terhadap sifat-sifat geser interlaminar dan juga geser in-plane yang dimiliki oleh suatu komposit. Kekuatan geser interlaminar sangat diperlukan pada struktur-struktur yang menerima beban lentur, sementara kekuatan geser in-plane sangat dibutuhkan bila struktur bekerja dengan beban torsi. Matriks yang banyak digunakan saat ini adalah dari jenis polimer atau plastik. 2. Resin (Matrik) Polyester Resin poliester tak jenuh biasa disebut polyester karena asam tak jenuh merupakan bagian dari asam biasa, yang menyebabkan terdapatnya ikatan tak jenuh dalam rantai utama dari polimer yang dihasilkan. Resin ini berupa resin cair dengan viskositas yang rendah, mengeras pada suhu kamar dengan penggunaan katalis tanpa menghasilkan gas sewaktu percampuran. Keuntungan resin polyester adalah : a. Tidak jenuh kaku dan rapuh. b. Suhu deformasi termal lebuh rendah dibandingkan dengan thermoset lainnya. c. Ketahanan dingin baik. d. Sifat listrik lebah baik dibandingkan resin thermoset. e. Bahan ini mudah mengembang dalam pelarut. f. Kemampuan cuaca sangat baik dan tahan terhadap sinar ultrea violet. 3. Rami Saat ini, serat alam mulai mendapat perhatian yang serius dari para ahli material komposit karena: a. alam memiliki kekuatan spesifik yang tinggi karena serat alam memiliki berat jenis yang rendah. b. alam mudah diperoleh dan merupakan sumber daya alam yang dapat diolah kembali, harganya relatif murah, dan tidak beracun. Gambar1. Tanaman Rami 28

utama dilekatkan. Pertama kali resin (polyester tidak jenuh biasa digunakan) dioleskan dan diikuti lapisan serat gelas dan membuang udara yang terperangkap. Keunggulan dari teknik ini adalah kekuatan dan ketebalan komposit dapat dikontrol dengan menambah ketebalan dengan serat dan resin secara terus-menerus tergantung keinginan. Pengeringan dibutuhkan pada suhu ruangan tetapi panas kadang digunakan untuk mempercepat proses pengeringan. Idealnya penghalusan harus dilakukan sebelum benar-benar kering karena materialnya masih cukup lunak untuk pisau atau gunting bila digunakan. Fiber Gambar 2. rami Tabel 1. Sifat mekanis Rami Elongation at break (%) Tensile Streng (10 E 6 N/m 2 ) Young Modulus (Gpa) rami 3.6 3.8 400-938 61,4-128 METODOLOGI Cara Pembuatan Spesimen Komposit Polimer Dengan Pengerjaan Konvensional Hand Lay Up. Langkah pertama adalah melapisi cetakan dengan pelapis (wax atau lapisan lilin) dan cetakan dapat dibuat dari gibs, kayu, lembaran pelat atau lembaran FRP pelapisan tersebut untuk mencegah cetakan lengket. Kemudian diikuti lapisan tipis (± 0,3-0,4 mm) resin murni disebut lapisan gel yang mempunyai beberapa fungsi. Pertama menutupi lubang yang tidak teratur pada saat produk diambil dari cetakan. Kedua yang terpenting adalah melindungi kekuatannya dari serangan embun dimana cenderung mengurangi kekuatan serat atau resin. Ini menciptakan ketahanan impak pada permukaan dan juga menyembunyikan textur kasar dari serat penguat (pengisi). Ketika lapisan gel mulai kering penguat BAHAN Penguat Untuk serat penguat dipilih serat rami dengan data teknis sebagai berikut: Kekuatan Tarik 400 938 Mpa Modulus Young 61,4 128 Gpa Matriks Untuk matriks dipilih resin Polyester dengan data teknis sebagai berikut: Kekuatan tarik 0,37 0,39 Gpa Ketahanan impak 8 22 Lb/Inchi Selain itu diperlukan bahan pendukung dalam proses pembuatan spesimen yaitu bertujuan untuk memudahkan pengerjaan spesimen. Bahan pendukung yang dipakai dalam proses pembuatan spesimen antara lain: a) Wax, berfungsi untuk memudahkan pelepasan spesimen dari cetakan b) Katalis, berfungsi untuk mempercepat proses pengeringan spesimen PEMBAHASAN Penambahan jumlah layer serat pada komposit polimer dengan resin Polyester dengan variasi fraksi berat tetap (30% rami dan 70 % Resin Polyester) mengalami kenaikan kekuatan tarik pada setiap penambahan jumlah layer serat 29

No Uji Tabel 2. Pengujian Tarik Spesimen Komposit Area Max mm 2 Force Kgf/mm 2 Tensile Strength Kgf/mm 2 Elonga tion % 1 91 1 2855,22 31,376 7,686 2 91 Layer 2844,11 31,254 10,588 3 91 serat 2641,10 29,023 14,105 Rata-rata 2780,14 30,551 10,793 4 91 2 3018,40 33,169 11,368 5 91 Layer 3346,70 36,777 11,579 6 91 3145,80 34,569 12,281 Rata-rata 3170,30 34,838 11,742 7 91 3 3390,84 37,262 5,347 8 91 Layer 3385,20 37,200 6,462 9 91 3578,00 39,319 7,579 Rata-rata 3451,35 37,927 6,463 Grafik 1. Hubungan variasi layer serat dengan kekuatan tarik 45 30 15 0 1 Layer 2 Layer 3 Layer Seperti pada komposit dengan 2 layer serat memiliki kekuatan tarik 34,838 MPa lebih tinggi dibanding komposit dengan 1 layer serat yang memiliki kekuatan tarik 30,551 Mpa, hal ini dikarenakan oleh pada komposit dengan 1 layer serat terjadi pengelompokan serat karena komposit hanya tersusun dengan 1 lamina serat atau 1 susunan serat sehingga distribusi beban pada komposit terpusat dan tidak merata seperti pada komposit dengan 2 layer yang mempunyai susunan 2 lamina sehingga beban yang terdistribusi pada komposit lebih merata. Sedangkan pada komposit dengan 3 layer serat kekutan tariknya lebih tinggi dibanding komposit dengan 2 layer serat yaitu 37,927 MPa hal ini disebabkan pada komposit dengan 3 layer serat tersusun dengan 3 lamina (susunan) serat sehingga distribusi beban yang diterima komposit lebih merata pada daerah komposit. Dengan demikian pada setiap penambahan layer serat sampai dengan 3 layer serat dengan variasi fraksi berat tetap yaitu 30% serat rami dan 70 % matrik resin polyester mengalami peningkatan kekuatan tarik pada setiap penambahan jumlah layer serat sampai dengan 3 layer serat dengan persentase kenaikan kekuatan tarik adalah : untuk kenaikan dari komposit dengan 1 layer ke komposit dengan 2 layer serat 14,03 % dan untuk kenaikan dari komposit dengan 2 layer serat ke komposit dengan 3 layer serat 8,87 %. Ketahanan impak untuk komposit dengan matrik resin polyester yang penguat serat rami dengan variasi jumlah layer serat 1 layer, 2 layer dan 3 layer cenderung meningkat hal ini disebabkan karena adanya distribusi beban yang menyebar pada komposit dengan penempatan serat secara continuos (searah) pada setiap variasi layer, sehingga beban yang diberikan tegak lurus dengan arah serat yang continuos tersebut. Pada komposit dengan variasi serat 1 layer didapatkan ketahanan impak sebesar 0,016 joule/mm² lebih kecil dari komposit dengan variasi 2 layer serat yang mempunyai ketahanan impak 0.017 joule/mm², hal ini dikarenakan penyebaran serat pada komposit dengan variasi 2 layer serat lebih merata dibandingkan dengan komposit dengan variasi 1 layer serat yang hanya memiliki 1 lamina (susunan s erat) sehingga tidak terjadi pengelompokan yang dapat menyebabkan konsentrasi tegangan terpusat. 30

Bahan uji 1 Layer 2 Layer 3 Layer Ratarata Ratarata Ratarata Tabel 3. Pengujian impak Luas (mm 2 ) Sudut awal (α) Sudut akhir (β) HI (Joule/mm 2 ) 1. 45 45 43 0,009 2. 45 45 40 0,022 3. 45 45 41,5 0,016 45 45 41,5 0,016 1. 45 45 42 0,014 2. 45 45 41 0,018 3. 45 45 40,5 0,020 45 45 41,2 0,017 1 45 45 41 0,018 2 45 45 41 0,018 3 45 45 39 0,026 45 45 40,3 0,021 Grafik 2. Harga Impak dengan Variasi Layer variasi fraksi berat tetap yaitu 30% serat rami dan 70% matrik resin polyester sehingga tidak mengurangi jumlah fraksi berat matrik dalam setiap penambahan jumlah layer sehingga tidak mengurangi distribusi tegangan yang dapat mengakibatkan menurunnya ketahanan impak dari komposit. Dengan demikian pada setiap penambahan layer serat sampai dengan 3 layer serat dengan variasi fraksi berat tetap yaitu 30% serat rami dan 70 % matrik resin polyester mengalami peningkatan ketahanan impak pada setiap penambahan jumlah layer serat sampai dengan 3 layer serat dengan persentase kenaikan ketahanan Impak adalah : untuk kenaikan ketahanan impak dari komposit dengan 1 layer ke komposit dengan 2 layer serat 6,25 % dan untuk kenaikan dari komposit dengan 2 layer serat ke komposit dengan 3 layer serat 23,53 %. Pengamatan Struktur 0,025 0,02 0,015 0,01 Resin Polyster Resin Polyester 0,005 0 1 Layer 2 Layer 3 Layer Rami Rami VOID (Gelembung Udara) VOID (gelembung Udara) Sedangkan pada komposit dengan variasi 3 layer serat telihat ketahanan impak tertinggi pada komposit dengan variasi jumlah layer serat sampai dengan 3 layer serat yaitu 0.021 joule/mm² hal ini disebabkan karena pada komposit dengan variasi 3 layer serat penyebaran serat lebih merata pada semua luasan daerah komposit hal ini juga dikarenakan komposit ini menggunakan Gambar 3. Struktur makro penampang melintang komposit dengan variasi 1 layer serat 31

Resin Polyster rami VOID (Gelembung udara) Gambar 4. Struktur makro penampang melintang komposit dengan variasi 2 layer serat Dari pengamatan foto makro penyebaran serat menjadi padat disebabkan bertambahnya jumlah layer serat pada komposit. Perubahan sifat mekanik dari komposit diakibatkan karena penambahan layer serat mengakibatkan penyebaran serat lebih merata sehingga tidak terjadi pengelompokan serat yang mengakibatkan beban terpusat. Pada komposit dengan variasi 1 layer serat dapat dilihat terjadi pengelompokan jumlah serat sebesar 30 % fraksi berat serat. Sehingga mengakibatkan kekuatan tarik dan ketahanan impak dari komposit cendrung lebih rendah dibandingkan dengan komposit dengan variasi 2 layer serat. Pada gambar 5. terlihat bahwa penyebaran serat lebih merata pada komposit dengan variasi 3 layer serat sehingga distribusi beban yang diterima komposit lebih merata hal ini menyebabkan kekuatan tarik dan ketahanan impak dari komposit dengan variasi 3 layer serat lebih besar dibandingkan dengan komposit dengan variasi 2 layer serat. Resin Polyster Rami VOID (Gelembung Udara) Gambar 5. Struktur makro penampang melintang komposit dengan variasi 3 layer serat KESIMPULAN Dari hasil pengujian tarik dapat disimpulkan bahwa pada komposit polimer dengan variasi jumlah layer serat sampai dengan 3 layer serat didapatkan hasil tertinggi 37,927 Mpa. Pada pengujian impak dapat disimpulkan bahwa pada komposit polimer dengan variasi jumlah serat sampai dengan 3 layer serat didapatkan hasil tertinggi 0.021 joule/mm 2. Dari hasil pengujian sifat mekanik maka pada komposit dengan variasi jumlah layer serat diperoleh hasil peningkatan yang optimum pada setiap penambahan jumlah layer serat sampai dengan 3 layer serat, yaitu dengan peningkatan kekuatan tarik sebesar 24,14 % dan peningkatan ketahanan impak sebesar 31,25 % 32

DAFTAR PUSTAKA 1. Berins. Michael L, Plastic Engineering Handbook, 1991, Van nostrand reinhold, New York. 2. Gibson R. F., Principles of Composite Material Mechanics, 1994, McGraw- Hill, Inc., New York. 3. Gay, S.V. Hoa, S.W. Tsai, Composite Materials: Design and Application, 2003, CRC Press, Paris. 4.., Standart Test Methods for Tensile Properties of Plastics 2002, ASTM Standards, Plastics, standard on disc,vol. 08.01. 5. K.K. Chawla, Composite Materials: Science and Engineerin, 1987, Springer- Verlag, New York. 6. Sudjiondro, Variates Batang (Rosella, Kenaf, dan Jute), 1986, Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman, Malang. 7. Schwartz M. M., Composite Materials Handbook, 1992, McGraw-Hill Int. Singapore. 8. T. Surdia, S. Saito, Pengetahuan Bahan Teknik, 2000, Pradnya Paramita, Jakarta. 9. Smallman, R. E. dan Bishop, R. J, Terjemahan Sriati Djaprie, Metalurgi Fisik dan Rekayasa Material, 2000, Erlangga, Jakarta. 33