St. Maryam. M UPP PGSD Parepare Fakultas Ilmu Pendidikan UNM

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROLE PLAYING DI KELAS VI SDN IV KOTA PAREPARE

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 1 Tatura Melalui Penerapan Media Gambar dan Metode Eksperimen

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa di Kelas IV SDN 07 Manding melalui Pendekatan Proses Model Simulasi Kreatif

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Hasnah PGSD UPP Parepare Fakultas Ilmu Pendidikan UNM

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas V SDN 1 Labuan Lobo

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

JURNAL PUBLIKASI SKRIPSI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar

DITA PUTRI MAHARANI Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh : W I D O D O NIM: A54A100124

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

ABSTRAK. Kata Kunci: guided inquiry, hasil belajar, kooperatif

ARTIKEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Kata kunci: Minat, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Model Number Head Together Berbantuan Mind Mapping. Poso Sumarto

Aisyatir Rodiah Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Pendidikan Akuntansi

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS JOYFUL LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU

Rima Rikmasari Silvia Riani Rosmawar Saragih ABSTRAK

Miyandi Eko Anugrah Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semua mata pelajaran yang ada di SD tentunya memegang peranan yang

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

ARTIKEL ILMIAH OLEH: DELA GUSMITA NIM. A12D110008

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

Diajukan Oleh : IIN ANGGOROWATI NIM : A 54B NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 01 MOJOGEDANG KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR

Frikson Jony Purba Dosen FKIP Universitas Quality E mail

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG PENJUMLAHAN PECAHAN BERBAGAI BENTUK MELAUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

Alfi Ardiani Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Jurnal Publikasi Pendidikan Volume VI Nomor 2 Juni 2016 ISSN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

BAB III METODE PENELITIAN

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

DESI WIDYA NINGRUM (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Drs. Djotin Mokoginta S.Pd, M.Pd Irvin Novita Arifin S.Pd, M.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Sebagai Persyaratan Tugas Akhir Program Sarjana S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta. Oleh: ATIKA NUR RAHMAWATI

ARTIKEL ILMIAH. OLEH: 1. RELI NURLIZESWATI (A1C309047) 2. Dra.ASTALINI, M.Si 3. HAERUL PHATONI,S.Pd, M.Pd.Fis

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG KPK DAN FPB MELALUI MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTUAN MEDIA DEKAK

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas ( Classroom Action

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas. Karakteristik

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Pokok Sumber Daya Alam Pada Siswa Kelas IV SDN 4 Tuladenggi

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Oleh: Bakim SDN 2 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh.

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh: BAYU NUGROHO A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN ALAT PERAGA KEPING BERWARNA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT. Heri Susianto

BAB I PENDAHULUAN. Temanggung merupakan SD paralel. Kelas IV Semester I Tahun Ajaran

Dedi Kurniawan ABSTRAK

Norhafizah Sri Yunita

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Membaca Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Tinauka

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE JIGSAW SISWA KELAS IV SDN GUNUNGWUNGKAL 01 TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Jurnal Publikasi Pendidikan http://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend Volume V Nomor 3 September 2015 ISSN 2088-2092 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SDN 21 PAREPARE St. Maryam. M UPP PGSD Parepare Fakultas Ilmu Pendidikan UNM stmaryamunm@yahoo.co.id ABSTRAK Permasalahan penelitian ini yaitu apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SD N 21 Parepare Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD N 21 Parepare Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang berdaur ulang/siklus. Tindakan dalam penelitian ini dilakukan dua siklus yang mana setiap siklus melalui empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data diperoleh melalui tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data pada siklus I berada pada kategori kurang, siklus II pada kategori cukup dan siklus III pada kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa tentang sifat operasi hitung bilangan bulat pada kelas IV SD N 21 Parepare Kata Kunci: Model Numbered Head Together, hasil belajar. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menyiapkan diri dalam peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan dilakukan tanpa ada batasan usia, ruang dan waktu yang tidak dimulai atau diakhiri di sekolah, tetapi diawali dalam keluarga dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat, yang hasilnya digunakan untuk membangun kehidupan pribadi agama, masyarakat, keluarga dan negara. Suatu kenyataan bahwa pemerintah dalam hal ini diwakili lembaga yang bertanggung jawab didalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, akan tetapi pendidikan menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat yang sering disebut dengan Tri Pusat Pendidikan. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat bidang studi matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar diharapkan menanamkan pengetahuan anak yang berhubungan dengan ilmu hitung yang akan dimanfaatkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal yang telah dikemukakan maka diharapkan guru dituntun untuk menguasai materi bahan ajar dari konsep-konsep matematika yang ada. Salah satu yang termasuk adalah aspek bilangan bulat dan operasi hitungnya. Guru harus mampu mengembangkan pembelajaran matematika dengan pola dan metode mengajar yang tepat agar siswa mampu memahami konsep yang ada serta dapat menarik perhatian siswa untuk lebih berpartisipasi aktif dalam kegiatan 169

Jurnal Publikasi Pendidikan Volume V No 3 September 2015 170 pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran yang dilaksanakan dapat dilihat salah satunya pada hasil belajar siswa itu sendiri melalui nilai yang diperoleh terhadap materi yang telah diajarkan. Salah satu keprihatinan yang diungkapkan dari beberapa pemerhati pendidikan adalah mengenai rendahnya mutu pendidikan yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga pendidikan formal. Berdasarkan hasil pengamatan awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 08 Oktober 2013 yakni adanya ketidaksesuaian antara apa yang diharapkan dengan kenyataan yang terjadi bahwa upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran matematika di SD belum optimal sebagaimana yang diharapkan. Adapun data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat melalui nilai rata-rata dari 20 siswa kelas IV pada mata pelajaran matematika adalah 60,25 dengan nilai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan adalah 70 untuk mata pelajaran matematika. 20 jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian terlihat siswa yang mendapatkan nilai 85-100 dengan kategori sangat baik sebanyak 0 siswa atau 0%, siswa yang mendapatkan nilai 70-84 dengan kategori baik sebanyak 1 siswa atau 5%, siswa yang mendapatkan nilai 55-69 dengan kategori cukup sebanyak 17 siswa atau 85%, siswa yang mendapatkan nilai 46-54 dengan kategori kurang sebanyak 2 siswa atau 10% dan siswa yang mendapatkan nilai 0-45 dengan kategori sangat kurang sebanyak 0 siswa atau 0%. Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat bahwa 19 dari 20 siswa mencapai nilai < 70, hanya ada 1 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 70. Hal ini tentu sangat bertolak belakang dengan pencapaian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Melihat situasi ini, maka sangat perlu diadakan tindak lanjut yang serius agar hal ini tidak berlanjut. Setelah mengobservasi lebih lanjut, ditemukan beberapa hal yang menjadi faktor penyebab dari rendahnya hasil belajar siswa di SDN 21 Parepare. Faktor menurunnya hasil belajar siswa ternyata berasal dari guru dan siswa itu sendiri. Adapun faktor yang berasal dari guru yaitu penggunaan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih kurang efektif dalam melibatkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu kurang meratanya pemberian perhatian guru kepada siswa saat proses pembelajaran berlangsung juga menyebabkan partisipasi siswa berkurang. Sedangkan penyebab yang berasal dari siswa yaitu rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Sebagian besar siswa menganggap bahwa pelajaran matematika sangat susah untuk dipelajari sehingga menyebabkan kurangnya semangat dan minat siswa untuk belajar matematika. Dampak dari hal ini tentu akan berlanjut pada proses pembelajaran di dalam kelas yakni kurangnya keaktifan siswa dalam berpartisipasi pada proses pembelajaran di dalam kelas. Selain itu dengan pelaksanaan proses belajar mengajar yang menggunakan strategi yang kurang efektif sehingga membuat siswa menjadi pasif dalam proses belajar mengajar. Siswa juga cenderung belajar secara individu dan kurangnya berinteraksi dengan teman sekelasnya dalam belajar. Berdasarkan dari hal ini, perlu dicermati secara mendalam bagaimana solusi yang tepat untuk memecahkan masalah ini. Hal ini memerlukan kerjasama antara peneliti dan guru serta tenaga pendidikan yang lainnya. Seharusnya dalam hal ini, guru mampu merancang strategi pembelajaran yang memperhatikan tujuan pembelajaran matematika dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru dituntut untuk dapat menguasai bahan ajar dan model yang tepat dalam membelajarkan materi yang diajarkan. Melihat situasi ini peneliti 170

Jurnal Publikasi Pendidikan Volume V No 3 September 2015 171 berinisiatif mencoba menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together pada pembelajaran matematika untuk lebih mengaktifkan siswa khususnya tentang operasi hitung bilangan bulat. Numbered Head Together merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran Cooperative Learning. Number Head Together merupakan teknik belajar mengajar Kepala Bernomor (Numbered Heads) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Tehnik ini memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, tehnik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Tehnik ini bisa digunakan untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Model Numbered Head Together adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Spancer Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan peneliti. Oleh karena itu peneliti bersama guru bermaksud untuk mengatasi masalah yang dihadapi dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul Penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDN 21 Parepare Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah proses penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together pada pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN 21 Parepare? Dan 2) Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SDN 21 Parepare? METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian tindakan kelas menunjukkan karakteristik penelitian kualitatif yang cukup kuat, terutama dalam pemaknaan apa yang terjadi di dalam proses pembelajaran, baik yang terkait dengan kondisi awal pembelajaran maupun yang terjadi setelah diterapkannya tindakan dideskripsikan dengan membentuk kata-kata dan bahasa dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Nasution sesuai yang dikutip oleh Nurhidayani (2012) penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri pengumpulan data secara deskriptif dan pengumpulan data dilakukan dalam kondisi yang alamiah atau natural setting serta peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar sehingga pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. 2. Fokus Penelitian Fokus penelitian dalam hal ini tertuju pada fokus proses dan fokus hasil. 171

Jurnal Publikasi Pendidikan Volume V No 3 September 2015 172 a. b. okus proses yaitu melihat bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan model numbered head together. okus hasil yaitu melihat hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika materi operasi hitung bilangan bulat dengan penggunaan model numbered head together melalui tes yang diberikan. 3. Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di SD Negeri 21 Parepare, kelas penelitiannya yaitu kelas IV. Lokasi penelitian ini ditetapkan atas pertimbangan ditemukan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika masih rendah dan belum pernah diterapkannya model pembelajaran numbered head together pada pembelajaran matematika khususnya materi operasi hitung bilangan bulat. Di samping itu sudah terjalin komunikasi yang baik antara kepala sekolah, guru, maupun personil personil sekolah lainnya dengan peneliti. Pertimbangan lainnya yaitu mudah dijangkau oleh peneliti. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 21 Parepare pada semester genap tahun ajaran 2013/2014, dengan jumlah murid 20 orang (10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan). 4. Prosedur dan Desain Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang setiap siklusnya diadakan dalam dua kali pertemuan. Rangkaian tindakan dimulai dari perencanaan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut, yang dilanjutkan dengan upaya pelaksanaan tindakan. Tahap selanjutnya adalah observasi. Data yang dikumpulkan kemudian di analisis. Berdasarkan hasil analisis tersebut dilakukanlah refleksi untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan tindakan pada siklus pertama. Hasil refleksi akan mencerminkan tingkat keberhasilan dan kegagalan yang diperoleh dalam tahap siklus pertama. Hasil refleksi ini merupakan masukan dalam merencanakan dan melaksanakan tindakan perbaikan selanjutnya. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang dimana setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Namun sebelum memasuki tahap dari siklus pertama perlu adanya pratindakan terlebih dahulu, yaitu mengidentifikasi masalah sebelum merencanakan dan melakukan tindakan penelitian sehingga menghasilkan gagasan untuk melakukan perbaikan perbaikan praktek guru mengajar di kelas 5. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berupa Observasi, tes dan dokumentasi. a. Observasi, dilakukan untuk mengamati kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dan perencanaan yang telah disusun selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran NHT dan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki. Teknik observasi yang digunakan berupa lembar observasi. Adapun aspek yang diamati yaitu siswa dan guru. b. Tes, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang diajarkan. Tes akhir setiap tindakan dimaksudkan untuk melihat hasil belajar dan aktivitas/prilaku siswa dalam pembelajaran dan untuk merefleksi hasil kegiatan sehingga dapat menentukan langkah selanjutnya dalam penelitian c. Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data-data tentang hasil belajar Matematika 172

Jurnal Publikasi Pendidikan Volume V No 3 September 2015 173 kelas IV SDN 21 Parepare yang diperlukan selama proses penelitian berlangsung. 6. Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan a. Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Data proses dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif yang dikembangkan Latri (Sulastri, 2009) yang terdiri dari tiga tahap kegiatan diantaranya yaitu: 1) Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh mulai dari awal pengumpulandata sampai penyusunan laporan penelitian. 2) Menyajikan data adalah kegiatan mengorganisasikan hasil reduksi dengan cara menyusun secara naratif sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 3) Menarik kesimpulan dan verifikasi data adalah memberikan kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi yang mencakup pencarian makna data serta memberikan penjelasan selanjutnya. b. ndikator Keberhasilan Indikator keberhasilan hasil merupakan patokan ukuran keberhasilan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran numbered head together. 1) ndikator keberhasilan proses Saat proses pembelajaran berlangsung diamati serangkaian kegiatan yang dilaksanakan dengan menerapkan model numbered head together dalam proses pembelajaran. Penelitian dikatakan berhasil apabila guru menerapkan 70% langkah-langkah metode numbered head together dalam pembelajaran. Taraf keberhasilan 70% sesuai tabel keberhasilan. 2) ndikator keberhasilan hasil Selanjutnya penetapan keberhasilan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dapat dilihat apabila lebih dari setengah jumlah keseluruhan siswa yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan minimal yakni memperoleh nilai standar KKM 70, atau memperoleh nilai optimal, atau bahkan maksimal, maka proses belajar mengajar dikatakan berhasil sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang terdiri atas aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan model Numbered Head Together mengalami peningkatan setiap pertemuannya. Hal ini terbukti dari hasil observasi dalam pembelajaran baik itu aspek guru maupun siswa dan hasil tes formatif siswa yang dilkukan pada akhir pembelajaran. Peningkatan hasil belajar siswa terlaksana karena adanya kerjasama antara peneliti dan guru kelas yang secara kolaboratif menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dilakukan secara berulang-ulang. Disetiap pelaksanaan siklus terdapat adanya kekurangan-kekurangan yang terjadi didalamnya, namun hal tersebut segera diperbaiki demi peningkatan hasil pembelajaran yang diinginkan. Pada siklus I pertemuan I, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dikualisifikasikan kurang (K). Tujuan pembelajaran yang dirancang oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas adalah siswa mampu menjumlahkan dua bilangan bulat positif dengan menggunakan 173

Jurnal Publikasi Pendidikan Volume V No 3 September 2015 174 garis bilangan dan tanpa menggunakan garis bilangan. Pelaksanaan pembelajaran ini diawali dengan persiapan alat dan bahan yang digunakan peneliti dalam pembelajaran. Di dalam pelaksanaan pembelajaran masih terdapat berbagai kekurang-kekuangan yang dilakukan oleh guru. Namun hal tersebut segera diperbaiki oleh guru untuk peningkatan hasil belajar yang diinginkan. Berikut ini adalah beberapa kekurangan guru didalam pelaksanaan pembelajaran yang ditemukan melalui observasi: 1) pada kegiatan awal, dalam hal ini guru masih kurang dalam mengelolah kelas dengan baik, selain itu apersepsi yang dilakukan masih kurang relevan dengan materi yang akan disajikan 2) penggunaan waktu yang masih kurang efektif dalam melaksanakan tahap-tahap model pembelajaran 3) peneliti belum maksimal menanamkan konsep pembelajaran menjumlahkan dua bilangan bulat positif dengan menggunakan garis bilangan dan tanpa menggunakan garis bilangan. 4) peneliti belum maksimal dalam membimbing siswa dalam kegiatan berdiskusi secara berkelompok dan berdiskusi untuk keseluruhan kelas. Kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran pada siklus I pertemuan I ini berdampak pada hasil belajar siswa. Berikut ini hasil evaluasi yang pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan I. Berdasarkan hasil tes yang diberikan menunjukan bahwa dari 20 siswa yang menjadi subyek penelitian pada siklus I pertemuan I terlihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai 85-100 dengan kategori sangat baik sebanyak 4 siswa atau 20%, siswa yang mendapatkan nilai 70-84 dengan kategori baik sebanyak 3 siswa atau 15%, siswa yang mendapatkan nilai 55-69 dengan kategori cukup sebanyak 9 siswa atau 45%, dan siswa yang mendapatkan nilai 46-54 dengan kategori kurang sebanyak 4 siswa atau 20%, dan siswa yang mendapat nilai 0-45 dengan kategori sangat kurang sebanyak 0 siswa (lampiran 7) Dari hasil tes yang diberikan menunjukan bahwa dari 20 siswa yang menjadi subyek penelitian pada siklus I pertemuan II terlihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai 85-100 dengan kategori sangat baik sebanyak 4 siswa atau 20%, siswa yang mendapatkan nilai 70-84 dengan kategori baik sebanyak 7 siswa atau 35%, siswa yang mendapatkan nilai 55-69 dengan kategori cukup sebanyak 8 siswa atau 40%, dan siswa yang mendapatkan nilai 46-54 dengan kategori kurang sebanyak 1 siswa atau 5%, dan siswa yang mendapat nilai 0-45 dengan kategori sangat kurang sebanyak 0 siswa (lampiran 15). Jika kita melihat dari hasil evaluasi di atas, maka perlu diadakan perbaikan-perbaikan kesalahan yang terjadi dalam pembelajaran tersebut. Perbaikan-perbaikan tersebut dilakukan oleh peneliti pada siklu selanjutnya, yakni pada siklus II. Keberhasilan siklus kedua mencapai kualifikasi Baik (B) karena pada kegiatan pembelajaran yang terakhir siswa mampu melaksanakan semua indikator-indikator yang direncanakan oleh peneliti. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah memahami betul langkah-langkah pembelajaran dengan model Numbered Head Together. Keberhasilan tindakan dari siklus pertama pertemuan I dan II ke siklus kedua pertemuan I dan II karena siswa telah memahami indikator pembelajaran dengan model Numbered Head Together. Hasil tes 20 siswa yang diperoleh pada siklus II pertemuan I ini adalah sebagai berikut: hasil tes yang diberikan menunjukan bahwa dari hasil tes yang diberikan menunjukan bahwa dari 20 siswa yang menjadi subyek penelitian pada siklus II pertemuan I terlihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai 85-100 dengan kategori sangat baik sebanyak 7 siswa atau 35%, siswa yang mendapatkan nilai 70-84 dengan kategori baik sebanyak 7 siswa atau 35%, siswa yang mendapatkan nilai 55-69 174

Jurnal Publikasi Pendidikan Volume V No 3 September 2015 175 dengan kategori cukup sebanyak 6 siswa atau 30%, (lampiran 23). Sedangkan hasil tes pada siklus II pertemuan II siswa dari hasil tes yang diberikan menunjukan bahwa dari 20 siswa yang menjadi subyek penelitian pada siklus II pertemuan II terlihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai 85-100 dengan kategori sangat baik sebanyak 8 siswa atau 40%, siswa yang mendapatkan nilai 70-84 dengan kategori baik sebanyak 12 siswa atau 60%, (lampiran 32) Dari hasil evaluasi tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II ini mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan adanya perbaikan-perbaikan kesalahan yang dilakukan pada siklus I pertemuan I dan II. Berdasarkan nilai siswa pada siklus II pertemuan II dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran numbered head together dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan bilangan bulat dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 21 Parepare. Dengan melihat indikator keberhasilan yang ditetapkan maka penelitian ini telah berhasil, olehnya pada penelitian di siklus II ini dihentikan karena menggangap hasil pencapaian telah berhasil. Dengan begitu hipotesis yang dibangun oleh peneliti yakni jika model pembelajaran numbered head together diterapkan pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan bilangan bulat, maka hasil belajar siswa kelas IV SDN 21 Parepare meningkat dan sudah tercapai sesuai dengan yang diinginkan. KESIMPULAN Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV SDN 21 Parepare mata pelajaran matematika mengalami peningkatan dari siklus ke siklus dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together. Dapat dikemukakan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan proses aktivitas belajar matematika pada siswa kelas IV SDN 21 Parepare. Di samping itu penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN 21 Parepare. DAFTAR PUSTAKA Anitah, Sri W. 2007. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : CV.IKIP Semarang Press. Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI. Jakarta: BNSP. Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta. Djmarah, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara. Herdian. 2009. Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together). Google.com (online), (diakses 20 Mei 2012). Kusuma, Wijaya. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Malta Printindo. Mansure, Sulastri. 2009. Meningkatkan Pemahaman Konsep Peninggalan Sejarah -Hindu di Indonesia melalui Pendekatan Inkuiri Sosial di Kelas V SD Negeri 2 Lingadan Kabupaten Toli-toli Sulawesi Tengah. Makassar :Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNM Mappasoro, S. dan Syamsu, A. 2006. Model Model Pembelajaran SD. PSG Rayon 24 UNM. 175

Jurnal Publikasi Pendidikan Volume V No 3 September 2015 176 Narbuko, Cholid. dkk. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Pasinggi, Y.S. 2010. Teori Bilangan. Parepare. Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakrya. Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung : PT. Raja Grafindi Persada. Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers Sinring, Abdullah, dkk. 2012. Pedoman Penulisan Skiripsi Program S-1 Fakultas Ilmu Pendidikan UNM. Makassar : Fakultas Ilmu Pendidikan UNM Sudjana,Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdikarya Susilo,M Joko.2006. Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar. Yogyakarta : Pinus. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Wardani, IGAK dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. 176