CUT ROSMAWAR¹ ¹Tenaga Pengajar Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh

dokumen-dokumen yang mirip
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

Penyebab Terjadinya Ruptur Perineum pada Persalinan Normal di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup,

Primigravida. Relationship With Birth Weight Normal On Labor Perineal Rupture Primigravida

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Nunung Nurjanah Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL PRIMIGRAVIDA DI RSUD KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DAN PARITAS DENGAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN SPONTAN DI RSIA BUNDA ARIF PURWOKERTO TAHUN 2010

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DAN PARITAS IBU DENGAN ROBEKAN PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. riwayatkan dalam hadist. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PIJAT PERINEUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MOJOKERTO TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN DI RSUD KEBUMEN TAHUN 2013

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN RIWAYAT RUPTUR PERINEUM DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN DI BPM SY

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

Hubungan Umur dan Paritas Dengan Kejadian Abortus Di RSUD Kabupaten Rokan Hulu 2015

PERINEUM NORMAL TAHUN Disusun oleh : PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan.

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSI IBNU SINA BUKITTINGGI TAHUN 2014.

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Universitas UBudiyah Indonesia

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN ATIAH

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang kelima. Indonesia berada

Kata Kunci: Posisi Dorsal Recumbent, Posisi litotomi, Keadaan Perineum

VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ASUHAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN DI BPM NY. NATALIA KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PARTUS LAMA DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUANG VK BERSALIN RSUD. DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

Efektifitas Senam Hamil terhadap Kejadian Rupture Perineum pada Ibu Bersalin di Puskesmas Limboto

Relationship of Age, Parity And Maternal Education With Intra Uterin Fetal Death In Maternity RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin In 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Persalinan adalah proses dimana bayi, placenta dan selaput

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ruptur Perineum Pada Persalinan Normal Di Rsud Dr. Sam Ratulangi Tondano Kabupaten Minahasa

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA. Endang Wahyuningsih, Saifudin Zukhri 1

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

Hubungan Paritas Dengan Derajat Ruptur Perineum Pada Ibu Bersalin Normal Di Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN DENGAN TINDAKAN VAKUM EKSTRAKSI DI RSUD BANYUMAS

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN RUPTUR PERINEUM DI BPS NY. ALIMAH KECAMATAN SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. I dan II jarang terjadi perdarahan postpartum. morbiditas lainnya meliputi macam-macam infeksi dan penyakit yang

HUBUNGAN STATUS GIZI DALAM KEHAMILAN DENGAN STATUS EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan nifas (Riswandi, 2005). Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak mempunyai kelompok umur tahun yaitu sebanyak 37

PENELITIAN HUBUNGAN PARITAS DENGAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN PADA IBU PERSALINAN NORMAL KALA II

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RUPTUR PERINEUM DI PUSKESMAS PURI KABUPATEN MOJOKERTO

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

PENGARUH DERAJAT ROBEKAN PERINEUM TERHADAP SKALA NYERI PERINEUM PADA IBU NIFAS DI KABUPATEN WONOGIRI

Yulrina Ardhiyanti, Faktor Ibu yang Berhubungan dengan Kejadian Persalinan Lama di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

HUBUNGAN POSISI MENERAN DENGAN RUPTUR PERINEUM DI RB KARTINI PUTRA MEDIKA KLATEN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN KEJADIAN ROBEKAN PERINEUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARATU KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2015.

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

HUBUNGAN UMUR, PARITAS, DAN BERAT BAYI LAHIR DENGAN KEJADIAN LASERASI PERINEUM DI BIDAN PRAKTEK SWASTA Hj. SRI WAHYUNI, S.SiT SEMARANG TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN EKSTRAKSI VAKUM DI CAMAR II RSUD ARIFIN AHMAD PEKANBARU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2016

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013.

BAB I PENDAHULUAN. hamil saat proses melahirkan adalah episiotomi. Episiotomi yaitu tindakan bedah

Hubungan Berat Bayi Lahir dengan Kejadian Rupture Perineum pada Persalinan Normal

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh

Jurnal Siklus Volume 6 No 1 Januari 2017

PENGARUH USIA MENARCHE DAN PEKERJAAN TERHADAP TERJADINYA MENOPAUSE DI DESA BULOH PEUDAYA KECAMATAN PADANG TIJI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2011

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

PENGARUH RIWAYAT HIPEREMESIS GRAVIDARUM TERHADAP BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RRI KEBIDANAN RSUD DR.IBNU SUTOWO BATURAJA

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan

Medsains Vol. 1 No.01, Maret 2015 : 7-12

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD Dr.H.Moch.ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PRIMIPARA DI BPS BENIS JAYANTO TAHUN 2012

Umi Ma rifah 1), Siti Aisyah.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA KONANG KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA KONANG KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

E-journal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Oktober 2015

PENELITIAN HUBUNGAN PARITAS DENGAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN PADA IBU PERSALINAN NORMAL KALA II

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA LASERASI PADA PERSALINAN NORMAL DI PUSKESMAS TANAH JAMBO AYE PANTON LABU Factors affecting laceration Event In The Childbirth Normal In Public Health Centres Tanah Jambo Aye Panton Labu CUT ROSMAWAR¹ ¹Tenaga Pengajar Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh Email: cut_rosmawar@yahoo.com Abstrak Laserasi perineum adalah robekan yang terjadi di garis tengah dan biasa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan yang salah satunya disebabkan oleh laserasi jalan lahir 4-5%. Menurut data yang diperoleh dari Puskesmas Tanah Jambo Aye pada tahun 2012 ibu bersalin yang melahirkan sebanyak 140 orang dan yang mengalami laserasi pada persalinan sebanyak 30 orang. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya laserasi pada persalinan normal. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu bersalin yang ada di Puskesmas Tanah Jambo Aye. Penelitian dilakukan pada tanggal 09-15 Juli 2012. Tehnik pengambilan sampel di lakukan secara total sampling. Analisa data dilakukan dengan uji chi-square (p < 0,05). Menunjukkan bahwa nilai p < 0,05 (0,000) yang artinya ada pengaruh antara terjadinya laserasi pada persalinan dengan berat badan bayi. Nilai p < 0,05 (0,004) yang artinya ada pengaruh antara terjadinya laserasi pada persalinan dengan paritas. Nilai p < 0,05 (1,000) yang artinya tidak ada pengaruh antara terjadinya laserasi pada persalinan dengan jarak kelahiran. Bahwa banyak ibu-ibu yang melahirkan di Puskesmas Tanah Jambo Aye dengan berat badan bayi yang besar, dan jarak kelahiran yang beresiko serta ibu dengan persalinan pertama kali sehingga rentan terjadinya laserasi pada persalinan normal. Diharapkan agar para bidan bisa lebih teliti dalam melakukan tindakan agar dapat mencegah terjadinya laserasi pada persalinan normal dan juga terhadap pihak puskesmas agar dapat menyediakan fasilitas yang memadai agar dapat menangani kasus laserasi pada persalinan. Kata kunci : Laserasi, Persalinan Normal Abstract Perineal laceration is a tear that occurred in the midline and become widely used if the head of the fetus is born too soon. Causes of maternal deaths are haemorrhage, one of which is caused by: the birth canal laceration 4-5%. According to data obtained from the Land Jambo Aye health centers in 2012 birth mother who gave birth to as many as 140 people, and who suffered lacerations at delivery 30 people. To determine the factors that influence the occurrence of lacerations in normal births. This study uses cross-sectional survey analytic approach. The population in this study were mothers in the maternity health center Tanah Jambo Aye. The study was conducted on July 9 to 15, 2012. Sampling technique done in total sampling. The data analysis was done by chi-square test (p <0.05). Indicates that the value of p <0.05 (0.000) which means that there is an influence between the laceration in labor with baby weight. Value of p <0.05 (0.004) which means that there is an influence between the laceration in labor with parity. Value of p <0.05 (1.000), which means there is no effect between the laceration in labor with birth spacing. That many mothers who gave birth in health centers Jambo Aye land with a large weight babies, and birth spacing and maternal risk with first deliveries so vulnerable to the occurrence of -27-

lacerations in normal births. It is expected that midwives be more careful in taking action in order to prevent the occurrence of lacerations in vaginal delivery and also to the health center in order to provide adequate facilitiesto handle cases of lacerations of the birth. Keywords: Laceration, Normal Delivery PENDAHULUAN Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua setelah atonia uteri. Hal ini sering terjadi pada primipara karena pada saat proses persalinan tidak mendapat tegangan yang kuat sehingga menimbulkan robekan pada perineum. Luka-luka biasanya ringan tapi kadang juga terjadi luka yang luas sehingga dapat menimbulkan perdarahan yang dapat membahayakan jiwa ibu (Bone Selatan, 2012). Menurut hasil berbagai survei, tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) disuatu Negara dapat dilihat dari kemampuan untuk memberikan pelayanan obstetrik yang bermutu dan menyeluruh. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus (SackarpU, 2011). Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah pesalinan, yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi pueperium 8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetrik 5%, emboli 3%, dan lain-lain 11% (Admin, 2011). Berdasarkan hasil data yang di lakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara jumlah ibu bersalin bulan Januari - Desember tahun 2011 adalah 12.932 jiwa, sedangkan cakupan penanganan Ibu bersalin terhadap komplikasi obstetri oleh Dinas Kesehatan adalah sebanyak 1.294 jiwa orang (Dinkes Aceh Utara, 2011). Serta menurut data yang diperoleh dari Puskesmas Tanah Jambo Aye, pada tahun 2011 dari bulan Januari - Desember jumlah ibu bersalin di Puskesmas Tanah Jambo Aye adalah sebanyak 976 jiwa. Dan jumlah ibu bersalin yang mengalami laserasi pada persalinan normal sebanyak 120 orang (55,8%). Selain itu menurut data yang diperoleh dari Puskesmas Tanah Jambo Aye pada tahun 2012 dari bulan Januari sampai bulan Maret ibu bersalin yang melahirkan sebanyak 140 orang, dari 140 orang tersebut yang mengalami laserasi pada persalinan sebanyak 30 orang (Puskesmas Tanah Jambo Aye, 2011). -28-

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah Adakah Pengaruh Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu? Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinyalaserasi pada persalinan normal. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh paritas terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya laserasi pada persalinan normal. b. Untuk mengetahui pengaruh jarak kelahiran terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya laserasi pada persalinan normal. c. Untuk mengetahui pengaruh berat badan bayi terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya laserasi pada persalinan normal. Manfaat Penelitian 1. Bagi Tenaga Kesehatan Dengan adanya penelitian ini, tenaga kesehatan dapat meminimalisir terjadinya laserasi perineum pada proses persalinan normal. 2. Bagi Institusi Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan dalam proses pembelajaran dan menjadi referensi pada penelitian selanjutnya 3. Bagi Peneliti Diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah informasi dan pengalaman untuk mengatasi masalah laserasi perineum. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran V Independen Dependen Berat Badan Paritas V Laserasi Jarak Kelahiran -29-

Variabel Penelitian Dalam Penelitian ini terdapat beberapa variabel yang diteliti, yaitu sebagai berikut: 1. Laserasi perineum : Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu tentang terjadinya robekan jalan lahir. Variabel ini akan diukur dengan wawancara & penyebaran kuesioner. Hasil ukur dikategorikan dalam 2 kategori, yaitu: (1) Pernah : x 10 dan (2) Tidak pernah : x < 10. Hasil ukur tersebut berskala nominal 2. Berat Badan Bayi : Timbangan Bayi saat dilahirkan. Variabel ini akan diukur dengan wawancara & penyebaran kuesioner. Hasil ukur dikategorikan dalam 3 kategori, yaitu: (1) Bay i Besar : > 4000 gr (2) Bayi cukup : 2500-4000 gr dan (3) BBLR : 2500 gr. Hasil ukur tersebut berskala nominal. 3. Paritas : jumlah yang dilahirkan oleh seorang ibu baik hidup maupun mati. Variabel ini akan diukur dengan wawancara & penyebaran kuesioner. Hasil ukur dikategorikan dalam 3 kategori, yaitu: (1) Primipara : Bila ibu mempunyai anak 1 orang, (2) Multipara : Bila ibu mempunyai anak 2-5 orang, dan (3) Grande Multipara : Bila ibu melahirkan anak > 5 orang. Hasil ukur tersebut berskala nominal. 4. Jarak kelahiran : rentang waktu antara kelahiran anak sekarang dengan kelahiran dengan anak sebelumnya. Variabel ini akan diukur dengan wawancara & penyebaran kuesioner. Hasil ukur dikategorikan dalam 2 kategori, yaitu: (1) Berisiko : 2 Tahun, dan (2) Tidak Berisiko : > 2 Tahun. Hasil ukur tersebut berskala nominal Hipotesa Penelitian Ada pengaruh antara terjadinya laserasi pada persalinan dengan berat badan bayi, paritas, sedangkan antara terjadinya laserasi pada persalinan dengan jarak kelahiran tidak ada pengaruh yang bermakna Wilayah Generalisasi Puskesmas Tanah Jambo Aye merupakan salah satu Puskesmas yang terletak di Kabupaten Aceh Utara yang -30-

didirikan pada tahun 1974 dengan luas area ± 15.663 Km persegi, yang terdiri 47 desa yang seluruhnya dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Puskesmas ini berbatasan dengan : Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Seuneddon, Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara dan Sebelah Barat berbatasan langsung dengan Kecamatan Baktiya. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah ibuibu bersalin yang ada di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu yang berjumlah 36 responden. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang ada di puskesmas Tanah Jambo Aye yang berjumlah 36 responden. Tehnik pengambilan sampel di lakukan secara total sampling, yaitu setiap anggota dari populasi menjadi sampel dengan kriteria inklusi yaitu ibuibu bersalin yang ada di puskesmas Tanah Jambo Aye dan bersedia menjadi responden. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat analitik dengan design cross sectional yaitu untuk mengetahui pengaruh paritas, jarak kelahiran dan berat badan bayi terhadap terjadinya laserasi pada persalinan normal Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu. 2. Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 09-15 Juli tahun 2012. Analisa Data Analisa Bivariat Analisis data yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan program computer yaitu program statistical program for social science (SPSS) versi 1 6.00. analisa data yang akan dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependent menggunakan uji -31-

statistik chi-square (x 2 ). Jika p value < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependent, dan jika p value > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependent Total 36 100 Sumber Data : Ruang Bersalin PKM Tanah Jambo Aye Tahun 2012 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa dari 36 responden mayoritas terdapat 23 orang (63,9%) yang mengalami laserasi perineum didapat dari bayi besar. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Distribusi Frekuensi Terjadinya Laserasi Pada Ibu Bersalin Di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu No 1. 2. 3. Berat Badan Bayi Lahir Bayi Besar Bayi Cukup Bayi Lahir Rendah f % 23 9 4 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Paritas Di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu N o Paritas f % Primipara No Laserasi Perineum f % 1. Multipara 1. Pernah 27 75 2. Grandemultipar 2. Tidak Pernah 9 25 3. a Total 36 100 Sumber Data : Ruang Bersalin PKM Tanah Jambo Aye Tahun 2012 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 36 responden mayoritas terdapat 27 orang (75%) yang pernah mengalami laserasi perineum. responden mayoritas Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berat Badan Bayi Di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu 2 1 7 8 58, 3 19, 4 22, 2 3 Total 100 6 Sumber Data : Ruang Bersalin PKM Tanah Jambo Aye Tahun 2012 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 36 terdapat 21 orang (58,3%) yang mengalami laserasi perineum didapat dari ibu Primipara. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Jarak Kelahiran Di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu 63,9 25 No Laserasi Perineum f % 11,1-32-

1. 2. Beresiko Tidak Beresiko 6 30 16,7 83,3 Total 36 100 Sumber Data : Ruang Bersalin PKM Tanah Jambo Aye Tahun 2012 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari 36 responden mayoritas terdapat 30 orang (83,3%) yang mengalami laserasi perineum didapat dari ibu beresiko. Tabel 5 Pengaruh Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Berdasarkan Berat Badan Bayi Di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu No Laserasi Berat Total Pernah Tidak Pernah Badan Bayi f % f % f % 1. Bayi Besar 22 95,7 1 4,3 23 100 2. Bayi Cukup 2 22,2 7 77,8 9 100 3. BBLR 3 75 1 25 4 100 Jumlah 27 75 9 25 36 100 Sumber : Data Primer, Diolah 2012 p 0,000 Berdasarkan dari tabel 5 menunjukkan bahwa dari 23 responden dengan berat badan bayi besar terdapat 22 orang (95,7%) yang pernah mengalami laserasi dan dari 9 responden dengan berat badan bayi cukup terdapat 7 orang (6,8%) yang tidak pernah mengalami laserasi dan dari 4 responden dengan BBLR terdapat 3 orang (75%) yang pernah mengalami laserasi. Secara statistik tingkat laserasi perineum dengan berat badan bayi besar sangat bermakna (signifikan) dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05), hipotesa yang ditegakkan adanya pengaruh antara terjadinya laserasi perineum dengan berat badan bayi lahir diterima, artinya semakin besar berat badan bayi semakin besar terjadinya laserasi perineum pada persalinan. Tabel 6 Pengaruh Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Berdasarkan Paritas Di Puksesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu Laserasi Paritas Total No Pernah Tidak Pernah p f % f % f % 1. Primipara 20 95,2 1 4,8 21 100 0,004-33-

2. Multipara 3 42,9 4 57,1 7 100 3. Grandemultipara 4 50 4 50 8 100 Jumlah 27 75 9 25 36 100 Sumber : Data Primer, Diolah 2012 Berdasarkan dari tabel 6 menunjukkan bahwa dari 21 responden dengan primipara terdapat 20 orang (95,2%) yang pernah mengalami laserasi dan dari 7 responden dengan multipara terdapat 4 orang (57,1%) yang tidak pernah mengalami laserasi dan dari 8 responden dengan grandemultipara terdapat 4 orang (50%) yang pernah dan tidak pernah mengalami laserasi. Secara statistik tingkat laserasi perineum dengan primipara sangat bermakna (signifikan) dengan nilai p = 0,004 (p < 0,05), hipotesa yang ditegakkan adanya pengaruh antara terjadinya laserasi perineum dengan paritas diterima, artinya semakin lanjut usia ibu dengan primipara semakin terjadinya laserasi perineum pada persalinan. Tabel 7 Pengaruh Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Berdasarkan Jarak Kelahiran Di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu Jarak Laserasi No Kelahiran Pernah Tidak Pernah Total f % f % f % 1. Beresiko 5 83,3 1 16,7 6 100 2. Tidak Beresiko 22 73,3 8 26,7 30 100 Jumlah 27 75 9 25 36 100 Sumber : Data Primer, Diolah 2012 p 1.000 Berdasarkan dari tabel 7 menunjukkan bahwa dari 6 responden dengan jarak kelahiran yang beresiko terdapat 5 orang ( 83,3%) yang pernah mengalami laserasi dan dari 30 responden dengan jarak kelahiran yang tidak beresiko terdapat 22 orang (70%) yang pernah mengalami laserasi. Secara statistik tingkat laserasi perineum dengan jarak kelahiran yang beresiko tidak ada pengaruh (signifikan) -34-

dengan nilai p = 1,000 ( p > 0,05), hipotesa yang ditegakkan pengaruh antara terjadinya laserasi perineum dengan jarak kelahiran ditolak, namun PEMBAHASAN Pengaruh Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Berdasarkan Berat Badan Bayi Di Puksesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu Berdasarkan dari tabel 5 menunjukkan bahwa dari 23 responden dengan berat badan bayi besar terdapat 22 orang (95,7%) yang pernah mengalami laserasi dan dari 9 responden dengan berat badan bayi cukup terdapat 7 orang (6,8%) yang tidak pernah mengalami laserasi dan dari 3 responden dengan BBLR terdapat 3 orang (75%) yang pernah mengalami laserasi. Secara statistik tingkat laserasi perineum dengan berat badan bayi besar sangat bermakna (signifikan) dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05), hipotesa yang ditegakkan adanya pengaruh antara terjadinya laserasi perineum dengan berat badan bayi lahir diterima, artinya semakin besar berat badan bayi semakin besar terjadinya laserasi pada persalinan normal dapat terjadi karena ibu kurang mengetahui bagaimana cara meneran yang benar. laserasi perineum pada persalinan. Berat badan janin dapat mengakibatkan terjadinya rupture perineum yaitu berat badan janin lebih dari 3500 gram, karena resiko trauma partus melalui vagina seperti distosia bahu dan kerusakan jaringan lunak pada ibu. Perkiraaan berat janin bergantung pada pemeriksaan klinik atau ultrasonografi. Pada masa kehamilan hendaknya terlebih dahulu mengukur tafsiran berat badan janin (Label, 2011) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sekartini (2007) menunjukkan bahwa ada hubungan berat badan bayi lahir dengan laserasi jalan lahir pada ibu bersalin normal. Berat badan janin dapat mengakibatkan terjadinya laserasi pada jalan lahir yaitu berat badan badan janin lebih dari 3500 gram, karena resiko trauma partus melalui vagina seperti distosia bahu dan kerusakan jaringan lunak pada ibu. Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang 24 jam pertama -35-

kelahiran. Semakin besar bayi yang dilahirkan meningkatkan resiko terjadinya laserasi pada jalan lahir pada normalnya berat badan bayi sekitar 2.500-3.800 gr. Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas, maka asumsi penelitian bahwa faktor resiko terjadi laserasi pada persalinan normal pada bayi besar yaitu > 4000 gr dikarenakan semakin besar berat badan bayi lahir semakin besar kemungkinan terjadi laserasi pada jalan lahir. Pengaruh Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Berdasarkan Paritas Di Puksesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu Berdasarkan dari tabel 6 menunjukkan bahwa dari 21 responden dengan primipara terdapat 20 orang (95,2%) yang pernah mengalami laserasi dan dari 7 responden dengan multipara terdapat 4 orang (57,1%) yang tidak pernah mengalami laserasi dan dari 8 responden dengan grandemultipara terdapat 4 orang (50%) yang pernah dan tidak pernah mengalami laserasi. Secara statistik tingkat laserasi perineum dengan primipara sangat bermakna (signifikan) dengan nilai p = 0,004 (p < 0,05), hipotesa yang ditegakkan adanya pengaruh antara terjadinya laserasi perineum dengan paritas diterima, artinya semakin lanjut usia ibu dengan primipara semakin terjadinya laserasi perineum pada persalinan. Paritas mempunyai pengaruh terhadap kejadian ruptur perineum. Pada ibu dengan paritas satu atau ibu primipara memiliki resiko lebih besar untuk mengalami robekan perineum daripada ibu dengan paritas lebih dari satu. Dikarenakan jalan lahir yang belum pernah dilalui oleh kepala bayi sehingga otot-otot perineum belum merenggang (Sarwono, 2002). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh paritas dengan laserasi pada persalinan normal pada ibu bersalin. Menurut (BKKBN, 2006) paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita, sedangkan menurut (JHPIEGO, 2008) paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup di luar rahim (28 minggu). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hutomo (2009) menunjukkan bahwa ada hubungan laserasi pada jalan lahir dengan paritas. Hasil -36-

penelitian ini diperoleh laserasi pada perineum spontan pada primigravida sebanyak 64 orang (51,6%) dan pada multigravida sebanyak 60 orang (48,4%). Dari total sampel 230 orang kejadian laserasi spontan pada perineum ditemukan sebanyak 124 orang (53,9%) dan tidak terjadi laserasi spontan pada persalinan ditemukan sebanyak 106 (46,1%). Secara statistik diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan terjadinya laserasi (p=0,03). Dari nilai OR nya dapat disimpulkan bahwa ibu yang melahirkan pertama kali mempunyai risiko terjadi laserasi perineum dibandingkan dengan seorang ibu yang melahirkan lebih dari 1 kali Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas, maka asumsi penelitian bahwa ibu primipara dapat mempengaruhi terjadinya laserasi perineum, hal ini mencerminkan bahwa pada ibu dengan paritas satu atau ibu primipara memiliki resiko lebih besar untuk mengalami robekan perineum daripada ibu dengan paritas lebih dari satu. Dikarenakan jalan lahir yang belum pernah dilalui oleh kepala bayi sehingga otot - otot perineum belum meregang. Terjadinya Pengaruh Terjadinya Laserasi Pada Persalinan Normal Berdasarkan Jarak Kelahiran Di Puskesmas Tanah Jambo Aye Panton Labu Berdasarkan dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 6 responden dengan jarak kelahiran yang beresiko terdapat 5 orang (83,3%) yang pernah mengalami laserasi dan dari 30 responden dengan jarak kelahiran yang tidak beresiko terdapat 22 orang (70%) yang pernah mengalami laserasi. Secara statistik tingkat laserasi perineum dengan jarak kelahiran yang beresiko tidak ada pengaruh ( signifikan) dengan nilai p = 1,000 (p > 0,05), hipotesa yang ditegakkan pengaruh antara terjadinya laserasi perineum dengan jarak kelahiran ditolak, namun laserasi pada persalinan normal dapat terjadi karena ibu kurang mengetahui bagaimana cara meneran yang benar. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Depkes, (2004) Jarak kelahiran kurang dari dua tahun tergolong resiko tinggi karena dapat menimbulkan komplikasi pada persalinan. Jarak kelahiran 2-3 tahun merupakan jarak kelahiran yang -37-

lebih aman bagi ibu dan janin. Begitu juga dengan keadaan jalan lahir yang mungkin pada persalinan terdahulu mengalami robekan perineum derajat tiga atau empat, sehingga pemulihan belum sempurna dan robekan perineum dapat terjadi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ruhama (2011) menunjukkan bahwa dari 21 responden yang mengalami laserasi perineum terdapat pada ibu yang tidak beresiko yaitu sebanyak 12 orang. Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas, maka asumsi penelitian bahwa laserasi perineum dapat terjadi karena rupture spontan maupun episiotomy, hal ini timbul pada jarak kelahiran yang tidak beresiko, meskipun tidak terdapat penyulit, tetapi ibu kurang mengetahui bagaimana cara melahirkan yang benar seperti meneran sebelum waktunya atau belum ada kontraksi (his) dan juga karena bimbingan persalinan yang salah sehingga dapat terjadi rupture perineum. PENUTUP Kesimpulan 1. Ada pengaruh signifikan dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05), hipotesa yang ditegakkan adanya pengaruh antara terjadinya laserasi perineum dengan berat badan bayi lahir diterima, artinya semakin besar berat badan bayi semakin besar terjadinya laserasi perineum pada persalinan 2. Ada pengaruh signifikan dengan nilai p = 0,004 (p < 0,05), hipotesa yang ditegakkan adanya pengaruh anatara terjadinya laserasi perineum dengan paritas diterima, artinya semakin lanjut usia ibu dengan primipara semakin terjadinya laserasi perineum pada persalinan. 3. Tidak ada pengaruh (signifikan) dengan nilai p = 1,000 (p > 0,05), hipotesa yang ditegakkan pengaruh antara terjadinya laserasi perineum dengan jarak kelahiran ditolak, namun laserasi pada persalinan normal dapat terjadi karena ibu kurang mengetahui bagaimana cara meneran yang benar. Saran 1. Bagi Tenaga Kesehatan Dengan adanya penelitian ini, tenaga kesehatan dapat -38-

meminimalisir terjadinya laserasi perineum pada proses persalinan normal. 2. Bagi Institusi Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan dalam proses pembelajaran dan menjadi referensi pada penelitian selanjutnya 3. Bagi Peneliti Diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah informasi dan pengalaman untuk mengatasi masalah laserasi perineum. DAFTAR PUSTAKA Admin, (2011), Jaminan Persalinan, Upaya Terobosan Kementerian Kesehatan Dalam Percepatan Pencapaian Target MDGs. Diakses tanggal 18 Maret 2012. http://www.kesehatanib u.depkes.go.id, BKKBN, (2006), Paritas Dengan Rupture Perineum, Jakarta Bone Selatan, (2012), Gambaran Angka Angka Kejadian Rupture Perineum, Diakses tanggal 25 Mei 2012. http://mislamegarezkybo ne1990.blogspot.com, Depkes, (2011), Target MDGs Bidang Kesehatan. Diakses tanggal 20 Maret 2012. http://wartapedia.com,, (2004), Rupture Perineum. Diakses tanggal 21 Maret 2012. http://kti-kebidananfaktorfaktor.blogspot.com, Hutomo, (2009), SC Ada Hubungan Laserasi Pada Jalan Lahir Dengan Paritas. Diakses tanggal 22 Maret 2012. http://insanimj.blogspot. com, JHPIEGO, (2008), Paritas Dengan Rupture Perineum, Jakarta. Label, (2011), Ruptur Perineum. Diakses tanggal 21 Maret 2012. http://kti-kebidananfaktorfaktor.blogspot.com Machfoedz I, (2009), Metodologi Penelitian. Yogyakarta, Fitramaya. -39-

SackarpU, (2011), Survey AKI dan AKB di Indonesia. diakses tanggal 12 Maret 2012. http://j3ffunk.blogspot.c om Baru Lahir dan Pencegahan Komplikasi. Diakses 12 Mei 2012. http://digilib.uns.ac.id. Sekartini, R, 2007, Penatalaksanaan Bayi -40-