III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).

dokumen-dokumen yang mirip
No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan

METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penentuan Titik sampel. Mengukur Sudut Duduk Daun Pemeliharaan Setiap Klon

III. MATERI DAN METODE Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Tempat Dan Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Barat Danau Limboto Kecamatan

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang, sub

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif eksploratif yaitu suatu

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia. 1

III. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian. 1 Atau

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 1. PENGAMATAN OBJEKLatihan Soal 1.3

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM. Herbarium

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman,

HERBARIUM. Purwanti widhy H 2012

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

BAB III METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Spesifikasi Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau

3. METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Pengambilan Data Metode Pengumpulan Data Vegetasi :

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Suka Jaya, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Identifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.

BAB III METODE PENELITIAN

Tugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

Pembuatan Herbarium. Pembuatan Herbarium dan Pengenalan Jenis Pohon. Onrizal Departemen Kehutanan USU. Onrizal 2

BAB 2 BAHAN DAN METODA

III. MATERI DAN METODE. dan Laboratorium Pemuliaan dan Genetika Fakultas Pertanian dan Peternakan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode eksploratif pada setiap

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 5 kelompok perlakuan yaitu, 1 kelompok perlakuan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desember hingga Maret. Eksplorasi berupa pengumpulan koleksi Bryophyta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III KOLEKSI TUMBUHAN DAN METODE HERBARIUM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

II. METODE PENELITIAN

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Katingan Hulu Kelurahan Tumbang Senamang, penelitian ini

METODE PENELITIAN. A. Materi (Bahan dan Alat), Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE sampai 5 Januari Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, meliputi

Tujuan. Eksplorasi Botani Hutan [Fieldwork] Tujuan. Cara Kerja

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bulan, mulai bulan Januari sampai dengan bulan April 2012.

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. peroleh dari lahan pertanian organik dan lahan pertanian intensif di Desa

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, secara keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...

Gambar 2.1. Peta Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Lokasi Taman Nasional Ujung Kulon.

BAB III METODE PENELITIAN

ESTIMASI STOK KARBON PADA TEGAKAN POHON Rhizophora stylosa DI PANTAI CAMPLONG, SAMPANG- MADURA

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dilaksanakan dari bulan Mei 2016 sampai Juni 2016.

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

A. Bagan Alir Penelitian III. METODE PENELITIAN Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian Strata I (100-199 m ) Strata VII (700-799 m ) Strata II (200-299 m ) Strata VI (600-699 m ) Strata III (300-399 m ) Strata IV (400-499 m ) Strata V (500-599 m ) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2). Parameter lapangan diukur (lampiran 3). Bagian tumbuhan bambu diambil dan dibuat herbarium Analisis data Analisis varians (ANOVA) Analisis Regresi Hasil Simpulan Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian 6

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan sampel penelitian dilaksanakan di pinggiran sungai Pelus pada ketinggian 100-199 m (lokasi I), 200-299 m (lokasi II), 300-399 m (lokasi III), 400-499 m (lokasi IV), 500-599 m (lokasi V), 600-699 m (lokasi VI), dan 700-799 m (lokasi VII) (Tabel 3.1). Sungai Pelus secara geografis terletak antara 7 o 18,378 LS sampai 7 o 25,546 LS dan 109 o 14,529 BT sampai 109 o 16,189 BT, dan berada pada ketinggian 24-810 m, serta memiliki panjang kurang lebih 28 km. Pembuatan herbarium dilakukan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Juli 2014 sampai September 2014. Gambar 3.2. Peta Lokasi Penelitian (sumber: Google Earth, 2014) 7

Tabel 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel No Strata Lokasi Letak Geografis 1 I Desa Ledug kecamatan Kembaran dengan kondisi 7 25'33,02" LS-7 o 24'12,15" LS dan 109 16'11,04" BTlingkungan sekitar berupa pemakaman umum 109 o 15'24,97" BT dengan ketinggian 100-199 m 2 II Desa Karanggintung kecamatan Sumbang dengan kondisi lingkungan sekitar berupa pekarangan 7 22'37,49" LS-7 22'08,54" LS dan 109 14'41,10" BT-109 14'37,79" BT dengan ketinggian 200-299 m 3 III Desa Banjarsari Kulon kecamatan Sumbang dengan kondisi lingkungan sekitar berupa pekarangan 4 IV Desa Kotayasa kecamatan Sumbang dengan kondisi lingkungan sekitar berupa pekarangan 5 V Desa Karangsalam kecamatan Baturraden dengan kondisi lingkungan sekitar berupa pemakaman umum 6 VI Desa Karangsalam kecamatan Baturraden dengan kondisi lingkungan sekitar berupa sawah 7 VII Desa Karangsalam kecamatan Baturraden dengan kondisi lingkungan sekitar berupa hutan 7 21'38,35" LS-7 21'11,27" LS dan 109 14'26,66" BT-109 14'31,93" BT dengan ketinggian 300-399 m 7 20'6,24" LS-7 19'47,27" LS dan 109 14'31,64" BT- 109 14'41,41" BT dengan ketinggian 400-499 m 7 19'16,94" LS-7 19'07,39" LS dan 109 14'31,89" BT-109 14'34,35" BT dengan ketinggian 500-599 m 7 18'45,92" LS-7 18'31,35" LS dan 109 14'33,66" BT-109 14'33,82" BT dengan ketinggian 600-699 m 7 18'28,12" LS-7 18'29,11" LS dan 109 14'34,47" BT-109 14'35,15" BT dengan ketinggian 700-799 m 8

C. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ini menggunakan metode survei. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling, dimana Sungai Pelus dikelompokkan ke dalam 7 strata ketinggian tempat, yakni ketinggian 100-199 m (lokasi I), 200-299 m (lokasi II), 300-399 m (lokasi III), 400-499 m (lokasi IV), 500-599 m (lokasi V), 600-699 m (lokasi VI), dan 700-799 m (lokasi VII). D. Variabel Penelitian Variabel terikat yang diamati dalam penelitian ini adalah variasi morfologi bambu tali yang terdiri atas tipe pertumbuhan buluh, warna rebung, kehadiran rambut pada rebung, warna rambut pada rebung, bentuk buluh, warna buluh, kehadiran rambut pada buluh, warna rambut pada penampang buluh, keadaan pelepah buluh, warna pelepah buluh, kehadiran rambut pada pelepah buluh, warna rambut pada pelepah buluh, bentuk daun pelepah buluh, posisi daun pelepah buluh, ujung daun pelepah buluh, permukaan atas dan bawah daun, warna daun, warna permukaan atas dan bawah daun, bentuk tepi daun, ujung daun, warna tangkai daun, diameter buluh, panjang ruas buluh, ketebalan dinding buluh, panjang pelepah buluh, lebar pelepah buluh, panjang daun pelepah buluh, lebar daun pelepah buluh, panjang daun, lebar daun, dan tangkai daun sedangkan variabel bebas yang diamati antara lain ketinggian tempat di atas permukaan laut, suhu udara, kelembaban udara, ph tanah, dan intensitas cahaya matahari. E. Cara Kerja 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian disiapkan (lampiran 1). 2. Sampel tumbuhan bambu berupa daun, buluh, pelepah buluh, daun pelepah buluh dan bunga (jika ada) diamati, kemudian dicatat semua karakter morfologinya dalam tabel pengamatan (lampiran 2). 3. Informasi lapangan berupa habitat bambu seperti ketinggian tempat di atas permukaan laut, suhu udara, kelembaban udara, ph tanah, dan intensitas cahaya matahari dicatat (lampiran 3). 4. Sampel bambu yang diperoleh dibuat herbarium. Tahapan pembuatan herbarium adalah sebagai berikut: 9

- Daun, ranting, dan pelepah buluh tumbuhan bambu diambil dalam kondisi yang baik. - Bagian tersebut dipres diantara lembaran-lembaran kertas koran dengan menggunakan sasak. - Proses selanjutnya adalah pengeringan dengan menggunakan sinar matahari sampai benar-benar kering. - Spesimen disemprot dengan alkohol 70% untuk mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga, kemudian dilanjutkan dengan pengeringan kedua. - Proses selanjutnya adalah proses penempelan (mounting) pada kertas herbarium berukuran 40 cm x 30 cm dengan menggunakan lem atau pita perekat. - Herbarium diberi label yang ditempelkan di sebelah kanan bawah atau kiri bawah. - Herbarium ditutup dengan plastik agar tidak rusak, kemudian disimpan. F. Metode Analisis Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif mengenai morfologi dan habitat. Besarnya pengaruh ketinggian tempat terhadap variasi morfologi bambu tali dianalisis menggunakan analisis varians (ANOVA) dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang dilanjutkan dengan uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT), sedangkan keeratan hubungan antara ketinggian tempat dengan morfologi bambu dianalisis menggunakan regresi. Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + bx (3-1) Untuk mengetahui model regresi terbaik maka model regresi linear tersebut dibandingkan dengan model regresi kuadratik dan kubik dengan model persamaan regresi sbagai berikut: Y = a + b1x + b2x 2 dan Y = a + b1x + b2x 2 + b3x 3 (3-2) Keterangan: Y : variasi morfologi bambu tali. a : konstanta regresi. b : koefisien peubah bebas. X : ketinggian tempat. 10