FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI UPTD PUSKESMAS AJANGALE

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS WEDI KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN KEK PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BRINGIN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER I

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

PENGARUH KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

HUBUNGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH PUSKESMAS WULUHAN TAHUN 2016

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

ABSTRAK. Kata Kunci : Paritas, jarak kehamilan, usia,usia kehamilan, pekerjaan, ibu hamil dan KEK Kepustakaan : 26 ( )

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS LANGSA LAMA KOTA LANGSA TAHUN 2015

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

Diza Fathamira Hamzah. Dosen Program Studi Farmasi Universitas Sains Cut Nyak Dhien Langsa

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

HUBUNGAN STATUS GIZI DALAM KEHAMILAN DENGAN STATUS EKONOMI

PENELITIAN KURANG ENERGI KRONIS (KEK) IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memfokuskan percepatan pencapaian target MDGs (Millenium

BUDAYA PANTANG MAKAN, STATUS EKONOMI, DAN PENGETAHUAN ZAT GIZI IBU HAMIL PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN STATUS GIZI. Abstrak

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS DAWE KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REJOSARI KELURAHAN REJOSARI PEKANBARU ABSTRAK

GAMBARAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIK DAN POLA MAKAN WANITA USIA SUBUR DI DESA PESINGGAHAN KECAMATAN DAWAN KLUNGKUNG BALI 2014

JARAK KEHAMILAN BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI DESA MULYASARI KABUPATEN CIANJUR

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN UMUR IBU DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PALIYAN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR DINGIN KOTA PADANG TAHUN 2012

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN TAHUN 2015

kelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA WANITA PRAKONSEPSI DI KOTA MAKASSAR

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

Kata Kunci: Hamil, Anemia

PENGARUH KADAR HB DAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

HUBUNGAN EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS WONGKADITI KOTA GORONTALO. Heni PanaI. Polteknik Kesehatan Provinsi Gorontalo

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

GAMBARAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIK DAN POLA MAKAN WANITA USIA SUBUR DI DESA PESINGGAHAN, KECAMATAN DAWAN, KLUNGKUNG

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL BERDASARKAN PENGUKURAN LILA DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DI RS PANTI WILASA CITARUM SEMARANG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI SEIMBANG BAGI IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN PALMERAH TAHUN 2013

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS EKONOMI DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL DI RSKD IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BERAT DAN PANJANG BAYI BARU LAHIR DI RUMAH BERSALIN WIDURI YOGYAKARTA

PERUBAHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK PASCA PENYULUHAN

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DI PUSKESMAS CEMPAKA BANJARBARU TAHUN 2013

BAB 4 METODE PENELITIAN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

KARAKTERISTIK UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KURANG ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR TAHUN 2015

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WONOSARI TAHUN 2014

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS UMBULHARJO II NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PUWERI KABUPATEN SUMBA BARAT

ARTIKEL PERBEDAAN STATUS GIZII IBU HAMIL YANG BEKERJA DI PABRIK. Oleh : SELVIA ICHWANI HIDAYATI

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (FE) DI KECAMATAN TARERAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indoensia mencapai 359 per jumlah

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CARA KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional cukup kuat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.17

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA 2015

STATUS GIZI DAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN MACCINI KECAMATAN MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL BERDASARKAN UMUR, PARITAS DAN PENDIDIKAN DI BPS ENNY JUNIATI SURABAYA

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Gizi Dan Konsumsi Protein Dengan Kejadian KEK Pada Mahasiswi STIKES Ngudi Waluyo

Transkripsi:

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI UPTD PUSKESMAS AJANGALE Musni 1, St. Malka 2, Ria Asriyani 3 1 AKBID Bataritoja Toja Watampone 2 AKBID Bataritoja Toja Watampone 3 AKBID Bataritoja Toja Watampone (Alamat Korespondensi: y_musni@yahoo.co.id/085242544248) ABSTRAK Ibu hamil yang mengalami KEK akan berdampak terhadap kesehatan, keselamatan ibu dan bayi serta kualitas bayi yang dilahirkan. Status gizi ibu dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, dan status ekonomi ibu. Tujuan: untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan KEK pada ibu hamil di UPTD Puskesmas. Metode:penelitian ini menggunakan metode survey analitic dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas. Teknik pengambilan sampel secara purposive, dengan jumlah sampel 64 orang. Analisis data secara bivariat menggunakan uji statistik Chi Square dengan α=0,05. Hasil: ada hubungan antara pendidikan (p value 0,025) dan pekerjaan (p value 0,047) dengan KEK pada ibu hamil, tidak ada hubungan antara umur ibu (p value 0,059) dan paritas (p value 0,383) dengan KEK pada ibu hamil. Saran Perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan masyarakat khususnya kepada ibu-ibu tentang pentingnya status gizi selama kehamilan sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak. Kata kunci : Ibu Hamil, kekurangan energi kronik (KEK) ABSTRACT Pregnant women with experiencing chronic energy deficiency will bring impact to the health, mothers and babies safety, and the quality of the baby born. The nutritional status of woman be affected education, occupation and women s socioeconomic status. Objective analyzing the relationship of education, occupation, age and parity with chronic energy deficiency on pregnant women. Method: The study used analytical survey method with cross sectional approach. The population is all of pregnancy woman in the Primary Health center region. The Sampling technique in purposive and total samples 64 respondents. Analyzing data bivariate is using statistic Chi Square test with α=0,05. Result: There was positive correlation between education (p value 0,025) and occupation (p value 0,047) with chronic energy deficiency on pregnant women, nothing correlation between age of pregnant women (p value 0,059) and parity ( p value 0,383) with chronic energy deficiency on pregnant women. Suggestio we should do efforts to increase the public knowledge especially for mothers about the importance of nutrition during pregnancy greatly affect the life of children. Keywords : pregnant women, chronic energy deficiency (CED) PENDAHULUAN Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan kondisinya dimasa janin dalam kandungan. Dengan demikian jika keadaan kesehatan dan status gizi ibu hamil baik, maka janin yang dikandungnya akan baik juga. (waryono, 2010) Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin seperti : menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain anemia, pendarahan, penyakit infeksi, persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya, abortus, BBLR bahkan kematian neonatal. (waryono, 2010) Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besar organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Bila status gizi ibu kurang maka ibu hamil akan mengalami 57

masalah gizi seperti Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia gizi. Kehamilan yang berjarak kurang dari setahun dari kehamilan sebelumnya akan menguras cadangan zat-zat gizi, pertumbuhan janin mungkin dapat dilindungi namun kesehatan ibu dapat menurun. (Almatsier dkk, 2011) Status gizi ibu sewaktu konsepsi dipengaruhi oleh keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil, keadaan kesehatan dan gizi ibu, jarak kelahiran yang dikandung, paritas, dan usia kehamilan pertama (Arisman, 2004). Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, proporsi wanita usia subur resiko KEK usia 15-19 tahun yang hamil sebanyak 38,5% dan yang tidak hamil sebanyak 46,6%. Pada usia 20-24 tahun adalah sebanyak 30,1% yang hamil dan yang tidak hamil sebanyak 30,6%. Selain itu, pada usia 25-29 tahun adalah sebanyak 20,9% yang hamil dan 19,3% yang tidak hamil. Serta pada usia 30-34 tahun adalah sebanyak 21,4% yang hamil dan 13,6% yang tidak hamil. Hal ini menunjukkan proporsi WUS (Wanita Usia Subur) resiko KEK mengalami peningkatan dalam kurun waktu selama 7 tahun. Enam belas provinsi dengan prevalensi resiko KEK diatas nasional, yaitu Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Selatan, Aceh, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Papua Barat, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara Timur. (Riskesdas, 2013) Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 melaporkan status risiko kekurangan energi kronis (KEK) ibu hamil berumur 15-49 tahun berdasarkan indikator Iingkar Lengan Atas (LILA) secara nasional sebanyak 24,2%. Prevalensi KEK di Jawa Barat dibawah nasional yaitu pada nilai 20%. Ibu hamil KEK berumur 45-49 tahun naik menjadi 15,1% pada tahun 2007 dan 2013. Ibu hamil berisiko tinggi yaitu ibu hamil dengan tinggi badan 150 cm (WHO 2007). Prevalensi nasional ibu hamil berisiko tinggi sebesar 31,3%, di wilayah Jawa Barat 35 %, angka tersebut di atas angka nasional. (Riskesdas, 2013 Berdasarkan data yang diperoleh di Dinas kesehatan Kabupaten Bone pada tahun 2013 sebanyak 396 ibu yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK), pada tahun 2014 terdapat 530 ibu yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan pada tahun 2015 mengalami penurunan yaitu terdapat 466 yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK). (Profil Dinkes Bone, 2015) Berdasarkan dari data tersebut peneliti merasa perlu melakukan penelitian untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan KEK pada ibu hamil di Puskesmas BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi dan sampel Metode pada penelitian ini adalah metode survey analitik dengan rancangan survey cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara factor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Point time approach). (Notoatmodjo, 2002) Penelitian ini dilakukan di UPTD Puskesmas, kecamatan Kabupaten Bone. Peneletian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2017. Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti adalah populasi penelitian. (Notoatmodjo, 2002). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada diwilayah Puskesmas pada tahun 2017. Sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi disebut sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah porposive sampling. Porposive sampling adalah pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. (Notoatmodjo, 2002). Kriteria Sampel pada penelitian ini yaitu ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di UPTD Puskesmas pada saat penelitian berlangsung, dan bersedia menjadi responden (sampel penelitian) Pengolahan data 1. Seleksi merupakan pemilihan untuk mengklarifikasi data menurut kategori. 2. Editing dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang sudah diisi. Editing merupakan kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban. 3. Koding merupakan tahap selanjutnya dengan memberi kode pada jawaban dari setiap responden. 4. Tabulasi Data Setelah dilakukan kegiatan editing dan koding dilanjutkan dengan mengelompokkan data kedalam suatu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis data Analisis Univariat dilakukan pada tiap varibel dari hasil penelitian dengan 58

mendiskripsikan setiap variabel penelitian dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi pada tiap variable, sedangkan analisis bivariate bivariate menggunakan program SPSS 18 dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayan 95% (p<0,05) untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel dependen dengan variabel independen HASIL PENELITIAN 1. Analisis univariat Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan umur ibu hamil di UPTD Puskesmas Umur n % 13 51 20,3 79,7 Dari tabel 1. menunjukkan bahwa umur ibu hamil paling banyak pada kategori tidak berisiko (20-35 tahun) yaitu 51 orang (79,7%) dan kelompok umur berisiko (<20 dan>35 tahun) sebanyak 13 orang (20,35) Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan ibu hamil di UPTD Puskesmas Pendidikan n % SD/SMP SMA Perguruan Tinggi 46 14 4 71,9 21,9 6, 2 Dari tabel 2. Pendidikan ibu hamill paling banyak pada tingkat pendidikan dasar yaitu SD/SMP 46 orang (71,9%) dan yang paling rendah pada pendidikan Tinggi yaitu 4 orang (6,2%). Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan ibu hamil di UPTD Puskesmas Pekerjaan n % Bekerja Bekerja 10 54 15,6 84.4 Berdasarkan Tabel 3. Responden paling banyak dengan status tidak bekerja (Ibu rumah tangga) sebanyak 54 orang (84.4%) dan yang bekerja hanya 10 orang (15,6%) Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas ibu hamil di UPTD Puskesmas Paritas n % 8 56 12,5 87,5 Berdasarkan tabel 4. Ibu hamil dengan paritas yang tidak berisiko paling banyak yaitu 56 orang (87,5%) sedangkan yang berisiko 8 orang (12,5%) Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan ibu hamil di UPTD Puskesmas n % KEK Normal 16 48 25 75 Dari tabel 5. Responden dengan status gizi normal sebanyak 48 orang (75%) dan yang memiliki satus gizi KEK 16 orang (25%) 2. Analisi Bivariat Tabel 6. Hubungan Umur dengan KEK pada Ibu Hamil di UPTD Puskesmas Umur Normal KEK 39 60,9 12 18,7 51 79,6 9 14,1 4 6,3 13 20,4 48 75 16 25 64 100.0 p = 0,059 Dari tabel 6. Responden paling banyak yang memiliki umur tidak berisiko (20-35 tahun) sebanyak 39 orang (60,9%) dan yang terendah pada responden dengan umur berisiko (<20 dan >35) sebanyak 6 orang (6,3%). Dari hasil analisi statistik p=0,055 (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara umur responden dengan KEK pada ibu hamil di UPTD Puskesmas. Tabel 7. Hubungan Pendidikan dengan KEK pada Ibu Hamil di UPTD Puskesmas Pendidikan Normal KEK 17 26,6 1 1,6 18 28,2 31 48,4 15 23,4 46 71,8 48 75 16 25 64 100.0 p = 0,025 59

Dari hasil analisis statistik p=0,025 (p<0,05) yang berarti ada hubungan antara pendidikan dengan KEK pada ibu hamil di UPTD Puskesmas Tabel 8. Hubungan Pekerjaan dengan KEK pada Ibu Hamil di UPTD Puskesmas Pekerjaan Normal KEK Bekerja 38 59,4 16 25 18 84,4 Bekerja 10 15,6 0 0 46 15,6 48 75 16 25 64 100.0 p = 0,047 Dari hasil analisi statistik p=0,047 (p<0,05) yang berarti ada hubungan antara pekerjaan responden dengan KEK pada ibu hamil di UPTD Puskesmas Tabel 9. Hubungan Paritas dengan KEK pada Ibu Hamil di UPTD Puskesmas Paritas Normal KEK 41 64,1 15 23,4 56 87,5 7 10,9 1 1,6 8 12,5 48 75 16 25 64 100.0 p = 0,383 Dari hasil analisi statistik p=0,383 (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara paritas dengan KEK pada ibu hamil di UPTD Puskesmas PEMBAHASAN 1. Hubungan umur dengan KEK pada ibu hamil Dari hasil penelitian responden dengan umur tidak beresiko dan memiliki status gizi normal yaitu sebanyak 60,9% dan terendah pada ibu hamil dengan umur beresiko dan mengalami KEK yaitu 6,3%. Dari hasil analisis chi square nilai p=0,059 yang berarti tidak ada hubungan antara umur dengan KEK pada ibu hamil Semakin muda (< 20 tahun) atau semakin tua (> 35 tahun) seorang ibu yang sedang hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung. (Atika Proverawati dan Siti Asfuah, 2009) Hasil penelitian menyatakan tidak ada hubungan umur dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas, Hal ini terjadi karena umur responden paling banyak pada umur 20-35 Tahun yang merupakan umur yang paling baik untuk ibu hamil sehingga tidak ada hubungan umur pada penelitian ini dengan kejadian KEK pada ibu hamil. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh teori Arisman (2010) menyatakan bahwa usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, dengan diharapkan gizi ibu hamil akan lebih baik. dapat disimpulkan umur bukanlah faktor yang memberikan pengaruh terjadinya kejadian KEK karena para responden mayoritas berumur ideal untuk hamil Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Hafifah Wijayanti di Puskesmas Jetis II Bantul (2016) dimana hasil analisis chi square nilai p=0,345 yang berarti tidak ada hubungan antara umur dengan KEK pada ibu hamil. (Hafifah Wijayanti, 2016) 2. Hubungan pendidikan dengan KEK pada ibu hamil Berdasarkan hasil penelitian dari 18 responden yang memiliki pendidikan Menengah dan tinggi cuma 1 (1,6%) yang mengalami KEK. Dari hasil analisis statistic P = 0,025 (p<0,025) berarti signifikan (bermakna) dimana ada hubungan antara pendidikan dengan KEK pada ibu hamil Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pendidikan. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang berstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media. Sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan 60

Pendidikan seseorang merupakan salah satu faktor yang penting dalam kesehatan ibu dan anak khususnya pada ibu hamil karena dengan pendidikan yang baik, maka seseorang dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara menjaga kehamilan dan bagaimana menjaga kesehatannya Pendidikan formal dari ibu sering kali mempunyai asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi makanan dalam keluarga. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin baik pengetahuan gizi dan semakin diperhitungkan jenis serta jumlah makanan yang dipilih untuk dikonsumsi Ibu yang mempunyai pengetahuan baik tentang nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi daripada yang kurang bergizi Hasil penelitian selaras dengan penelitian Handayani dan Budianingrum (2011) di Puskesmas Wedi Klaten yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan KEK pada ibu hamil dengan nilai signifikan p=0,035(p<0,05). (Handayani dan Budianingrum, 2011) 3. Hubungan pekerjaan dengan KEK pada ibu hamil Dari hasil penelitian ibu hamil yang bekerja 0% yang menderita KEK dan yang tidak bekerja mengalami KEK 24,2%. Dari hasil analisis uji statistik p=0,047 (p<0,05) yang berarti ada hubungan antara pekerjaan dengan KEK pada ibu hamil. Seseorang yang bekerja dapat meningkatkan pengetahuan karena pergaulan dan berinteraksi sosial serta mempunyai pengalaman yang luas. Seseorang yang mempunyai banyak informasi akan banyak dan mempunyai pengetahuan yang lebih, sehingga bagaimanapun beratnya beban pekerjaan mereka akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan juga bayinya. Pekerjaan dapat berpengaruh terhadap status ekonomi. Ibu yang bekerja memiliki penghasilan sendiri sehingga lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan gizinya, karena tidak bergantung dari pendapatan suami Pekerjaan berkaitan erat dengan status ekonomi. Status ekonomi ibu mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya. (Arisman, 2004). Seseorang dengan ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar sekali gzi yang dibutuhan tercukupi ditambah lagi adanya pemeriksaan membuat gizi ibu hamil semakin terpantau. Namun demikian jika pekerjaan ditinjau dari beban kerja maka ibu hamil yang bekerja beresiko menderita KEK. Pada penelitian ini pekerjaan ibu hamil termasuk kategori ringan sehingga tidak menyebabkan terjadinya KEK. Hasil ini sesuai dengan penelitian Mahirawati (2014) menunjukkan bahawa risiko kejadian KEK lebih banyak dijumpai pada ibu hamil yang tidak bekerja, sehingga ada hubungan ibu hamil yang tidak bekerja dengan kejadian KEK. (Mahirawati Vita K, 2014). Dan didukung penelitian Surasih (2005), dengan judul faktor-faktor yang berhubungan dengan keadaan kekurangan energi kronis pada ibu hamil di Kabupaten Banjarnegara tahun 2005, menunjukkan bahwa ada hubungan pekerjaan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Kabupaten Banjarnegara. (Surasih H, 2005) 4. Hubungan paritas dengan KEK pada ibu hamil Berdasarkan hasil penelitian ibu hamil yang mengalami KEK hanya 1,6% yang Beresiko dan yang mengalami KEK pada ibu hamil dengan paritas tidak beresiko sebanyak 23,4%. Hasil analisis statistik p=0,383 (P>0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara paritas dengan KEK pada ibu hamil Paritas adalah status seorang wanita sehubungan dengan jumlah anak yang pernah dilahirkan. Paritas yang termasuk dalam faktor resiko tinggi dalam kehamilan adalah grademultipara, dimana hal ini dapat menimbulkan keadaan mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. Dapat disimpulkan kalau paritas yang tidak lebih dari 4 tidak beresiko mengalami gangguan, sehingga dalam penelitian ini penulis menyimpulkan nullipara dan primipara tidak termasuk dalam resiko tinggi kehamilan. (Manuaba. IBG. 2010) Jumlah paritas yang tinggi memberikan gambaran tingkat kehamilan yang berulang-ulang sehingga mempunyai banyak resiko. Hal ini dapat dikatakan bahwa secara fisik jumlah paritas yang tinggi mengurangi kemampuan uterus sebagai media pertumbuhan janin. Kerusakan pada pembuluh darah dinding uterus mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin, dimana jumlah nutrisi akan berkurang dibanding kehamilan berikutnya. Paritas yang banyak juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak 61

memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali makan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin atau bayi yang dikandung.paritas mempengaruhi status gizi pada ibu hamil karena dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. (Bobak et all, 2005) Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Efrinita (2010) yang menyatakan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan KEK. Hal ini dapat dilihat dengan hasil paling banyak yaitu ibu primigravida atau pertama kali hamil, yang banyak mengalami KEK. (Efrinita, 2010) KESIMPULAN 1. Ada hubungan antara pendidikan dan pekerjaan dengan KEK pada ibu hamil di UPTD Puskesmas 2. ada hubungan antara umur dan paritas dengan KEK pada ibu hamil di UPTD Puskesmas SARAN 1. Bagi tempat penelitian, masih banyak ibu dengan tingkat pendidikan dasar sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan masyarakat khususnya kepada ibu-ibu tentang pentingnya status gizi yang baik untuk dirinya dan janin yang ada dalam kandungannya. Puskesmas perlu merancang strategi pedekatan yang akan digunakan dalam memberikan pemahaman kepada ibu-ibu tentang dampak KEK pada ibu hamil. 2. Pada ibu hamil agar lebih memperhatikan asupan gizinya karena nutrisi pada kehamilan sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak dimasa sekarang dan yang akan datang dan berdampak pada kesehatan ibu sendiri. 3. Untuk peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya kekurangan energi kronis pada ibu hamil. DAFTAR PUSTAKA Almatsier Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Arisman, 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC Atika Proverawati dan Siti Asfuah. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan, Yogyakarta: Numed Medika Bobak et all 2005. Buku Keperawatan Maternitas. Jakarta ; EGC Handayani dan Budianingrum 2011. Analisis faktor yang mempengaruhi kekurangan energi kronis pada ibu hamil di wilayah puskesmas wedi klaten. Jurnal Involusi kebidanan Vol.1 No.1 Manuaba. IBG. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kanduangn dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC Notoatmodjo Soekodjo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Mahirawati, Vita K. (2014). Related Factors of Chronic Energy Deficiency at Pregnant Woman in Kamoning and Tambelangan Sub District, Sampang District, West Java. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 17 No. 2 April 2014: 193 202 Profil Dinas kesehatan Kabupaten Bone, 2015. Riskesdas. 2013. Kementrian kesehatan RI. www.depkes.go.id Surasih, H. 2005. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian KEK pada Ibu Hamil di Kabupaten Banjarnegara. Skripsi. Semarang. Universitas Negeri Semarang Waryono. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama 62