TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

dokumen-dokumen yang mirip
TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ALIH KODE GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 PADANG

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

KESANTUNAN TUTURAN SISWA KEPADA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII 8 SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM WACANA IKLAN BERBAHASA INDONESIA PADA RADIO MERCY FM TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) ABSTRACT

Helvina Septia 1), Yetty Morelent 2), Dainur Putri 2. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Bung Hatta

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs RIADHUS SHOLIHIN KOTO BARU KABUPATEN SIJUNJUNG

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER SISWA KELAS VII.5 SMPN 1 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

TINDAK TUTUR DIREKTIF LANGSUNG LITERAL GURU PADA PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI DI KELAS X IPS-3 SMA NEGERI 3 BOYOLALI

ABSTRACT

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL DARI TANAH HARAM KE RANAH MINANG KARYA UMMUKI: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK

PRINSIP KESANTUNAN DALAM TUTURAN PENUTUR PADA ACARA TALKSHOW INDONESIA LAWYERS CLUB; SUATU TINJAUAN PRAGMATIK.

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX.4 DENGAN TEKNIK PEMODELAN DI SMP NEGERI 1 SOLOK SELATAN

KESANTUNAN BERBAHASA PEDAGANG SAYUR DALAM MELAYANI PEMBELI DI PASAR KAMBANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Disusun oleh: RISKI SEPTIANINGSIH

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

ABSTRACT. Keydwords: Writing skills, effective sentences, the research proposal

OLEH: SURAHMAT NPM:

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN TEKNIK PETA PIKIRAN KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DAN RESPON SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS IX SMP NEGERI 26 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM PEMENTASAN NASKAH DRAMA SEPASANG MERPATI TUA KARYA BAKDI SOEMANTO KAJIAN PRAGMATIK

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR INDUK MODERN PUSPA AGRO SIDOARJO SKRIPSI

ABSTRACT

PERWUJUDAN TINDAK KESANTUNAN PRAGMATIK TUTURAN IMPERATIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMK NEGERI 8 SURAKARTA

TINDAK TUTUR PUJIAN DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI PKBM AL-ISLAMIYAH DESA AWAR-AWAR KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA

TINDAK DIREKTIF BAHASA INDONESIA PADA POSTER BADAN LINGKUNGAN HIDUP DI TAMAN WISATA STUDI LINGKUNGAN KOTA PROBOLINGGO

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA BABADAN, PAGENTAN, BANJARNEGARA 2016 SKRIPSI

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

ARTIKEL PENELITIAN PERBEDAAN DIALEK DESA SUNGAI LINTANG DENGAN DIALEK DESA TALANG PETAI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK NUSA INDAH BANUARAN PADANG

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH

KESANTUNAN BERBAHASA GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMA NEGERI 2 LINTAU BUO

PENGGUNAAN CAMPUR KODE TUTURAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS V SD NEGERI 19 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL ILMIAH

REPRESENTASI TINDAK TUTUR DIREKTIF BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 PADANG

BENTUK DAN FUNGSI TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Diajukan Oleh: SEPTIN ARIYANI A

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP PERTIWI 2 PADANG DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ANALISIS KESANTUNAN TINDAK TUTUR GURU DALAM PENANAMAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TK AISYIYAH 26 MALANG


BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DAN RESPON SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII SMP NEGERI 2 PAINAN

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK AISYIYAH DESA KASEGERAN KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

TINDAK TUTUR PEDAGANG MAKANAN KAKI LIMA DI PASAR RAYA KOTA PADANG (STUDI KASUS PEDAGANG MAKANAN IBU ERI)

PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PAGAI UTARA SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: MEL YULIA NPM

PENINGKATAN PARTISIPASI BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SDN 10 SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM

Pena. Vol 5 No.2 Desember 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan yang menjadi konteks dan tempat tuturan itu tejadi.

BENTUK DAN FUNGSI TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

TINDAK TUTUR GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK WANGUN SESANA PENARUKAN SINGARAJA

STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 12 KERINCI JAMBI

ANALISIS IMPLIKATUR DALAM TINDAK TUTUR MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UMRAH ANGKATAN 2012

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta yenisusanti Abstract

PERILAKU VERBAL GURU DALAM PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 GIANYAR

KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN KEMBALI BERITA YANG DIDENGAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH MARLINA NPM

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI SISWAKELAS XI SMK DINAMIKA LAMPUNG UTARA. Oleh

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 15 PADANG

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS X SMAN 1 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

ANALISIS PENGGUNAAN RAGAM BAHASA BAKU PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 7 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 PADANG

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF OLEH USTAD MUHAMMAD NUR MAULANA DALAM ISLAM ITU INDAH PROGRAM TRANS TV SKRIPSI

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

PROSES PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA OLEH GURU YANG SUDAH DAN YANG BELUM DISERTIFIKASI DI SMA NEGERI 3 MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA 2017 ISBN

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA TUTURAN ANAK USIA 5 7 TAHUN DI KELURAHAN MELAYU KOTA PIRING TANJUNGPINANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK DALAM TEKS BERITA MELALUI MEMBACA SKIMMING SISWA KELAS VIII MTSN TALAOK KECAMATAN BAYANG PESISIR SELATAN JURNAL

TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM TEKS CERITA FANTASI KARYA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAYAKUMBUH

Tindak Tutur Direktif Guru Perempuan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

TUTURAN DIREKTIF TOKOH UTAMA DAO MING SI DAN SHAN CAI EPISODE 1-15 DALAM DRAMA SERI METEOR GARDEN ( 流星花园 /LIU XING HUA YUAN) KARYA CAI YUEXUN

Transkripsi:

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI Rena Anggara 1), Marsis 2), Syofiani 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Email: Renaanggara93@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan: (1) mendeskripsikan tindak tutur langsung (2) bentuk tindak tutur direktif, dan (3) konteks situasi tutur guru bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VII SMP Negeri 12 Kerinci, Jambi. Teori yang digunakan adalah pendapat yang dikemukakan oleh R, Syahrul (2008) mengutip pendapat Leech tentang tindak tutur direktif, jenis tindak tutur direktif, serta Wijaya (2009) tentang konteks situasi tutur. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan langkah merekam dan mentranskipsikan tuturan guru dalam proses pembelajaran ke dalam sebuah tulisan, menganalisis tuturan guru dalam proses pembelajaran dengan mengelompokkan jenis tindak tutur direktif guru dalam proses pembelajaran, kemudian mengklasifikasikan tuturan guru dalam proses pembelajaran ke dalam tabel pengumpulan data. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 143 data yang terdiri dari tindak tutur meminta sebanyak 49 tuturan, tindak tutur pertanyaan sebanyak 58 tuturan, tindak tutur persyaratan sebanyak 30 tuturan, tindak tutur larangan sebanyak 2 tuturan, tindak tutur pengizinan 3 tuturan, dan tindak tutur menasihati sebanyak 1 tuturan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tindak tutur yang paling dominan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran SMP Negeri 12 Kerinci, Jambi adalah tindak tutur direktif pertanyaan, dan konteks situasi tutur dominan berlatar di dalam kelas pada saat proses pembelajaran mulai dari awal pembelajaran sampai akhir. Kata Kunci: Tindak, Tutur, Direktif, Konteks Situasi, Proses Pembelajaran.

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI Rena Anggara 1), Marsis 2), Syofiani 2) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Email: Renaanggara93@yahoo.com ABSTRACT This study aims: (1) to describe the speech act directly (2) forms of speech acts directive, and (3) the context of the situation said Indonesian teacher in the learning process Indonesian seventh grade students of SMPN 12 Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. The theory used is the opinion expressed by Syahrul (2008) cites the opinion of the Leech directive speech act, type of directive speech act, according to Wijaya (2009) about the context of the situation said. This research is qualitative descriptive method. Data was collected by step recording and change speech teacher in the learning process into an article, analyzing the speech of teachers in the learning process by classifying the type of directive speech acts teachers in the learning process, then classifies speech teacher in the learning process into a table of data collection. Based on the results of research there are 143 data consists of speech acts requested as much as 49 speech, the speech act as many questions as 58 speech, the speech act requirements by 30 speech, the speech act ban as much as 2 speech, the speech act extent permitted 3 speech, and the speech act counseled as many as 1 utterances, Based on the results of this study concluded that the most dominant speech acts used by the teacher in the learning process of SMPN 12 Kerinci, Jambi is a directive speech acts question, and the context of the situation said the dominant background in the classroom during the learning process starting from early learning to the end. Keywords: Follow, Speech, Directives, Context Situation, Learning Process. PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi atau sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Dengan sistematis bahasa itu tersusun menurut suatu pola tertentu tidak tersusun secara acak atau sembarangan. Tanpa adanya bahasa orang akan sulit berkomunikasi dan menyampaikan tujuannya. Ketika manusia berinteraksi atau mengungkapkan segala sesuatu dengan

bahasa, terjadilah sesuatu yang dinamakan peristiwa tutur. Peristiwa tutur pada dasarnya merupakan rangkaian dari sejumlah tindak tutur yang terorganisasikan untuk mencapai suatu tujuan, kalau peristiwa tutur merupakan gejala sosial, maka tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis, dan berlangsungnya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Dalam peristiwa tutur lebih dilihat makna atau arti tindakan dalam tuturan. Tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan dua gejala yang terdapat pada proses komunikasi (Chaer dan Agustina, 2010:50). Di lingkungan sekolah seringkali kita temukan guru dan siswa melakukan tuturan yang tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia, khususnya pada proses belajar mengajar. Guru sebagai pengajar dituntut untuk bertutur atau menggunakan bahasa yang resmi. Pada kenyataannya, seringkali kita temukan guru menggunakan bahasa daerah untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa. Salah satunya guru juga menggunakan tindak tutur direktif. Menurut Syahrul (2008:33) mengutip pendapat Leech tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dirancang untuk mendorong mitra tutur untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, tindak tutur tersebut bertujuan untuk menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh penutur. Tindak tutur direktif juga digunakan di sekolah ketika dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, penulis memilih SMP Negeri 12 Kebupaten Kerinci Provinsi Jambi sebagai objek penelitian, karena berdasarkan pengamatan penulis setelah mengadakan observasi di SMP Negeri 12 Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi pada tanggal 3 November 2014, ditemukan bahwa tindak tutur yang digunakan guru Bahasa Indonesia, Bapak Zubir, S.Pd dalam proses pembelajaran seringkali menggunakan berbagai jenis tindak tutur dalam proses pembelajaran. Tuturan yang digunakan guru dapat mempengaruhi proses pembelajaran bagi siswa. Dengan adanya penggunaan strategi tuturan yang digunakan guru, siswa dapat memahami maksud dari tuturan tersebut, dan siswa mudah memahami materi yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran. Berikut contoh tuturan direktif guru yang ditemukan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia: Guru : Cubo tulis sabuoah carito pendek dengan tema libur semester sahai toah!

( Coba tulis sebuah cerita pendek dengan tema liburan semester kemarin!) Guru: Serah, yang pentiik carito pandak yang iko tempoh waktu libur petang (Terserah, yang penting cerita pendek yang kalian alami ketika liburan kemarin) Contoh tersebut, dapat dilihat bahwa guru menggunakan tindak tutur direktif persyaratan yang mencakup memerintah, karena guru memerintahkan siswa untuk membuat cerita pendek. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis bermaksud untuk meneliti bagaimana penggunaan tindak tutur direktif guru bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melihat tindak tutur guru bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan bentuk tindak tutur direktif guru bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran siswa kelas VII SMP Negeri 12 Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah penelitian yang memiliki tingkat kritisme yang lebih dalam dari semua proses penelitian (Bungin, 2007: 5). Selanjutnya, Moleong (2011: 6 ) menerangkan bahwa penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif. Objek Penelitian Objek dalam penelitian adalah satu orang guru bahasa Indonesia ketika melakukan interaksi tindak tutur dalam kelas saat proses pembelajaran siswa di kelas VII. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dilengkapi dengan alat bantu berupa alat perekam serta lembaran pengamatan. Alat perekam digunakan untuk merekam tindak tutur direktif guru dalam proses pembelajaran siswa kelas VII di SMP

Negeri 12 Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) peneliti mengadakan pengamatan terhadap tuturan guru bahasa Indonesia pada saat proses pembelajaran, (2) merekam tuturan guru bahasa Indonesia pada saat proses pembelajaran dengan teknik sadap rekam, (3) hasil rekaman ditranskripsikan ke dalam bentuk tulisan dan menggolongkan kepada tindak tutur direktif, (4) mengklasifikasikan data tersebut ke dalam tabel pengumpulan data. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah: (1) mentranskripsikan dan mengklasifikasikan secara keseluruhan bentuk tindak tutur guru Bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran, (2) menganalisis bentuk tindak tutur direktif guru dalam proses pembelajaran, (3) menginterpretasikan data yang telah ditemukan, dan (4) menyimpulkan. Teknik Pengujian Keabsahan Data Teknik pengujian keabsahan data yang digunakan adalah teknik ketekunan atau pengamatan. Teknik pengamatan yaitu mencari secara konsisten interprestasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif, (Moleong, 2011: 329). Jadi, teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitin ini dilakukan dengan penjelasan rinci tentang data tindak tutur direktif guru dalam proses pembelajaran, hingga menganalisis dan menyimpulkan secara mendalam. HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian Pada pertemuan pertama, guru ketika di dalam kelas dari awal pembelajaran di mulai sampai akhir pembelajaran yang terdapat banyak interaksi antara guru dan siswa pada proses pembelajaran berlangsung, pada pertama ini terdapat 59 tindak tutur direktif. Selanjutnya, pada pertemuan kedua, guru bertutur di dalam kelas pada saat proses pembelajaran yang dilibatkan antara guru dan siswa secara langsung yang menghasilkan 22 tindak tutur direktif. Pada pertemuan ketiga, guru bertutur di dalam kelas dari awal sampai akhir pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa, terdapat sebanyak 26 tindak tutur direktif yang dituturkan guru kepada siswa. Pada pertemuan keempat, guru bertutur di dalam kelas pada saat proses pembelajaran yang dilibatkan antara guru dan siswa secara langsung yang menghasilkan 14 tindak tutur direktif. Pada pertemuan kelima, guru

bertutur di dalam kelas pada saat proses pembelajaran yang dilibatkan antara guru dan siswa secara langsung yang menghasilkan 8 tindak tutur direktif. Pada pertemuan keenam, guru bertutur di dalam kelas pada saat proses pembelajaran yang terlibat antara guru dan siswa secara langsung yang menghasilkan 8 tindak tutur direktif. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil analisis data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tindak tutur direktif yang paling dominan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran SMP Negeri 12 Kabupaten Kerinci Jambi adalah tindak tutur direktif pertanyaan. Penjabaran dari aspek-aspek yang dianalisis dari 143 tuturan dapat dilihat pada uraian berikut ini yaitu: (a) tindak tutur direktif meminta sebanyak 49 tuturan, (b) tindak tutur direktif pertanyaan sebanyak 58 tuturan, (c) tindak tutur direktif persyaratan sebanyak 30 tuturan, (d) tindak tutur direktif larangan sebanyak 2 tuturan, (e) tindak tutur direktif pengizinan sebanyak 3 tuturan, (f) tindak tutur direktif nasihat sebanyak 1 tuturan. Penelitian yang berkaitan dengan tindak tutur telah dilakukan oleh sejumlah peneliti diantaranya adalah pertama, Astra (2007) Universitas Negeri Padang dengan judul Tindak Tutur Guru dalam Mengelola Proses Belajar Mengajar Bahasa Indonesia di SMP Negeri 4 Padang Panjang. Hasil penelitiannya adalah model interaksi belajar mengajar dikembangkan oleh guru pelajaran guru Bahasa Indonesia Kelas VIII di SMPN 4 Padang Panjang adalah interaksi dua arah. Kedua, Jovianto (2009), yang berjudul Tindak Tutur Direktif Guru di Taman Kanak-kanak Ruhahama Piai Atas Kelurahan Cupak Tengah Kecamatan Pauh. Hasil penelitiannya adalah tindak tutur direktif terdiri atas : (1) tindak tutur menyuruh, (2) tindak tutur memohon, (3) tindak tutur menyarankan, (4) tindak tutur menuntut, dan (5) tindak tutur menantang. Selain tindak tutur direktif ditemukan pola fungsi tindak tutur sebagai berikut: (1) fungsi tindak tutur kompetitif seperti menyuruh, memohon dan menuntut, (2) fungsi tindak tutur konvival seperti menyarankan, dan (3) fungsi tindak tutur kolaboratif seperti menantang. Berbeda dengan hasil penelitian yang penulis lakukan pada guru Bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran siswa kelas VII SMP Negeri 12 Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, tindak tutur yang paling dominan dilakukan guru adalah tindak tutur direktif pertanyaan di mana dari 143 tuturan terdapat 58 tindak tutur direktif pertanyaan. Dalam proses

pembelajaran guru banyak bertanya kepada siswa dalam konteks pembelajaran berlangsung. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan tingkat sekolah yang menjadi objek penelitian yang mana mengguanakan cara yang berbeda pula dalam bertutur. Penutup Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan selama satu bulan, data yang dikumpul sebanyak 143 tuturan yang terdiri dari tindak tutur meminta sebanyak 49 tuturan, tindak tutur pertanyaan sebanyak 58 tuturan, tindak tutur persyaratan sebanyak 30 tuturan, tindak tutur larangan sebanyak 2 tuturan, tindak tutur pengizinan 3 tuturan, dan tindak tutur menasihati sebanyak 1 tuturan. Dari analisis data tersebut terlihat bahwa (1) tindak tutur yang paling dominan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran SMP Negeri 12 Kerinci, Jambi adalah tindak tutur direktif pertanyaan, (2) konteks situasi tutur dominan berlatar di dalam kelas pada saat proses pembelajaran mulai dari awal pembelajaran sampai akhir, guru bertutur dengan tujuan untuk mendidik dan mengajari siswa sesuai dengan materi pembelajaran hari itu. Saran Dari kesimpulan tersebut, disarankan beberapa hal sebagai berikut: (1) Bagi guru agar dapat memilih tuturan yang santun digunakan sesuai dengan konteks situasi tutur dan dapat ditiru oleh siswanya sebagai tauladan yang baik, karena guru merupakan pengajar sekaligus pendidik bagi siswa yang dapat membentuk karakter siswa, (2) Bagi peneliti lain supaya menambah wawasan pengetahuan dalam melakukan penelitian mengenai tindak tutur. Ucapan Terima Kasih Di dalam penyelesaian penulisan artikel ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, petunjuk dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Marsis, M.Pd. dan Ibu Dra. Hj. Syofiani, M.Pd. selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk penulis, serta saran, nasihat, dan motivasi untuk membimbing dan mengarahkan penulis mulai dari awal pembuatan proposal hingga akhir pembuatan artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. Chaer, Abdul dan Leoni A. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia. Moleong, J. Lexy. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung: Remaja Rosda Karya. Subana dan Sunarti. 2011. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia. R, Syahrul. 2008. Pragmatik Kesantunan Berbahasa. Padang: UNP Press Padang. Tarigan, Hendry, Guntur. 2009. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa. Wijaya, I Dewa Putu. 2009. Analisis Wacana Pragmatik. Surakarta: Yuma Pustaka.