BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Efektivitas Komunikasi Humas dalam Sosialisasi Program SIM Online oleh Satlantas Polrestabes Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya perubahan serta akselerasi dalam berbagai bidang. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan Polri lebih dari 50 Tahun yang lalu hingga saat ini, dalam kurun

1. PENDAHULUAN. tidur hingga kembali tidur. Menurut Harold Lasswell, lalu lintas dimana polisi lalu lintas bertindak sebagai komunikator

BAB I PENDAHULUAN. seseorang telah layak untuk membawa kendaraan mereka dengan ketentuan yang. melakukan pembuatan SIM di Polresta Bandar Lampung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan pertimbangan Undang-undang nomor 22 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG PROSES PELAYANAN PENERBITAN SIM

BAB I PENDAHULUAN. suatu kota, terutama kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. dipertunjukan di gedung-gedung bioskop. (Effendy, 1998:50-61)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan wawancara mendalam (Depth Interview) mengenai

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan tertentu dengan mempergunakan alat tertentu pula.

BAB I PENDAHULUAN. tengah-tengah isu masyarakat menjadi sebuah polemik yaitu meningkatnya kasus

MEDIA KOMUNIKASI JENIS (3) BENTUK (4) JANGKAUAN (2) Rabu, 28 Oktober 2015 Class B -KOMUNIKASI Pertemuan 7

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dunia dengan dinamika dan arus percepatan perkembangan serta

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

Effendy menyatakan bahwa efek komunikasi diklasifikasikan menjadi tiga yaitu, efek kognitif (pengetahuan), efek afektif (emosional), dan efek konatif

BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi kompleks jelasnya media adalah pemain utama dalam komunikasi.

Modul ke: Komunikasi Massa. Pengantar Komunikasi Massa. Fakultas FIKOM. Sofia Aunul, M.Si. Program Studi BROADCASTING.

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

BAB I PENDAHULUAN. pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi. Undang-Undang Dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa negara

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR DOKUMEN : SOP-SIMLING- /II/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia. Kepolisian Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan dalam berlalu lintas menjadi hal yang karena menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di Jakarta periode : Jumlah Pelanggaran Jumlah Kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam organisasi modern keberadaan komunikasi demikian pentingnya

BAB IV ANALISIS DATA MODEL KOMUNIKASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR V SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi generasi muda yang lebih baik dan berguna bagi kehidupan

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Salah satu manfaat yang dapat dirasakan sekarang ini adalah. akan meluaskan cakrawala pengetahuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, terutama dalam penyampaian informasi. mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion) atau prilaku (behavior).

SYARAT UMUM MEMPEROLEH SIM (SURAT IZIN MENGEMUDI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi,

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat

KANTOR PELAYANAN TERPADU SAMSAT DAN SATLANTAS POLTABES SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

Yetti Wira Citerawati SY

BAB I PENDAHULUAN. SIM yang dikeluarkan yaitu SIM A, BI, BII, C dan D. Lulus ujian teori dan ujian praktik merupakan syarat-syarat untuk

STRATEGI KOMUNIKASI SATLANTAS POLRES PENAJAM PASER UTARA DALAM MENSOSIALISASIKAN TERTIB LALU LINTAS UNTUK MENEKAN TINGKAT KECELAKAAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. pembelian kendaraan bermotor yang tinggi. motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah.

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kita, karena komunikasi mempunyai peranan penting bagi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam memelihara keamanan dan memberantas kejahatan, maka diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

KOMUNIKASI MASSA. Pengertian Komunikasi Massa. Radityo Muhamad, MA. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi ILMU KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua, roda empat

Proses Komunikasi Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa. bantuan orang lain dan terjadi ketergantungan juga

BAB I PENDAHULUAN. bersosial. Karena polisi memiliki kewenangan terhadap hukum yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan hakikat manusia pada dasarnya untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu media komunikasi yang efektif untuk menyebarkan. bagi mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya.

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara

DATA PIRANTI LUNAK SAT LANTAS POLRES SUMBAWA TAHUN 2016 NO JENIS NOMOR/TAHUN TENTANG JUMLAH KET

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era perkembangan kemajuan teknologi dan pengetahuan, semua arus

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi

Transkripsi:

I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada penelitian ini, peneliti ingin meneliti mengenai tingkat pengetahuan masyarakat pembaca brosur di Surabaya mengenai Surat Izin Mengemudi (SIM) online. Menurut International Public Relations Association (IPRA) dalam (Nova, 2009, p.39) fungsi seorang public relations adalah memasyarakatkan produk atau layanan. Dalam penelitian ini produk atau layanan yang di maksud adalah program baru yang dibentuk oleh POLRI melalui KORLANTAS yaitu SIM secara online. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media. (Effendy, 2006, p. 5). Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Harold Lasswell dimana cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan, Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? (Mulyana, 2005, p.62). Dalam penelitian ini, yang menjadi Who adalah KORLANTAS. Says what atau pesannya adalah Surat Izin Mengemudi (SIM) online. In which channel atau medianya adalah brosur. To whom yang artinya kepada siapa yaitu masyarakat pembaca brosur di Surabaya dan yang terakhir with what effect yang artinya efek dari komunikasi tersebut yaitu pengetahuan. 1

2 Ada 3 efek komunikasi menurut Effendy (2006, p.316), efekefek tersebut antara lain kognitif, afektif dan behavioral. Efek kognitif merupakan efek yang terjadi akibat yang timbul dari diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya, lalu efek afektif berhubungan dengan perasaan dan efek behavioral merupakan akibat yang muncul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti mengenai efek kognitif (pengetahuan) dari masyarakat pembaca brosur SIM online. Karena berdasarkan fakta yang ada, bahwa banyak masyarakat yang belum paham mengenai SIM online maka dari itu penulis ingin mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat pembaca brosur di Surabaya mengenai SIM online. Pengetahuan menurut Engel, Blackwell & Miniard (1994, p.316) adalah seberapa banyak informasi tersimpan dalam ingatan seseorang ketika menerima sebuah informasi. kemungkinan hasil yang dimunculkan dari tingkat pengetahuan adalah tinggi, sedang atau rendah. Penelitian ini meneliti mengenai tingkat pengetahuan masyarakat pembaca brosur di Surabaya mengenai SIM online. Program SIM online ini dibuat untuk mempermudah masyarakat Indonesia dalam mengurus perpanjangan SIM. Melalui program SIM online ini, masyarakat dapat mengurus perpanjangan SIM di kota tempat tinggal mereka sekarang, sehingga masyarakat yang merantau ke kota lain tidak perlu kembali ke kota asalnya untuk mengurus perpanjangan SIM. Namun, masih banyak masyarakat yang belum paham mengenai SIM online ini. Hal ini terbukti dari berita yang di upload diwebsite milik SURYA dengan judul Tidak Semua Warga Paham Pelayanan SIM Online

3 (http://surabaya.tribunnews.com/2015/10/12/tidak-semua-wargapaham-pelayanan-sim-online diakses pada tanggal 9 Agustus 2016). Gambar I.1 Pemberitaan di website SURYA Sumber: (http://surabaya.tribunnews.com/2015/10/12/tidak-semuawarga-paham-pelayanan-sim-online diakses pada tanggal 9 Agustus 2016) Dalam gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa warga Surabaya masih belum paham mengenai SIM online. Mereka tidak tahu, bahwa layanan ini hanya berlaku untuk pendatang yang kota asalnya terdaftar dalam 48 kota yang Satuan Penyelenggara Administrasi SIM (SATPAS)

4 nya terkoneksi secara online. Untuk di daerah Jawa Timur salah satu daerah yang terkoneksi, yaitu Surabaya. Selain itu berdasarkan wawancara kepada bapak Okta Prasetiyadi, S.Kom, sebagai Baumrin Rekidensim Satlantas Polrestabes Surabaya, ia mengatakan program baru SIM online ini bisa diakses sendiri menggunakan internet di rumah namun hanya untuk pendaftarannya saja. Untuk pengecekan data harus dilakukan di Satpas, masyarakat berasumsi bahwa mereka dapat membuka data serta melakukan perpanjangan SIM dirumah. Ketidakpahaman ini salah satunya disebabkan faktor pendidikan yang rendah atau bahkan tidak berpendidikan (Okta Prasetiyadi, S.Kom, Baumrin Rekidensim Satlantas Polrestabes Surabaya, tanggal 1 Agustus 2016). Selain itu, penulis juga melakukan survei awal dengan menanyakan kepada 30 masyarakat Surabaya yang telah memiliki SIM secara acak. Berdasarkan survei singkat yang dilakukan penulis, maka hasilnya sebagai berikut. Tabel I.1 Hasil Survei acak kepada 30 orang di Surabaya Pertanyaan Hasil Jawaban Ya (%) Tidak (%) Apakah anda mengetahui bahwa mengurus perpanjangan SIM tidak perlu kembali ke kota asal, 8 26.7 22 73.3 anda hanya perlu mendaftar di kota-kota yang terdaftar dalam program SIM online. Sumber : Olahan penulis, Mei 2016

5 Dari survei awal yang dilakukan peneliti dengan menanyakan kepada 30 orang di Surabaya secara acak dapat disimpulkan, bahwa masih banyak yang tidak tahu mengenai SIM online. Dari hasil survei, hanya 8 dari 30 orang yang tahu mengenai SIM online. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Surabaya masih ada yang belum tahu mengenai program SIM online. Fakta-fakta tersebut membuat peneliti ingin meneliti mengenai program SIM online yang launching 6 Desember 2015 lalu POLRI adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri (http://korlantas.polri.go.id/wp-content/uploads/2015/11/perkap9-2012-sim.pdf) diakses pada tanggal 2 Agustus 2016). POLRI bertanggung jawab langsung di bawah presiden dengan mengemban segala tugas-tugas kepolisian di seluruh wilayah Indonesia. POLRI memiliki visi yaitu terwujudnya pelayanan keamanan dan ketertiban masyarakat yang prima, tegaknya hukum dan keamanan dalam negeri yang mantap serta terjalinnya sinergi polisional yang proaktif (https://www.polri.go.id/tentang-visimisi.php diakses pada tanggal 2 Agustus 2016). Dalam melaksanakan tugas pokok, POLRI dibagi menjadi beberapa unsur, salah satunya Korps Lalu Lintas (KORLANTAS). Korlantas bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi lalu lintas yang meliputi pendidikan masyarakat, penegakan hokum, pengkajian masalah lalu lintas, registrasi, dan identifikasi pengemudi kendaraan bermotor serta mengadakan patroli jalan raya. (http://korlantas.polri.go.id/wp-content/uploads/2015/11/perkap9-

2012-SIM.pdf) diakses pada tanggal 2 Agustus 2016). Oleh karena itu salah satu tugas KORLANTAS adalah untuk menjaga keamanan dan ketertiban dalam berlalu lintas adalah dengan pembuatan SIM (Surat Izin Mengemudi). Menurut Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2012 Bab I pasal 1 tentang Surat Izin Mengemudi SIM (Surat Izin Mengemudi) adalah: SIM (Surat Izin Mengemudi) adalah tanda bukti legitimasi kompetensi, alat kontrol, dan data forensik kepolisian bagi seseorang yang telah lulus uji pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan untuk mengemudikan kendaraan bermotor di jalan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan berdasarkan Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2012 tentang Surat Izin Mengemudi) (http://korlantas.polri.go.id/wpcontent/uploads/2015 /11/PERKAP9-2012-SIM.pdf diakses pada tanggal 2 Agustus 2016). KORLANTAS mempunyai program baru yaitu program SIM online. Dimana dahulunya jika ingin mengurus perpanjangn SIM, masyarakat yang berasal dari daerah lain harus kembali ke daerah asal pembuatan SIM mereka untuk mengurusnya. Namun sekarang, para pemilik SIM hanya tinggal mendaftar secara online di www.korlantas.polri.go.id dan mengisi data-data di website. Pemilik SIM diharuskan mengisi beberapa ujian pengetahuan tentang berkendara dan aturan lalu lintas, kemudian pemilik SIM hanya tinggal datang ke lokasi-lokasi SIM keliling atau SATPAS untuk mengurus sisanya seperti untuk membayar dan melakukan tes kesehatan, serta foto dan cap jari (http://sinyalnews.com/korlantas-luncurkan-simonline-di-senayan/ diakses pada tanggal 2 Agustus 2016). Sehingga dalam hal ini, penghematan biaya tambahan bisa ditekan seiring 6

dengan pemberlakuan program SIM online, karena ketika perpanjangan SIM tidak dilakukan secara online, maka masyarakat harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menjangkau SATPAS di mana SIM yang dimiliki terdaftar. (Majalah Ditlantas Polda Jatim, Desember 2015). SIM online ini sebenarnya ditujukan untuk masyarakat yang ingin memperpanjang SIM namun tidak dapat kembali ke kota asalnya, untuk pembuatan SIM yang benar-benar baru tetap harus mendaftar dulu ke SATPAS terdekat, kemudian setelah SIM di keluarkan baru bisa mendaftar SIM online. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada Aiptu Sami selaku Kepala Satuan Unit di Satlantas Polrestabes Surabaya sosialisasi program SIM online dilakukan sejak 06 Desember 2015 sampai sekarang. Sosialisasi dilakukan melalui beberapa media seperti radio, media cetak dan televisi. Berita yang ditampilkan dan ditayangkan pun membahas mengenai program SIM online dengan sosialisasi secara melalui beberapa media tersebut. Berdasarkan wawancara penulis kepada Aiptu Sami selaku Kepala Satuan Unit di Satlantas Polrestabes Surabaya: Sosialisasi ini merupakan program Public Relations dengan tujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat Surabaya dan mengajak agar masyarakat Surabaya mau menggunakan SIM online. ( 4 Agustus 2016). Peneliti memilih masyarakat di Surabaya karena Surabaya merupakan salah satu kota yang terpilih untuk melaksanakan peresmian SIM online. Sosialisasi SIM online salah satunya diadakan di Jawa Timur yaitu dikota Surabaya saat hari Minggu yang berarti car free day, tepatnya ditaman Bungkul. SATLANTAS Polrestabes Surabaya AKBP Andre Manuputi mengatakan SIM Online ini 7

ditujukan melayani masyarakat luar kota Surabaya yang kebetulan bekerja di Surabaya. Awalnya sistem ini baru bisa mengcover 45 daerah di Indonesia dan sekarang bertambah menjadi 48 daerah. Di Jawa Timur, baru kota Surabaya saja yang bisa dilayani sistem online. Pelayanan SIM online di 48 daerah akan dilayani oleh Satuan Pelaksana Administrasi SIM (Satpas) yang sudah terkoneksi data base e-ktp dan e-sim. Di Surabaya, pengurusan SIM online bisa dilakukan di Satpas Colombo dan SIM keliling. SIM online ini terkoneksi dengan server Kementrian Dalam Negeri (KEMENDAGRI). Sehingga dapat mendeteksi secara otomatis identitas seseorang palsu maupun ganda (http://suaraindonesianews.com/di-surabaya-sim-online-sudah-bisa-dinikmati/ tanggal 8 Agustus 2016). 8 diakses Menurut Onong Effendy, ada 2 macam proses komunikasi yaitu primer dan sekunder (Effendy, 2006, p.11-16). Dalam penelitian ini proses komunikasi yang terjadi adalah proses komunikasi sekunder dimana Kapolri sebagai komunikator menggunakan bahasa (lambang) sebagai media pertama dan alat atau sarana sebagai media kedua. Proses komunikasi primer adalah pross penyampaian pikiran atau perasaan sesorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai medianya. Sedangkan proses komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang pada media pertama. (Effendy, 2006, p.11-16). Berdasarkan uraian diatas, contoh dari proses komunikasi primer adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan sebagainya

yang mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator pada komunikan. Sedangkan contoh dari komunikasi sekunder adalah surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain-lain. (Effendy, 2006, p.11-16) Namun proses komunikasi sekunder sendiri masih dibagi menjadi dua yaitu media massa (mass media) dan media nirmassa atau media nonmassa (non-mass media). Media massa misalnya radio, surat kabar, media cetak, televisi dan lain-lain. Media massa memiliki ciri massif atau massal yang artinya ditujukan kepada sejumlah orang yang relatif banyak. Sedangkan media massa atau media nonmassa itu seperti surat, telepon, telegram, poster, papan pengumuman, buletin, folder, majalah organisasi, radio amatir atai CB, televisi daerah, dokumenter yang tertuju kepada satu orang atau sejumlah orang yang jumlahnya relatif sedikit (Effendy, 2006, p.18). Media massa yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous). (Ardianto, 2005, p.39). Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan bapak Okta Prasetiyadi, S.Kom, sebagai Baumrin Rekidensim Satlantas Polrestabes Surabaya, ia mengatakan bahwa pihak KORLANTAS telah menggunakan beberapa media seperti radio, media cetak, televisi sebagai media penyebaran informasi mengenai SIM online. Hal ini menunjukan bahwa KORLANTAS menggunakan media massa dalam mensosialisasikan program SIM online karena mencakup jumlah yang cukup besar yaitu seluruh masyarakat di Indonesia (Okta Prasetiyadi, S.Kom, Baumrin Rekidensim Satlantas Polrestabes Surabaya, tanggal 9

10 8 Agustus 2016). Namun dalam penelitian ini media yang digunakan peneliti adalah media brosur saja. Alasan peneliti hanya menggunakan media brosur karena jangka penelitian yang panjang, media yang sebelumnya digunakan untuk publikasi seperti televisi, radio dan surat kabar sudah tidak digunakan lagi. Media yang masih digunakan sampai saat ini adalah media brosur saja. Keberhasilan dalam mensosialisasikan isi sebuah pesan dapat ditentukan melalui tingkat pengetahuan khayalak atau masyarakat mengenai pesan yang disampaikan oleh komunikator. Media brosur merupakan satu-satunya media yang paling sering digunakan untuk menyebarkan informasi mengenai SIM online, selain itu media brosur adalah media yang paling aktif digunakan sampai sekarang. Peneliti meneliti tingkat pengetahuan msayarakat pembaca brosur di Surabaya mengenai program tersebut. Tingkat pengetahuan di sini maksudnya adalah salah satu akibat dari perubahan yang terjadi dari efek komunikasi, yang diklasifikasikan ke dalam efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi oleh khalayak (Rakhmat, 2004, p.219). Berdasarkan hal tersebut maka peneliti ini akan melakukan penelitian dengan mengambil judul Tingkat Pengetahuan Masyarakat Pembaca Brosur mengenai Surat Izin Mengemudi (SIM) Online. I.2. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang yang telah dipaparkan diatas dapat dikemukakan suatu perumusan masalah yaitu: Bagaimana Tingkat Pengetahuan Masyarakat Pembaca Brosur mengenai Surat Izin Mengemudi (SIM) Online?

11 I.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat pembaca brosur mengenai Surat Izin Mengemudi (SIM) online. I.4. Batasan Penelitian Agar Penelitian ini sesuai dengan tujuan pembahasan, maka peneliti melakukan pembatasan penelitian dengan rincian sebagai berikut : 1. Masalah yang di teliti adalah mengenai tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya mengenai prosedur pengurusan Surat Izin Mengemudi online melalui brosur. 2. Subjek penelitian adalah masyarakat pembaca brosur di Surabaya yang memiliki SIM dan telah membaca brosur SIM online. Masyarakat yang dipilih berusia 17 tahun sampai 65 tahun dimana diusia tersebut orang bisa memiliki SIM dan mampu mengendarai kendaraan. (Wawancara ulang peneliti dengan Okta Prastiadi, S.Kom, Baurmin Regident SIM Satlantas Polrestabes Surabaya 6 Maret 2017). 3. Objek penelitian adalah tingkat pengetahuan mengenai SIM online. 4. Penelitian ini dilakukan di Surabaya sebagai salah satu kota yang terpilih untuk melakukan peresmian SIM online. 5. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.

12 I.5. Manfaat Penelitian I.5.1. Manfaat Teoritis Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan memberikan informasi serta pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi. I.5.2. Manfaat Praktis Dapat memberikan masukan pada pihak KORLANTAS dan SATLANTAS untuk lebih meningkatkan kegiatan pelaksanaan, informasi, dan sosialisasi mengenai Surat Izin Mengemudi (SIM) online di Surabaya.