BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK MESIN DC MOTOR DC PENGUATAN TERPISAH

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

TUGAS PERTANYAAN SOAL

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini memanfaatkan energi cahaya matahari untuk menggerakan

3. METODE PENELITIAN

Elektronika Lanjut. Motor Listrik. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

3/4/2010. Kelompok 2

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

ANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM

ELECTRICAL MOTOR HASBULLAH, ST, MT. Bandung, Februari 2009

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

Universitas Medan Area

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. TUGAS ke 5. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II LANDASAN TEORI Defenisi Umum Solar Cell

PERANCANGAN MESIN LISTRIK PEMOTONG RUMPUT DENGAN ENERGI AKUMULATOR ABSTRAKSI

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

II. Tinjauan Pustaka. A. State of the Art Review

BAB II TINJAUAN UMUM

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

PANDUAN PRAKTIKUM DASAR KONVERSI ENERGI. Disusun oleh: Ervan Hasan Harun, ST.,MT NIP

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut;

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

Induksi Elektromagnetik

Mulai. Pengumpulan Data

Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK

PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER

2. TINJAUAN PUSTAKA. Tenaga matahari atau yang biasa disebut tenaga surya (solar energy)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN SEL SURYA DAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI PADA AREA GEDUNG K.H. MAS MANSYUR SURAKARTA

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007)

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2.

PEMBUATAN SEPEDA LISTRIK BERTENAGA SURYA SEBAGAI ALAT TRANSPORTASI ALTERNATIF MASYARAKAT

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PEDAGANG KAKI LIMA (SOLAR CELL) TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya

Klasifikasi Motor Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB I PENDAHULUAN. Energi matahari tersedia dalam jumlah yang sangat besar, tidak bersifat polutif, tidak

Deskripsi LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM YANG DITINGKATKAN

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

ANALISIS TAHANAN DAN STABILITAS PERAHU MOTOR BERPENGGERAK SOLAR CELL

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab

RANCANG BANGUN GENERATOR ELEKTRIK PADA SPEED BUMP PENGHASIL ENERGI LISTRIK DENGAN SISTEM PEGAS TORSIONAL

PERANCANGAN SUMBER ENERGI HYBRID PADA ALAT MESIN PENGERING IKAN

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satunya upaya untuk mempertahankan kenyaman kondisi lingkungan, yaitu

RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG KABEL ROBOTIK TIPE WORM GEAR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sangat di butuhkan pada zaman modern ini, karena saat ini kebutuhan manusia akan teknologi

Transkripsi:

2.1 Mesin Pemotong Rumput BAB II LANDASAN TEORI Alat pemotong rumput adalah mesin yang digunakan untuk memotong rumput atau tanaman. Mesin ini biasa digunakan untuk merapikan taman dan juga untuk membersihkan ladang dari rumput ilalang atau rumput jenis lainya.(nofriady. H, 2013). Alat ini diperlukan untuk membantu melakukan perawatan terhadap lingkungan sekitar yang ingin dikelola. Pada perancangan ini, penulis melakukan pemilihan terhadap jenis-jenis mesin potong yang akan digunakan. Dan memiliki kriteria yang dapat diputarkan menggunakan motor elektrik, penggerak dihubungkan secara langsung dengan pisau potong sehingga tidak memerlukan transmisi dan putaran yang dihasilkan tergantung spesifikasi morotor yang digunakan. Selanjutnya pisau pemotong harus menggunakan material yang kuat dan tahan benturan. Beberapa jenis alat potong rumput yang sudah banyak digunakan dikehidupan kita dan tersedia dipasaran. 6

7 Tabel 2.1 Mesin potong rumput yang banyak digunakan No Tipe Deskripsi 1 Model dorong (Gambar 2.3) 2 Model gendong (Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 ) Mesin potong jenis ini hanya digunakan dalam bidang permukaan tanah yang rata Mesin tersebut dapat memotong rumput sampai pinggir sesuai jalur roda Pemotong rumput model dorong hanya memiliki satu model pisau pemotong berupa blade (piringan) yang berbentuk segi empat. Satu mesin model dorong punya dua piringan itu. Mesin tipe ini cocok untuk lapangan ataupun halaman yang berpermukaan tanah bergelombang dan tak rata. Mesin tersebut memiliki gagang besi yang panjang dan alat pemotong yang tajam. Untuk mesin pemotong rumput model gendong, ada tiga macam pisau yaitu model palang, bulat bergigi delapan, dan bulat bergigi 80. Model palang digunakan untuk memotong rumput besar seperti alang-alang, rumput gajah, dan lain-lain. Model bulat bergigi delapan bisa untuk memangkas semak-belukar. Model bulat bergigi 80 dipakai untuk memotong tumbuhan yang lebih besar. Gambar 2.1 Mesin potong rumput gendong listrik ("Mesin Potong Rumput Gendong," 2016)

8 Gambar 2.2 Mesin potong rumput gendong("mesin Potong Rumput Gendong," 2016) Gambar 2.3 Mesin potong rumput dorong ("Mesin Potong Rumput Dorong," 2016) Dalam perancangan Alat Pemotong rumput ini perlu dilakukan penghitungan beban yang bekerja pada komponen-komponen utama pembentuknya antara lain :

9 Perhitungan yang digunakan dalam merancang poros utama yang mengalami beban puntir dan beban lentur antara lain: 2.1.1 Torsi Mesin Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja, jadi torsi adalah suatu energi. Besaran torsi adalah besaran turunan yang biasa digunakan untuk menghitung energi yang dihasilkan dari benda yang berputar pada porosnya. Apabila suatu benda berputar dan mempunyai besar gaya sentrifugal sebesar F, benda berputar pada porosnya dengan jari-jari sebesar r, maka besar torsi adalah: T = torsi (N.m) T = F x r (2.1) F = gaya (N) r = jari-jari pisau potong (m) Karena adanya torsi inilah yang menyebabkan benda berputar terhadap porosnya dan benda akan berhenti apabila ada usaha melawan torsi dengan besar yang sama dan arah yang berlawanan. 2.1.2 Daya Motor (Power) Untuk menghitung daya yang bekerja pada motor listrik yang digunakan sebagai penggerak utama mesin potong listrik tenaka surya ini adalah dengan perhitungan sebagai berikut : P = T x ω (2.2) ω = 2π. N/60 (2.3) dengan: P = daya transmisi (watt) N = putaran mesin (rpm) T = torsi (N.m) ω = kecepatan sudut (rad/s)

2.1.3 Kekuatan Poros Pisau 10 Untuk menentukan kekuatan poros pisau, dapat ditentukan dengan pesamaan sebagai berikut : Dimana : τ p = Tegangan puntir (N/mm 2 ) T e = Torsi / Momen puntir (Nmm) = Jari- jari poros (mm) Ip = Momen inersia polar (mm 4 ) d = Diameter poros (mm) 2.2 Komponen Elektrik τ p = τ p = τ p = T. e l p (2.4) T. d/2 πd 4 /32 16. T πd 3 (2.5) 2.2.1 Sel Surya (photovoltaic) Photovoltaik (PV) adalah perangkat yang mengkonversi energi matahari langsung ke listrik. Sandwich silikon, didoping dengan pengotor untuk membantu aliran elektron (listrik). Jenis n didoping dengan arsenik, antimon atau fosfor, ini menambah elektron ekstra. Jenis p didoping dengan boron, aluminium atau iridium, ini mengambil elektron. Sinar matahari menyediakan energi untuk membuat aliran arus dari sisi jenis n ke sisi jenis p. Setiap sandwich hanya menghasilkan sejumlah kecil listrik, sekitar 0,5 volt. Kelompok 40 atau 50 sandwich untuk membuat sel surya dari 20 sampai 25 volt.(wibowo, 2015)

11 Gambar 2.4 Cara kerja Photovoltaic (Wibowo, 2015) Teknologi photovoltaik (PV) merupakan suatu teknologi konversi yang mengubah cahaya (photo) menjadi listrik (volt) secara langsung (direct conversion). Peristiwa ini dikenal sebagai efek photolistrik (photovoltaic affect). Didalam proses konversi cahayalistrik tidak ada bagian yang bergerak, sehingga produk teknologi photovoltaik memiliki umur teknis yang panjang lebih dari 25 tahun(tundawan, 2002). Gambar 2.5 Photovoltaic("Konsep Kerja Sistem PLTS," 2011)

12 Pemilihan sistem penggerak elektrik memungkinkan untuk menambahkan fungsi tambahan pada alat ini, salah satunya menambahkan komponen yang berfungsi sebagai komponen yang dapat melakukan pengisian kembali energy dari alam. Hal tersebut dewasa ini dapat dilakukan dengan menambahkan komponen tambahan berupa alat pengkonversi energy dari energy panas menjadi energy listrik dengan menggunakan solar sell atau yang lebih banyak dikenal dengan photovoltaic (PV). Pemilihan PV dapat disesuaikan dengan kubutuhan penggunaka, karena ksudah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan terhadap teknologi ini, seperti dapat dilihat pada Gambar 2.6 Gambar 2.6 Photovoltaic. Photovoltaic bekerja dengan prinsip yaitu dengan mengubah sinar matahari menjadi suatu bentuk energy listrik dimana menggunakan prinsip semikonduktansi (pn junction). Jika intensitas sinar matahari meningkat, maka nilai arus yang keluar akan semakin meningkat pula (Setiono, 2011). Untuk menentukan besarnya daya (P) dapat digunakan rumus sebagai berikut : P = I x V (2.6) Dimana : P = Daya yang dihasilkan (Watt) I = Arus yang diperoleh (A) V= Tegangan yang diperoleh (Volt)

13 Sehingga dengan penambahan komponen ini akan menambah endurance alat ini ketika digunakan disiang hari karena memanfaatkan energy yang tersedia di alam. 2.2.2 Charger Control Rangkaian ini adalah rangkaian charger baterai yang bekerja secara otomatis pemutus arusnya. Penggunaan relay pada rangkaian ini bertujuan supaya pada saat aki penuh rangkaian akan benar-benar terputus dengan sumber, alasan ini merupakan pertimbangan yang penting untuk penghematan energi, selain itu juga bertujuan untuk proteksi terhadap baterai supaya umur pakainya lebih lama. Adapun rangkaian yang digunakan untuk menghubungkan aliran listrik dari baterai, solar panel, dan motor dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut ini. Gambar 2.7 Rangkaian charger electric (Narimo, 2014) 2.2.3 Baterai Perhitungan baterai berupa perencanaan baterai yang dibutuhkan oleh solar cell dan menghitung lamanya waktu pengecasan baterai. Baterai harus memiliki kapasitas ampere jam yang cukup untuk memasok kebutuhan listrik selama periode terpanjang yang diperkirakan "tidak ada matahari" atau kondisi yang sangat berawan. Sebuah baterai asam timbal harus berukuran minimal 20% lebih besar dari nilai ini. Jika ada sumber listrik cadangan, seperti generator siaga bersama dengan pengisi baterai, ukuran bank baterai tidak harus disediakan untuk kondisi cuaca terburuk. Ukuran bank baterai

14 yang diperlukan akan tergantung pada kapasitas penyimpanan yang diperlukan, tingkat maksimum pengurasan, tingkat pengecasan maksimum, dan suhu minimum di mana baterai akan digunakan. Dalam perencanaan, semua faktor ini dimasukkan dalam perhitungan, dan kapasitas dibutuhkan terbesar akan menentukan ukuran baterai. Teknologi Lithium Ion Penelitian tentang baterai Lithium telah dimulai pada saat tahun 1912, namun butuh hingga sampai abad ke-21 untuk membuat baterai lithium berbentuk ekonomis dan dapat digunakan untuk perangkat para konsumen. Alasa utamanya adalah kesulitan dalam penggunaannya yang tidak stabil dalam kondisi tertentu. Dibandingkan dengan baterai yang lebih tua, Nickel-Cadmium dan baterai isi ulang Nikel Metal Hydride, baterai Lithium Ion lebih baik karena Li-Ion memiliki kepadatan energi yang lebih spesifik (energi yang tersimpan per satuan volume), memiliki tingkat self-discharge yang lebih rendah, ditambah mereka tidak memiliki karateristik yang sama dengan baterai tua yang lainnya dan untuk menghindari siklus "memory effect. Baterai Lithium Ion menggunakan logam senyawa oksida pada katoda, yaitu elektroda positif selama baterai dalam posisi discharge.(plimbi, 2011) Gambar 2.8 Li ion Baterai(Plimbi, 2011) Penentuan kapasitas baterai berupa hubungan antara ampere dan persyaratan ampere jam terhadap efek pada baterai tegangan rendah DC. Misalnya, kita memiliki sistem nominal 24V dan inverter untuk beban 3 ampere, 120VAC, yang memiliki siklus tugas 4 jam per hari. Kita akan memiliki 12 ampere jam beban (3A X 4 jam = 12 ah). Namun, untuk menentukan pengurasan yang benar pada baterai, kita harus membagi tegangan beban (120V) dengan tegangan baterai nominal (24 V) yang hasilnya adalah

15 5, dan kemudian kita kalikan dengan 120 VAC ampere jam (5 x 12 Ah). Jadi dalam hal ini perhitungan akan menjadi 60 ampere jam terkuras dari baterai, bukannya 12 Ah. Cara lain yang sederhana adalah dengan mengambil total watt-jam perangkat 120 VAC kita dan dibagi dengan tegangan nominal sistem. Menggunakan contoh di atas; 3 ampere x 120 volt x 4 jam = 1440 watt jam dibagi dengan 24 volt DC = 60 ampere jam (Wibowo). Dari referensi di atas, untuk menentukan kapasitas baterai dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut: Daya Batrai P (t) (W. h) (2.7) = Kapasitas Baterai (Ah) x Tegangan baterai (V) Sedangkan Lama waktu pengisian dapat ditentukan dengan : Lama Pengisian (hour) = Daya Batrai P (t)(w. h) Daya Pengisian (W) (2.8) 2.3 Motor (Wibowo, 2015) Gambar 2.9 klasifikasi jenis utama motor listrik(permana, 2015) 2.3.1 Motor DC Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus

16 dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas. Gambar 2.10 Sebuah motor DC (Permana, 2015) 2.3.2 Kutub medan Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan. (Permana, 2015) 2.3.3 Dinamo Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo. (Permana, 2015)

2.3.4 Commutator 17 Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Commutator juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya. Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur : Tegangan dinamo meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan Arus medan menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan. Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya. Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC.(Permana, 2015) Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan berikut : Gaya elektromagnetik : E = KΦN (2.9) Torque : Dimana : T = KΦI a (2.10) E = gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)

Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit) T = torque electromagnetik Ia = arus dinamo K = konstanta persamaan 18