BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (entrepreneurship) sering sekali terdengar, baik dalam bisnis, seminar, pelatihan,

BAB I PENDAHULUAN. rakyatnya. Pembangunan ekonomi suatu bangsa juga merupakan pilar penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367).

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sebuah perusahaan dapat menjadi sukses dalam waktu jangka

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberadaan usaha kecil menengah (UKM) di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB V PENUTUP. Faktor Sukses Wirausahawan Wanita di Kota Bandung yang dapat dilihat di

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

Abstrak. Kata kunci: pemberdayaan, kesejahteraan, potensi, koperasi wanita

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi disemua negara berkembang. Menurut Thee Kian Wie, kemiskinan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk individu dalam kesehariannya untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Negara-negara di ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang pada gilirannya merupakan penawaran tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. banyak pengetahuan yang dimiliki oleh stakeholder dari sebuah perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kurang kokohnya perekonomian Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional telah menunjukkan bahwa kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan merupakan suatu kebutuhan individu dalam memenuhi. perekonomiannya, bermacam-macam pekerjaan telah menjadi pilihan setiap

BAB I PENDAHULUAN. tolong-menolong antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Itulah

Profil UMKM Sepatu dan Sandal di Kecamatan Medan Denaiˏ Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: Rineka Pustaka, 2002, hal. 137

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang akan mengalami pertumbuhan lebih lambat dari pada yang. tumpuan harapan bagi pembangunan (Purnama, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. besar mengalami kebangkrutan dan memberikan beban berat bagi negara

BABI PENDAHULUAN. beberapa negara khususnya Negara-negara yang menganut teori ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan komunikasi dan manajemen untuk membobilisasi manusia, uang,dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBERDAYAAN WANITA DALAM KEUANGAN SYARIAH Pengalaman & Kiat-Kiat Memulai Usaha. Created by : Indana Saramita Rachman Executive Secretary

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang berkembang, salah satunya bidang yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor. mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin banyak, hal ini disebabkan karena faktor urbanisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. keberhasilan koperasi, jumlah anggota, modal, kualitas SDM, partisipasi anggota

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Pada Era modern ini dunia wirausaha tidak hanya didominasi oleh lakilaki

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

I. PENDAHULUAN. tahun keuangan mikro (international microfinance year 2005), dimana lembaga

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki

Kegiatan Diskusi Rutin 3 Bulanan, OLEH : AMELIA HAYATI, SSI.,MT. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini kehidupan berkoperasi telah menjadi kebutuhan masyarakat, sebab

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

BAB I PENDAHULUAN. lebih bebas. Oleh karena itu, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) akan bersaing. negara ASEAN (Purwaningsih dan Kusuma, 2015).

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB I PENDAHULUAN. negara. Khususnya bagi industri-industri, perusahaan dan pelaku ekonomi lainnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan industri saat ini mendapat tantangan yang semakin

Rencana usaha merupakan catatan ringkas yang dibuat oleh wirausaha. untuk menggambarkan operasi dan menerangkan soal keuangan, tahap

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara

BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. berlomba-lomba menciptakan terobosan untuk meningkatkan daya saing demi

BAB I PENDAHULUAN. menurut data BPS Kota Padang dalam angka 2016, angka harapan hidup Kota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang termasuk Negara Indonesia di dalamnya. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu Negara

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, SEGMENTASI PASAR DAN MODAL USAHA TERHADAP LABA USAHA INDUSTRI KERAJINAN MEUBEL DI SAMBI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1 Universitas Indonesia

Oleh: Elfrida Situmorang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu upaya untuk mencapai pertumbuhan kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakat. Pembangunan dapat dikatakan berhasil apabila mampu meningkatkan kesejahteraan dalam arti luas (Arsyad, 2010). Pengaruh kondisi jumlah penduduk yang mempunyai kualitas yang memadai akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya penduduk yang mempunyai kualitas rendah akan menjadi beban dalam pembangunan. Pembangunan dijalankan oleh suatu negara, merupakan upaya untuk mempercepat pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di suatu negara, yang tidak dapat dilepas dari peranan pengusaha swasta besar, menengah maupun kecil. Peranan wirausaha dalam pembangunan, adalah dapat menyerapnya tenaga kerja yang banyak dan perputaran uang yang besar dan cepat, serta mendukungan pertumbuhan dan perkembangan barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia. Dapat dikatakan bahwa wirausaha merupakan pejuang bangsa di bidang pembangunan ekonomi, karena dapat meningkatkan ketahanan nasional, dan mengurangi ketergantungan dari negara lain (Arsyad, 2010). Perencanaan pembangunan partisipatif dipandang sebagai sebuah metodologi yang menghantarkan pelaku-pelakunya untuk dapat memahami masalah yang dihadapi, menganalisa akar-akar masalah tersebut, mendesain tindakan-tindakan terpilih dan memberikan kerangka untuk pemantauan dan 1

evaluasi pelaksanaan program. Dari 6,1 miliar penduduk dunia setengahnya adalah perempuan. Dengan jumlah yang banyak ini perempuan mempunyai andil besar dalam setiap bidang kehidupan yang sama besarnya dengan laki-laki khususnya dalam perencanaan pembangunan partisipatif (Rinawati, 2004). Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi faktor yang sangat penting terhadap tinggi rendahnya pembangunan ekonomi, hal ini karena dalam suatu proses produksi, peran Sumber Daya Manusia (SDM) sangat penting dibutuhkan yaitu sebagai tenaga kerja dan sekaligus sebagai pengusaha yang bertugas mengkombinasikan beberapa faktor produksi dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa. Oleh karena itu, jika suatu negara menginginkan tingkat pembangunan ekonomi yang tinggi maka negara tersebut harus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) nya terlebih dahulu. Cara meningkatkan kualitas diantaranya dapat dilakukan dengan mengembangkan kualitas ilmu pengetahuan, kualitas teknologi, memberikan pelatihan keterampilan, serta membina sikap dan pola pikir yang positif (Gomes, 2002). Tenaga kerja ini dapat juga dibedakan atas tenaga kerja laki-laki dan tenaga kerja wanita. Sebelum globalisasi, terdapat perbedaan gender antara lakilaki dan wanita. Wanita lebih diposisikan ke tanggung jawab terhadap pekerjaanpekerjaan domestik yang umumnya tidak dinilai secara ekonomi. Sedangkan lakilaki tugas pokoknya adalah mencari nafkah. Hal ini yang menyebabkan peran atau kontribusi wanita ke pembangunan nasional menjadi terbatas dibandingkan lakilaki (Endang, 2008). Tetapi sekarang karena kondisi ekonomi bangsa Indonesia yang tidak menentu berdampak luas dan memberatkan kehidupan masyarakat dari 2

semua lapisan dan mendorong wanita ikut berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi sebagai upaya meningkatkan perekonomian keluarga. Siapapun saat ini dapat mendukung pembangunan. Majunya perekonomian Indonesia saat ini dalam bidang wirausaha tidak hanya dimiliki oleh para lelaki tetapi sejak adanya emansipasi wanita, wanita pun mulai tergerak untuk membuat suatu usaha yang dapat dijadikan tumpuan hidupnya kelak atau sebagai pekerjaan sampingan untuk membantu membiayai kehidupan keluarganya serta sebagai bukti bahwa wanita mampu berdiri dikaki sendiri. Melihat kepada fenomena di lapangan saat ini, menunjukkan bahwa wirausaha wanita di Indonesia memegang peranan yang penting di bidang usaha mikro, kecil dan menengah. Dalam kenyataannya, kegiatan usaha yang dijalankan oleh wanita mewakili 60% dari jumlah keseluruhan usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia dan memberikan kontribusi yang besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 254,9 juta jiwa berdasarkan komposisi gender, terdiri dari 128.4 juta berkelamin pria dan 126,5 juta adalah wanita. Setiap tahunnya rasio perbandingan ini terus meningkat, Persebaran penduduk lebih banyak di pedesaan sebanyak 128,5 juta jiwa, sedangkan di perkotaan sebanyak 126,4 juta jiwa. Namun pertambahan penduduk di perkotaan tercatat lebih besar dari pada di pedesaan yaitu sebesar 1,75 %, sedangkan di pedesaan hanya 0,52%. Masuknya angkatan kerja wanita ke berbagai sektor manandakan bahwa tidak ada batasan lagi untuk bekerja bagi wanita. Banyak lapangan pekerjaan yang dulunya hanya di kerjakan oleh kaum lelaki sekarang telah bisa dikerjakan oleh 3

kaum wanita, perubahan yang terjadi seperti sekarang ini sebagai akibat dari perubahan lingkungan ekonomi sosial. Akibat terjadinya perubahan lingkungan sosial ekonomi tersebut menimbulkan kesadaran wanita. Kesadaran wanita tersebut dalam memasuki pasar kerja didorong oleh berbagai faktor. Adapun faktor tersebut adalah faktor sosial ekonomi yaitu tingkat kemiskinan ekonomi, keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, adanya keterbatasan penghasilan suami untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Ketergantungan hidup pada pihak laki-laki yang tidak memadai, mendorong kaum wanita untuk menawarkan dirinya di pasar tenaga kerja. Di sisi lain kita dapat melihat perkembangan yang terjadi di tahun 2015, data yang diperoleh dari Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil serta Menengah (Kemenkop dan UKM) mencatat data, dari 52 juta pelaku usaha mikro kecil dan Menengah(UMKM) diseluruh Indonesia, sebanyak 60% UMKM atau usaha dijalankan oleh perempuan atau wanita. Jumlah wanita di Indonesia sebagai pengusaha atau pemilik usaha terus bertambah mengikuti kemajuan perekonomian nasional dan perkembangan sosial yang semakin modern, yang juga didorong oleh semakin besarnya peluang bagi wanita di Tanah Air untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan kebebasan dalam menentukan jalan hidup pribadinya, termasuk keputusannya untuk menjadi pengusaha atau memiliki usaha sendiri. Namun representasi wirausahawan wanita di Indonesia masih rendah, dan mereka berkonsentrasi terutama di usaha mikro dan kecil (Tambunan, 2012). Kewirausahaan tidak hanya dapat digunakan sebagai kiat-kiat bisnis jangka pendek, tetapi juga sebagai kiat untuk bertahan hidup secara umum dalam 4

jangka panjang. (Suryana 2013). Sedangkan wirausaha (entrepreneur) adalah seorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk dapat dikapitaliskan. (Zimerrer, 2008) Adapun pendapat Asyiek (2009) mengatakan bahwa faktor yang mendorong motivasi dan kesadaran wanita untuk bekerja yaitu suami tidak bekerja, pendapatan rumah tangga rendah sedangkan jumlah tanggungan keluarga cukup tinggi, usia, mengisi waktu luang, ingin mencari uang sendiri dan ingin mencari pengalaman. Menurut Brown dan Brooks (1991) minat adalah kecenderungan untuk memperhatikan dan menyukai beberapa hal atau kegiatan, khususnya terhadap hal tertentu. Kegiatan yang diminati seseorang harus diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang, sehingga diperoleh kepuasan. Lebih lanjut lagi, minat berwirausaha tidak dibawa sejak lahir tapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor yang memengaruhi tumbuhnya keputusan untuk berwirausaha merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor yaitu karakter kepribadian seseorang dan lingkungannya (Fatimah, 2015). Guilford dalam Walgito (1993) mengemukakan bahwa minat adalah kecenderungan untuk memperhatikan dan mencari obyek tertentu, perhatian terhadap obyek cenderung mempengaruhi perilaku individu dalam kegiatan. Berdasar beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu, yang disebabkan karena rasa suka akan sesuatu, menimbulkan rasa tertarik, dan mempengaruhi seseorang 5

untuk berperilaku tertentu. Dalam penelitian ini minat yang dimaksudkan adalah kecenderungan yang tinggi dari seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu yang disukai, didasari bakat yang dimiliki, pengalaman dan pada akhirnya mendorong seseorang untuk mengambil keputusan berwirausaha (Fatimah, 2015). Menurut Leonardus Saiman (2014), di negara-negara maju, keinginan seseorang untuk menjadi pemimpin terhadap dirinya sendiri cukup besar, berkeinginan sukses tanpa harus dibawah tekanan orang lain, misalnya meskipun perusahaan baru berjalan satu tahun, sudah berusaha keras untuk di waralabakan. Motivasi untuk menjadi seorang waralaba biasanya muncul dengan sendirinya, setelah memiliki bekal cukup untuk mengelola usaha dan siap mental secara total. Ada empat hal yang memotivasi seseorang menjadi wirausaha, yaitu laba, kebebasan, impian personal, dan kemandirian. Laba, disini adalah seseorang dapat menentukan berapa laba yang dikehendaki, keuntungan yang diterima, dan berapa yang akan dibayarkan kepada pihak lain atau pegawainnya. Kebebasan adalah bebas mengatur waktu, bebas dari supervisi, bebas dari tekanan atau intervensi pimpinan dan bebas dari aturan budaya organisasi atau perusahaan. Impian personal aalah bebas mencapai standar hidup yang diharapkan, lepas dari rutinitas kerja yang membosankan, impian untuk menentukan visi dan misi dan impiannya sendiri. Sementara itu Kemandirian adalah memiliki rasa bangga, karena dapat mandiri dalam segala hal, seperti permodalan, mandiri dalam pengelolaan manajemen, mandiri dalam pengawasan, serta menjadi manajer terhadap dirinya sendiri (Cut Erika, 2015). Sementara itu menurut Suryana (2013), modal motivasi merupakan dorongan atau semangat untuk maju. Motivasi merupakan modal insani bagi 6

setiap orang untuk terus hidup dan maju. Keberhasilan atau kegagalan berwirausaha sangat tergantung kepada tinggi atau rendahnya motivasi wirausahawan. Usaha yang kurang semangat atau penuh dengan keraguan akan membuat kegagalan (Cut Erika, 2015). Sumber modal merupakan hal yang utama bagi seorang wirausaha, wanita yang menjalankan usaha biasanya lebih sulit dalam mendapatkan sumber pendanaan awal atau modal awal, sehingga lebih mengandalkan aset atau tabungan pribadi, seperti yang dikutip dalam Hisrich (2008). Pembiayaan suatu usaha dapat diperoleh dari modal sendiri maupun dari modal pinjaman, keduanya tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dan kebijakan pemilik usaha. Lebih luas lagi mengenai sumber pendanaan usaha menurut Longenecker, dkk 2003 dalam Saiman (2014), terdapat dua sumber pendanaan usaha, yaitu pendanaan ekuitas atau modal sendiri yang dperoleh dari tabungan individu, teman dan atau saudara, investor perorangan lain, perusahaan lain, perusahaan modal ventura dan penjulan saham. Sumber berikutnya adalah pendanaan dari utang atau pinjaman yang dapat diperoleh dari teman atau saudara, investor perorangan lain, para pemasok bahan baku, pemberi pinjaman berbasis aset, bankbank komersial, program-program yang didukung oleh pemerintah, lembagalembaga swadaya masyarakat, perusahaan besar dan perusahaan permodalan ventura (Fatimah, 2015). Selain itu Bambang dan Mukhlis (2006) mengatakan bahwa wanita lebih memilih untuk bekerja disektor informal agar wanita dapat membagi waktu antara bekerja dan keluarga dan juga alasan lainnya yaitu tidak tersedianya lapangan pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikannya. Salah satu kegiatan sektor 7

informal yang banyak dilakukan adalah usaha dagang seperti industri pengolahan makanan dan sebagainya. Sumatera Barat merupakan provinsi yang memiliki jumlah penduduk yang cukup besar yaitu pada tahun 2010 sebesar 4.846.909 jiwa, dengan penduduk laki-laki sebesar 49,61% dan penduduk wanita sebesar 50,39%. Maka berdasarkan data tersebut terlihat tingginya jumlah penduduk wanita dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Oleh sebab itu, penduduk wanita memiliki potensi yang cukup besar dalam proses pembangunan ekonomi. Ini dibuktikan dengan banyaknya wanita yang bekerja di sektor formal maupun sektor informal. Kota Payakumbuh memiliki aset Penduduk sebanyak 125.690 jiwa dan 63.299 berjenis kelamin perempuan, 62.391 lainnya berjenis kelamin laki-laki. Dan dari data yang didapat dari dinas Koperindag kota Payakumbuh, jumlah wirausaha yang terdaftar di Kota Payakumbuh sebanyak 1818, dan 770 orang dari 1818 itu adalah wirausaha wanita. Dapat kita lihat dikota ini jumlah penduduk wanita lebih banyak daripada penduduk laki-laki, sehingga seharusnya penduduk wanita di kota ini dapat dioptimalkan, dengan adanya wirausaha wanita tersebut. Dan dapat juga dilihat di lapangan sendiri, bahwasanya dikota payakumbuh sangat banyak terdapat wirausaha wanita pada sektor industri pengolahan makanan seperti; Ersy Bersaudara, Oviga, Rendang Yo, Rendang Riri, Rendang Yet, Paniaram Entuna, dsb. Berdasarkan uraian diatas, terlihat adanya peningkatan tenaga kerja wanita sebagai wirausaha, namun belum diketahui secara pasti faktor yang menyebabkannya, apakah itu faktor demografi ataupun faktor sosial budaya. Hal 8

inilah membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wanita untuk Menjadi Wirausaha (Studi Kasus: Industri Pengolahan Makanan di Kota Payakumbuh). 1.2. Rumusan Masalah Pada saat ini terjadi peningkatan partisipasi tenaga kerja wanita di Indonesia. Peningkatan ini tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor demografi, dan faktor sosial ekonomi. Salah satu sektor pekerjaan yang banyak digeluti oleh wanita adalah menjadi wirausaha. Secara umum, jenis pekerjaan ini lebih banyak dilakukan oleh laki-laki karena pekerjaan ini membutuhkan waktu dari pagi hingga siang atau sore sehingga peranan wanita dalam mengurus rumah tangga terabaikan. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk mengangkat kasus ini untuk diteliti. 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan wanita untuk berwirausaha, serta menganalisis factor penentu keputusan wanita untuk berwirausaha. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk berwirausaha. 9

2. Bagi Universitas, dapat dijadikan sumbangan keilmuan dan menambah daftar kepustakaan. 3. Bagi masyarakat, mahasiswa, maupun peneliti selanjutnya yang tertarik dengan topik terkait, dapat dijadikan sebagai rujukan serta tambahan informasi dan tambahan sumber bacaan. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini akan dilakukan secara terarah dan fokus atas masalah yang diteliti. Dengan menganalisis faktor yang mempengaruhi wanita itu sendiri untuk berwirausaha di Kota Payakumbuh. Kota tersebut mempunyai jumlah penduduk yang besar dan banyaknya kaum wanita yang bekerja sebagai wirausaha. Faktorfaktor yang mempengaruhi dilihat dari faktor demografi dan faktor sosial ekonomi responden tersebut. Dalam penelitian ini yang akan diteliti yakni wirausaha wanita di Kota Payakumbuh yang bekerja pada sektor Industri pengolahan saja. Baik itu Pengolahan makanan maupun Pengolahan lain. 1.6. Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun dengan sistematika Bab yang terdiri dari : Bab I Pendahuluan, Bab II Tinjauan Pustaka, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Gambaran Umum Daerah Penelitian, Bab V Temuan Empiris dan Implikasi Kebijakan, Bab VI Penutup. Bab I : PENDAHULUAN Dalam bab ini menguraikan latar belakang penelitian, dari latar belakang yang diuraikan maka diperoleh rumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian. Berdasarkan rumusan masalah 10

maka diperoleh tujuan dan manfaat dari penelitian, serta ruang lingkup penelitian. Pada akhir bab ini akan dijelaskan sistematika penulisan. Bab II : TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan teori-teori dan penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai landasan dalam melakukan penelitian. Dari landasan teori dan penelitian terdahulu tersebut maka di dapat kerangka pemikiran konseptual. Di akhir bab ini terdapat hipotesis penelitian. Bab III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang model metode penelitian yang digunakan, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, analisis data dan terakhir defenisi operasional variabel. Bab IV : GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Pada bab ini akan menguraikan kondisi umum daerah dan kemudian menjelaskan tentang penawaran tenaga kerja wanita sebagai wirausaha di kota Payakumbuh. Bab V : TEMUAN EMPIRIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Dalam bab ini memuat hasil dan pembahasan dari analisa data yang telah di teliti serta merumuskan kebijakan apa yang perlu dan bisa di ambil dalam penelitian ini. Bab VI : PENUTUP Bab ini menjelaskan kesimpulan singkat dari penelitian yang 11

telah dilakukan dan juga berisi saran untuk berbagai pihak. 12