KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 276/MPP/Kep/4/2003 TENTANG VARIFIKASI ATAU PENELUSURAN TEKNIS IMPOR

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 02/M-DAG/PER/1/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.206, 2010 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Tekstil. Produk Tekstil. Perubahan.

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 23/M-DAG/PER/6/2009 TANGGAL : 19 Juni 2009 DAFTAR LAMPIRAN

17.01 Gula tebu atau bit dan sukrosa murni kimiawi, dalam bentuk padat

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 23/M-DAG/PER/6/2009 TENTANG KETENTUAN IMPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 732/MPP/Kep/10/2002 TENTANG TATA NIAGA IMPOR TEKSTIL

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :15/M-DAG/PER/5/2008 TENTANG KETENTUAN IMPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :15/M-DAG/PER/5/2008 TENTANG KETENTUAN IMPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/M-DAG/PER/1/2007 TENTANG VERIFIKASI ATAU PENELUSURAN TEKNIS IMPOR KERAMIK

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 40/M-DAG/PER/9/2009 TENTANG VERIFIKASI ATAU PENELUSURAN TEKNIS IMPOR KACA LEMBARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 418/MPP/Kep/6/2003 TENTANG KETENTUAN IMPOR NITRO CELLULOSE (NC)

TATA NIAGA IMPOR GULA KASAR (RAW SUGAR) (Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 751/MPP/Kep/11/2002 TENTANG KETENTUAN IMPOR BESI ATAU BAJA CANAI LANTAIAN

2 d. bahwa hasil pembahasan Tim Pertimbangan Kepentingan Nasional telah memutuskan untuk mengenakan Tindakan Pengamanan Perdagangan berupa kuota terha

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 23/M-DAG/PER/5/2010 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN. REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 141/MPP/Kep/3/2002 TENTANG NOMOR PENGENAL IMPORTIR KHUSUS (NPIK)

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 9/MPP/Kep/1/2004 TENTANG KETENTUAN IMPOR BERAS

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 711/MPP/Kep/12/2003

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI NOMOR 417/MPP/Kep/6/2003 TANGGAL 17 JUNI 2003 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN. NOMOR : 643/MPP/Kep/9/2002 TENTANG TATA NIAGA IMPOR GULA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 56/M-DAG/PER/12/2008 TENTANG KETENTUAN IMPOR PRODUK TERTENTU

, No.1551 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdag

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1948 tentang Mencabut Peraturan Dewan Pertahanan Negara Nomor 14 dan Menetapkan Peraturan T

DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI. b. bahwa untuk itu perlu dikeluarkan Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri.

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 56/M-DAG/PER/12/2008 Tanggal : 24 Desember 2008 DAFTAR LAMPIRAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2 diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Impor Besi. Baja. Ketentuan Impor.

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 527/MPP/Kep/9/2004 TENTANG KETENTUAN IMPOR GULA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 57/M-DAG/PER/12/2010 TENTANG KETENTUAN IMPOR PRODUK TERTENTU

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pe

2 Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lem

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu mengatur kembali ketentuan impor tekstil dan produk tekst

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018, No Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TENTANG KETENTUAN IMPOR DAN EKSPOR BERAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Kinerja Ekspor Indonesia

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG

Kinerja Perdaganan Indonesia

Kinerja Ekspor Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 54/M-DAG/PER/10/2009 TENTANG KETENTUAN UMUM DI BIDANG IMPOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kinerja Ekspor Indonesia

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN SNI SEBAGIAN PARAMETER UNTUK HANDUK SECARA WAJIB

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 360/MPP/Kep/5/2004 TENTANG KETENTUAN IMPOR GARAM

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 23/M-DAG/PER/9/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : /11/M-DAG/PER/3/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamba

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdag

Menteri Perindustrian Dan Perdagangan Republik Indonesia. KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 364/MPP/Kep/8/1999 TENTANG

Kinerja Ekspor Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1890, 2015 KEMENDAG. Impor. Mesin. Multifungsi. Berwarana. Fotokopi. Berwarana. Printer Berwarna. Pencabutan.

Kinerja Perdaganan Indonesia

-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Or

ALTERNATIF 2 PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 39/M-DAG/PER/10/2010 TENTANG KETENTUAN IMPOR BARANG JADI OLEH PRODUSEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85/MPP/Kep/2/2003

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 57/M-DAG/PER/12/2010 TANGGAL : 29 Desember 2010

2017, No Importir (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1516); 3. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 85/M-DAG/PER/10/2015 tenta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10

2017, No Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 T

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 40/MPP/Kep/1/2003 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API)

Kinerja Ekspor Indonesia

KEPUTUSAN MENTERI PERUNDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI. NOMOR 546/MPP/Kep/7/2002 TANGGAL 24 JULI 2002 TENTANG PEMBENTUKAN TIM BEA MASUK ANTI DUMPING

2016, No turunannya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Me

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 57/M-DAG/PER/12/2010 TANGGAL : 29 Desember 2010

2016, No Peraturan Menteri Perdagangan tentang Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan Hasil Pengolahan dan Pemurnian; Mengingat: 1. Undang-Undang

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/M-DAG/PER/9/2005 TENTANG KETENTUAN IMPOR GARAM MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR PRODUK TERTENTU YANG DIATUR IMPORNYA. No Pos Tarif Uraian Barang

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pe

Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA : 04/M-DAG/PER/1/2007 TENTANG KETENTUAN EKSPOR TIMAH BATANGAN

2015, No Ketentuan Impor Produk Tertentu, dan mengatur kembali ketentuan impor produk tertentu; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2018 TENTANG KETENTUAN IMPOR MUTIARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAFIA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 83/M-DAG/PER/12/2012 TENTANG KETENTUAN IMPOR PRODUK TERTENTU

A. RINCIAN INDUSTRI ALAS KAKI DAN/ATAU INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL: 1. Industri alas kaki terdiri dari:

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2018 TENTANG KETENTUAN IMPOR PELUMAS

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 58/M-DAG/PER/12/2010 TENTANG KETENTUAN IMPOR BARANG MODAL BUKAN BARU

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/M-DAG/PER/1/2008 TENTANG

Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan No. 231 Tahun 1997 Tentang : Prosedur Impor Limbah

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR 35/M-DAG/PER/5/2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Impor Barang Modal. Bukan Baru.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Impor Barang Modal. Bukan Baru.

44.04 MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN,

Transkripsi:

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 276/MPP/Kep/4/2003 TENTANG VARIFIKASI ATAU PENELUSURAN TEKNIS IMPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengantisipasi kegiatan penyelundupan yang masih marak, meningkatkan upaya perlindungan konsumen dari dampak negatif importasi tekstil dan produk tekstil (TPT) dan meningkatkan iklim usaha yang kondusif serta meningkatkan efektifitas pelaksanaan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 141/MPP/Kep/3/2002 tentang Nomor Pokok Importir Khusus (NPIK) dan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 732/MPP/Kep/10/2002 tentang Tata Niaga Impor Tekstil, maka dipandang perlu ddilakukan verifikasi / penelusuran teknis terhadap impor tekstil dan produk tekstil (TPT) b. bahwa untuk itu perlu dikeluarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Mengingat : 1. Bedrijfreglementerings Ordonnantie 1934 (Staatsbblad Tahun 1938 Nomor 86) sebagaimana telah diubah dan ditambah; 2. Undang-undang Nomor 8 Prp Tahun 1962 tentang Perdagangan Barang-barang Dalam Pengawasan (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara R.I Nomor 2469); 3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing Te World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3564);

4. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3612); 5. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 33 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3806); 6. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821); 7. Peraturan pemerintah Nomor 11 Tahun 1962 tentang Perdagangan Barang-barang Dalam Pengawasan (Lembaran Negara R.I. Tahun 1962 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara R.I. Nomor 2473); 8. Peraturan pemerintah Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4126); 9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 260 Tahun 1967 tentang Penegasan Tugas dan Tanggung Jawab Menteri Perdagangan Dalam Bidang Perdagangan Luar Negeri; 10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001 tentang Pembentukan Kabinet Gotong Royong; 11. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Sususnan Organisasi dan Tata Kerja Departemen; 12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Departemen; 13. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 229/MPP/Kep/7/1997 tentang Ketentuan Umum Di Bidang Impor; 14. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 230/MPP/Kep/7/1997 tentang Barang Yang Diatur Tata Niaga impornya sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 642/MPP/Kep/9/2002; 15. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 86/MPP/Kep/3/2001 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Departemen Perindustrian dan Perdagangan; 16. Keputusan Menteri perindustrian dan Perdagangan Nomor 141/MPP/Kep/3/2002 tetang Nomor Pengenal Importir Khusus; 17. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 732/MPP/Kep/10/2002 tetang Tata Niaga Impor Tekstil;

18. Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 527/KMK.04/2002 dan 819/MPP/Kep/12/2002 tentang Tertib Administrasi Impor. 19. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 40/MPP/Kep/1/2003 tentang Angka Pengenal Importir (API). M E M U T U S K A N Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG VERIFFIKASI ATAU PENELUSURAN TEKNIS PELAKSANAAN IMPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT). Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Verifikasi atau penelusuran teknis adaalah pemeriksaan yang dilakukan surveyor di negara asal muat barang; 2. Tekstil dan produk Tekstil (TPT) adalah seluruh tekstil dan produk tekstil yang termasuk dalam Pos Tarif H.S. sebagaimana dimaksud dalam lampiran Keputusan ini. 3. NPIK adalah Nomor Pengenal Importir Khusus, sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 141/MPP/Kep/3/2002; 4. IP Tekstil adalah perusahaan yang telah mendapat pengakuan sebagai Importir Produsen Tekstil, sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 732/MPP/Kep/10/2002. 5. Surveyor adalah surveyor milik Pemerintah yang ditunjuk sebagai pelaksana verifikasi atau penelusuran teknis pelaksanaan impor TPT. 6. Menteri adalah Menteri Perindustrian dan Perdagangan. 7. Dirjen Daglu adalah Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

Pasal 2 (1) Setiap importasi TPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 butir 2 wajib terlebih dahulu dilakukan verifikasi atau penelurusan teknis sebelum pengapalan. (2) Verikasi atau penelusuran teknis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan di negara asal muat barang oleh surveyor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 butir 5. (3) Perusahaan yang melakukan impor TPT sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tetap tunduk pada ketentuan dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 141/MPP/Kep/3/2002 tentang Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK) dan atau Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 732/MPP/Kep/10/2002 tentang Tata Niaga Impor Tekstil Pasal 3 (1) Verikasi atau penelusuran teknis oleh surveyor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) meliputi data atau keterangan mengenai negara pembuat barang, spesifikasi barang yang mencakup Nomor HS uraian barang, dan komposisis bahan, dan jumlah dan jenis barang serta waktu pengapalan. (2) Surveyor memberikan tanda pemeriksaan surveyor sebagai hasil pemeriksaan verifikasi atau penelusuran teknis dalam bentuk segel pada kemasan angkutan jenis Full Container Load (FCL) atau tanda pemeriksaan surveyor dalam bentuk label pada barang atau kemasan angkutan jenis lainnya. (3) Hasil pemeriksaan verifikasi atau penelusuran teknis oleh surveyor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dituangkan dalam bentuk Laporan Surveyor. (4) Laporan Surveyor sebagaimana dimaksud ayat (3) merupakan dokumen impor untuk penerbitan Pemberitahuan Impor Barang (PIB). Pasal 4 (1) Penunjukan surveyor sebagai pelaksana verifikasi atau penelusuran teknis pelaksanaan impor TPT ditetapkan oleh Menteri. (2) Biaya pemeriksaan verifikasi atau penelusuran teknis pelaksanaan impor TPT ditanggung oleh importir.

(3) Untuk dapat ditunjuk sebagai pelaksana vereifikasi atau penelusuran teknis pelaksanaan impor TPT, surveyor harus memiliki persyaratan sebagai berikut : a. Berpengalaman sebagai surveyor minimal 5 (lima) tahun. b. Memiliki cabang atau perwakilan atau afiliasi di luar negeri. Pasal 5 Kegiatan verikasi atau penelusuran teknis oleh surveyor sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (2) tidak mengurangi kewenangan Ddirektorat Jenderal Bea dan Cukai untuk melakukan pemeriksaan pabean. Pasal 6 (1) Surveyor yang ditunjuk sebagai pelaksanaan verifikasi atau penelusuran teknis pelaksanaan impor TPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) wajib menyampaikan laporan tertulis tentang kegiatan verifikasi atau penelusuran teknis impor TPT secara periodik 1 (satu) kali sebulan. (2) Laporan tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan kepada Dirjen Daglu Cq, Direktur Pasal 7 (1) Pengecualian terhadap ketentuan dalam Keputusan ini hanya dapat ditetapkan oleh Menteri. (2) Ketentuan teknis pelaksanaan Keputusan ini ditetapkan dengan Keputusan Dirjen Daglu. Pasal 8 Keputusan ini mulai berlaku 2 (dua) bulan sejak tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan menempatkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 9 April 2003 MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA ttd RINI M SUMARNO SOEWANDI

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 276/MPP/KEP/IV/2003 TANGGAL : 9 APRIL 2003 DAFTAR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) IMPOR YANG WAJIB VERIFIKASI/PENELUSURAN TEKNIS NO. HS URAIAN BARANG 1. 50.07 Kain tenunan dari sutera atau limbah sutera. 2. 51.11 Kain tenun dari wol garuk atau dari bulu hewan halus yang diharuk 3. 51.12 Kain tenunan dari wol disisir atau dari bulu hewan halus disisir. 4. 51.13 Kain tenunan dari bulu hewan kasar atau bulu kuda. 5. 52.08 s/d 52.11 Kain tenunan dari kapas 6. 52.12 Kain tenunan lainnya dari kapas 7. 53.09 Kain tenunan dari lena 8. 53.10 9. 53.11 10. 54.07 11. 54.08 Kain tenun dari goni atau dari serat tekstil kulit pohon lainnya dari Pos no. 53.03 Kain tenun dari serat textile nabati lainnya; kain tenun dari benang kertas Kain tenun dari benang filamen sintetik, termasuk kain tenun yang diperoleh dari bahan pada pos no. 54.04. Kain tenun dari benang filamen tiruan, termasuk kain tenun yang diperoleh dari bahan pada pos no. 54.05 12. 55.12 s/d 55.14 Kain tenun dari serat stapel sintetik 13. 55.15 Kain tenun lainnya dari serat stapel sintetik 14. 55.16 Kain tenun dari serat stapel tiruan. 15. 56.02 Kain kempa diresapi, dilapisi, ditutup atau dibuat berlapis-lapis maupun tidak.

16. 57.01 s/d 57.05 Permadani dan tekstil penutup lantai lainnya. 17. 58.01 18. 58.02 Kain tenunan berbulu dankain chenille, selain kain dalam pos no. 58.02 atau pos no. 58.06 Kain handuk terry dan kain tenunan terry semacam itu, selain kain pita dari pos no. 59.06; kain tekstil berjumbal, selain produk dari pos no. 57.03. 19. 58.03 Kain kasa, selain kain pita dari pos no. 58.06 20. 58.04 21. 58.05 22. 58.06 23. 58.07 24. 58.08 25. 58.09 Kain tule dan kain jala lainnya, tidak termasuk kain tenun, rajut atau kait; renda dalam bentuk lembaran, jalur atau dalam bentuk motif, selain kain dari pos no, 60.02. Permadani dinding tenunan tangan dari jenis Goblein, Glander, Aubusson, Beauvais dan semacam itu, dan permadani dinding dikerjakan dengan jarum (misalnya, bintik kecil, jeratan silang), sudah jadi atau belum jadi. Kain pita, selian barang dari pos no. 58.07; kain pita terdiri dari benang lungsin tanpa benang pakan yang digabungkan dengan menggunakan perekat (bolduc). Label lencana dan barang semacam itu dari bahan tekstil, dalam bentuk lembaran, jalur atau dipotong menjadi berbentuk atau berukuran bukan sulaman. Kain jalinan dalam lembaran; kain perapih hiasan dalam lembaran, tanpa sulaman, selain rajutan atau kaitan, jumbal, jambul dan barang semacam itu. Kain tenunan dari benang logam dan kain tenunan dari benang berlogam dari pos no. 56.05 dari jenis yang digunakan dalam pakaian, sebagai kain perabot rumah atau untuk keperluan semacam itu, tidak dirinci atau termasuk dalam pos lainnya. 26. 58.10 Kain sulaman dalam lembaran, jalur atau motif. 27. 58.11 28. 59.01 29. 59.02 30. 59.03 31. 59.04 Produk tekstil dilapisi dalamlembaran, disusun dari satu atau lebih lapisan dari bahan tekstil dipasang dengan bantalan dijalin atau secara lain, selain sulaman dari pos no. 58.10 Kain tekstil dilapisi dengan getah atau bahan mengandung pati dari jenis yang digunakan untuk kulit buku atau yang semacam itu; kain kalkir; kanvas lukis siap pakai; buckram dan sejenis kain tekstil kaku dari jenis yang digunakan untuk dasar topi. Kain untuk ban luar dari benang berkekuatan tinggi, dari nilon poliamida lainnya, poliester atau rayon viskosa. Kain tekstil diresapi, dilapisi, ditutupi atau dibuat berlapis-lapis dengan plastik, selain pos no. 59.02. Linoleum, dipotong menjadi berbentuk maupun tidak, penutup lantai yang terdiri dari suatu lapisan atau penutup di atas dasar tekstil, dipotong menjadi berbentuk maupun tidak.

32. 59.05 Tekstil penutup dinding 33. 59.06 59.07 34. 59.08 35. 59.11 36. 60.01 Kain tekstil di beri karet, selain pos no. 59.02 Kain tekstil, diresapi, dilapisi atau ditutupi secara lain; kanvas dilukis merupakan layar pentas, kain latar belakang studio atau yang semacam itu. Kain sumbu, tenunan, anyaman atau rajutan untuk lampu, kompor, korek api, lilin atau semacam itu; kaos lampu gas pijar dan kain rajutan berbentuk pipa untuk kacs lampu gas, diresapi maupun tidak. Produk tekstil dan barang tekstil untuk penggunaan teknis, dirinci dalam Catatan 7 pada Bab ini. Kain berbulu termasuk kain berbulu panjang dan kain terry, dirajut atau dikait. 37. 60.02 Kain rajutan atau kaitan lainnya 38. 61.01 39 61.02 40. 61.03 41. 61.04 Mantel, car-coat, capes, cloak, anorak, (termasuk jaket ski), windcheater, wind jaket dan barang semacam itu, untuk wanita dan anak laki-laki, rajutan atau kaitan, selain barang dari pos no. 61.03. Mantel, car-coat, capes, cloak, anorak( termasuk jaket-ski), windcheater, wind-jaket dan barang semacam itu, untuk wanita dan anak laki-laki, rajutan atau kaitan, selain barang dari pos no. 61.04. Setelan, ensemble, jas, blazer, celana panjang pakaian terusan berpenutup di depan dan bertali, celana panjang sampai lutut dan celana pendek (selain celana panjang), untuk pria atau laki-laki, rajutan atau kaitan. Setelan, ensemble, jas, gaun, rok terpisah, celana panjang, pakaian terusan berpenutup di depan dan bertali, celana sampailutut dan celana pendek (selain celana renang), untuk wanita atau anak perempuan, rajutan atau kaitan. 42. 61.05 Kemeja pria atau anak laki-laki, rajutan atau kaitan. 43. 61.06 44. 61.07 45. 61.08 Blus, kemeja dan kemeja blus, untuk wanita atau anak perempuan, rajutan atau kaitan Celana kolor, celana dalam, bightshirt, piyama, jas mandi, dressing gown dan barang semacam itu, untuk pria atau anak laki-laki, rajutan atau kaitan Rok dalam, petticoat, celana dalam, nightdress, piyama, negliges, jas mandi, dressing gown, dan barang-barang semacam itu untuk wanita dan anak perempuan, rajutan atau kaitan. 46. 61.09 t-shirts, singlet dan kaus kutang lainnya, rajutan atau kaitan. 47. 61.10 Jersey, pullover, cardigan, baju rompi dan barang-barang semacam itu, rajutan atau kaitan. 48. 61.11 Pakaian dan perlengkapan pakaian bayi, rajutan atau kaitan.

49. 61.12 Setelan track, setelan ski dan pakaian renang, rajutan atau kaitan. 50. 61.13 Pakaian, kain rajutan atau kaitan sudah jadi dari pos no. 59.03 pos no. 59.06 atau pos no. 59.07. 51. 61.14 Pakaian lainnya, rajutan atau kaitan 52. 61.15 53. 61.16 54. 61.17 55. 62.01 56. 62.02 57. 62.03 58. 62.04 Panty hose, tights, kaos kaki untuk penderita pelebaran pembuluh darah dan alas kaki tanpa sol, rajutan atau kaitan. Sarung tangan, sarung tangan tanpa jari dan sarung tangan tidak menutupi jari, rajutan atau kaitan. Kelengkapan pakaian sudah jadi lainnya, rajutan atau kaitan; barang rajutan atau kaitan yaitu bagian pakaian atau bagian kelengkapan pakaian. Mantel, car coats, capes, cloak, anorak, (termasuk jaket ski), windcheater, wind-jaket dan barang semacam itu, untuk pria atau anak laki-laki, selain barang pada pos no. 62.03 Mantel, car coats, capes cloaks, anorak, (termasuk jaket ski), windcheaters, wind-jaket dan barang semacam untuk wanita atau anak perempuan, selain pos no. 62.04. Setelan, esemble, jas, blazer, celana panjang, pakaian terusan berpenutup di depan dan bertali, celana panjang sampai lutut dan celana pendek (selain celana renang), untuk pria atau anak lakilaki. Setelan, ensemble, jasa, gaun, rok, rok terpisah, celana panjang, pakaian terusan berpenutup di depan dan bertali, celana panjang sampai lutut dan celana pendek (selain celana renang), untuk wanita atau anak perempuan. 59. 62.05 Kemeja pria atau anak laki-laki 60. 62.06 Blus, kemeja dan kemeja blus, untuk wanita atau anak perempuan 61. 62.07 62. 62.08 Singlet dan kaos kutang lainnya, celana falam, nightshirt, piyama, jas mandi, dressing gown dan barang cemacam itu, untuk pria atau anak laki-laki. Singlet dan kaos kutang lainnya, rok dalam, petticoat, celana dalam, nigthdress, piyama, negliges, jas mandi, dressing gown dan barang yang semacam itu untuk wanita atau anak perempuan. 63. 62.09 Pakaian bayi dan perlengkapannya. 64. 62.10 Pakaian, dibuat dari kain dimaksud pada pos No. 56.02, pos No.56,03, pos No.59.03, pos No.59.06 atau pos No.59.07. 65. 62.11 Setelan track, setelan ski dan pakaian renang pakaian lainnya. 66. 62.12 67. 62.13 Saputangan Kutang, tali pengikat pakaian di pinggang, korset, bretel, penahan kaos kaki, ikat kaos dan barang semacam itu dan bagiannya, dirajut atau dikait maupun tidak.

68. 62.14 Syal, selendang, kerudung, cadar, pual dan semacam itu. 69. 62.15 Dasi, dari kupu-kupu dan dasi lainya. 70. 62.16 71. 62.17 Sarung tangan, sarung tangan tanpa jari dan sarung tangan tidak menutupi jari. Perlengkapan pakaian jadi; bagian pakaian atau perlengkapan pakaian; selain pos No.62.12. 72. 63.01 Selimut dan selimut kaki untuk perjalanan 73. 63.02 Kain tempat tidur, kain meja, kain rias dan kain dapur. 74. 63.03 75. 63.04 76. 63.05 77. 63.06 Tirai (termasuk gorden) dan kerai dalam; tirai atau kelambu tempat tidur Perabotan rumah lainnya, tidak termasuk yang dimaksud dalam pos No.94.04. Kantong dan karung, dari jenis yang digunakan untuk membungkus barang. Terpal, layar untuk kapal, sailboard atau landcraft, awning, kerei matahari, kemah dan baranag keperluan berkemah. 78. 63.07 Barang jadi lainnya, termasuk pola untuk pakaian 79. 63.08 Barang setelan dari kain tenunan dan benang, dengan atau tanpa perlengkapan, untuk dibuat menjadi permadani, permadani dinding, kain meja sulaman atau serbet, atau tekstil semacam itu, disiapkan dalam kemasan untuk penjualan eceran. MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN ttd RINI M SUMARNO SOEWANDI