BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT FASTABIQ PATI. 3.1 Sejarah Singkat Berdirinya Baitul Maal Fastabiq Pati

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN UMUM BMT FASTABIQ PUSAT PATI. 1. Sejarah Pendirian Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Fastabiq Pusat Pati

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum KJKS BMT Fastabiq Tambaharjo Pati. 1. Sejarah Singkat Berdirinya KJKS BMT Fastabiq Tambaharjo

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. mempunyai dua fungsi. Baitul Maal mengemban misi sosial sedangkan

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN. A. Sejarah Pendirian KJKS BMT Istiqlal Pekalongan

PERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS

BAB III GAMBARAN UMUM BMT FASTABIQ CABANG KUDUS

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN. 1. Latar Belakang KJKS BMT Bahtera Pekalongan

BAB III GAMBARAN UMUM BMT MITRA UMAT PEKALONGAN. 1. Sejarah Berdirinya BMT Mitra Umat Pekalongan

BAB III. JUAL BELI MURABAHAH di BMT BEN TAQWA. Dengan dipelopori ICMI, MUI, dan PINBUK (Pusat Inskubasi Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MODEL KEPEMIMPINAN MANAJER BMT MARHAMAH WONOSOBO DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Budi W. Soetjipto, Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, AMARA BOOKS, Yogyakarta, 2002, Hlm. 256

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum KJKS BMT Fastabiq dan Karakteristik Responden Sejarah Singkat KJKS BMT Fastabiq

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia Bandung, Bandung, 2013, hlm. 23

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini setiap Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) serta

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB III GAMBARAN BMT NU SEJAHTERA. yang sedang lesu pada saat itu, maka kaum Nahdliyin (NU) sebagai organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

ANGGARAN DASAR MAJELIS TA LIM TELKOMSEL BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG. Pasal 1 N a m a. Pasal 2 Waktu Diresmikan

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

sebagai anggota dengan bekerjasama secara kekeluargaan. Koperasi di Indonesia berlandaskan pancasila dan undang-undang dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia), Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999, hlm. 1. Pustaka Utama, hlm. 10

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Intermediasi keuangan merupakan proses penyerapan dari unit surplus

BAB I PENDAHULUAN. memilih perbankan yang sesuai dengan kebutuhan, baik perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad, Sistem Bagi Hasil dan Pricing Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2016, h. 1.

BMT : BERBAGAI PERSOALAN TERUS BERTINDIH

BAB III ANALISIS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT BAITUL MAAL HIDAYATULLAH KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin

BAB V PENUTUP. 1. Penerapan sistem bagi hasil dalam pembiayaan musyarakah. merupakan hal sangat penting dan perlu diperhatikan oleh setiap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

PANDUAN ACARA WORKSHOP OUTLOOK USAHA SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH Auditorium Kementerian Koperasi dan UKM Jakarta, 28 Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah (KJKS) atau yang biasa juga disebut

PERANAN BAITUL MAL WAT TAMWIL (BMT) BUANA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI DESA MULUR KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

Buku Saku BMT ISEG FE UNPAD

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan (company) yang bergerak dibidang manufaktur maupun

BAB I PENDAHULUAN. relevan terhadap penyusunan strategi bisnis. Untuk dapat menyusun strategi. manusia yang berkualitas dan berkompeten tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dipertimbangkan secara cermat, karena upaya peningkatan kualitas jasa

BAB I PENDAHULUAN. BMT-BMT di seluruh Indonesia. BMT-BMT ini ternyata memberikan manfaat

BAB I PENDAHULUAN. dengan pimpinan puncak suatu organisasi. Masing masing sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang diselenggarakan pemerintah orde baru selama

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

KSPPS BMT UGP Wonogiry (Untuk Gerakan Perubahan)

BAB I PENDAHULUAN. hlm Husaini Usman, Manajemen; Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, bumi aksara, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyentuh kalangan bawah (grass rooth). Semula harapan ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB II GAMBARAN UMUM BMT FAJAR MULIA CABANG BANDUNGAN. Mardlotillah. Sumber dana diperoleh dari infaq 12 orang, kemudian

BAITUL MAAL BAHTERA. Lembaga Amil Zakat Infaq & Shadaqah. SK.Walikota Pekalongan. Nomor : 451.1/02711 Tgl. 29 Desember 2004

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SURAT KEPUTUSAN Nomor : 0027/KPTS/DPP/V/2016. Tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta (DIY) 2013 yakni garis kemiskinan pada maret 2013 adalah

BAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan pesat industri perbankan

Jakarta, 2005, hlm

bentuk hubungan tertentu (bersosialisasi) dengan dunia sekitarnya dan memiliki jenjang struktural yang jelas, memiliki tujuan dan prinsip-prinsip

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. 1 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h.5

ANALISIS STRATEGI PEMBERDAYAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH DI KJKS BMT FASTABIQ PATI TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN UMMAT

BAB I PENDAHULUAN. memburuknya ekonomi Eropa dan Amerika Serikat. 2 Hingga kini, perbankan

PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 4

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA DIALOG INTERAKTIF DENGAN PELAKU UMKM KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang menjalankan sebagian besar sistem operasional perbankan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan adalah para karyawan. Seberapa canggih alat-alat yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik untuk disimak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah non bank yang banyak ditemui di masyarakat. BMT dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pemasaran Produk Si Sidik KSPPS BMT BUS Pada Cabang Semarang Kota. Sebagai Lembaga Keuangan

BAB III METODE PENELITIAN

Anggaran Dasar Muhammadiyah

Anggaran Dasar Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh tentang kondisi suatu wilayah dapat dilihat dari pembangunan ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktivitas ekonomi, dan ekonomi yang dikenal dalam Islam adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sepanjang tahun 2012 sebesar 6,23 persen. Angka tersebut turun

BAB II GAMBARAN UMUM BMT MARHAMAH WONOSOBO. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya BMT Marhamah Wonosobo

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank merupakan

Transkripsi:

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT FASTABIQ PATI 3.1 Sejarah Singkat Berdirinya Baitul Maal Fastabiq Pati Muktamar pemuda muhammadiyah ke XI di Pekan Baru Riau tanggal 1 s.d. 4 juli 1998, merupakan inspirasi membangun ide melalui diskusi yang dilakukan di perjalanan darat selama 4 hari, dari semarang menuju Riau. Dari diskusi yang dilakukan oleh Muhammad Ridwan, Muhammad Sapuan, Abdul Hadi, Ahmad Mubasyirin, Abdul Wahid lahirlah sebuah pemikiran bahwa: Pertama, pemuda muhammadiah adalah organisasi otonom muhammadiyah yang bergerak dalam bidang dakwah amar makruf nahi mungkar sangat dibutuhkan kemandirian dalam kegiatan-kegiatan dakwah dalam mengatur rumah tangganya sendiri. Kedua, kekurangan kader dan keterbatasan dana untuk kegiatan dakwah pimpinan daerah pemuda muhammadiyah dapat menghambat perjalanan dakwah. Ketiga, adalah suatu kewajiban untuk dapat melaksanakan islam secara utuh dalam menyeluruh dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam menegakkan ekonomi syari ah, dan keinginan untuk mencabut ekonomi ribawi yang selama ini sudah mengakar pada kehidupan ummat manusia. Atas dasar kenyataan tersebut maka diadakan kajian insentif solusi keprihatinan kondisi tersebut, dan lahirlah gagasan ide untuk mendirikan lembaga keuangan syari ah sebagai media kaderisasi dan kemandirian pendanaan 56

57 Gagasan ide tersebut ditindaklanjuti oleh pimpinan daerah pemuda muhammadiyah pati, dengan mengadakan rapat pada hari sabtu tanggal 25 Juli 1988 di SMA muhammadiyah pati, dihadiri oleh 33 orang dan memutuskan dan membentuk badan usaha yang dinamakan BAITUL MAAL WAT TAMWIL FASTABIQ yang kemudian disingkat BMT FASTABIQ. Kemudian pada Hari senin tanggal 27 Juli 1998 hasil rapat diajukan ke kantor koprasi kabupaten pati untuk mendapat pengesahan mentri Negara koprasi dan usaha kecil menengah. Dengan payung Koprasi Serba Usaha ( KSU) dan disahkan oleh mentri koprasi pengusaha kecil dan menengah melalui SK Nomor: 011/BH/KDK.11.9/X/1998 pada tanggal 31 Oktober 1998, secara resmi BMT FASTABIQ beroprasi tanggal 18 nopember 1998. Pada tanggal 9 Oktober 2004 berdasarka Rapat anggota khusus diputuskan perubahan AD/ART menjadi KJKS (koprasi jasa keuangan syari ah) BMT Fastabiq. Berdasarkan keputusan bupati a.n. menteri Negara koperasi dan usaha kecil menengah nomor 518/758/V/2006 tentang pengesahan akta perubahan anggaran dasar KSU Fastabiq tanggal 27 Mei 2006 memutuskan dan mengesahkan akta perubahan anggaran dasar koperasi jasa keuangan syariah BMT Fastabiq dan selanjutnya disebut KJKS BMT FASTABIQ dengan badan hukum nomor ; 011 a/bh/pad/v/2006. pada hari sabtu tanggal 24 januari 2009 KJKS BMT FASTABIQ mengadakan rapat anggota khusus (RAK) untuk membahas perubahan anggaran dasar KJKS BMT FASTABIQ tentang perubahan pengembangan wilayah tingkat JAWA TENGAH. Hasil rapat tersebut telah mendapat pengesahan dari PEMPROF

58 JAWA TENGAH dinas koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan keputusan gubernur Jawa Tengah no. 07/PAD/KDK.11/IV/2009 tanggal 07 April 2009, tentang pengesahan perubahan anggaran dasar KJKS BMT FASTABIQ dengan badan hukum nomor.011/bh/199/x/1998, TANGGAL 31 Oktober 1998. yang sampai sekarang sudah mempunyai 21 cabang yang tersebar di kabupaten Rembang, Jepara, Kudus dan Pati sendiri Pada tahun 1998 KJKS BMT Fastabiq pati setelah bisa berdiri mulai mengelola dana yang bertujuan untuk sosial. Pengelolaan dana tersebut ternyata mengalami peningkatan dan perkembangan yang begitu pesat pada akhirnya tahun 2006 di kantor pusat mulai dirintis dengan sosialisasi penggalangan dana oleh KJKS BMT Fastabiq Pati. Tujuan dari KJKS BMT Fastabiq Pati tidak hanya untuk mensejahterakan anggotanya tetapi juga untuk berbagi dengan sesama terutama fakir miskin, maka pada tahun 2008 didirikan kantor Baitul Maal yang kantornya terpisah dari KJKS BMT Fastabiq Pati. Pada saat awal-awal pengelolaan baitul maal belum ada karyawan khusus yang menangani dana ZIS, baru pada bulan November 2008 mulai merekrut 2 karyawan untuk ditempatkan sebagai staff Baitul Maal. Karena mereka kekurangan tenaga kerja mereka merekrut 1 orang lagi sebagai staff untuk diposisikan sebagai pengelola mobil ambulance, dan pada bulan Februari merekrut 3 karyawan untuk diposisikan sebagai staff LSQ (Lembaga Studi Al-Qur an) yang bertujuan untuk membantu buta aksara Al-

59 Qur an yang diutamakan untuk kaum fakir dan miskin. 1 Sampai saat ini Baitul Maal Fastabiq Pati mengalami perkembangan pesat karena telah memiliki kantor tersendiri sehingga banyak masyarakat yang mengenalnya dan banyak pula para muzaki dan para donatur yang ikut antusias dalam program pemberdayagunaan zakat, infaq, dan shodaqoh. 3.2 Visi-Misi KJKS BMT Fastabiq Pati Setiap lembaga pasti memiliki visi dan misi yang dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan lembaganya, begitu juga dengan KJKS BMT Fastabiq Pati memiliki visi dan misi sebagai berikut: 2 Visi Menjadi Koprasi Jasa Keuangan Syari ah Yang Unggul dan Terpercaya Misi Mengedepankan dan membudayakan transaksi sesuai dengan ekonomi syari ah Menjunjung tinggi akhlakul karimah dalam mengelola amanat ummat Mengutamakan kepuasan dalam melayani anggota. Menjadi KJKS yang tumbuh dan berkembang secara sehat Meningkatkan kesejahteraan anggota dan melakukan pembinaan kaum dhuafa 1 Syahroni, Staff Baitul Maal, wawancara pribadi, pada tanggal 2 april 2011 2 Company profil Baitul Maal Fastabiq Pati. Dikutip tanggal 20 Januari 2011

60 3.3 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai oleh Baitul Maal KJKS BMT Fastabiq adalah: Meningkatkan kesejahteraan anggota dan pengelolaan dengan mengedepankan nilai-nilai syari ah, menjunjung tinggi akhlakul karimah, serta mengutamakan kepuasan anggota. 3.4 Letak Geografis Baitul Maal Fastabiq Pati Baitul Maal Fastabiq Pati secara geografis terletak di pusat jantung Desa Tambaharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati, yaitu menempati area yang sangat strategis. Dikatakan strategis karma posisinya dekat dengan sarana transportasi, pasar. Sekolahan, ruko, serta dikelilingi rumah penduduk. Letak baitul maal Fastabiq Pati dibatasi oleh: a. Sebelah utara berbatasan dengan Ruko b. Sebelah timur berbatasab dengan SMK Muhammadiyah c. Sebelah selatan berbatasan sekolah SMA dan SMK Muhammadiyah d. Sebelah barat berbatasan dengan kantor pusat KJKS BMT Fastabiq Pati 3.5 Struktur Organisasi Baitul Maal Fastabiq Pati Tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan agar mudah dicapai, maka perlu adanya struktur organisasi perusahaan. Organisasi perusahaan merupakan hubungan struktural antara berbagai unsur di dalam rumah tangga perusahaan, sehingga dapat dikatakan bahwa struktur organisasi adalah

61 sesuatu yang menunjukkan aktivitas dan batas saluran kekuasaan, tanggung jawab dan wewenang masing-masing yang ada dalam organisasi. Gambar 3.1 STRUKTUR ORGANISASI BAITUL MAAL FASTABIQ PATI RAT PENGAWAS SYARI AH PENGURUS GENERAL MANAGER Manager Keuangan Manajer Administrasi Manajer Pembiayaan Manajer Internal Audit Agus jamaludin (Manajer Baitil Maal) Layanan Cabang Supriyanto (Staf Ambulan) Imam Ghozali (Staf LSQ) Miftachul amin (Staf LSQ) Agung Basuki (Staf Baitul Maal) Ahyar (Staf Baitul Maal)