BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Struktur Liposom

2. TINJAUAN PUSTAKA Definisi dan Komponen Penyusun Liposom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Struktur Liposom 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

6 Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. payudara. Kanker ini bisa tumbuh dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap yaitu:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BIOLOGI SEL. Chapter III Membran dan Dinding Sel

STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL. Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. Sri Sugiwati, SSi., MSi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lipid. Dr. Ir. Astuti,, M.P

MEMBRAN BIOLOGIS DAN MEKANISME ABSORPSINYA. Tim Teaching MK Biofarmasetika

STRUKTUR DAN FUNGSI MEMBRAN SEL

Membran biologi. Bagaimana dengan membran sel (membran biologi)? Bersifat tidak larut dalam air Bersifat fleksibel

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. wajah yang dapat dibantu dengan bahan-bahan kosmetika. Peranan gizi dan

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

3.1 Membran Sel (Book 1A, p. 3-3)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fransiska Victoria P ( ) Steffy Marcella F ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UJI STABILITAS KIMIA LARUTAN CaCl2 IN VITRO TERHADAP FORMULASI BARU LIPOSOM TETRA ETER LIPID (EPC-TEL 2,5) SEBAGAI PEMBAWA OBAT

TEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL

D. Tinjauan Pustaka. Menurut Farmakope Indonesia (Anonim, 1995) pernyataan kelarutan adalah zat dalam

PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Kombinasi Protein Koro Benguk dan Karagenan Terhadap Karakteristik Mekanik (Kuat Tarik dan Pemanjangan)

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ISOLASI DNA BUAH I. TUJUAN. Tujuan dari praktikum ini adalah:

MEMBRAN PLASMA. Selaput sel : Bagian dari protoplasma terluar yang membatasi sel dari lingkungan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Air adalah wahana kehidupan

Transportasi pada Membran Plasma. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016

A. Judul Praktikum : Uji Keasaman Minyak (Uji Lipid) B. Tujuan Praktikum : untuk mengetahui sifat Asam dan Basa Minyak. C. Latar Belakang : Lipid

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

DISKUSI BIOKIMIA DIMULAI DENGAN SEL KARENA SEL MERUPAKAN KERANGKA ALAMIAH DARI HAMPIR SEMUA REAKSI BIOKIMIA

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

SAP-GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

Tujuan Instruksional. Umum. Khusus

PENGARUH KATALISIS TERHADAP TETAPAN LAJU

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah struktur umum dari membrane sel? 2. Bagaimana permeabilitas dari membrane sel?

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMISAHAN DENGAN MEMBRAN

LAMPIRAN 1. LEMBAR INSTRUMEN WAWANCARA UNTUK GURU KIMIA, DAN GURU KEPERAWATAN TENTANG RELEVANSI MATERI KIMIA TERHADAP MATERI KEPERAWATAN

Gambar 1. Struktur Telur (Romanoff dan Romanoff, 1963)

FISIOLOGI SEL. TIM PENGAJAR FISIOLOGI MANUSIA Departemen Gizi Masyarakat,FEMA, IPB 2015 Dr. Katrin Roosita_sel 2015

METABOLISME LEMAK. Yunita Eka Puspitasari, S.Pi, MP

KEGUNAAN. Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino : esensial dan non esensial

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

A. Sifat Fisik Kimia Produk

L b t i Bi ki i. Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi UGM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KOMPONEN KIMIA BAHAN PANGAN dan PERUBAHANNYA AKIBAT PENGOLAHAN. Oleh : Astuti Setyowati

MEMBRAN SEL DAN TRANSPORT. Agustina Setiawati, M.Sc., Apt

Lipid. Kuliah Biokimia ke-4 DEFINISI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SAP DAN SILABI KIMIA DASAR PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS PASUNDAN

Kontribusi Ilmu Biokimia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HKSA DENGAN SIFAT MEMBRAN SEL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Dalam bidang farmasetika, kata larutan sering mengacu pada suatu larutan dengan pembawa air.

LEMAK/LIPID Oleh: Susila Kristianingrum

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

- Difusi air melintasi membrane permeabel aktif dinamakan osmosis. Keseimbangan air pada sel tak berdinding Jika suatu sel tanpa dinding direndam

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR KIMIA MEDISINAL SEMESTER GANJIL PENGARUH ph DAN PKa TERHADAP IONISASI DAN KELARUTAN OBAT

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Liposom Ada banyak drug carrier yang digunakan untuk membawa obat ke daerah sasaran yang dituju, misalnya protein serum, imunoglobulin, polimer sintetis, liposom, niosom, antibodi monoklonal, dan lain sebagainya. Di antara carrier ini liposom menunjukkan potensi yang besar sebagai pembawa obat ke tempat yang dituju dan mengatur pengeluaran obat dengan laju yang sudah ditetapkan sebelumnya. Berbagai usaha telah dilakukan untuk menciptakan spesifitas drug carrier terhadap organ target, sel atau struktur di dalam sel. Liposom merupakan drug carrier yang dapat dengan mudah diarahkan ke suatu organ target karena permukaannya lebih mudah dimodifikasi dibandingkan drug carrier lainnya13. Sebagai contoh, suatu ligan apo E (glikoprotein apolipoprotein E) yang memiliki afinitas tinggi terhadap reseptor LDL dapat digabungkan pada permukaan liposom untuk mencapai sasaran sel tumor yang mengekspresikan reseptor LDL14. Secara luas, liposom diartikan sebagai dwilapis lipid yang melingkupi rongga cairan15. Liposom terbentuk secara spontan ketika lipid ditempatkan pada media cair. Sejumlah vesikel akan terbentuk dengan diameter yang bervariasi dari puluhan nanometer hingga puluhan mikrometer. Liposom dapat dirancang sehingga sejumlah zat atau materi dapat disisipkan di membrannya atau di bagian rongga cairannya16. 2.1.1. Unsur pokok kimiawi Membran sel merupakan struktur kompleks yang tersusun dari lipid, protein dan karbohidrat. Unsur lipid pada membran sel mengandung baik regio hidrofobik (lipofilik) maupun regio hidrofilik, sehingga disebut bersifat amfipatik. Unsur-unsur lipid pada membran yang menentukan sifat amfipatik ini terletak pada gugus kepala yang polar dan gugus ekor yang nonpolar. Gugus kepala (polar) memiliki sifat hidrofilik yaitu mudah berinteraksi dengan air, sedangkan gugus ekor (nonpolar) memiliki sifat hidrofobik yaitu tidak larut dalam air tetapi 4

larut dalam lemak (lipofilik). Di dalam pelarut seperti air, lipid amfipatik (fosfolipid misalnya) akan menyusun dirinya sendiri ke dalam suatu bentuk misel atau liposom untuk memenuhi kedua regio secara termodinamika, seperti pada Gambar 1. Pada struktur liposom regio hidrofobik akan dilindungi dari air sedangkan regio hidrofilik akan terendam dalam lingkungan berair 17. Gambar 1: Pembentukan membran lipid, misel, emulsi, dan liposom dari lipid amfipatik seperti fosfolipid 17 Komponen struktural utama suatu membran biologi adalah fosfolipid. Fosfolipid merupakan kelompok lipid yang selain mengandung asam lemak dan alkohol juga mengandung residu asam fosfat. Fosfolipid sering memiliki basa yang mengandung nitrogen dan substituen lain. Gliserofosfolipid, misalnya, memiliki alkohol berupa gliserol, sedangkan alkohol pada sfingofosfolipid merupakan sfingosin. Fosfolipid yang paling umum adalah molekul fosfatidilkolin (disebut juga lesitin), suatu molekul amfipatik yang tidak larut dalam air. Lesitin dapat diperoleh dari alam maupun dari bahan sintetis. Ekstraksi dapat dilakukan 5

dari egg yolk dan soya bean. Karena lesitin adalah komponen fosfolipid utama berbagai membran sel, lesitin sering digunakan sebagai fosfolipid utama pada pembuatan liposom. Pada suhu yang berbeda membran lesitin akan mengalami perubahan dari suatu fase ke fase yang lain. Pada suhu yang tinggi membran lesitin akan berubah dari fase padat atau gel menjadi fase kristal-cair. Membran liposom bersifat semipermeable sehingga laju difusi tiap molekul dan ion yang melewati membran akan bervariasi. Molekul yang memiliki kelarutan yang tinggi terhadap media cair dan organik akan dapat melewati membran dengan mudah, sedangkan larutan polar seperti glukosa dan zat lain yang memiliki berat molekul besar dapat melewati membran dengan lambat. Demikian juga molekul kecil dengan muatan netral (misalnya air dan urea) akan dapat melewati membran dengan cepat16. 2.1.2. Struktur Fisik Ada beberapa hal yang menentukan diameter atau ukuran liposom, antara lain: 1) Jenis lipid yang digunakan dan kombinasinya. Misalnya, liposom yang dibuat dari campuran EPC (Egg yolk Phosphatidylcholine) dan kolesterol memiliki diameter yang lebih besar (sekitar 100-200 nm), sedangkan liposom yang dibuat dari EPC saja berdiameter kurang dari 100 nm. 2) Keseimbangan antara energi untuk membuka membran liposom, elastisitas kelengkungan liposom dan jumlah energi yang tersebar. 3) Cara pembuatan. Liposom memiliki ukuran yang bervariasi antara 20 nm hingga 100 µm dengan ketebalan dwilapis lipid sekitar 4 nm. Dalam bidang kedokteran digunakan liposom yang berukuran 80-200 nm serta harus memenuhi ketetapan persyaratan yang meliputi konsentrasi lipid dan obat, distribusi ukuran liposom, ph, dan parameter-parameter lainnya18. Liposom memiliki struktur dwilapis yang konsentris, terbuat dari fosfolipid amfipatik. Tergantung pada jumlah dwilapis, liposom dibagi menjadi multilamellar vesicle (MLV), small unilamellar vesicle (SUV) dan large unilamellar vesicle (LUV), dengan diameter bervariasi dari 0,025 µm 10 µm15. Multilamellar vesicles (MLV) terdiri dari beberapa (hingga 14) lapisan lipid (dengan susunan lamela konsentris seperti bawang), dipisahkan satu dengan lainnya oleh suatu lapisan cair. Diameter liposom ini berukuran beberapa ratus 6

nanometer lebih (100-1000 nm). Small unilamellar vesicles (SUV) dilingkupi oleh selapis lipid dan diameternya berukuran 25-50 nm. Large unilamellar vesicles (LUV) merupakan kelompok vesikel yang sangat heterogen seperti SUV dilingkupi oleh selapis lipid. Diameternya sangat bervariasi dari 100 nm hingga seukuran sel15. Ukuran liposom ditentukan oleh cara pembuatannya. Liposom yang dibuat dengan cara hand-shaken akan menghasilkan liposom yang berbentuk multilamelar dan berukuran besar. Untuk memperoleh ukuran liposom yang lebih kecil (SUV) dapat dilakukan metode ekstrusi melalui membran polikarbonat 100 nm atau dengan cara sonikasi menggunakan probe sonication dan bath sonication19-20. 2.2 Tetra Eter Lipid (TEL) Tetra eter lipid (TEL) yang digunakan untuk menstabilkan liposom lesitin dapat diperoleh dari fosfolipid utama membran Archae yang bersifat thermoasidofilik11. Salah satu spesiesnya adalah Thermoplasma acidophilum yang ditemukan secara tidak sengaja di tambang batu bara Indiana, USA. Thermoplasma acidophilum (Th. acidophilum) ini juga berhasil diisolasi dari mata air panas di Jepang21. Th. acidophilum tumbuh secara optimal pada suhu 59oC dengan ph 1-25. Walaupun tidak memiliki dinding sel tetapi ia sangat resisten terhadap ph asam21. Dari sejumlah proses adaptasi yang dilakukannya untuk bertahan di lingkungan ekstrim, salah satunya adalah membran selnya yang khas21. Membran Th. acidophilum terdiri dari tiga fraksi utama: lipid apolar, glikolipid dan glikofosfolipid. Struktur dasar lipid ini adalah diglycerol-tetraether macrocycle yang meliputi seluruh membran dan terdiri dari dua rantai C40 isoprenoid6. Lipid yang membentuk membran Archae ini berbeda dari fosfolipid dwilapis yang terdapat pada sel-sel lain. Lipid Archae ini bukan merupakan gliserol ester tetapi eter. Ikatan eter ini menguntungkan karena membuatnya lebih stabil pada rentang ph yang ekstrim. Selain itu, ketiadaan ikatan ganda meningkatkan daya tahan lipid terhadap oksidasi22. Dengan demikian lipid 7

membran Th. acidophilum sangat resisten terhadap suhu, ph asam, proses oksidasi dan serangan mekanik sehingga membentuk liposom yang stabil23. Formula kimia tetra eter fosfolipid utama (TEL) Th. acidophilum dirumuskan oleh Strobl dkk24 sebagai 2,3,2,3 -tetra-o-dibiphytanyl-di-snglycerol-1 -glycosyl-1-phosphoryl-3 -sn-glycerol. Berat molekulnya adalah 1638 Da12. Percobaan yang dilakukan terhadap berbagai tipe sel seperti limfoma tikus, hamster V79, EMAT dan sel S. typhimurium membuktikan bahwa TEL yang membentuk liposom satu lapis yang bermuatan negatif bersifat tidak sitotoksik dan tidak mutagenik dan tidak menimbulkan aktivitas antimutagenik7. Selain itu, liposom TEL terbukti tidak menyebabkan toksisitas sistem saraf pusat akut pada tikus hingga dosis 324 mg/kgbb. Deposisi lipid pada organ-organ yang spesifik juga tidak ditemukan23. Ukuran partikel liposom TEL, terutama dari Th. acidophilum, sangat bervariasi bergantung pada cara pembuatannya. Dengan menggunakan French Pressure Cell ukuran liposom hanya berkisar antara 120 nm, sedangkan yang dibuat dengan cara pengocokan menggunakan tangan (hand shaken) ukuran liposom sangat besar hingga mencapai 7500 nm. Liposom hasil pengocokan dengan tangan dapat diperkecil dengan cara: a) sonifikasi, menghasilkan liposom berukuran sekitar 600 nm, b) dialisis dengan detergen, membentuk liposom berukuran sebesar 370-450 nm, dan c) ekstrusi melalui membran polikarbonat berpori 200 nm, sehingga ukuran liposom akan menjadi sekitar 220 nm. Campuran antara TEL dengan lesitin kuning telur dan lesitin kedelai akan menstabilkan liposom lesitin. Secara konvensional, phosphatidic acid digunakan sebagai tambahan sebanyak 2,5 % untuk menstabilkan liposom lesitin dengan memberikan muatan negatif. TEL menambah muatan negatif liposom lesitin (seperti efek phosphatidic acid) dan menghubungkan secara kovalen kedua permukaan kutub membran dwilapis liposom. Dengan demikian, TEL bersifat sebagai stabilisator dwilapis lesitin baik secara elektrostatik maupun struktural. Stabilisasi secara struktural juga diberikan oleh kolesterol dan α-tokoferol12. Liposom lesitin telur stabil selama satu hingga beberapa minggu pada refrigerator (4-8oC), pada suhu yang lebih tinggi hanya beberapa hari. Liposom 8

campuran TEL dan lesitin telur dengan perbandingan mol 25:75 dan 50:50 stabil pada refrigerator hingga 622 hari12. 2.3. Kerangka Konsep Ekstrusi 200 nm Penyimpanan selama 3 bulan Suhu 4oC Jumlah Suhu 37oC Diameter Liposom Jumlah Diameter Liposom 9