BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

Wawasan Pelanggan 2016:

TANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Sri Suharmini Wahyuningsih 1 Abstrak

, 2015 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA RAGAM TULIS DALAM SURAT PRIBADI MAHASISWA KOREA DI YOUNGSAN UNIVERSITY

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seorang volunteer di organisasi non-profit. Komitmen adalah penanda sikap seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SEMINAR NASIONAL BBS 2016 Literasi Bahasa, Sastra, dan Budaya di Era Industri Kreatif

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BELAJAR DI ERA DIGITAL: BAHASA INGGRIS BERBASIS LOKALITAS MELALUI MEDIA SOSIAL SEBAGAI LANGKAH ANTISIPATIF MENYONGSONG 0 KM JAWA

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui Smartphone. Mulai dari chatting, jejaring sosial, bermain game,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi menjadi salah satu kegiatan penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SEJARAH SUMBER TERBUKA: PEMETAAN PAMERAN SENI RUPA DI INDONESIA

KEDUDUKAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI BAHASA PENGANTAR DALAM DUNIA PENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Gitar merupakan alat musik berdawai yang banyak digemari masyarakat pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi ini disebut dengan bahasa. Bahasa memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA INGGRIS

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan

2016 EFEKTIVITAS MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA D ALAM MENGONJUGASIKAN VERBA

BAB I PENDAHULUAN. Asean (MEA) memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan. aspek yang sangat penting dalam pembentukan generasi bangsa.

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Akhir akhir ini semakin banyak fenomena menarik di sekitar kita yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya sekedar untuk menambah pengetahuan saja. Bahasa Korea merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA JEPANG UNTUK HOTEL

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat

BAB I PEND AHULUAN. Dewasa ini banyak sekali pihak yang melaksanakan pelatihan baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas pendidikannya. Contohnya adalah Finlandia, negara dengan

Intel Teach Program Assessing Projects

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERBASIS POTENSI LOKAL MELALUI KEBIJAKAN LEADER CLASS DI DAERAH CILACAP. Oleh : Ma rifani Fitri Arisa

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas baik pada saat bekerja maupun pada saat bersosialisasi di

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia ditingkatkan untuk disesuaikan dengan taraf perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dari tahun ke tahun penggunaan internet semakin penting dan menjadi

Gambar 1.1 Logo UNKL347

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

18 BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Secara keseluruhan penelitian ini telah mencapai tujuan umum dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu besar terhadap berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran bahasa asing merupakan salah satu ilmu yang popular

BAB I PENDAHULUAN. khususnya. Menurut Undang-undang Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua bangsa memiliki kebudayaan masing-masing. Dan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan penggunaan teknologi membantu. biaya menyebabkan setiap Perusahaan merasa perlu menerapkan teknologi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. satunya yaitu bahasa Inggris. Bahasa merupakan alat komunikasi yang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa memiliki ciri khas dan budaya masing-masing. Ciri khas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UJIAN AKHIR SEMESTER PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SUDAH SAATNYA UNTUK BERUBAH Ima Normalia Kusmayanti (Dikompilasikan dalam tugas Sociolinguistics -2003)

BAB VII PENUTUP. ketertarikan terhadap isu ASEAN khususnya bidang sosial budaya. untuk mencapai tujuan bersama.

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

SIARAN PERS. Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu individu yang dinamis namun sudah. cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan

UPAYA MERAIH PELUANG DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASIA DENGAN MEMANFAATAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI BERBASIS MEDIA SOSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JANUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pemahaman tentang MEA Minim

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan sebutan bagi kemajuan zaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Retnosari, 2015

UJIAN KEMAMPUAN BAHASA JEPANG GNK GAIKOKUJIN NIHONGO KENTEI.

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa

MOOC UNAIR 2018 Pusat Inovasi Pembelajaran dan Sertifikasi (PIPS)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa asing kini memiliki nilai yang sangat penting seiring perkembangan dunia. Kemampuan berbahasa asing menjadi sebuah tuntutan bagi masyarakat Indonesia untuk dapat menaklukan dunia. Memasuki era globalisasi seperti sekarang, berkomunikasi dengan semua orang yang ada di seluruh dunia tentunya menjadi suatu hal yang tidak terelakkan lagi. Dengan kemampuan tersebut, tentunya akan mempermudah komunikasi seseorang dengan orang-orang yang berbeda latar belakang budaya, bahasa dan negara yang ada di seluruh dunia. Resminya Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi anggota dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) juga mendorong masyarakat Indonesia untuk semakin sadar dengan kemampuan yang harus mereka miliki. Kesepakatan yang dibuat oleh para pemimpin negara di ASEAN untuk membentuk suatu pasar tunggal, tidak hanya mencakup perdagangan barang dan jasa, melainkan juga lalu lintas tenaga kerja. Pada era pasar bebas ASEAN 2015, negara-negara Asia Tenggara akan berkompetisi memperebutkan lapangan kerja yang ada. Negara dengan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang tinggi tentunya akan mendapat kesempatan lebih unggul mendapatkan keuntungan ekonomi dalam MEA. Dengan demikian dibutuhkan persiapan yang matang untuk menghadapi MEA salah satunya adalah penguasaan bahasa. Kecakapan berbahasa asing seperti bahasa Inggris maupun bahasa asing lainnya juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas SDM agar memiliki nilai yang lebih unggul dibandingkan pesaing. Penguasaan bahasa asing, perlu ditingkatkan, karena telah menjadi sebuah keharusan. Tidak hanya Bahasa Inggris, menurut situs Language Around the Globe yang dikutip dari jayakarta.ac.id bahasa asing lain yang direkomendasikan untuk dipelajari 1

diantaranya adalah Bahasa Jerman, Bahasa Prancis, Bahasa Portugis dan Bahasa Esperanto. Bahasa Jerman merupakan bahasa yang paling berpengaruh di Benua Eropa. Bahasa ini juga memiliki peranan penting di bidang ekonomi global maupun ilmu pengetahuan. Dari penelitian University of Portsmouth, sebanyak 40 persen ilmuwan AS merekomendasikan bahasa ini, rekomendasi juga dilakukan oleh 70 persen ilmuwan asal Polandia dan Hungaria. Menurut situs LATG, selain Bahasa Spanyol, Bahasa Prancis juga cukup penting untuk dipelajari bagi masyarakat di seluruh dunia. Karena diperkirakan pada 2050 diperkirakan jumlah pemakai bahasa ini mencapai 750 juta orang. Berdasarkan hitungan, Bahasa Portugis juga paling banyak diucapkan oleh 260 juta orang di seluruh dunia dan menempati urutan keenam terbesar yang paling banyak diucapkan dan bahasa Esperanto merupakan bahasa dasar bagi bahasa-bahasa di dataran Eropa, khususnya bahasa Romawi Kuno. 1 Untuk bisa berbahasa asing, cara yang dapat dilakukan adalah dengan belajar. Sebagian anak muda menganggap pembelajaran yang ada pada pendidikan formal tidaklah cukup, bagi mereka penting adanya pembelajaran tambahan di luar pendidikan formal. Banyaknya komunitas yang bermunculan di Indonesia untuk menyalurkan bakat, keterampilan ataupun kreatifitas yang dimiliki tiap-tiap individu, hal tersebut memberikan inspirasi bagi sekelompok anak muda untuk membentuk sebuah komunitas yakni komunitas yang mempelajari bahasa. Komunitas itu sendiri merupakan sekelompok orang yang berkumpul karena memiliki ketertarikan yang sama. Pembentukan komunitas sebagai wadah untuk belajar bahasa asing yang bersifat nonformal merupakan suatu bentuk perhatian untuk dapat mengembangkan kekreatifitasan dan kemampuan anak muda dalam berbahasa asing. Salah satu komunitas yang memiliki perhatian pada bahasa asing adalah komunitas Faktabahasa. Komunitas Faktabahasa Bandung atau yang biasa disingkat Faba merupakan suatu komunitas yang mewadahi kegiatan belajar bahasa dan budaya, terutama bahasa dan budaya asing. Komunitas ini didirikan untuk para 1 http://www.jayakarta.ac.id/warga-dunia-disarankan-pelajari-5-bahasa-ini-termasuk-indonesia/13 Agustus 2016 2

pemula agar dapat belajar bahasa asing. Adapun bahasa-bahasa yang dipelajari di komunitas Faktabahasa Bandung ini tidak hanya satu bahasa saja, melainkan juga mempelajari bahasa-bahasa asing lainnya seperti bahasa Perancis, Jerman, Perancis, Korea, Jepang, Rusia dan Esperanto. Komunitas ini merupakan komunitas non-profit yang dipelopori oleh Erlangga Greschinov melalui akun twitter @faktabahasa pada tanggal 14 Januari 2012. Melihat banyaknya followers yang dimiliki dan antusiasme dari pengikut akun twitter tersebut akhirnya dibentuklah sebuah komunitas dengan tujuan untuk para pemuda untuk mempelajari bahasa dan budaya yang ada di dunia. Rentang usia anggota yang tergabung dalam komunitas Faktabahasa Bandung berkisar antara 16 hingga 27 tahun. Gambar 1.6 Akun Twitter Komunitas Faktabahasa www.twitter.com Komunitas Faktabahasa ini pertama kali didirikan di Bandung pada Maret 2013. Seiring dengan berjalannya waktu, komunitas Faktabahasa tidak hanya di Bandung saja, melainkan telah berkembang ke kota-kota lain, diantaranya Bekasi, Tangerang, Jakarta Selatan, Depok, Bogor, Surabaya dan Semarang. Motto dari komunitas ini adalah internationalizing youth, breaking language barrier. Komunitas Faktabahasa memiliki visi, yakni memberikan fasilitas kepada pemuda Indonesia dalam mengekspresikan kemampuan bahasa dan budaya, melatih 3

kemampuan komunikasi seperti kecakapan dalam bahasa asing, serta memperluas zona sosial para anggotanya. 2 Adapun salah satu kegiatan yang rutin dilakukan oleh komunitas Faktabahasa Bandung dinamakan clubbing. Clubbing merupakan istilah yang digunakan komunitas Faktabahasa dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan tiap minggunya. Clubbing merupakan kegiatan berkumpul untuk belajar dan menguasai bahasa-bahasa yang ada di dunia. Di dalam komunitas Faktabahasa Bandung, peneliti menemukan hal menarik pada kegiatan belajar mengajarnya. Kegiatan belajar bahasa asing pada umumnya dilakukan dengan cara mengenal huruf, tata bahasa, cara pengucapan seperti membaca, mendengarkan, atau dengan menulis saja. Lain halnya dalam kegiatan belajar mengajar di komunitas Faktabahasa (clubbing). Kegiatan belajar ini dikemas dengan cara yang berbeda. Suasana yang dibangun ketika belajar mengajar pun sangat santai. Para pengajar menyelipkan hal-hal menarik supaya kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan. Tidak hanya belajar bahasa, mereka juga mempelajari budaya-budaya yang ada di dunia, karena pada dasarnya, bahasa erat kaitannya dengan budaya. Mereka bisa bercerita tentang sejarah, suatu negara yang bahasanya sedang dipelajari seperti budaya-budaya yang berkembang di negara tersebut, mereka bisa bertukar informasi tentang lagu-lagu berbahasa asing, mereka juga bertukar informasi tentang film, video yang juga dijadikan sebagai media untuk belajar bahasa asing, sehingga dalam kegiatan belajar mengajarnya tidak hanya memberikan materimateri umum saja. Dalam kegiatan belajar mengajar di komunitas Faktabahasa Bandung, terdapat para pengajar yang bersedia untuk berbagi ilmu. Pengajar atau yang biasa disebut dengan tutor sifatnya adalah volunteer. Sebagian besar tutor yang mengajar di komunitas Faktabahasa adalah orang yang pernah belajar bahasa atau pernah kursus bahasa, orang yang pernah tinggal di negara yang bersangkutan atau merupakan 2 https://students.telkomuniversity.ac.id/clubbing-bareng-faktabahasa-yuk/ pada 10 Agustus 2016 4

mahasiswa sastra bahasa. Para tutor mengajar di komunitas dengan sukarela dan tidak di gaji. Para tutor dipilih melalui proses rekrutmen, tidak ada persyaratan khusus untuk menjadi tutor, proses rekrutmen dipilih berdasarkan kemampuan calon pengajar dalam mengajar dan keahlian mereka dalam berbahasa asing. Begitu pun dengan anggota yang ingin bergabung, para peserta akan melalui proses rekrutmen dan kemudian akan ikut dalam kegiatan yang ada didalamnya. Di komunitas Faktabahasa ini, seorang tutor tidak hanya berperan sebagai tutor saja, melainkan juga diperbolehkan menjadi peserta clubbing untuk belajar bahasa asing lainnya. Menurut Kamil (2012) dalam jurnal Maulida mengemukakan bahwa terdapat dua jenis filsafat pendidikan yaitu Andragogi dan Pedagogi. Andragogi dan Pedadogi sama-sama memiliki fokus dalam pembelajaran. Perbedaannya adalah pada objek yang diajar di mana perbedaannya pada andragogi diciptakan suasana hubungan sama status antara fasilitator dan peserta, sedangkan pada pedagogi terpolakan hubungan guru yang mengetahui segalanya dan berkuasa dengan murid yang tidak tahu apa-apa dan harus menerima. Kemudian, pada andragogi diciptakan proses saling membelajarkan diri, pada pedagogi tercipta proses belajar dari guru. Selain itu, pada andragogi peserta mutlak harus aktif berpartisipasi, pada pedagogi murid lebih banyak menerima. Pada penelitian kali ini, filsafat pendidikan yang ada pada komunitas Faktabahasa Bandung adalah andradogi, yakni pada kegiatan belajar mengajar, tutor dan peserta memiliki status yang sama dan mereka sama-sama belajar. Pada prakteknya kegiatan belajar mengajar tentu tidak terlepas dari adanya komunikasi berlangsung antara pengajar dengan peserta. Komunikasi dapat berlangsung dalam proses dan kegiatan pembelajaran, seperti ketika guru menjelaskan materi pembelajaran di kelas, siswa berdiskusi, mahasiswa menulis makalah atau guru dan siswa sama-sama membahas sebuah topik diskusi, semuanya merupakan bentuk dan kegiatan komunikasi yang berlangsung dalam pembelajaran. Apa yang dikomunikasikan dan bagaimana mengkomunikasikannya merupakan dua 5

hal penting dalam komunikasi pembelajaran dimana pun, baik pada pendidikan formal, nonformal maupun informal (Iriantara, 2014:2). Komunikasi yang ada pada kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari beberapa orang dalam suatu komunitas seperti pada komunitas Faktabahasa Bandung tentunya tidak akan terlepas dari berlangsungnya komunikasi kelompok beserta aktivitas di dalamnya. Komunikasi kelompok berlangsung di komunitas Faktabahasa Bandung karena merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil yang merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Untuk itulah peneliti tertarik untuk meneliti Komunikasi Kelompok pada Komunitas Faktabahasa Bandung (Studi kasus pada kegiatan belajar mengajar bahasa asing di komunitas Faktabahasa Bandung) 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan permasalahan yang ingin diangkat oleh peneliti yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana kegiatan komunikasi kelompok yang berlangsung pada kegiatan belajar mengajar bahasa asing di komunitas Faktabahasa Bandung? 2. Bagaimana interaksi komunikasi antara tutor dengan peserta yang ada pada kegiatan belajar mengajar bahasa asing di komunitas Faktabahasa Bandung? 6

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini diantaranya: 1. Menggambarkan kegiatan komunikasi kelompok yang berlangsung pada kegiatan belajar mengajar bahasa asing di komunitas Faktabahasa Bandung 2. Menggambarkan interaksi komunikasi antara tutor yang ada pada kegiatan belajar mengajar bahasa asing di komunitas Faktabahasa Bandung 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan manfaat untuk penelitian dalam bidang ilmu komunikasi khususnya berkaitan dengan komunikasi kelompok. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan studi perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau sebagai masukan bagi pihak yang berkepentingan dan membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini. 7

1.5 Tahapan Penelitian Tabel 1.1 Persiapan Penelitian Pengajuan dan Penentuan Tema Penelitian Observasi Awal Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap Perencanaan Penelitian a. Menjelaskan latar belakang penelitian b. Membuat daftar pertanyaan c. Memilih informan d. Telaah dokumen 2. Tahap Pengumpulan Data Wawancara mendalam dan studi pustaka 3. Tahap analisis data 4. Tahap membuat kesimpulan ( Kuswarno, 2009:58-71) Hasil Akhir berupa Laporan Penelitian Sumber : Olahan Peneliti 2016 dari Kuswarno 1.6 Lokasi dan Waktu penelitian 1.6.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi dengan pendiri, ketua, anggota komunitas Faktabahasa Bandung seperti tutor dan peserta. Penelitian ini 8

dilakukan di Institut Teknologi Bandung sebagai tempat kegiatan belajar mengajar bahasa (clubbing) komunitas Faktabahasa Bandung. 1.6.2 Waktu penelitian Adapun waktu penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlangsung dari bulan Agustus 2016 hingga Januari 2016. Rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.2 No Tahapan. Kegiatan 1. Mencari dan menentukan tema penelitian, mencari referensi. 2. Pencarian data awal penelitian, observasi awal, wawancara awal dengan subjek penelitian. 3. Penyusunan proposal skripsi Bab 1-3 4. Pengumpulan data melalui wawancara dengan Tahun 2016 Agustus September Oktober November Desember Januari 9

informan. 5. Proses analisis dan pengolahan data. 6. Penyusunan hasil penelitian. 10