BAB I PENDAHULUAN. dan valuta asing. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) turun dari angka 2.830

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Industri makanan dan minuman mendapat peluang yang lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PEDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu bursa efek yang cepat

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar. perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi pihak makro dan mikro Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan fungsi keuangan. Sebagai fungsi ekonomi, pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan cukup besar jumlahnya. Sumber dana tersebut dapat dikelompokkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terglobalisasinya perekonomian menyebabkan persaingan antar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tambahan modal tersebut adalah dengan menginvestasikan kepemilikan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula nilai perusahaan. Bagi perusahaan yang sudah go public nilai perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public dapat menjual sahamnya kepada para investor.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tabel 1.1 Daftar Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sektor Jumlah perusahaan

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. luas. Banyak orang yang menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari penjualan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali:

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya krisis global di tahun 2008 membuat lesunya transaksi jual beli saham, krisis yang terjadi awalnya pada Negara Amerika Serikat ini telah merambah ke semua sektor, mulai dari perbankan sektor riil hingga pasar modal. Hal ini bisa dilihat dari kepanikan investor dunia dalam usaha menyelamatkan uang di pasar saham. Para investor menjual saham sehingga bursa saham turun drastis. Di Indonesia, krisis keuangan global terbukti mempengaruhi pasar modal dan valuta asing. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) turun dari angka 2.830 menjadi 1.111, atau turun lebih dari 60%. Nilai kurs rupiah terhadap dolar AS mengalami depresiasi dari Rp 9.076 per dolar hingga sempat mencapai Rp 12.900 per dolar, atau mengalami depresiasi lebih dari 41% sejak Januari hingga Desember 2008 (Sumber : Harian Seputar Indonesia, Jakarta, 24 Desember 2008). Dampak terjadinya krisis keuangan global ini di semua perusahaan yang listing termasuk perusahaan makanan dan minuman membuat minat para investor untuk berinvestasi jadi berkurang dikarnakan keadaan perusahaan pada saat itu kurang baik. Jika dilihat dari segi profitabilitas perusahaan makanan dan minuman mengalami penurunan yang sangat signifikan. sehingga hal ini mengakibatkan harga saham di perusahaan makanan dan minuman tentunya menjadi turun. Pada tahun 2013 industri makanan dan minuman diperkirakan tumbuh sekitar 5%. kenaikan harga pangan dan melemahnya ekspor juga berperan dalam

2 menekan pertumbuhan sektor industri makanan dan minuman. Industr makanan dan minuman juga dihadapkan pada kenaikan BBM, yang mendorong naiknya biaya produksi dan biaya logistic/transportasi sekitar 30%. beberapa kebijakan publik yang diluncurkan pemerintah juga masih kontra produktif terhadap daya saing industry ini. Kebijakan tersebut antara lain dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan no 30/2013 mengenai Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak Serta Pesan Kesehatan Untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji yang mewajibkan pelaku usaha makanan dan minuman mencantumkan peringatan kesehatan di kemasannya. (www.jakarta.news.com). Dan di tahun 2013 tampaknya belum menjadi momen bagus bagi investasi di bursa saham domestik. Hal tersebut terlihat dari pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang masih terus tertekan, sehingga sulit mengulangi prestasi sepanjang 2012 dengan torehan kinerja di atas dua digit, yakni 12,94%. Pergerakan IHSG pun juga mulai tidak terlalu searah (decoupling) dengan kinerja bursa-bursa saham regional, seperti indeks Dow Jones Industrial Average (Amerika Serikat/AS) dan Hang Seng (Hong Kong). Hal tersebut terlihat pada rekap transaksi investor asing yang mencatat penjualan bersih (net sell) sepanjang year to date (YTD) per 22 November 2013 sebesar Rp 24,9 triliun atau rekor terdalam selama satu windu terakhir menyusul arus dana keluar investor asing yang terjadi selama empat bulan berurut-turut (Mei-Agustus 2013) sebesar Rp39,8 triliun. Akibatnya, kurs rupiah pun kian tertekan hingga menembus angka di atas Rp 11.000 per dolar AS sejak September 2013. (www.investor.co.id)

3 Menjelang tahun 2014, ada sejumlah hal penting perlu dicermati investor saham. Pertama, masalah prospek ekonomi global yang diperkirakan masih bertumbuh, namun cenderung melambat. Pelambatan ini menyusul sikap pesimisme Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2014 dari sebelumnya 3,8% menjadi 3,6%. Kedua, prospek pemulihan ekonomi global yang masih lambat dikhawatirkan berdampak buruk bagi indikator makroekonomi domestik yang hingga saat ini masih lesu. Dampak yang nyata adalah melambatnya laju pertumbuhan ekonomi, inflasi tahunan yang tinggi dan memicu kenaikan suku bunga, pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS ke level terendah dalam lima tahun terakhir, dan defisit neraca perdagangan hingga kuartal III-2013. Ketiga, adanya aturan baru dari Bursa Efek Indonesia (BEI) atas satuan perdagangan dan fraksi perubahan harga saham yang berlaku per 6 Januari 2014, juga diperkirakan menjadi katalis positif untuk menopang IHSG. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) memproyeksi, pertumbuhan industri makanan bakal mengalami stagnan pada tahun depan. Melihat berbagai situasi yang ada, pada tahun 2014 diperkirakan industri makanan dan minuman akan tumbuh 6%. Sekretaris Jenderal GAPMMI dalam diskusi tantangan makanan dan minuman di tahun 2014 di Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian Jakarta. pertumbuhan industri yang stagnan di 2014 itu, dengan melihat beberapa faktor kondisi perekonomian secara makro di tahun depan belum stabil. misalnya, adanya tren pelemahan rupiah, bunga pinjaman bank yang naik, serta adanya ajang Pemilu

4 2014. Namun, pada pemilu tahun 2014 mendatang, diperkirakan, konsumsi makanan dan minuman akan mengalami kenaikan. Berdasarkan data bank Indonesia, bakal ada perputaran uang sebesar Rp 44 triliun pada perputaran pemilu 2014. (www.jakarta.news.com). Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu faktor mikro perusahaan. Faktor mikro (internal perusahaan) yang mempengaruhi harga saham antara lain : tingkat keuntungan yang diperoleh, tingkat resiko, kinerja perusahaan dan corporate action yang dilakukan perusahaan tersebut.(canggih Dwi Reza Putra, 2010) Sebelum menginvestasikan dananya investor melakukan analisis terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Investor juga berkepentingan atas informasi yang berhubungan dengan kondisi atau kinerja keuangan perusahaan sebagai pedoman untuk melakukan investasi, agar dana yang diinvestasikan tersebut mampu menghasilkan nilai tambah dimasa mendatang dalam bentuk dividen atau capital gain. Investor juga berkepentingan untuk memilih perusahaan mana diantara begitu banyak sektor perusahaan yang dituju yang nantinya dapat memberikan keuntungan bagi investor itu sendiri, dengan melihat perolehan laba bersih tahunan perusahaan tersebut, guna untuk memperkecil resiko yang ditanggung. Mengingat dalam investasi saham keuntungan di masa yang akan datang tidak dapat diperkirakan secara pasti, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh investor adalah melakukan analisis guna pengambilan keputusan saham apa

5 yang sebaiknya dibeli untuk memaksimalkan keuntungan bagi investor. (F. Poernamawati: 2008). Terdapat dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan nilai dari saham, yaitu analisis sekuritas fundamental dan analisis teknis. Analisis fundamental menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan (misalnya laba, dividen yang dibayar, penjualan dan lain sebagainya), sedang analisis teknis menggunakan data pasar dari saham (misalnya harga dan volume transaksi penjualan) untuk menentukan nilai dari saham. (Jogiyanto 2003: 88) dalam ( mutdiyanti, 2013) Analisis teknis banyak digunakan oleh praktisi dalam menentukan harga saham. Sedangkan analisis fundamental banyak digunakan oleh akademisi. (Jogiyanto 2003: 89) dalam (mutdiyanti, 2013). Maka peneliti akan menggunakan analisis fundamental dalam penelitian ini. Faktor fundamental yang sering digunakan untuk memprediksi harga saham atau tingkat pengembalian saham adalah rasio keuangan dan rasio pasar. (Rowland: 2008) Rasio-rasio yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi rasio profitabilitas, solvabilitas dan rasio pasar. Rasio pasar yang akan digunakan adalah Price to Book Value (PBV), sedangkan rasio profitabilitas yang akan digunakan adalah Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM), kemudian rasio solvabilitasnya adalah Debt to Asset Ratio (DAR), dan Debt to Equity Ratio (DER). Salah satu jenis rasio pasar yang sering dikaitkan dengan harga saham adalah Price to Book Value (PBV), yang merupakan rasio antara harga saham

6 terhadap nilai bukunya. Semakin tinggi nilai PBV, maka semakin tinggi pula perusahaan itu dinilai oleh investor dibandingkan dengan dana yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut (F. Poernamawatie: 2008). Earning per Share (EPS) merupakan rasio yang banyak diperhatikan oleh calon investor, karena informasi Earning per Share merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan dapat menggambarkan prospek earning perusahaan masa depan. Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham tertarik akan Earning per Share, karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa (Syamsuddin, 2007: 66). Return on Asset (ROA) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu (Han afi, 2008:42). Semakin tinggi Return on Asset suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan. Return on Asset perlu dipertimbangkan oleh investor dalam berinvestasi saham, karena Return on Asset berperan sebagai indikator efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh laba. Return on Equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal tertentu (Hanafi, 2008:42). Kenaikan rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Jadi, para investor dapat menggunakan indikator ROE sebagai bahan pertimbangan dalam memilih saham atau menanamkan modalnya, karena rasio ini menunjukkan bahwa dengan kinerja manajemen meningkat maka perusahaan dapat mengelola sumber

7 dana pembiayaan operasional secara efektif untuk menghasilkan laba bersih sehingga saham perusahaan banyak diminati investor. Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio antara laba bersih ( net profit) yaitu sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan (Syamsuddin, 2007:62). Semakin tinggi Net Profit Marginakan menunjukkan adanya efisiensi yang semakin tinggi, sehingga variabel ini menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan. Menurut Kasmir (2008:156) debt to Asset ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai oleh utang. Standar pengukuran untuk menilai baik tidaknya rasio perusahaan digunakan rasio rata-rata industri sejenis. Menurut Kasmir (2008:150) Debt to Equity Ratio(DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini

8 berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Berkaitan dengan persoalan tersebut, beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui sajauh mana pengaruh PBV,EPS,ROA, ROE,NPM,DAR, dan DER terhadap harga saham di perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia (periode 2008-2012).. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan dibeberapa perusahaan yang terdaftar di BEI antara lain: Mitdiyanti (2013) meneliti pengaruh Price to Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2011. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan Price to Book Value (PBV), Return on Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Desi Rachmasari hasanah (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh ROA, ROE, EPS terhadap harga saham di perusahaan Food and Beverage yang go public di Bursa Efek Indonesia (periode tahun 2003-2007). Desi menyimpulkan bahwa dari penelitian nya Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan food and beverage yang go public di BEI. Sedangkan Earning per Share EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan food and beverage yang go public di BEI. Zahroh Z.A (2013) meneliti tentang pengaruh Earning Per Share, Return On Assets, Net Profit Margin, Debt to Assets Ratio dan Long Term Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham pada perusahaan Perdagangan yang terdaftar

9 di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersamasama variabel Earning Per Share, Return On Assets, Net Profit Margin, Debt to Assets Ratio dan Long Term Debt to Equity Ratioberpengaruh signifikan terhadap harga saham berdasarkan hasil uji F. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan fenomena yang terjadi dan beberapa penelitian yang sebelumnya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada data penelitian yang sama-sama diambil di Bursa Efek Indoensia dan variable yang telah di teliti kembali. Kemudian perbedaannya pada jumlah sampel dan perusahaan sampel, periode pengamatan, variable independen yang menggabungkan variable yang pernah diteliti dari beberapa penelitian sebelumnya. Periode pengamatan yang digunakan pada penelitin ini pada tahun 2008-2012 secara berturut-turut. Penelitian ini menggunakan analisis rasio dengan mengambil tujuh rasio yaitu Price Book Value (PBV), Earning per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt to Asset (DAR), dan Debt to Equity karena dengan rasio-rasio diatas kita dapat mengukur harga saham perusahaan makanan dan minuman baik dari segi profitabilitas maupun dari solvabilitasnya. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk menganalisis Price Book Value (PBV), Earning per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt to Asset (DAR), dan Debt to Equity (DER), yang diduga berpengaruh terhadap harga saham. Maka peneliti akan menuangkannya dalam sebuah karya ilmiah yang

10 berbentuk skripsi dengan judul : Pengaruh Price Book Value (PBV), Earning per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt to Asset (DAR), dan Debt to Equity (DER), Terhadap Harga Saham Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah Price Book Value (PBV) berpengaruh terhadap harga saham di 2. Apakah Earning per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham di 3. Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap harga saham di 4. Apakah Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham di 5. Apakah Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap harga saham di 6. Apakah Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh terhadap harga saham di 7. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham di

11 8. Apakah PBV, EPS, ROA, ROE, NPM, DAR, DER berpengaruh secara simultan terhadap harga saham di perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh Price Book Value (PBV) terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia 2. Untuk mengetahui pengaruh Earning per Share (EPS) terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia 3. Untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia 4. Untuk mengetahui pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia 5. Untuk mengetahui pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. 6. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia 7. Untuk mengetahui pengaruh Deb to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia

12 8. Untuk mengetahui pengaruh PBV, EPS, ROA, ROE, NPM, DAR, DER secara simultan terhadap harga saham di perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis : Dilihat secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan sumbangan pemikiran yang dapat menambah pembendaharaan pengetahuan mengenai analisa laporan keuangan khususnya rasio keuangan. b. Manfaat Praktisi Selain dilihat dari kegunaan teoritis, penelitian ini juga diharapkan dapat berguna: 1. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para investor atas informasi keuangan dalam melakukan pengambilan keputusan untuk berinvestasi di pasar modal, sehingga dapat memperkecil resiko yang mungkin dapat terjadi sebagai akibat dalam pembelian saham di pasar modal. 2. Bagi Perusahaan Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat disajikan sebagai bahan informasi tentang usaha atau cara yang ditempuh bila perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan tingkat kesulitan keuanagn yang akan mampu untuk

13 dicarikan jalan keluarnya sehingga perusahaan tidak sampai mengalami kebangkrutan. 3. Bagi pihak-pihak lain Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan, baik sebagai referensi maupun sebagai bahan teori penelitian selanjutnya. 1.4 Sistematika Penulisan Gambaran singkat tentang keseluruhan isi skripsi dalam penelitian adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Mengemukakan tentang tinjauan pustaka, penelitian terdahulu, kerangka berfikir. BAB III : METODE PENELITIAN Menjelaskan tentang variabel penelitian, penentuan sampel penelitian, sumber data penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Menjelaskan tentang hasil dari penelitian dan pembahasan hasil penelitian. BAB V : : PENUTUP Terdiri atas kesimpulan dan saran-saran yang diharapkan dapat digunakan bagi perusahaan, investor dan penelitian selanjutnya