mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah perkembangan akuntansi, yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. seperti polusi udara, limbah pabrik dan eksploitasi hasil alam yang berlebihan

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melaporkan hasil dari kinerjanya adalah melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan oleh akuntansi selama ini hanya berpihak pada shareholder.

BAB I PENDAHULUAN. mengemukakan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tentang. dampak positif secara keseluruhan pada masyarakat.


BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, serta perbankan. Perkembangan perusahaan yang. membentuk ikatan-ikatan ekonomi dunia untuk mendorong perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. Program CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam akuntansi konvensional (mainstream accounting), tanggung

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. (shareholders), tetapi juga untuk keberpihakan stakeholders dalam praktik

SKRIPSI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atau lingkungan sekitar (Hexa, 2008). Dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. budaya (Novianty, 2011). Padahal di sisi lain perusahaan juga membawa

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial dan peningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga perusahaan bukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu menghasilkan laba. Dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibilty atau lebih dikenal dengan CSR adalah bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial berkaitan dengan perkembangan bisnis di era global. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam Purwanto (2011: 16) mengemukakan konsep Triple Bottom Line yang

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. sosial atau yang dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility),

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada dasarnya melaksanakan kegiatan usaha sesuai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini arus globalisasi bergerak semakin cepat dan hal ini memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk mengantisipasi kondisi di luar perusahaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena kian maraknya pertumbuhan perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator bagi para stakeholder untuk menilai sejauh mana kinerja manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder yang memunculkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. di bidang ekonomi. Perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial atau social responsibility semakin meningkat. Timbul selaras dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dampak positif dan dampak negatif bagi masyarakat. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah Corporate Social Responsibility (CSR). bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban financial

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. untuk fokus pada pengembangan hubungan sosialnya kepada stakeholders

BAB I PENDAHULUAN. (mandatory disclosure) dan pengungkapan yang sifatnya sukarela (voluntary

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investor, kreditur, dan pemerintah. Pengungkapan laporan keuangan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, secara langsung. lingkungan di sekitarnya. Dampak positif yang mungkin timbul adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi saat ini sangat pesat, hal ini menyebabkan pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responbility (CSR) sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan swasta kini mengembangkan apa yang disebut Corporate

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya muncul perusahaan pesaing yang memiliki keunggulan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (shareholders) saja namun juga mempunyai tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai dengan donimasi mesin sebagai alat produksi. Revolusi ini melahirkan industri dan kapitalisme modern, dimana uang memegang peranan yang sangat penting. Revolusi memberikan dampak yang besar bagi masyarakat, sosial, dan lingkungan. Selain peningkatan mutu dan kualitas hidup masyarakat, industri juga melahirkan kaum buruh dan kerusakan lingkungan seperti polusi udara, limbah pabrik dan eksploitasi hasil alam yang berlebihan. Akuntansi pun mengalami perkembangan pesat dengan hadirnya revolusi industri. Pelaporan akuntansi digunakan sebagai alat pertanggungjawaban kepada pemilik modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada pemilik modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan melakukan eksploitasi sumber-sumber alam dan masyarakat sosial secara tidak terkendali sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan pada akhirnya mengganggu kehidupan manusia. Para pemilik modal, yang hanya berorientasi pada laba material, telah merusak keseimbangan kehidupan dengan cara menstimulasi pengembangan potensi ekonomi yang dimiliki manusia secara berlebihan yang tidak memberi kontribusi bagi peningkatan kemakmuran mereka tetapi justru menjadikan mereka mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006). 1

2 Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang muncul dalam kegiatan usahanya kini sudah tidak dapat diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan untuk meningkatkan perhatiannya kepada lingkungan sosial. Perusahaan diharapkan tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik modal (investor dan kreditor) tetapi juga karyawan, konsumen, masyarakat dan lingkungannya. Kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial pun semakin meningkat. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai sejauh mana perusahaan telah melaksanakan aktivitas sosialnya untuk memastikan bahwa hakhak mereka telah terpenuhi. Pusat perhatian pada akuntansi konvensional adalah stakeholders dan bondholders, sedangkan pihak lain diabaikan. Akuntansi konvensional pun menuai berbagai kritikan, karena dianggap belum mampu mengakomodir kepentingan masyarakat secara luas, sehingga pada akhirnya menghadirkan konsep akuntansi yang dikenal sebagai Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Anggraini, 2006). Informasi tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan dapat digambarkan sebagai ketersediaan informasi keuangan dan non keuangan yang berkaitan dengan interaksi perusahaan dengan lingkungan. Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban perusahaan terhadap stakeholders atas berbagai aktivitas perusahaan. Isu ekonomi, kemanusiaan, dan lingkungan menjadi bagian dari tanggung jawab perusahaan karena ketiga hal tersebut sangat berkaitan dengan aktivitas perusahaan (Pradipta

3 dan Purwaningsih, 2012). Definisi secara luas yang ditulis sebuah organiasi dunia World Bisnis Council for Sustainable Development (WBCD) yang menyatakan bahwa CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarga. Dunia bisnis saat ini menuntut perusahaan untuk mampu menyeimbangkan pencapaian kinerja ekonomi (profit), kinerja sosial (people), dan kinerja lingkungan (planet) atau disebut triple bottom-line performance. Orientasi praktik bisnis yang selama ini pada maksimalisasi laba perlu dikaji ulang. Orientasi mengejar laba semaksimal mungkin secara jangka pendek akan menunjukkan keberhasilan, namun untuk jangka panjang hal tersebut bisa menimbulkan masalah bagi perusahaan karena adanya resistensi dari masyarakat dan stakeholder lainnya (Pradipta dan Purwaningsing, 2012) Alasan perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi CSR secara sukarela telah diteliti. Diantaranya adalah untuk mentaati peraturan yang ada. Pemerintah melalui UU No. 40 2007 tentang Perseroan Terbatas mewajibkan perseroan yang bidang usahanya di bidang atau terkait dengan bidang sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Peraturan lain yang menyinggung CSR adalah UU no. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.

4 Dalam proses perjalanan CSR banyak masalah yang dihadapinya, di antaranya adalah: 1. Program CSR belum tersosialisasikan dengan baik di masyarakat. 2. Masih terjadi perbedaan pandangan antara departemen hukum dan HAM dengan departemen perindustrian mengenai CSR dikalangan perusahaan dan Industri. 3. Belum adanya aturan yang jelas dalam pelaksanaan CSR dikalangan perusahaan. Bila dianalisis permasalahan di atas yang menyangkut belum tersosialisasikannya dengan baik program CSR di kalangan masyarakat. Hal ini menyebabkan program CSR belum bergulir sebagai mana mestinya, mengingat masyarakat belum mengerti apa itu program CSR. Apa saja yang dapat dilakukannya? Bagaimana dapat berkolaborasi dengan prosedur perusahaan?. Berbagai penelitian yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan menunjukkan adanya keanekaragaman hasil. Penelitian Sembiring (2005) menemukan bahwa ukuran perusahaan, profil dan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan, namun tidak menemukan hubungan signifikan antara profitabilitas dan leverage dengan pengungkapan informasi sosial. Anggraini (2006) menemukan hubungan signifikan antara persentase kepemilikan manajemen dengan pengungkapan informasi sosial, namun tidak berhasil membuktikan pengaruh ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas terhadap kebijakan pengungkapan informasi sosial oleh perusahaan.

5 Penelitian yang dilakukan oleh Achmad (2007) dan Sembiring (2005) mendukung hubungan profitabilitas dengan pengungkapan CSR. Sedangkan penelitian yang dilakukan Kurnianingsih (2013) dan Purnasiwi (2011) melaporkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Ukuran dewan komisaris merupakan salah satu faktor yang juga cenderung mempengaruhi pengungkapan CSR. Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan memiliki hasil yang beragam. Salah satu pendapat mengungkapkan semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO sehingga pengawasan atas aktivitas yang dilakukannya akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkannya. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan (Sitepu dan Siregar, 2008). Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Febrianti (2008) dan Wulandari (2009) menunjukkan hasil yang sangat berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sitepu dan Siregar (2008). Mereka menyatakan bahwa variabel ukuran dewan komisaris tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Perusahaan yang memiliki banyak anggota untuk menjadi dewan komisaris dapat berakibat pada makin buruknya kinerja yang dimiliki perusahaan. Mereka akan mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya, diantaranya kesulitan dalam berkomunikasi dan mengkoordinir kerja

6 dari masing-masing anggota dewan itu sendiri, serta kesulitan dalam mengambil keputusan yang berguna bagi perusahaan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini berjudul: Pengaruh Kinerja Keuangan pada Pengungkapan Corporate Social Responsibility Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2014. Penelitian ini menggunakan sektor manufaktur disebabkan karena perusahaan manufaktur banyak menimbulkan efek lingkungan dalam proses produksinya seperti pencemaran limbah sehingga perusahaan perlu menerapkan CSR sebagai timbal balik kepada lingkungan disekitarnya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut: 1. Apakah size memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR perusahaan? 2. Apakah profitabilitas memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR perusahaan? 3. Apakah leverage memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR perusahaan? 4. Apakah ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR perusahaan?

7 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji bagaimana pengaruh size terhadap pengungkapan CSR perusahaan. 2. Untuk menguji bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan CSR perusahaan. 3. Untuk menguji bagaimana pengaruh leverage terhadap pengungkapan CSR perusahaan. 4. Untuk menguji bagaimana pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan CSR perusahaan. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Akademis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang ilmu akuntansi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pihak Perusahaan/Manajemen

8 Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk pengambilan kebijakan oleh manajemen perusahaan mengenai pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan dalam laporan keuangan yang disajikan. b. Bagi Investor dan Calon Investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang laporan keuangan tahunan sehingga dijadikan sebagai acuan untuk pembuatan keputusan investasi. Penelitian ini diharapkan akan memberikan wacana baru dalam mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhitungkan dalam investasi yang tidak terpaku pada ukuran-ukuran moneter. c. Bagi Masyarakat Memberikan stimulus sebagai pengontrol atas perilaku-perilaku perusahaan. Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak yang harus diperoleh. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian merupakan suatu pembatasan atas permasalahan, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kerancuan dan arah pembahasan yang simpang siur, terlalu luas, dan tidak mengarah pada tujuan semula. Maka dalam pembahasan skripsi ini penulis mengamati: 1. Kinerja keuangan di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014. 2. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada laporan tahunan dari perusahaan manufaktur. Hal-hal di luar lingkup penelitian di atas tidak termasuk dalam proses penelitian.