PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2017

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN JANUARI 2016 NAIK 0,61 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2017 NAIK 0,60 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2017 TURUN -0,03 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN OKTOBER 2016 TURUN -0,27 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN DESEMBER 2016 TURUN -0,11 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN JUNI 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JULII 2015 SEBESAR 95,42 ATAU NAIK SEBESAR 0,76 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN AGUSTUS 2017 TURUN -0,28 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MEI 2017 TURUN -0,26 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2015 SEBESAR 95,89 ATAU NAIK SEBESAR 0,82 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2015 SEBESAR 95,11 ATAU TURUN SEBESAR 0,32 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Oktober 2015 Oktober 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Utara Bulan Oktober 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN JUNI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MARET 2017

Perkembangan Nilai Tukar Petani Oktober 2017 Provinsi Gorontalo

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2015

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MEI 2015 SEBESAR ATAU TURUN 0.79 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA JULI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA APRIL 2016 SEBESAR 97,14 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,31 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DESEMBER 2015 SEBESAR 96,85 ATAU TURUN SEBESAR 0,09 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JUNI 2016 SEBESAR 97,00 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,38 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA NOVEMBER 2015 SEBESAR 96,93 ATAU NAIK SEBESAR 0,52 PERSEN

Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Utara Bulan September 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA OKTOBER 2015 SEBESAR 96,43 ATAU NAIK SEBESAR 0,57 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Provinsi Gorontalo

NTP Sulawesi Utara September 2017 Naik 0,79 Persen

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MEI 2016 SEBESAR 96,63 ATAU MENURUN SEBESAR 0,52 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

BERITA RESMI STATISTIK

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2016 SEBESAR 97,69 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,86 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI/ DEFLASI PEDESAAN

Transkripsi:

r BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 44/08/76/Th. IX, 3 Agustus 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2015 NTP SULAWESI BARAT 105,32 Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat Juli 2015 sebesar 105,32; meningkat 0,53 persen dibandingkan NTP Juni 2015 yang sebesar 104,76. Selain itu, NTP menurut subsektor tercatat untuk subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 96,13; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 99,52; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 116,55; Subsektor Peternakan (NTP-T) 102,23; dan Subsektor Perikanan (NTN) 102,14. NTP Subsektor Perikanan terbentuk dari gabungan perikanan tangkap dan budidaya perikanan yang memiliki NTP masing-masing sebesar 103,31 dan 100,05. Hasil pemantauan harga konsumen perdesaan menunjukkan terjadinya inflasi perdesaan di Sulawesi Barat pada Juli 2015 sebesar 0,39 persen, yang secara umum dipicu oleh meningkatnya indeks harga tujuh kelompok pengeluaran, dimana indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan meningkat sebesar 0,42 persen, indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau meningkat sebesar 0,18 persen, indeks harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,21 persen, indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 1,89 persen, indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,02 persen, indeks harga kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,97 persen, dan kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 0,17 persen. Inflasi di daerah perdesaan terjadi di seluruh provinsi di Indonesia, tertinggi di Jawa Tengah 1,35 persen dan terendah di Sulawesi Tenggara 0,11 persen. Sulawesi Barat menempati urutan ke-25 dari 33 provinsi yang mengalami inflasi. Untuk skala nasional, NTP bulan Juli 2015 sebesar 100,97; meningkat sebesar 0,44 persen dibandingkan bulan Juni 2015, dan mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,89 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 44/08/76/Th. IX, 3 Agustus 2015 1

pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Gabungan Tabel 1 Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat Menurut Subsektor Juni Juli 2015 serta Perubahannya (2012=100) Subsektor Juni Juli Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) a. Nilai tukar petani (NTP) 104,76 105,32 0,53 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 120,83 121,88 0,86 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 115,35 115,72 0,33 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117,38 117,83 0,39 - Indeks BPPBM 108,47 108,57 0,09 Gabungan tanpa Perikanan a. Nilai tukar petani (NTP) 104,93 105,48 0,52 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 120,96 121,98 0,84 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 115,28 115,64 0,32 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117,35 117,80 0,38 - Indeks BPPBM 108,18 108,27 0,08 1. Tanaman Pangan a. Nilai tukar petani (NTPP) 96,75 96,13-0,64 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 111,61 111,27-0,31 - Padi 114,64 114,52-0,11 - Palawija 103,81 102,87-0,90 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 115,36 115,74 0,33 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 116,80 117,20 0,34 - Indeks BPPBM 107,88 108,20 0,30 2. Hortikultura a. Nilai tukar petani (NTPH) 100,54 99,62-0,91 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 115,81 115,14-0,58 - Sayur-sayuran 123,09 119,79-2,67 - Buah-buahan 114,68 114,39-0,25 - Tanaman Obat 124,18 125,71 1,23 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 115,19 115,58 0,34 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 116,65 117,10 0,39 - Indeks BPPBM 107,71 107,76 0,04 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 44/08/76/Th. IX, 3 Agustus 2015

Subsektor Juni Juli Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai tukar petani (NTPR) 114,51 116,55 1,78 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 133,64 136,40 2,07 - Tanaman Perkebunan Rakyat 133,64 136,40 2,07 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 116,70 117,03 0,28 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118,14 118,56 0,36 - Indeks BPPBM 110,00 109,90-0,09 4. Peternakan a. Nilai tukar petani (NTPT) 101,66 102,23 0,56 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 114,84 115,90 0,92 - Ternak Besar 110,81 111,60 0,72 - Ternak Kecil 126,10 126,96 0,67 - Unggas 105,73 107,34 1,53 - Hasil Ternak 122,32 123,63 1,07 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 112,96 113,37 0,36 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117,26 117,80 0,46 - Indeks BPPBM 105,96 106,14 0,17 5. Perikanan a. Nilai tukar nelayan dan pembudidaya ikan(ntnp) 101,26 102,14 0,88 b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It) 118,25 119,80 1,31 c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib) 116,78 117,28 0,43 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117,84 118,49 0,55 - Indeks BPPBM 114,42 114,63 0,18 5.1. Perikanan Tangkap a. Nilai tukar nelayan (NTN) 101,66 103,31 1,62 b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan(It) 120,21 122,70 2,08 - Penangkapan 120,21 122,70 2,08 c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib) 118,25 118,77 0,44 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117,68 118,32 0,54 - Indeks BPPBM 119,27 119,59 0,27 5.2. Perikanan Budidaya a. Nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) 100,53 100,05-0,48 b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) 114,85 114,76-0,08 - Budidaya 114,85 114,76-0,08 c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) 114,25 114,70 0,40 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118,13 118,80 0,57 - Indeks BPPBM 106,02 106,02 0,00 Hasil pemantauan harga produsen berbagai komoditi barang dan jasa di daerah perdesaan menunjukkan bahwa NTP Sulawesi Barat Juli 2015 sebesar 105,32 atau meningkat sebesar 0,53 persen dibandingkan dengan NTP Juni 2015 yang sebesar 104,76. Hal ini disebabkan perubahan indeks harga yang diterima petani meningkat sebesar 0,86 persen sedangkan indeks yang dibayar petani meningkat 0,33 persen. Berarti secara umum kenaikan harga komoditi hasil pertanian dari bulan sebelumnya lebih cepat dibandingkan dengan kenaikan harga barang-barang keperluan konsumsi dan Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 44/08/76/Th. IX, 3 Agustus 2015 3

produksi. Akibatnya, perbandingan antara indeks harga yang diterima dengan indeks harga yang dibayar petani cenderung lebih tinggi. Bila diamati NTP menurut subsektor bulan Juli 2015 dan dibandingkan dengan NTP subsektor yang sama bulan sebelumnya, tiga subsektor mengalami peningkatan, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat meningkat sebesar 1,78 persen, subsektor peternakan meningkat sebesar 0,56 persen, dan subsektor perikanan meningkat sebesar 0,88 persen. Sementara itu subsektor tanaman pangan mengalami penurunan sebesar -0,31 persen dan subsektor hortikultura mengalami penurunan sebesar -0,91 persen. 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) menggambarkan perkembangan harga beragam komoditi pertanian yang dihasilkan petani. Juli 2015, indeks harga yang diterima petani (It) gabungan dari lima subsektor adalah sebesar 121,88 atau meningkat sebesar 0,86 persen dibandingkan dengan indeks harga yang sama pada Juni 2015 yang sebesar 120,83. Perubahan positif It terjadi pada tiga subsektor, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat meningkat sebesar 2,07 persen, subsektor peternakan meningkat sebesar 0,92 persen, dan subsektor perikanan meningkat sebesar 1,31 persen. Sedangkan It subsektor tanaman pangan mengalami penurunan sebesar -0,31 persen dan subsektor hortikultura mengalami penurunan sebesar -0,58 persen. Grafik 1 Perkembangan NTP Sulawesi Barat (2012 =100), Januari Juli 2015 121,00 116,00 111,00 106,00 101,00 96,00 91,00 Jan '15 Feb '15 Mar '15 Apr '15 Mei '15 Juni '15 Juli '15 NTP Gab NTP Gab Tanpa Ikan NTP-P NTP-H NTP-R NTP-T NTNP 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 44/08/76/Th. IX, 3 Agustus 2015

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat diamati fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar penduduk Sulawesi Barat, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk proses produksi hasil pertanian. Pada bulan Juli 2015, indeks harga yang dibayar petani (Ib) gabungan lima subsektor sebesar 115,72, meningkat sebesar 0,33 persen bila dibandingkan Ib Juni 2015 yang sebesar 115,35. Perubahan positif Ib terjadi pada semua subsektor, dimana subsektor tanaman pangan meningkat sebesar 0,33 persen, subsektor hortikultura meningkat sebesar 0,34 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat meningkat sebesar 0,28 persen, subsektor peternakan meningkat sebesar 0,36 persen, dan subsektor perikanan meningkat sebesar 0,43 persen. 3. NTP Menurut Subsektor Mengamati NTP menurut subsektor, terlihat bahwa subsektor pertanian tanaman pangan dan subsektor hortikultura masih dibawah angka 100, sedangkan NTP tiga subsektor lainnya lebih besar 100. NTP Juli 2015 tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 116,55 sedangkan yang terendah adalah subsektor tanaman pangan dengan NTP sebesar 96,13. a) Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada bulan Juli 2015, indeks harga yang diterima petani sebesar 111,27, atau turun -0,31 persen dibandingkan bulan sebelumnya, sedangkan indeks yang dibayar petani sebesar 115,74, atau meningkat sebesar 0,33 persen, sehingga menyebabkan Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) turun sebesar -0,64 persen. Indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan dikarenakan indeks harga pada subkelompok palawija turun -0,90 persen dan subkelompok padi sebesar -0,11 persen. Komoditas palawija yang indeks harganya mengalami penurunan adalah jagung. Sementara itu, meningkatnya indeks yang dibayar petani (Ib) diakibatkan oleh meningkatnya indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,34 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,30 persen. NTP-P yang dibawah seratus menunjukkan bahwa kenaikan harga komoditi hasil pertanian tanaman pangan secara umum lebih lambat dibandingkan kenaikan harga komoditi untuk keperluan konsumsi dan produksi pertanian. Berarti, daya tukar produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi petani subsektor tanaman pangan secara umum masih rendah. b) Subsektor Hortikultura (NTP-H) Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura (NTP-H) Juli 2015 turun sebesar -0,91 persen dikarenakan indeks harga yang diterima petani turun sebesar -0,58 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat sebesar 0,34 persen. Indeks yang diterima petani (It) mengalami perubahan yang negatif dikarenakan adanya perubahan negatif pada indeks harga subkelompok buah-buahan sebesar -0,25 persen dan indeks harga subkelompok sayur-sayuran sebesar -2,67 persen, meskipun indeks harga subkelompok tanaman obat Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 44/08/76/Th. IX, 3 Agustus 2015 5

meningkat 1,23 persen. Komoditas buah-buahan yang turun indeks harganya adalah jeruk dan langsat. Komoditas sayur-sayuran yang indeks harganya mengalami penurunan adalah cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan tomat. Sementara itu, meningkatnya indeks yang dibayar petani disebabkan indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) meningkat sebesar 0,39 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,04 persen. c) Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada bulan Juli 2015, Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-R) meningkat sebesar 1,78 persen, disebabkan indeks harga yang diterima petani meningkat sebesar 2,07 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat sebesar 0,28 persen. Perubahan positif yang terjadi pada indeks yang diterima petani (It) dikarenakan meningkatnya indeks subkelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,07 persen yaitu dari 133,64 menjadi 136,40. Komoditas yang indeks harganya meningkat adalah kakao, kelapa, cengkeh, dan kemiri. Di sisi lain perubahan positif pada indeks yang dibayar petani (Ib) dikarenakan indeks harga kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) meningkat sebesar 0,36 persen meskipun indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) turun sebesar -0,09 persen. d) Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada Juli 2015, Nilai Tukar Petani pada Subsektor Peternakan (NTP-T) mengalami perkembangan positif sebesar 0,56 persen, dikarenakan indeks harga yang diterima petani meningkat sebesar 0,92 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat 0,36 persen. Perubahan positif indeks harga yang diterima petani (It) disebabkan oleh meningkatnya indeks harga subkelompok ternak besar sebesar 0,72 persen, subkelompok ternak kecil sebesar 0,67 persen, indeks harga subkelompok unggas sebesar 1,53 persen, dan indeks harga subkelompok hasil ternak meningkat sebesar 1,07 persen. Di sisi lain, indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami perubahan positif dikarenakan indeks kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) meningkat sebesar 0,36 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,17 persen. e) Subsektor Perikanan (NTNP) Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan atau Nilai Tukar Nelayan (NTNP) mengalami perubahan positif sebesar 0,88 persen pada Juli 2015 disebabkan perubahan indeks harga yang diterima petani meningkat sebesar 1,31 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat sebesar 0,43 persen. Perubahan positif yang terjadi pada indeks harga yang diterima petani (It) subsektor ini dikarenakan oleh indeks subkelompok perikanan tangkap meningkat sebesar 2,08 persen meskipun indeks harga subkelompok budidaya perikanan turun sebesar -0,08 persen. Sementara itu, perubahan positif yang terjadi pada indeks harga yang dibayar petani (Ib) diakibatkan oleh meningkatnya indeks harga kelompok konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,55 persen dan indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,18 persen. 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 44/08/76/Th. IX, 3 Agustus 2015

1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Juli 2015, Nilai Tukar Nelayan (NTN) meningkat sebesar 1,62 persen. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) meningkat sebesar 2,08 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,44 persen. Perubahan positif It dipicu oleh meningkatnya indeks harga ikan cakalang, ikan kembung, ikan kuwe/bebara, ikan tongkol, ikan tuna, dan ikan selar. Perubahan positif yang terjadi pada Ib dikarenakan indeks harga kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) meningkat sebesar 0,54 persen dan indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,27 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Juli 2015, Nilai Tukar Pembudidayaan Ikan (NTPi) turun sebesar -0,48 persen. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) turun -0,08 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,40 persen. Perubahan positif yang terjadi pada Ib dikarenakan indeks harga kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) meningkat sebesar 0,57 persen dan indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) cenderung stabil. 4. Perkembangan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Perubahan Indeks harga Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah perdesaan. Pada Juli 2015 Sulawesi Barat mengalami inflasi perdesaan 0,39 persen. Inflasi ini dipicu oleh meningkatnya indeks harga tujuh kelompok pengeluaran, dimana indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan meningkat sebesar 0,42 persen, indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau meningkat sebesar 0,18 persen, indeks harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,21 persen, indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 1,89 persen, indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,02 persen, indeks harga kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,97 persen, dan kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 0,17 persen. Tabel 2 Inflasi Perdesaan Menurut Kelompok, Januari - Juli 2015 (2012=100) KELOMPOK JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Bahan Makanan 1,84-1,25-1,24-1,06 0,39 2,10 0,42 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, & Tembakau 0,89 0,16 0,29 0,22 0,44 0,59 0,18 Perumahan 1,03 0,04 0,13 0,11 0,19 0,03 0,21 Sandang 0,56 0,13 0,10 0,74 0,23 0,13 1,89 Kesehatan 0,73 0,21 0,62 0,28 0,71 0,28 0,02 Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 0,05 0,07-0,31 0,34 0,07-0,09 0,97 Transportasi & Komunikasi -4,67-2,39 1,22 1,84 0,50 0,06 0,17 Konsumsi Rumah Tangga 0,60-0,78-0,33-0,14 0,38 1,06 0,39 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 44/08/76/Th. IX, 3 Agustus 2015 7

5. Perbandingan Antar Provinsi di Pulau Sulawesi Bila dibandingkan NTP antar Provinsi di Pulau Sulawesi, pada Bulan Juli 2015 terlihat bahwa semua provinsi mengalami perubahan positif. Perubahan positif terbesar terjadi pada Provinsi Sulawesi Tenggara yang mengalami perubahan sebesar 1,57 persen, diikuti Sulawesi Selatan sebesar 0,93 persen, Sulawesi Utara 0,76 persen, Sulawesi Tengah 0,61 persen, Sulawesi Barat 0,53 persen, dan terkecil Gorontalo 0,26 persen. Jika dibandingkan perubahan Indeks Harga Konsumen perdesaan (Inflasi/deflasi) antar provinsi di Pulau Sulawesi, semua provinsi mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sulawesi Selatan dengan inflasi sebesar sebesar 1,01 persen dan terendah di Sulawesi Tenggara sebesar 0,11 persen. Inflasi tertinggi kedua terjadi di Sulawesi Tengah yaitu sebesar 0,67 persen. Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Gorontalo mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,48 persen, 0,39 persen, dan 0,32 persen. Tabel 3 Nilai Tukar Petani Provinsi dan Persentase Perubahannya Juli 2015 (2012=100) IT JULI 2015 IB JULI 2015 NTP JULI 2015 PROVINSI INDEKS % PERB INDEKS INDEKS INDEKS % PERB (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sulawesi Utara 113,68 1,19 119,14 0,42 95,42 0,76 Sulawesi Tengah 116,05 1,11 118,17 0,50 98,21 0,61 Sulawesi Selatan 125,04 1,68 119,61 0,74 104,53 0,93 Sulawesi Tenggara 118,62 1,67 118,21 0,11 100,35 1,57 Gorontalo 122,30 0,49 120,32 0,23 101,65 0,26 Sulawesi Barat 121,88 0,86 115,72 0,33 105,32 0,53 Provinsi Tabel 4 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Menurut Provinsi se-sulawesi, Juli 2015 (2012=100) Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olah raga Transportasi dan Komunikasi Konsumsi Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Sulawesi Utara 0,56 0,87 0,09 0,08 0,84 0,65 0,10 0,48 Sulawesi Tengah 1,03 0,36 0,65 1,57 0,14 0,23-0,04 0,67 Sulawesi Selatan 1,80 0,14 0,26 1,19 0,41 0,27 0,75 1,01 Sulawesi Tenggara -0,34 0,34 0,20 2,28 0,03 0,20 0,37 0,11 Gorontalo 0,19 0,53 0,59 0,68 0,20 0,32 0,15 0,32 Sulawesi Barat 0,42 0,18 0,21 1,89 0,02 0,97 0,17 0,39 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 44/08/76/Th. IX, 3 Agustus 2015

Grafik 2 Laju Inflasi Perdesaan Indonesia dan Provinsi se-sulawesi, Juli 2015 (2012=100) 1,20 1,00 0,80 0,60 0,40 0,20 0,89 0,48 0,67 1,01 0,11 0,32 0,39 0,00 Indonesia Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gorontalo Sulbar 6. NTUP Subsektor Pada Juli 2015, NTUP Sulawesi Barat meningkat sebesar 0,77 persen. Hal ini karena perubahan positif It sebesar 0,86 persen lebih tinggi dibandingkan indeks BPBBM yang mengalami peningkatan sebesar 0,09 persen. Perubahan positif NTUP disebabkan oleh meningkatnya NTUP tiga subsektor, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,16 persen, subsektor peternakan sebesar 0,75 persen, dan subsektor perikanan sebesar 1,13 persen. Sementara itu, NTUP subsektor tanaman pangan dan subsektor hortikultura mengalami penurunan masing-masing sebesar -0,61 persen dan -0,63 persen. Tabel 5 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Sulawei Barat per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, Juni-Juli 2015 (2012=100) Subsektor Juni 2015 Juli 2015 Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan 103,46 102,83-0,61 2. Hortikultura 107,52 106,85-0,63 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 121,49 124,12 2,16 4. Peternakan 108,39 109,20 0,75 5. Perikanan 103,34 104,51 1,13 a. Tangkap 100,79 102,61 1,80 b. Budidaya 108,32 108,24-0,08 Nilai Tukar Usaha Pertanian 111,40 112,26 0,77 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 44/08/76/Th. IX, 3 Agustus 2015 9

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Informasi lebih lanjut hubungi: Drs. Syihabuddin Kepala Bidang Statistik Distribusi e-mail: bps7600@bps.go.id syihab@bps.go.id 10 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 44/08/76/Th. IX, 3 Agustus 2015