III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

DATA PENDUDUK LAHIR-MATI DAN PINDAH-DATANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro

III. METODE PENELITIAN. telah diolah dan diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Lampung Tengah yaitu

III. METODE PENELITIAN. Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan berbagai teori yang

GAMBARAN UMUM. kordinat antara LS dan BT. Batas wilayah. Sebelah Utara kecamatan Punggur dan Pekalongan kabupaten Lampung

KEPUTUSAN WALIKOTA METRO Nomor : /KPTS/SETDA/07/2012 TENTANG WALIKOTA METRO,

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan-hubungan antar variabel secara komprenshif sedemikian rupa agar hasil

BAB III GAMBARAN UMUM PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KOTA DEPOK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memudahkan penulis menganalisis dan menarik kesimpulan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cikal bakal atau embrio Kota Metro bermula dengan didatangkannya para kolonis

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Neg

BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

I. PENDAHULUAN. dilepaskan dari prinsip otonomi daerah. Sesuai dengan amanat Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama

III. METODE PENELITIAN. Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lampung Selatan berupa data PAD

PERATURAN DAERAH KOTA KOTAMOBAGU NOMOR 02 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KOTA KOTAMOBAGU

IV. GAMBARAN UMUM. Lampung, yang memiliki luas wilayah seluas 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11. persen dari luas Provinsi Lampung, dan dibatasi oleh:

Disusun Oleh. Bambang Ali Nurdin PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI ABSTRAK

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk medapatkan data dengan

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data skunder yaitu data

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO

BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM Sekilas Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung. UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara pemerintah pusat dan

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 291 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 290 huruf a, mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melak

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah

Tingkat perbandingan antara potensi, target, dan realisasi retribusi Izin. Mendirikan Bangunan (IMB) Kota Metro tahun yang terdiri dari

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Tim Dosen PPS (2008:20) menyatakan bahwa obyek penelitian

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

BAB IV PENYAJIAN DATA. Kota Metro merupakan salah satu dari dua kota yang ada di Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

WALIKOTA PADANG PANJANG

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH WALIKOTA MADIUN,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Dinas Pendapatan dan. Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjudul pengaruh penagihan tunggakan pajak dengan surat

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian berkaitan dengan prosedur dan teknik yang harus

WALIKOTA LHOKSEUMAWE

IV. GAMBARAN UMUM. 1. Sejarah Singkat Dinas Pasar Kota Bandar Lampung. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengelolaan Pasar. Sebelum terbentuknya Dinas

BAB III METODE PENULISAN. Penulis mendapatkan informasi dan data yang bersumber dari:

PAJAK & RETRIBUSI PARKIR

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KUTAI BARAT NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG PEMERINTAHAN KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar. Karanganyar yang berkedudukan sebagai Dinas Daerah. DPPKAD

Foto Kegiatan Bhabinkamtibmas Jajaran Polres Metro Hari Kamis, 26 Januari 2017

BAB III METODE PENELITIAN. karena itu metode diperlukan dalam suatu penelitian.

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 2009 Nomor 13 Seri A.3

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2006

III. METODE PENELITIAN. pendapatan daerah kota Bandar Lampung tahun Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah di kota Bandar Lampung

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2005

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan data sekunder.

LEMBARAN DAERAH KOTA PALOPO TAHUN 2013 NOMOR 5 SERI E NOMOR 05 PERATURAN DAERAH KOTA PALOPO NOMOR 5 TAHUN 2013

STRATEGI PENINGKATAN RETRIBUSI (JASA) PELAYANAN PASAR KLITIKAN NOTOHARJO DI KOTA SURAKARTA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NO.

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 16 TAHUN

EMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2013 NOMOR 2

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 11 SERI D TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KOTA BONTANG

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Sekretariat Daerah Kota Metro. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Daerah menyelenggarakan

PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN ANGGARAN 2007

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Jenis Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah diolah dan diperoleh dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Metro yaitu berupa data PAD Kota Metro dan data Retribusi Daerah Kota Metro. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Metro Yaitu berupa data PAD Kota Metro, data Penerimaan Retribusi Daerah Kota Metro, data Target dan Realisasi Retribusi IMB. 2. Dinas Tata Kota Metro Yaitu berupa data jumlah Subjek Retribusi dan Bangunan tempat usaha, Bangunan tempat tinggal, Bangunan lain-lain. 3. BPS (Badan Pusat Statistik) Kota Bandar Lampung Yaitu berupa gambaran umum tentang daerah Kota Metro (Metro dalam angka). Ditambah data yang di peroleh dari studi pustaka yang akan digunakan untuk menerangkan kondisi yang dihadapi sehingga dapat diperoleh solusi yang terbaik yaitu dengan mempelajari literatur karya ilmiah, dan bacaan lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

36 B. Alat Analisis Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis kualitatif dan kuntitatif. 1) Analisis Kualitatif Yaitu menganalisa masalah dan mencari pemecahannya dengan menggunakan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 2) Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung tentang potensi retribusi IMB serta kontribusi IMB terhadap PAD Kota Metro sesuai data yang ada dengan menggunakan metode deskriptif. a. Analisis Regresi Linier Sederhana Untuk mengetahu perkiraan besarnya potensi penerimaan retribusi IMB di Kota Metro tahun 2004-2008, maka digunakan analisis Regresi Linier Sederhana. Menurut Sugiyono persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi (ramalan) bagaiman dalam variabel dependen akan terjadi bila dalam variabel independen ditetapkan, adapun rumusnya sebagai berikut : Y = a + bx a b 2 Y X X XY 2 n X 2 n n XY X Y X 2 2 X

37 Keterangan : Y a b X = Subyek dalam variabel yang diprediksi = Harga Y = Angka arah atau koefisien regresi = Subyek pada variabel indpenden yang mempunyai nilai tertentu (Sumber : Sugiyono, 2006 : 244) b. Perhitungan Potensi penerimaan retribusi IMB dari trend digunakan persamaan sebagai berikut : TR = P x Q Keterangan : P = Harga per meter2 luas bangunan Q = Jumlah luas bangunan per meter 2 (Sumber : Diefta Prima, Skripsi 2009 : 38) Menurut Nazir (2003:560) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa masa sekarang. Alat analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif sebagai prosedur pemecahan permasalahan yang akan diteliti dengan menggambarkan objek penelitian berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan secara utuh dengan menggunakan analisis berikut ini. Kontribusi retribusi IMB terhadap Pendapatan Asli Daerah digunakan rumus sebagai berikut : Kontribusi Realisasi Penerimaan Realisasi Penerimaan Retribusi IMB x100%

38 Tabel 6. Skala Interval Kontribusi Persentase Tingkat Kontribusi 0,00 10,00 % 10,01 20,00 % 20,01 30,00 % 30,01 40,00 % 40,01 50,00 % Di atas 50 % Kriteria Kontribusi Sangat Kurang Kurang Sedang Cukup Baik Baik Sekali Sumber : Tim Litbang Depdagri-Fisipol UGM, 1991 dalam (Hery, 2006:34) Sedangkan untuk kesesuaian antara rencana dan realisasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Realisasi Ketepatan atau tingkat pencapaian = x100% Target (Ibnu Syamsi, 1988 : 209) a. Menurut penelitian maka penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dapat diketahui dengan menggunakan perhitungan di bawah ini : Total Penerimaan = LB x Jml.Tk Bangunan x Tarif Bangunan (Sumber : Perda Kota Metro Nomor 01, 2005 pasal 17). Keterangan : LB = Luas Bangunan (M 2 )

39 C. Lokasi Penelitian Dapat dilihat dalam Gambar 2 dibawah ini

40 Lokasi penelitian dilakukan di seluruh kecamatan di kota Metro. 1. Kecamatan Metro Pusat Kecamatan Metro Pusat merupakan daerah yang sebagian besar digunakan sebagai daerah perdagangan, dikarenakan banyaknya bangunan seperti ruko bertingkat. Kecamatan Metro Pusat memiliki luas wilayah yaitu 11,71 km² dengan jumlah penduduk 42.361 jiwa, ini merupakan kecamatan yang paling banyak penduduknya di bandingkan kecamatan lain. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Metro, Kecamatan Metro pusat hanya untuk pusat pertokoan, perdagangan skala kota, pusat pemerintahan dan kawasan pemukiman penduduk tersebar di setiap kecamatan di Kota Metro. 2. Kecamatan Metro Selatan Kecamatan Metro Selatan memiliki luas wilayah yaitu 14,33 km² dengan kawasan permukiman kepadatan sedang karena kecamatan ini memiliki jumlah penduduk tekecil yaitu sebesar 11.199 jiwa. Berdasarkan Tata Ruang Kota Metro wilayah ini sebagian besar terdapat area persawahan 3.519 hektar. 3. Kecamatan Metro Timur Kecamatan Metro Timur memiliki luas wilayah yaitu 11,78 km² dengan jumlah penduduk sebesar 27.010 jiwa. Kecamatan Metro Timur ditetapkan sebagai kawasan pendidikan dan kawasan fasilitas sosial tersebar di seluruh kecamatan sesuai kebutuhan. 4. Kecamatan Metro Barat Kecamatan Metro Barat memiliki luas wilayah yaitu 11,28 km² ini merupakan wilayah terkecil berdasarkan luasnya, dengan jumlah penduduk sebesar 18.408 jiwa.

41 5. Kecamatan Metro Utara Kecamatan Metro Utara memiliki luas wilayah 19,64 km² dengan jumlah penduduk sebesar 19.470 jiwa. Berdasarkan Tata Ruang Kota Metro kawasan ini sebagian besar digunakan sebagai pusat industri dan pergudangan. D. Gambaran Singkat Objek Penelitian 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Metro. a. Sejarah Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah Kota Metro Dalam perkembangannya Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan dan Aset Daerah Kota Metro ini telah mengalami beberapa kali perubahan status. Pada awal berdirinya kantor ini merupakan kantor DIPENDA ( Dinas Pendapatan Daerah) Lampung Tengah. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 1 Tahun 2000, tentang Susunan Kelembagaan Pemerintah Kota Metro, maka DIPENDA (Dinas Pendapatan Daerah) diubah menjadi BAPDA ( Badan Pendapatan Daerah). Kemudian pada tanggal 24 Juni 2003, sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 3 Tahun 2003, tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Metro, maka BAPEDA ( Badan Pendapatan Daerah) diubah kembali menjadi DIPENDA (Dinas Pendapatan Daerah). Perubahan terakhir terjadi pada tahun 2008, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Metro yang dibuat eksekutif oleh Pemerintah Kota Metro bersama DPRD Kota Metro, yang mengubah status Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA) menjadi Dinas Pendapatan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Metro.

42 Dinas ini terbentuk dari penggabungan tiga organisasi ke dalam 1(satu) dinas, yaitu : 1. Dinas Pendapatan Daerah 2. Badan Keuangan Daerah 3. Bagian Perlengkapan b. Tugas dan Fungsi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Metro. Berdasarkan Peraturan Walikota Metro Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Daerah, Dinas Pendapatan Pengelolaan Aset daerah Kota Metro mempunyai tugas pokok, melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang Pendapatan, Anggaran, Perbendaharaan, Belanja Pegawai dan Aset. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dinas Pendapatan Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah menyelenggarakan fungsi : 1. Perumusan kebijakan teknis dibidang Pendapatan, Anggaran, Perbendaharaan, Belanja Pegawai dan Aset. 2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang Pendapatan, Anggaran, Perbendaharaan, Belanja Pegawai dan Aset. 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pendapatan, Anggaran, Perbendaharaan, Belanja Pegawai dan Aset. 4. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas 5. Pelaksanaan tugas Lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

43 c. Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Metro. Susunan organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Metro adalah terdiri dari : 1. Kepala Dinas 2. Sekretaris a) Sub bagian perencanaan b) Sub bagian keuangan c) Sub bagian bagian umum dan kepegawaian 3. Bidang Pendapatan a) Seksi pendataan dan penetapan b) Seksi penagihan dan keberatan c) Seksi pembukuan dan pelaporan pendapatan 4. Bidang Anggaran a) Seksi pelaksanaan anggaran b) Seksi akuntansi c) Seksi pengendalian 5. Bidang Perbendaharaan dan Belanja Pegawai a) Seksi perbendaharaan dan verifikasi b) Seksi belanja pegawai c) Seksi kas daerah 6. Bidang Aset a) Seksi analisis kebutuhan dan standar harga b) Seksi pengadaan c) Seksi distribusi dan penyimpanan

44 E. Fungsi Dinas Tata Kota Kota Metro Berdasarkan keputusan Walikota Metro Nomor 19 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Daerah, dalam melaksanakan tugasnya Dinas Tata Kota Metro memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Perumusan kebutuhan teknis di bidang pelaksanaan perkotaan, lingkungan hidup, hutan kota dan pertamanan. 2. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang perkotaan, lingkungan hidup, hutan kota, dan pertamanan. 3. Penyelenggaraan tata usaha dinas sesuai dengan peraturan dan ketetapan yang berlaku dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. 4. Pengevaluasian hasil pelaksanaan kegiatan di bidang pelaksanaan perkotaan, lingkungan hidup, hutan kota, dan pertamanan. 5. Penyelenggaraan pembinaan unit pelaksanaan teknis daerah. F. Gambaran Singkat Kota Metro Wilayah Kota Metro terletak pada bagian tengah Propinsi Lampung yang meliputi areal daratan seluas 68,74 Km² dengan ibukota Metro. Pada tanggal 27 April 1999, Kota Metro diresmikan sebagai daerah otonom berdasarkan UU No. 12 Tahun 1999, pada saat diresmikan Kota Metro terdiri dari 2 kecamatan yang meliputi 6 kelurahan dan 6 desa. Kemudian Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro No. 25 Tahun 2000 tentang Pemekaran Kelurahan dan Kecamatan di Kota Metro, wilayah administrasi Pemerintah Kota Metro di mekarkan menjadi 5 kecamatan yang meliputi 22 kelurahan dengan luas wilayah masing-masing kecamatan sebagai berikut :

45 1. Metro Pusat 1) Kelurahan Metro 2) Kelurahan Imopuro 3) Kelurahan Hadimulyo Barat 4) Kelurahan Hadimulyo timur 5) Kelurahan Yosomulyo 2. Metro Barat 1) Kelurahan Ganjar Agung 2) Kelurahan Ganjar Sari 3) Kelurahan Mulyojati 4) Kelurahan Mulyosari 3. Metro Timur 1) Kelurahan Iring Mulyo 2) Kelurahan Yosodadi 3) Kelurahan Yosorejo 4) Kelurahan Tejosari 5) Kelurahan Tejo Agung 4. Metro Selatan 1) Kelurahan Sumbersari 2) Kelurahan Rejomulyo 3) Kelurahan Margorejo 4) Kelurahan Margoadi

46 5. Metro Utara 1) Kelurahan Banjarsari 2) Kelurahan Purwasari 3) Kelurahan Purwoasri 4) Kelurahan Karang Rejo